“Benar,” kata Luo Yin. “Sepertinya mereka mengincar para penempa senjata spiritual yang berada di pasar utama, agar mereka tidak bisa memproduksi senjata lagi untuk para kultivator.”
Luo Qin mengepalkan tangannya. “Ini tidak bisa dibiarkan! Kita harus melindungi para penempa!”Luo Yin mengangguk, lalu menoleh ke arah petugas penjaga ruang utama Balai Kota.“Kami ingin melaporkan kasus ini pada Dewan Agung. Ini menyangkut keselamatan para ahli tempa di pasar utama!” ucapnya dengan serius.Petugas itu sempat ragu, namun melihat tatapan tajam Luo Yin dan suara teriakan panik dari luar, ia akhirnya mengangguk.“Silahkan masuk. Dewan Agung telah menduga ini akan terjadi,” ucapnya, mempersilakan mereka bertiga masuk.“Terima kasih,” kata Luo Yin, lalu memasuki ruang Dewan Agung, diikuti Luo Qin dan Luo Yi.Begitu memasuki ruangan, suasana hening menyelimuti mereka. Ruangan ini ternyata cukup luas dan megah, dengan tiang-tianLuo Yin segera menoleh ke arah datangnya bola energi kuning yang menyelamatkannya dari tembakan racun Monster Kalajengking Merah.Seketika itu juga, ia melihat sosok pria yang sangat ia kenal. “Luo Yang?” Sosok pria yang ternyata adalah Luo Yang, suaminya, terbang dengan Teknik Pedang Langit mendekati Luo Yin, lalu ia berkata, “Aku diperintahkan Dewan Agung untuk melakukan kombinasi Yin-Yang denganmu guna menghancurkan portal ini.”“Aku tidak butuh bantu—” Belum sempat Luo Yin menyelesaikan ucapannya, tiba-tiba muncul Monster Kalajengking Merah yang keluar dari portal itu.Sontak saja Luo Yin, Luo Qin, dan Luo Yang terbang menghindar ke atas karena Monster Kalajengking Merah yang baru saja muncul itu langsung menerjang mereka.Luo Yang berkata dengan cepat dan keras. “Kita tidak punya banyak waktu untuk berdebat! Ayo kita gunakan Kombinasi Yin-Yang sebelum muncul lebih banyak monster lagi!” Luo Yin yang mendengar itu tidak punya pilihan lagi. Meskipun ia sangat membenci Luo Yang, ia
“Kau ... kau seharusnya sudah ... mati!” kata seorang pria dengan ekspresi terkejut melihat Luo Yi keluar dari Ruangan Dewan Agung. Ia adalah Luo Lian, orang yang sebelumnya menebas bayangan kabut Luo Yi. “Bukankah aku sudah memastikan tubuhnya hancur berkeping-keping kemarin?” pikirnya panik. Sementara itu, Luo Yin yang berdiri di sebelah putranya mengepalkan tangannya. “Apa yang baru saja kau katakan, Luo Lian?” tanyanya, sorot matanya menatap tajam ke arah Luo Lian. Luo Lian segera membungkuk dalam-dalam. Jelas ia tidak berani kurang ajar pada Luo Yin, apalagi status wanita itu adalah mantan Pendekar Yin-Yang yang memiliki energi Qi jenis Yin. “Maaf, Senior. Itu bukan apa-apa!” katanya. “Akan kuberi kau pelajaran!” Luo Yin mengeluarkan bola energi Qi ungu di telapak tangan kanannya. Petugas penjaga yang melihat itu ingin menghentikan Luo Yin, tetapi ia sendiri begidik ngeri.
“Benar,” kata Luo Yin. “Sepertinya mereka mengincar para penempa senjata spiritual yang berada di pasar utama, agar mereka tidak bisa memproduksi senjata lagi untuk para kultivator.”Luo Qin mengepalkan tangannya. “Ini tidak bisa dibiarkan! Kita harus melindungi para penempa!”Luo Yin mengangguk, lalu menoleh ke arah petugas penjaga ruang utama Balai Kota. “Kami ingin melaporkan kasus ini pada Dewan Agung. Ini menyangkut keselamatan para ahli tempa di pasar utama!” ucapnya dengan serius.Petugas itu sempat ragu, namun melihat tatapan tajam Luo Yin dan suara teriakan panik dari luar, ia akhirnya mengangguk. “Silahkan masuk. Dewan Agung telah menduga ini akan terjadi,” ucapnya, mempersilakan mereka bertiga masuk.“Terima kasih,” kata Luo Yin, lalu memasuki ruang Dewan Agung, diikuti Luo Qin dan Luo Yi.Begitu memasuki ruangan, suasana hening menyelimuti mereka. Ruangan ini ternyata cukup luas dan megah, dengan tiang-tian
Mentari pagi muncul perlahan dari arah timur, menyinari halaman Kediaman Luo Yin dengan sinar hangat, seolah menyambut awal yang baru. Di halaman kediaman, Luo Yin, Luo Qin, dan Luo Yi telah bersiap berangkat menuju Balai Kota. Luo Yin menoleh ke arah putranya. “Sebelum mengambil misi di Balai Kota, ibu ingin mengajarkan teknik yang mungkin tidak kau pelajari dari gurumu.” “Apakah teknik terbang menggunakan pedang seperti yang dilakukan Ibu dan Bibi Qin kemarin?” Luo Yi telah menduga, mungkin teknik itu yang akan diajarkan oleh ibunya. Luo Yin mengangguk. “Benar. Teknik ini dinamakan Teknik Pedang Langit. Teknik yang dulu ibu pelajari di Sekte Pedang Langit,” jelasnya, kemudian mengeluarkan pedang dari cincin penyimpanannya. “Keluarkan pedangmu!” Luo Yi mengangguk, lalu ia mengeluarkan Pedang Qing Ling dari cincin penyimpanannya. Bilahnya tampak perak bening, memantulkan cahaya matahari pagi seperti permukaa
Menyadari tatapan tenang Luo Yi yang terus mengarah padanya, Luo Qin akhirnya membuka suara. “Kenapa kau menatapku seperti itu?” tanyanya pelan, tanpa berani menatap balik. “Aku merasa Bibi sedang menyembunyikan kesedihan,” jawab Luo Yi dengan nada lembut namun yakin. Luo Qin terdiam sejenak, lalu tersenyum samar. “Aku tidak sedih. Hanya ... lelah setelah menjalani misi seharian.” Ia mencoba menyembunyikan kesedihannya, tetapi matanya tak bisa berbohong, ada kegetiran yang sulit disembunyikan dari keponakannya. “Kau takkan bisa menipu keponakanmu ini dengan wajah murung seperti itu, Bibi Qin,” kata Luo Yi dengan tenang, mencoba menghibur bibinya dengan gurauan ringan. “Ceritakan saja padaku. Siapa tahu keponakanmu ini bisa memberikan solusi untuk mengatasi kesedihan Bibi.” Luo Qin menghela nafas. “Baiklah, Yi'er. Mungkin sudah saatnya kau tahu.” Suaranya lirih, nyaris tak terdengar karena suara dentingan alat masak dari dapur. ”Tiga tahun lalu ... tiga bulan setelah kau perg
“Karena ....” Mata Luo Yi menatap tenang ke arah danau, tetapi pikirannya mengingat kata-kata yang pernah gurunya ajarkan padanya. Setelah mengingatnya, ia melanjutkan ucapannya yang sempat tertunda. “Karena tujuanku menjadi kuat bukan untuk menyakiti, bukan untuk membunuh, dan bukan pula untuk balas dendam.”Kemudian ia menoleh ke arah ibunya, menatap sang ibu dengan tatapan yang menenangkan. “Dunia persilatan ini penuh dengan intrik, ambisi, dendam, perang, perebutan kekuasaan atau sumber daya. Tujuanku menjadi kuat adalah untuk menghapus itu semua. Aku ingin mengubah dunia persilatan yang penuh dengan kegaduhan ini menjadi tenang dan damai.”“Aku bahkan tidak melihat emosi sedikit pun di matanya,” batin Luo Yin saat menatap mata putranya. Tak menyangka bahwa putranya akan memiliki kepribadian setenang ini. Dalam hati, wanita itu sangat berterima kasih kepada Hua Lianyi, wanita hebat yang telah mengajarkan kepada putranya bukan hanya kekuatan, tetapi juga nilai kehidupan.Suasana me