Jadi Istri Demi Utang Pada CEO Dingin

Jadi Istri Demi Utang Pada CEO Dingin

Oleh:  Miss Chan  On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Belum ada penilaian
6Bab
86Dibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Karina baru saja tiba di Jakarta. Rencananya ia akan mencari pekerjaan di Jakarta. Namun, setelah sampai di Jakarta, Karina langsung dipaksa menikah oleh kakaknya yang bernama Aldo.  Karina sudah menolak keinginan sang kakak. Tetapi, Aldo malah mengancam Karina dengan ancaman tidak memberikan uang lagi untuk biaya pengobatan ibunya yang sedang sakit di kampung. Akhirnya, Karina rela menikah dengan laki-laki yang Karina sendiri belum mengenalnya. Lalu bagaimanakah kisah rumah tangga mereka? Mampukah Karina bertahan dengan sikap suaminya yang arogan dan selalu kasar pada dirinya? Apakah Karina mampu hidup bersama suaminya disaat suaminya memiliki kekasih di belakang Karina? Atau, Karina memilih menyerah dan pergi meninggalkan suaminya?

Lihat lebih banyak
Jadi Istri Demi Utang Pada CEO Dingin Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
Tidak ada komentar
6 Bab
Bab 1. Dipaksa Menikah
“Menikahlah dengan Bosku!” Perkataan Aldo membuat Karina diam mematung. Dia baru saja tiba di Jakarta untuk mencari kerja. Bahkan, mereka masih berada di stasiun saat Aldo dengan tak sabarnya berkata demikian.“Maksud Mas Aldo apa?” katanya dengan nada bergetar. Saking terkejutnya, tas yang dia jinjing bahkan terjatuh. “Aku baru tiba di sini, bahkan Mas Aldo tidak bertanya bagaimana kabar Ibu di kampung, bagaimana perjalananku ke sini?” Tatapan Karina benar-benar menunjukkan kekecewaan. Air mata mulai membasahi pipinya.Aldo menggusar tangannya ke udara, “Aku tak perlu berbasa-basi padamu, Karina!” katanya dengan arogan. “Tapi aku belum terpikirkan untuk menikah, Mas!” Karina masih bersikukuh untuk menolak. Perdebatan mereka pun lantas menjadi pusat perhatian orang-orang yang berlalu lalang. Aldo melirik sinis pada tiap tatapan yang mencoba mencari tahu ke arah mereka.Kemudian, dia meraih tangan Karina dan membawa serta adiknya menuju mobil. “Setuju atau tidak, aku akan tetap men
Baca selengkapnya
Bab 2. Pernikahan Kontrak
“Ikut aku, kita akan menemui Mamaku lebih dulu.”Dewangga seolah tuli karena menganggap keterkejutan Karina hanyalah angin lalu. Pria itu justru langsung keluar ruangan, dan membiarkan Aldo lagi-lagi menyeretnya menuju mobil dan pergi mengikuti mobil Dewangga yang berada di depan mereka.“Mas Aldo!”Dalam perjalanan, Karina masih terus berusaha membujuk Aldo. Bila tahu akan dinikahkan saja sudah sukses membuatnya kaget, maka ketika tahu dia akan menikah hari ini sanggup membuat jantung Karina seolah berhenti berdetak.“Apa sih, bawel!”“Mas nggak bisa gini, dong! Masa aku nikah, tapi Ibu nggak dibilangin?”Karina akhirnya membawa serta nama ibunya. Dia berharap Aldo mau berpikir ulang. Bagaimanapun, dia memang sudah tidak memiliki ayah, jadi praktis wali nikahnya hanyalah Aldo. Namun, masih ada ibunya yang seharusnya memberikan restu pernikahan untuk putri semata wayangnya.Aldo berdecak, “Ibu nggak perlu tau. Yang penting, pengobatan Ibu lancar. Kamu nggak mau kan, liat ibu berhenti
Baca selengkapnya
Bab 3. Kekecewaan Karina
Tidak peduli pada malam yang semakin larut, Karina pun semakin larut dalam tangisnya. “Ibu … aku mau pulang saja. Kenapa nasibku jadi seperti ini?”Berulang kali Karina berbicara sendiri dan terus memanggil nama Ibu-nya. Suaranya terdengar pilu membuat siapa saja yang mendengarnya pasti merasa kasihan padanya.Dalam keheningan malam, Karina berusaha ikhlas menerima pernikahan ini. Semua ini dia lakukan demi ibunya, pikirnya kuat-kuat.Kendati tentu saja, dia masih berharap Dewangga masih bisa berubah, sehingga pernikahan mereka tidak harus berakhir karena kontrak habis nantinya. Kelelahan menangis, Karina pun akhirnya tertidur.Keesokan harinya ….Suara gedoran pintu kamar yang begitu kencang mengganggu Karina yang masih tertidur nyenyak. “Karina, buka pintunya!!” ujar suara bariton itu, bersahutan dengan ketukan di pintu.Emosi Dewa semakin meletup-letup, sebab Karina belum juga membukakan pintu. Akhirnya, pria itu berinisiatif menarik gagang pintu yang ternyata tidak dikunci oleh
Baca selengkapnya
Bab 4. Malam Pertama
“Oh, jadi ini istri kontrak kamu, Sayang?”Karina langsung menatap wanita yang bersama Dewa itu dengan pandangan terluka. Mendengar kata ‘Sayang’ yang muncul dari wanita itu untuk Dewa, membuat Karina menyimpulkan, jika dugaannya benar.Wanita itu adalah kekasih Dewa, bernama Sherly.Tangan Karina mengepal kuat. Ia menatap Dewa dan Sherly bergantian, seraya berkata ... “Aku tetap istri sahmu, Mas. Bisakah kamu tidak membawa wanita lain ke rumah ini selama kita masih terikat pernikahan?”Wajah Dewa langsung meradang mendengar penuturan Karina. “Kamu tidak berhak mengatur saya.” Kemudian, Dewa langsung menarik tangan Sherly dan pergi meninggalkan Karina dengan hati terluka.Hingga malam menjelang, Dewa yang tidak kunjung pulang membuat Karina cemas dan jengkel. Tidak tahu nomor telepon sang suami, membuat Karina hanya bisa menunggu dengan resah dan pasrah.Beruntung, ketika jam menunjuk nyaris pukul 12 malam, suara deru mobil terdengar. Cepat-cepat, Karina menyongsong pintu.Wanita itu,
Baca selengkapnya
Bab 5. Mencari Pekerjaan
Karina berdecak kesal, seberapapun usahanya untuk meminta cerai pada Dewa, tetap saja Dewa tidak mengabulkannya.Tidak ada kata apapun lagi yang keluar dari mulut Karina, lelah … lelah sudah jiwa dan raganya.Sementara Dewa, entah sudah berapa kali dia mengusap wajahnya dengan kasar.“Kita harus bicara!”“Tidak ada lagi hal yang harus dibicarakan!”Karina kembali menutup pintu dan menguncinya rapat-rapat.Di dalam kamar, Karina kembali menangis. Dalam tangisannya, Karina berpikir dengan langkah apa yang harus dirinya lakukan.Sampai kemudian Karina mempunyai ide untuk bekerja. Mungkin dengan bekerja, Karina bisa menyibukkan dirinya dan melupakan sejenak masalahnya dengan Dewa.Karina menghela napas beratnya. “Ya, aku harus cari pekerjaan, mungkin dengan cara ini aku tidak terus-terusan stress.”Karina lalu bangkit dari duduknya dan berjalan menuju kamar mandi, kemudian dia membasuh wajahnya. Tekad Karina sudah bulat, hari ini juga Karina akan mencari pekerjaan lewat media sosial.“Bis
Baca selengkapnya
Bab 6. Tidur Sekamar
"Ck, lama sekali!" gerutu Dewa kesal.Karina berlalu begitu saja dan mengabaikan ucapan Dewa.Di depan cermin, Karina melihat wajahnya yang terlihat sangat tirus semenjak menikah dengan Dewa. Terlalu sering Karina mengeluarkan air matanya semenjak menikah dengan Dewa.CeklekPintu kamar mandi terbuka, menampilkan Dewa yang baru saja keluar dari dalam kamar mandi hanya dengan memakai lilitan handuk di pinggangnya."Aaaaakkkkkhhh." Karina teriak.Dewa langsung segera membekap mulut Karina agar sang mama tak curiga."Sengaja teriak-teriak biar Mama dengar?" ketus Dewa sambil menatap tajam Karina.Sial, Karina bukan hanya melihat hal yang seharusnya tidak dia lihat, tapi juga Karina merasakan ada yang mengeras di bagian bawah."Nggak .... nggak boleh berpikir yang tidak-tidak." Karina berkata dalam hati.Dewa pun melepaskan bekapan mulut Karina, lama-lama berada di dekat Karina membuat kepala Dewa pusing, apalagi saat ular piton Dewa bangun dari tidurnya."aaakkkkhh ... bisa diam nggak!"
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status