Setelah acara pernikahan selesai dan hari juga sudah sangat sore, saat ini keluarga Delamo, Bu Hasna dan juga Gadis tengah duduk di ruang keluarga untuk membicarakan perihal pergantian pengantin tersebut.
"Alex, apa kamu tidak keberatan kan jika Gadis sekarang menjadi istrimu?" tanya papa Jhon.Pria itu menatap sekilas ke arah sang papa. "Tidak penting mau diganti atau tidak. Lagi pun aku tidak kenal dengan calon pengantinnya," jawabnya dengan nada dingin. Sebab Alex rasa, mau pengantinnya Cempaka atau Gadis, sama saja. Dia menikah hanya karena mewujudkan keinginan kedua orang tuanya saja.Gadis mendelik dengan tajam saat mendengar penuturan pria tampan tersebut. "Ciih! Songong sekali pria ini!" gerutunya di dalam hati."Loh ... kamu mau ke mana, Lex?" tanya papa Jhon saat melihat putranya berdiri."Masih banyak kerjaan yang lebih penting dari ini." Dia memberikan pandangannya ke arah asistennya yang bernama Asoka.Pria itu pun yang mengerti segera menganggukkan kepala lalu menatap kearah Gadis. "Nona, mari ikut ke kota! Cepatlah berkemas Nona, sebab Tuan muda tidak suka untuk menunggu." Setelah mengatakan itu Asoka pergi dari sana.Gadis menahan kekesalannya, entah dia bermimpi apa semalam harus menikah dengan pria sedingin es batu seperti Alex. Gadis tidak tahu saja jika Alex adalah seorang CEO ternama di negara itu, bahkan dia adalah salah satu anggota mafia."Maafkan Alex ya, Gadis, sikapnya memang sangat dingin dan dia irit bicara, jadi Mama harap kamu bisa menyesuaikan diri dengannya." Gadis mengangguk, kemudian berjalan menuju kamar untuk mengepasi barang-barangnya setelah selesai Ia pun berpamitan kepada Ibu Hasna.Selama dalam perjalanan Gadis duduk di sebelah Alex. Tetapi pria itu hanya diam sambil menatap jalanan yang dilewatinya tanpa berkata sepatah kata pun.'Dia ini manusia atau patung sih? Sudah dua jam perjalanan, tapi tidak berbicara apa-apa. Tampan dan berwibawa sih, sayang sikapnya sangat dingin. Sudahlah, lebih baik aku tidur.' Gadis pun memejamkan matanya.Mobil telah sampai di sebuah rumah yang mewah dan megah, sampai membuat Gadis pun tercengang. "Wahh! Tante, ini istana siapa? Indah dan megah sekali?" Gadis menatap penuh binar ke arah bangunan megah yang berada dihadapannya."Ini rumah Mama, dan kamu akan tinggal di sini," ucap mama Indah sambil mengajak Gadis untuk masuk ke dalam.Sementara Alex berlalu begitu saja tanpa memperdulikan Gadis. Dia berjalan dengan wajah dingin dan arogant-nya, hingga membuat para pelayan yang ada di sana menundukkan kepala dengan hormat.Dia masuk ke dalam kamar dan hendak membersihkan diri, karena jam juga sudah menunjukkan pukul 21.00 malam."Mau ngapain kau di sini?" kaget Alex saat melihat Gadis yang sudah berada di dalam kamarnya."Tadi mama Indah menyuruh aku untuk tidur di sini. Waah! Ranjang nya besar sekali? Sepertinya sangat empuk." Wanita itu pun langsung merebahkan tubuhnya di atas ranjang berukuran king size milik Alex.Alex benar-benar tak suka dengan sikap lancang dari Gadis, dia melipat tangannya di depan dada dengan tatapan yang begitu tajam bak seekor elang yang siap memangsa. "Turun!" titahnya dengan nada yang begitu datar."Aku lelah, dan aku ingin--""Turun!" bentaknya kembali dengan nada yang begitu sangat tegas, membuat nyali Gadis seketika menciut. Akhirnya dia pun turun dari ranjang.''Dasar suami pelit!'' gerutu gadis dengan suara yang lirih, kemudian dia menatap ke arah Alex. "Ada yang ingin aku bicarakan, ini sangat penting Om.""Apa! Aku tidak mempunyai banyak waktu," jawabnya dengan acuh terkesan tak perduli.'Memangnya waktu dia semahal apa, sampai berbicara dengan istri sendiri saja seperti berbicara dengan Presiden?' Gadis merasa kesal dengan sikap Alex."Begini Om. Aku ingin kita mengadakan perjanjian.""Hm." Alex duduk di tepi ranjang tampak tak tertarik dengan ucapan dari wanita yang sudah menyandang status sebagai nyonya Delamo.Kemudian Gadis menyerahkan secarik kertas yang sudah ia tulis sebelum berangkat ke rumah Alex, tetapi pria itu enggan membacanya, membuat wanita tersebut semakin dilanda kekesalan."Ayo baca, Om!" Gadis menyodorkan kertas tersebut, tetapi Alex masih enggan untuk menerimanya."Tak penting," jawabnya dengan begitu enteng."Tapi ini penting untukku." Lalu Gadis pun membacakan poin-poin tentang perjanjian pernikahan mereka, di mana Alex tidak boleh berselingkuh darinya, dia juga harus mengizinkan Gadis untuk bekerja.Tanpa memperdulikan ucapan Gadis, Alex langsung beranjak dari duduknya. "Om, Anda mau ke mana? Jawab dulu dan tanda tangani dulu! Jangan main pergi gitu aja dong." Wanita itu menghadang langkah Alex yang hendak keluar dari kamar."Poin-poin yang kau ucapkan itu tidaklah penting. Menyingkirlah! Karena aku tidak peduli dengan kehidupanmu! Kau hanyalah istriku dan tidak berhak mengatur hidupku!" Dia sama sekali tidak tertarik dengan perjanjian yang ditulis oleh Gadis.Pria itu berlalu begitu saja keluar dari kamar menuju ruang kerjanya, karena ada beberapa kerjaan yang harus dia selesaikan."Asok, selidiki tentang wanita itu!" titah Alex sambil duduk di kursi kebesarannya dengan gaya yang berwibawa."Maksud Anda, Tuan?"Alex hanya menatap tajam, membuat Asoka mengangguk paham orang yang di maksud oleh bosnya. Setelah selesai dia pun pamit dari sana.Sementara, selesai membersihkan diri, Gadis terlihat sedikit cemas memikirkan malam pertamanya bersama dengan Alex. Namun seketika wanita itu menepisnya dengan kasar. "Tidak mungkin jika dia akan menyentuhku. Dia saja tidak tertarik dengan pernikahan ini. Lebih baik aku tidur saja, hooaam!" Wanita itu menguap dengan mata yang sudah mengantuk.Berjalan ke arah ranjang dan merebahkan tubuhnya begitu saja. Dia tidak tahu kesalahan fatal apa yang telah dibuatnya, karena Alex paling tidak menyukai orang yang tidur di atas ranjangnya tanpa izin.Tepat jam 22.00 malam Alex kembali ke kamar, dia melihat Gadis sedang terlelap di atas ranjangnya. Tampak wajah pria itu sangat kesal, dia menarik selimut yang sedang membalut tubuh Gadis dengan kasar, sehingga membuat wanita itu seketika langsung terjaga."Turun!" titahnya dengan tatapan yang begitu dingin, bahkan AC di sana saja mengalahkan dinginnya sikap Alex."Tapi aku ngantuk Om. Aku mau tidur." Gadis kembali ingin merebahkan tubuhnya, tetapi tangannya langsung ditarik oleh Alex."Jangan pernah tidur di ranjangku, karena aku tidak akan pernah sudi untuk tidur denganmu! Ingat! Kau hanyalah istriku, tapi sebatas di atas kertas." Alex berkata dengan nada yang begitu angkuh, dia bahkan tidak peduli dengan setiap kata yang terlontar dari mulutnya apakah akan menyakiti perasaan Gadis atau tidak."Anda tidak bisa begitu dong, Om!" Gadis tidak terima, dia merasa Alex terlalu berlebihan. "Sudahlah, ini kan sudah sangat malam aku mengantuk Om pengen tidur."Tanpa menjawab, Alex langsung menunjuk ke arah sofa. Dia mengambil selimut dan bantal lalu melemparkannya pada Gadis. "Maksudnya aku tidur di sana?" tanyanya tak percaya.Alex tak menghiraukan ucapan wanita tersebut, dia langsung merebahkan tubuhnya begitu saja di atas ranjang setelah mengambil selimut yang baru."Jangan pernah berharap aku akan menyentuhmu! Karena aku tidak peduli dengan pernikahan ini. Dan jangan pernah kau mencampuri urusanku," ujarnya dengan nada menekan, setelah itu dia pun memejamkan matanya.BERSAMBUNG.....12 tahun sudah berlalu, kini keluarga Gadis dan Alex sudah bahagia bersama kedua anaknya, bahkan saat ini Gadis sedang mengandung anak ketiga dan baru menginjak 5 bulan.Gara saat ini sudah dewasa, dia sudah kuliah di salah satu Univercity di Amerika, yaitu UNSAN tempat Gadis kuliah dulu dan menimba ilmu di sana.Dan Cesa adik Gara, kini berusia 14 thun kelas 3 SMP. Dan sebentar lagi akan lulus dan masuk ke SMA.Semua sudah bahagia bersama pasangannya masing masing, begitu pun dengan Bas dan Vio, mereka juga sudah mempunyai 2 anak yang 1 sudah kelas 1 SMP dan yg kedua kelas 5 SD. Vio tinggal di rumah yang Bas pernah tempati Dulu bersama Siska.🍀🍀🍀🍀🍀🍀2 Tahun sudah Gara tak pulang ke indonesia, sebab kuliahnya dan pekerjaannya sangatlah membuat dia sibuk, hingga tak sempat untuk pulang ke rumah.Pesawat mendarat dengan mulus di bandara Soekarno Hatta. Seorang pria tampan yang menjadi idola banyak wanita turun dari pesawat dan langsung keluar bandara, dimana seorang supir sudah
Tidak terasa Vio sudah bekerja dengan Bas selama 3 bulan lamanya. Bahkan mereka semakin dekat, dan Bas juga mulai membuka hatinya kembali, hingga ia pun melamar Vio beberapa hari yang lalu . Bahkan Vio diminta Bas untuk menempati salah satu apartemennya...Pagi ini Vio sudah bangun dan menyiapkan sarapan yang akan dia bawa ke kantornya untuk Bas. Vio memasak nasi goreng dengan telur dadar. Setelah semua siap Vio pun berangkat, tapi baru saja ia sampai loby Apartemen, tiba-tiba Bas muncul di balik mobil mewahnya.Bas kemudian mengajak Vio untuk masuk kedalam mobil. ''Queen, itu apa?'' tunjuknya ke arah kotak yang di pegang Vio.''Ini aku buatin hubby sarapan. Sebagai ucapan terimakasih karena sudah ngizinin aku tinggal di apartemen.'' jelas Vio.''Wah kebetulan dong! Aku belum sarapan sayang.''''Yasudah, nanti makan di kantor ya," ujar Vio.Bas menggeleng dengan cepat. ''Aku mau di sini saja. Kamu suapi aku.'' Vio pun mengangguk, lalu membuka kotak itu dan mulai menyuapi Bas dengan
''Ma, aku mau nanya sesuatu deh sama Mama?'' tanya Gadis saat mereka berada di restoran ''Apa sayang?''''Itu Ma, kak Bas apa belum punya calon lagi ya?"''Eum, kayaknya sih belom. Soalnya dia gak pernah tuh bawa atau ngenalin ceweknya sama Papa Mama," jelas Mama Intan.Gadis manggut manggut. ''Emang kenapa sih sayang?'' heran Mama.''Nggak apa-apa sih Ma. Cuma penasaran aja sama percintaan kakak tersayang ku itu."Mama menggelengkan kepalanya dengan heran. Dari dulu Gadis selalu saja kepo dengan urusan percintaan Bas.Gadis mengedarkan pandangannya ke segala sisi restoran. Saat matanya tertuju ke pintu masuk, dia kaget sebab Kakaknya masuk dengan seorang perempuan cantik. Tapi melihat dari interaksi keduanya sepertinya mereka bukan sepasang kekasih, tapi lebih ke atasan dan bawahan.''Kak!'' teriaknya memanggil Bas.Bas menoleh ke sumber suara, soalnya dia seperti mengenali suara tersebut. Dan benar saja, saat Bas menengok ternyata ada Mama dan adiknya yang sedang berada di retoran
Malam ini semua sudah berkumpul di ruang tamu, bahkan Bas dan pak Hendrik, pengacara keluarga Bramantyo pun sudah hadir di sana. Sedangkan Gara dan Cesa sedang bermain di taman belakang bersama Mama dan Bik Irah.''Pa, ayo katakan ada apa?'' tanya Gadis dengan nada tak sabar.''Kamu ini Dek, gak sabaran sekali sih," ledek Bas sambil menggelengkan kepalanya.''Yeee Kakak. Bukannya gitu Kak, aku hanya penasaran saja."''Sudah, sudah. Papa akan bicara ... jadi begini, Papa kan sudah tua, umur Papa sudah tak muda lagi, dan cuma kalianlah anak anak Papa. Dan kalian tentu tahu kekayaan Papa seberapa banyak,'' ujar Papa.Gadis dan Bas mengerutkan dahinya bersamaan. ''Jadi, apa hubungannya dengan kami?'' tanya Bas dengan heran.''Papa akan membagi warisan untuk kalian. Itu sebabnya, Papa meminta Gadis untuk pulang ke Mansion.'' "Oooowwwhh," ucap Gadis dan Bas bersamaan.''Papa akan membagi adil bagian kalian! 50% untuk Gadis dan 50% untuk Bas."''Papa akan memberikan perusahaan BM Group pada
''Cucu Oma!" seru Mama Intan saat melihat Gara dan Cesa sampai di Swiss.Gadis mencium tangan kedua orang tuanya, lalu memeluk mereka. Dan Alex pun melakukan hal yg sama, setelah itu mereka ke ruang tamu.''Pa, sebenarnya ada apa? Kenapa Papa sampai nyuruh aku pulang?'' tanya Gadis dengan tak sabar.Papa terkekeh pelan mendengar pertanyaan putrinya. ''Kamu ini, gak sabaran amat sih? Baru aja dateng, masa udah nanya aja?'' heran Papa''Ya habis aku penasaran tahu Pa. Ayolah Pa, katakan saja.'' pinta Gadis sambil bergelayut manja di lengan Papanya.''Iya nanti ya. Kamu kan baru sampai. Sebaiknya istirahat dahulu," ujar Papa sambil mengecup kening putri kesayangan nya itu.''Momy kayak anak kecil deh? Masa manja banget sama Opa?'' ucap Gara dengan gelengan kepala, saat melihat Gadis begitu manja pada Papa.''Memangnya kenapa? Apa cuma kamu dan Cesa saja yang bisa manja Boy, sama Momy? Momy juga bisa dong," ledek Gadis.''Tapi, kenapa gak sama Dady?'' tanya Gara kembali dengan mata yg mas
Siang ini Gadis, Alex dan Gara bersama Cesa sudah berada di bandara. Mereka akan menjemput Mama yang baru saja pulang dari liburannya di rumah Rehan yang berada di jerman.''Oma!" seru Gara dan Cesa, saat Mama Indah masuk kedalam mobil.'' lHallo cucu-cucu kesayangan Oma. Bagaimana kabar kalian?'' tanya Oma sambil memangku Cesa di jok belakang.''Baik Oma, Gara kangen banget sama Oma.''''Oma juga sayang. Kamu gimana Baby, kangen gak sama Oma?'' tanya Oma menjawil pipi Cesa.Cesa mengangguk. ''Kangen Oma.''Mobil pun melaju meninggalkan bandara. Dan selama di dalam mobil, Gara dan Cesa selalu bertanya pada Mama Indah, sehingga membuat wanita itu sedikit pusing di buatnya.Sedangkan Gadis dan Alex tersenyum melihat kebahagiaan keluarga kecilnya. Mereka berharap kalau kebahagiaan itu, akan mereka rasakan selamanya.Tiba tiba ponsel Gadia berbunyi, dan ternyata dari Papa Wahyu.''Hallo, Pa.''''Emang ada apa, Pa?''''Eum, begitu ... Ya sudah, nanti aku usahakan secepatnya untuk pulang Pa