Share

37. Pengakuan Erwin

Akhirnya, setelah berganti angkot satu kali lagi, Laureta pun turun dan berjalan kaki menuju ke café tempat favoritnya. Ia segera memesan jus stroberi dengan toping es krim vanilla.

Selesai membayar, Laureta hendak duduk. Namun tiba-tiba, ia terdiam.

Erwin sedang duduk di sana sambil mengetik sesuatu di laptop. Pria itu mendongak, lalu pandangan mata mereka berserobok. Debar jantung Laureta seketika bertalu-talu di dadanya.

Ia baru ingat jika tadi pagi Erwin menyuruhnya untuk menemuinya di tempat ini. Laureta benar-benar lupa. Ia malah sungguhan datang ke sini, padahal ia tidak bermaksud untuk menemui pria itu.

Laureta membalikkan badannya. Ia hendak membungkus minumannya dan segera pergi dari sini. Namun, Erwin bergerak cepat. Ia menghampiri Laureta dan tahu-tahu pria itu sudah berdiri menjulang di sebelahnya.

Laureta terpaksa berbicara dengannya. “Apa yang kamu lakukan di sini?”

“Aku menunggumu sejak tadi. Kenapa kamu baru datang sekarang?” protes Erwin.

Nada bicaranya sama saja sep
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status