"Kamu sudah ga punya dua keistimewaan sebagai wanita! Kamu pikir aku dan keluargaku gila mau menjadikanmu istriku, hmm?" Jika Aida Tazkia bukan anak orang kaya, dirinya juga tak memiliki bentuk tubuh yang sesuai dengan kriteria Reiko Byakta Adiwijaya, apalagi keluarga Reiko juga bukan orang gila yang mau menjadikannya istri Reiko, lalu kenapa pria itu tetap menikahinya? Banyak pertanyaan di benak aida tentang rahasia Reiko Ada juga ketakutan yang hinggap dalam benaknya tentang biduk rumah tangga yang akan dijalaninya. Akankah Aida bisa lepas dari belenggu keluarga Adiwijaya? Akankah dia menemukan kebahagiaan dan cinta dalam hidupnya? Dapatkah seorang survivor kanker merasakan kebahagiaan dengan pasangannya seperti wanita normal? Ikuti kelanjutan kisahnya dalam novel romance: Istri yang Tak Sempurna info lengkap ig @ri.chi_rich
Lihat lebih banyak“Hei, ini lift khusus karyawan! Office Girl cuma boleh lewat tangga atau lift barang. Sana jauh-jauh!”
Mendengar hal itu, Berlian langsung buru-buru mundur dan menyingkir, memberikan jalan agar kedua pegawai perempuan yang menegurnya tersebut bisa lewat. Wanita dengan seragam biru dongker tersebut bisa melihat orang yang tadi menegurnya mencibir tidak suka dan bahkan menutup hidungnya ketika ia melewati Berlian.“Lagian, harusnya sadar dong kalo naik lift karyawan, yang ada situ malah bikin liftnya bau dan nggak nyaman!”Sekali lagi, Berlian tidak bisa melakukan apa pun dan hanya bisa tersenyum sopan tanpa melawan hinaan mereka. Toh dirinya juga salah. Sebelumnya, Berlian tidak pernah bekerja sebagai office girl dan ini baru hari ketiganya bekerja di gedung perusahaan megah ini. Salahnyalah kurang menyadari posisi terbarunya.Lagi pula, setelah dipecat dari pekerjaan lamanya, tidak mungkin ia melakukan kesalahan yang akan membuat dirinya kehilangan pekerjaan lagi padahal ada sang anak yang harus ia hidupi.Bayangan putrinya membuat Berlian meneguhkan hatinya dan berjalan menuju tangga darurat untuk naik ke lantai atas.“Minggir, punya telinga enggak sih?”Berlian pun mundur dan melangkah menjauh dari lift dan menuju tangga darurat. Ia menarik napas dalam, hinaan demi hinaan yang diterimanya cukup membuat hatinya begitu sakit. Namun, mau bagaimana pun dirinya harus kuat.Langkahnya pelan menaiki anak tangga, lagi-lagi ia harus kuat mengingat ada Cinta sang buah hati yang harus dihidupinya.“Lian, tolong kamu ke lantai 25. Si Neni enggak masuk. Gantikan dia rapikan ruangan bekas meeting sekaligus ruangan Pak Bos Jo.” Bu Heni langsung memintanya saat tidak sengaja mereka bertemu di tangga darurat.“Iya, Bu.”Berlian sedikit berpikir, apa ia harus naik tangga darurat juga untuk naik ke lantai 25 itu atau nekat naik lift saja pikirnya.“Jangan lupa, pokoknya harus bersih. Jangan ada yang kotor,” perintah Bu Heni. “Bangku dan meja juga kamu tata rapi karena besok pagi ruang meeting akan dipakai lagi. Kerjakan malam ini saja. Bisa?”“Bisa.” Berlian mengangguk pasrah akan lembur malam ini.Bu Heni langsung meninggalkan Berlian setelah memberikan tugas. Wanita tua itu pun tidak peduli bagaimana pikiran Berlian. Yang ia tahu, ruangan itu bersih dan rapi besok pagi.Berlian pun membalikkan badan, ia memilih menaiki lift barang saja ke lantai yang ia tuju sekarang daripada kakinya sudah lelah sebelum ia berberes ruangan bosnya sepulang kerja nanti.Waktu berjalan sangat cepat, tanpa terasa jam pulang sejak tadi sudah terlewat. Berlian pun gegas merapikan pekerjaannya dan menuju lantai 25 sesuai dengan perintah Bu Heni tadi.Kebetulan lobi sudah sepi, ia bisa naik lift tanpa takut ada yang melarang karena lift barang sedang tidak berfungsi. Berlian merasa lega, saat sedang menunggu lift, seorang wanita cantik dan seksi lewat di hadapannya. Mereka berbarengan menaiki lift.Sesekali ia melirik ke arah wanita itu, Berlian pun berandai-andai hidupnya tanpa beban. Memakai baju bagus juga make up agar terlihat cantik. Segala harta pun bisa membuat sang anak tercukupi, tanpa harus lelah mencari uang.Berlian menarik napas, ia harus terbangun dari lamunan karena lift sudah berhenti di lantai yang ia pilih. Ia pun tidak menyangka jika akan turun bersamaan dengan wanita itu.Namun, wanita cantik itu melangkah memasuki ruangan sang bos, sedangkan dirinya harus membersihkan ruangan meeting juga. Ia mulai dengan menyapu, mengepal lantai juga merapikan bangku yang berantakan.Namun, ketika ia tengah membersihkan ruangan, gerakannya terhenti saat mendengar kedua orang sedang berbincang.“Siapa mereka berdua?” Berlian bergumam pelan. Tampaknya bukan hanya ia yang harus lembur malam ini.Ia pun mencoba memperjelas pendengaran dengan melangkah lebih dekat dengan ruangan yang tidak tertutup rapat itu. Sudah malam pikirnya kenapa sang bos belum juga pulang.“Sejak tadi aku mencoba menghubungi kamu, tidak ada jawaban. Ya, sudah aku ke sini saja.”Berlian mendengar suara manja seorang wanita yang tengah merengek .“Hmm.”“Sayang, kita lanjutkan perbincangan kita waktu itu.” Wanita itu Kembali merengek. “Ehm, tentang pernikahan sepertinya aku mau langsung menikah saja tanpa ada pertunangan.”“Cukup, Alea!” Berlian terkejut ketika mendengar seorang pria menanggapi rengekan tersebut dengan keras. “Nanti saja kita bicarakan!”Anehnya, Berlian merasa seperti mengenal suara pria itu.Tiba-tiba saja Berlian mendengar suara derap langkah ke luar ruangan. Buru-buru Berlian menjauh dari ruangan itu karena takut ketahuan jika ia tidak sengaja mendengarkan apa yang sedang mereka bicarakan. Ia pun kembali merapikan beberapa pekerjaan termasuk mengelap kaca jendela.“Astaga, siapa yang menaruh ember di sini!?”Berlian tersentak ketika mendengar suara tinggi Alea, menghardik penuh emosi. Baru saat itu Berlian menyadari bahwa ember berisi air kotor belas mengepel tertingal di depan ruangan CEO tadi.Dengan cepat Berlian membalikkan badan berniat mengambilnya ember dan meminta maaf, tapi dirinya seolah-olah tak bisa bergerak saat melihat siapa yang berada di hadapannya. Pria gagah yang menjadi pengisi hari-hari indahnya di masa lalu berdiri tegap di hadapannya“Kamu?”"Biar kubantu. Dan biarkan Reizo menenangkan dirinya dulu."Dan tiba-tiba seseorang datang, padahal tadi dia tidak ada di sana."Tuan Rafael mohon bantuannya."Dokter Juna dan Rafael akhirnya yang menggali sedangkan Reizo sendiri dalam kondisi dia yang tidak tenang. Irsyad menunggu mayat dengan terus saja bertasbih. Dia tidak meninggalkan Aida, meski dia juga tidak menyentuhnya. Hanya memastikan selalu terdengar tasbih dan sholawat di dekat mayit."Allahu Akbar."Dan tiba-tiba saja dokter Juna meninggikan suaranya. Dia kaget betul dengan apa yang dilihat nya sekarang."Raizo berdiri di sini. Atau kau duduk di sini dan teruslah tasbih. Kasihan Aida."Irsyad terpaksa menarik Reizo untuk mendekat pada Aida, sedangkan dirinya cepat-cepat menuju ke liang lahat.Subhanallah, air matanya ingin tumpah sedangkan dokter Juna juga kebingungan."Bahkan bekas daerah-darahnya juga sudah hilang. Kulitnya kembali seperti semula. Tapi dia tidak bernyawa.""Dia mirip seperti Reizo, tapi dia pucat.""Iy
"Aku tahu. Kau jangan banyak bicara!”"Ya sudah, mulailah Reizo, atau lebih baik kau suruh saja Irsyad yang melakukannya kalau memang kau tidak sanggup.""Aw … ehm ... Irsyad, kau saja yang lakukan. Aku tidak bisa."Sudah seperti yang dipikirkan oleh Irsyad, karena memang saat ini pria itu sedang benar-benar terpukul. Apa yang terjadi pada pikirannya, tapi sungguh dia memang merasa marah dan campur aduk yang tak jelas."Allahu Akbar Allahu Akbar."Dan suara lantunan azan yang begitu merdu itu pun tidak bisa membuat pria itu fokus.Aku tidak bisa menyelamatkanmu dulu dan itu semua karena aku datang terlambat. Tapi kini aku juga tidak bisa menyelamatkan istrimu, karena kemarahanku padanya. Aku meninggalkannya dan aku pikir memang dua rekanku menjaganya. Aku tidak buru-buru mencarinya. Ini semua salahku. Mungkin memang aku tidak pantas untuk menjaganya? Dan sebenarnya apa perasaanku padanya? Kenapa aku seperti makin lama makin ingin tahu tentang dirinya? Tapi kenapa dia begitu bodoh? Ken
"Innalillahi wa innalillahi roji'un."Irsyad yang lebih dulu menyadari tentang kepergian seseorang yang sangat dicintainya.Tak tahulah dia harus bagaimana. Tangannya masih menjahit bekas luka saat tadi mengeluarkan bayi. Dan matanya kini basah dengan air mata yang berusaha untuk ditahan olehnya."Hey, bangun! Jangan main-main! Buka matamu!" Tapi lain Irsyad, lain juga pria yang ada di samping Aida yang tadi diberikan oleh Aida rambutnya yang memang rontok. “Bangun! Buka matamu!" Pria itu kembali memaksa."Reizo, kau memintanya bagaimanapun, dia tidak akan bangun. Lukanya terlanjur parah. Lambungnya tersayat, asam lambung di lambungnya menyebar di tubuhnya dan kau tahu? Asam lambung itu sangat berbahaya. Dia bisa melukai dan membakar organ lainnya. Ditambah lagi… lihat ini. Beruntung Aida melahirkan bayinya lebih cepat. Aku tidak tahu kalau ditunda lagi, mungkin bayi-bayi itu juga akan terkena masalah dengan sel kankernya. Pertumbuhan tidak normal dan kau bisa lihat sendiri."Memang a
"Aida."Mereka semua kaget melihat ada beling yang menancap di tubuh Aida dari belakang dan tembus ke depan. Wanita itu pun agak kesulitan untuk bicara."Kau."Leo sudah memegang senjatanya untuk menembak orang di belakang Aida."Kau tidak akan pernah bisa mendapatkan kami. Chip itu sudah kami bawa."Tapi Alexander yang terluka parah, dia juga bisa menggunakan transportasi. Dan Alexander kloningan yang ada di belakang Aida sudah mengambil chip itu. Di saat yang bersamaan, Alexander yang terluka menghilang lalu dia mendekat pada Alexander yang baru keluar dari kapsul lalu membawa pria itu pergi. Sisa sembilan kapsul lagi yang kacanya pecah sekarang.DOOR DOOR DOOR!Makanya Leo yang sudah memegang senjata cepat-cepat mengarahkan senjatanya ke kepala mereka."Aida!” Dan kini Dokter Juna dengan cepat berusaha untuk masuk mengambil Aida."Cepat bawa dia ke rumah sakit!”Rafael yang bicara, lalu dia menatap Jo dan Leo, dia sudah mengaktifkan peledaknya.“Kita harus cari atau semua orang di
"Ah tidak. Aku hanya mendengar cerita dari Alan.”"Dan Alan." Kini Alexander menunjuk pada Aida dengan senyum kecut di bibirnya. "Kalau bukan karena ada pengkhianat seperti dirinya, aku pasti menang dari Rafael," ujarnya lagi dan kini dia menekankan sambil berjalan mendekat pada Aida."Bisakah kau berdiri diam di sana dan tidak mendekat padaku? Aku risih jika bukan suamiku dekat padaku.""Dan kau tahu? Aku menyukaimu. Kau bisa hidup damai denganku dan bekerja denganku. Untuk menjadi suamimu aku juga tidak masalah. Karena kau adalah wanita yang menarik. Hanya saja, aku harus tekankan padamu keselamatanmu itu bergantung pada keloyalanmu padaku dan aku tidak suka pengkhianatan.""Ehm, kenapa kau menyimpan gudang senjata di apartemen suamiku?""Oh, kau membicarakan senjata di lemari yang baru kebuka?”Aida tak mau Alexander mendekat lagi sehingga dia kembali menanyakan sesuatu untuk mendistraksinya.Tipe orang yang suka show of. Aku harus membuatnya menceritakan semua hal. Ini adalah cara
"Terlalu jauh kalau harus membunuhmu. Aku tidak bisa melawanmu karena sekarang aku juga sedang mengandung. Tapi coba keluarkan dulu saja masnya supaya kau tidak membuang waktuku lebih lama berdiri.""Ah … kau pasti lelah. Kau ingin duduk?” tanyanya lagi.“Kau tunggu di sini! Biar kuambilkan kursi dari ruang kerja suamimu supaya kau bisa duduk.”Dia cukup baik juga. Bisik hati Aida lagi. Sesuatu yang membuat dirinya juga penasaran.Ada sisi baiknya. Apakah ini dari gen yang dimiliki oleh ayahnya Tuan Rafael? Dan ada sisi buruknya, apakah ini dari gen yang dimiliki oleh temannya Tuan Rafael? Karena dia memiliki gabungan gen yang berbeda.Aida tak peduli larangan Alexander untuk mengambil sesuatu dari ruang kerja suaminya, tapi dia sempat mendekat pada tempat emas dan mengambil sesuatu dari sana. Sesuatu yang diselipkan di balik kerudungnya. Di tempat yang tidak bisa terlihat oleh siapa pun tentu saja."Kau duduklah di sini!”"Terima kasih." Aida menjawab dengan ucapan sesantai itu dan d
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Komen