แชร์

𝗕𝗔𝗕 𝟭𝟮. Aku Ingin Pisah

ผู้เขียน: Bayang Cermin
last update ปรับปรุงล่าสุด: 2025-05-27 10:02:39

"Jawab aku Mas! Atau aku ingin kita pisah."

Ucapan Nadine menghantam jiwa Erlan. Namun Erlan mencoba bersikap tenang. Pikirannya masih mengingat, karena rasa penasaran yang mendera. Hingga lamban laun ia dapatkan ingatannya sedikit demi sedikit.

"Aku memang minum sendirian. Tapi entah kenapa, gak biasa aku minum seperti itu. Gak biasa aku mabuk sampai gak sadar diri," ucapnya sambil tangannya memijat kening.

"Seingat aku ada dua wanita menolong aku, saat aku hampir jatuh. Tapi siapa?"

Erlan bergumam sendiri. Nadine mencoba menjadi pendengar setia tanpa komentar. Ia hanya memandang sang suami dengan kepedihan hatinya. Ia memang belum siap menerima pengakuan Erlan, tapi ia harus tahu itu. 'Aku harus kuat.'

"Yah, itu memang Delia salah satu wanita itu. Tapi ... tapi yang satu itu kok seperti Sandra yah? Mereka membawa aku ke hotel itu. Aku seperti setengah sadar."

"Tapi ... tapi gak mungkin Sandra. Untuk apa Sandra lakukan itu?"

"Jadi Mas Erlan gak sadar, kalau udah tidur d
อ่านหนังสือเล่มนี้ต่อได้ฟรี
สแกนรหัสเพื่อดาวน์โหลดแอป
บทที่ถูกล็อก

บทล่าสุด

  • Istri yang Kau Tuduh Tidak Perawan Ternyata Kaya Raya   BAB 85. Berita Viral

    "Atas bukti-bukti yang diserahkan saudara Natasya Samantha Kenrick, maka kami menolak permohonan tergugat saudari Helena untuk pengalihan perusahaan milik keluarga Kenrick. Dan memutuskan, perusahaan tersebut bukanlah hak waris gono gini dari pernikahan saudara Aldiano, sebagai anak angkat." "Tapi perusahaan Global Pratama adalah hak pewaris tunggal saudari Natasya Samantha Kenrick. Dan tentang anak asuh, di jatuhkan ke Saudara Aldiano. Karena beberapa bukti foto-foto yang diberikan oleh saudari Natasha, kekerasan fisik pada sang anak. Maka kami memutuskan untuk penangkapan saudari Helena atas penculikan terhadap saudari Natasya!" TOK! TOK! TOK! Helena terperanjat. Tangisnya pecah sambil terduduk lemas. Dasar pengacara tolol!" pekiknya. "Maaf Bu, saya mengaku kalah, karena adanya wanita itu. Ini diluar strategi saya Bu. Saya gak menyangka kalau Bapak Stev mempunyai anak kandung," ujar penasehat hukum dengan rasa malu mengakui kekalahannya. "Udah! Gak perlu bicara lagi.

  • Istri yang Kau Tuduh Tidak Perawan Ternyata Kaya Raya   BAB 84. Di Ruang Sidang

    Di ruang sidang pengadilan agama terlihat begitu menegangkan. Terlihat hakim duduk di tengah-tengah para penuntut umum. "Yang Mulia, klien kami bernama Helena Marina adalah istri sah dari Bapak Aldiano. Beliau sudah berkontribusi secara signifikan selama mendampingi Bapak Aldiano suaminya dalam pengurusan perusahaan Global Pratama." Penasihat hukum Helena, melanjutkan. "Jadi saya selaku penasihat hukum, membenarkan, dan wajar bagi saya, kalau saudari Helena meminta haknya disatu perusahaan itu. Karena beliau tidak menuntut perusahaan-perusahaan yang lain," ujar kuasa hukum Helena membenarkan Aldiano duduk dengan tegang, didampingi seorang penasehat hukum. Guratan emosi yang terpendam terlihat di wajahnya, atas apa yang diminta harta gono gini istrinya. Hak asuh anak dan satu perusahaan yang paling besar. kilatan blitz saling saling menyambar dari berbagai arah. Beberapa wartawan membidikkan kamera. Perusahaan yang terbesar di kota Khalhera yang ingin diambil alih, membuat suas

  • Istri yang Kau Tuduh Tidak Perawan Ternyata Kaya Raya   BAB 83. Adegan Mengharukan

    "Kenapa tiba-tiba ada surat DNA itu atas nama aku? Karena aku nggak pernah memberikan sampel tes DNA di rumah sakit,." Nadine yang hanya diam, akhirnya buka suara. Ia masih tidak percaya dengan apa yang didengar dari cerita Pamela. Nadine ... Mama cuma minta satu hal, dengarkan penjelasan Mama, dan percaya kata-kata Mama," ucap Pamela dengan suara lembut. "Soal surat DNA, sebenarnya sudah lama, Papa kamu ambil sampel itu. Papa kamu sudah tahu sejak kamu di rawat di rumah sakit ini. Apa kamu lupa kalau kamu pernah mendonorkan darah buat Mama?" Nadine diam, seolah mengingat-ingat sesuatu. "Kalau sudah tahu, kenapa kalian diam aja. Kenapa gak bilang ke aku waktu itu?" "Nadine, Kamu nggak ngerti perasaan Mama dan Papa. Betapa kami takut kehilangan kamu untuk yang kedua kalinya. Kami takut kamu seperti ini, gak mau terima kami, gak mau percaya kami, lalu kamu pergi lagi dari kami," lanjut Pamela. Nadine menatap lurus ke langit-langit kamar. Rasanya ingin ia percaya, tapi rasa ragu ma

  • Istri yang Kau Tuduh Tidak Perawan Ternyata Kaya Raya   BAB 82. Di rumah Sakit

    "Lu itu siapa? berani nantang gue? Heh?!" BRUK! Tendangan maut Aldiano, dari belakang menumbangkan tubuh pria itu hingga Terhempas ke depan. Stev pun tersungkur ke lantai. Aldiano menarik tangan Stev. "Papa! Papa gak apa-apa kan?" "Nggak, Papa ngga apa-apa." jawab Stev, wajahnya masih terlihat pucat penuh ketakutan. Ia tidak akan takut, apa bila sedang membelah tubuh pasien, dan itu sudah ratusan kali ia lakukan. Bahkan ribuan kali. Karena dirinya memang dokter bedah. Tapi kalau untuk berkelahi, pria itu belum pernah. "Yaudah, sekarang ikat mereka semua. Dan telpon polisi!" tukas Aldiano memberi perintah ke Pak Rusdi dan Pak Sebastian. "Ayo Nadine, habis dari kantor polisi, kamu sama Pak Darman pulang yah. Aku akan urus semua ini di kantor polisi." lanjut Aldiano. Namun, Nadine diam tidak menjawab. Matanya menatap kosong ke depan. "Pak, orang ini masih gak pake cd nya. Apa perlu suruh dia pake dulu?" tanya Rusdy menunjuk ke salah satu pria yang tadi antusias melecehkan Nadi

  • Istri yang Kau Tuduh Tidak Perawan Ternyata Kaya Raya   BAB 81. Perkelahian di Villa

    "Oke manis, gue akan membuka sapu tangan ini di mulut lu. Biar suara lu meminta tolong itu terdengar seksi. Karena nggak ada satu orang pun yang dengar teriakan lu! Ha! Ha! Ha!" Setelah sapu tangan ditarik dari mulutnya, Nadine, menghela nafasnya panjang. Seolah baru terlepas dari ruang yang begitu pengap. Lalu ia berteriak. "Tolooooong! Toloooooong! Aarrrrrrgh!" "Ayo! Ayo! Teruslah berteriak. Berteriak sepuasnya! Ha! Ha! Ha! Gue suka teriakan lu!. Semakin menambah gairah gue!" Di bawah, Aldiano tidak dapat menahan amarahnya. Ia berlari ke atas. Tidak mengindahkan larangan dari Pak Rahman. Karena awal rencananya bukan seperti ini. Pak! Pak Aldiano! Jangan Pak. Biar Rusdi dan Sebastian yang urus di atas!" "Aaarrrgh.Peduli apa. Aku gak peduli," ucap Aldiano menghentakkan tangan Pak Rahman, lalu lari naik ke atas. Suara Stev di mikrofon menyerupai headset, hanya didengar oleh Pak Rahman. Karena yang lainnya sedang sibuk di lantai atas. "3 orang masuk ke dalam villa. Harap berhati-

  • Istri yang Kau Tuduh Tidak Perawan Ternyata Kaya Raya   BAB 80. Di Villa Tua

    "Eh, liat disana. Di jendela Villa itu sepertinya tadi ada yang mengintip," ujar Rusdi melalui mikrofon di telinganya. Membuat semua mata secara perlahan melirik ke jendela villa itu. Mereka melihat siluet bayangan samar berdiri di balik jendela.Sebastian yang menyamar jadi tukang bakso berdiri tidak jauh dari gudang itu, seolah-olah ia sedang menunggu pelanggan.Dan Rusdi yang menyamar menjadi tukang es krim, berdiri disebelah villa, sambil berteriak, "Es krim! Es krim! Yang seger-seger! Es krimnya Neng!"Hari menjelang sore. Kabut tipis melambai-lambai menguarkan udara dingin. Aldiano meneropong dari dalam mobil dengan jarak agak jauh. Disampingnya Stev duduk sambil sibuk jarinya mengetik di atas laptop, memantau situasi CCTV yang terpasang di setiap gerobak bakso dan es krim. "Seorang pria masuk ke dalam villa. Dicopy!" ucap Rusdi masih berdiri di samping gerobak es krim. menjadikan yang lain menoleh ke arah villa. Gerimis hujan mulai turun. Jam menunjukkan pukul 15.45. Pak Rahm

บทอื่นๆ
สำรวจและอ่านนวนิยายดีๆ ได้ฟรี
เข้าถึงนวนิยายดีๆ จำนวนมากได้ฟรีบนแอป GoodNovel ดาวน์โหลดหนังสือที่คุณชอบและอ่านได้ทุกที่ทุกเวลา
อ่านหนังสือฟรีบนแอป
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status