MasukAku adalah seorang wanita yang berprofesi sebagai dokter andrologi. Saat ini sedang liburan semester satu, jadi banyak mahasiswa yang datang berobat. Satu atau dua dari mereka tersipu malu saat melihat payudaraku yang mengesankan berukuran 36D, mereka mati-matian berusaha menutupi reaksi fisik mereka dengan tangan. Bahkan ada beberapa yang selama proses pemeriksaan membuatku tanganku basah. Hingga sampailah pada hari ini, pria yang sangat berbeda terbaring di ranjang rumah sakit, kejantanannya membuat orang tak bisa berpaling. Dia menggodaku, menatap tubuhku, tanpa berusaha menyembunyikan reaksi fisiknya. “Dok, pernah makan yang sebesar punyaku, nggak?” Tanpa kusadari ini akan menjadi awal kehancuranku...
Lihat lebih banyakSuara tamparan yang keras itu membuat pikiranku kosong, yang bisa kulakukan hanyalah menutupi pipiku yang panas.Entah kapan, Tyo telah pindah ke sisi lain dan duduk di ranjang sambil merokok dengan tenang.Asap putih mengepul perlahan, membuat tenggorokanku gatal.Aku segera duduk dan meraih tangan Yoga. “Dengarkan penjelasanku, aku…”“Aku tak tahu apa yang salah denganku, aku tak bisa menahan diri, tapi aku mencintaimu."“Aku sungguh mencintaimu, kamu bisa merasakan cintaku padamu.”Mata Yoga memerah, dipenuhi guratan-guratan merah yang mengerikan.Dia mencengkaram bahuku, tak lagi selembut sebelumnya, mengerahkan begitu banyak kekuatan hingga hampir meremukkan bahuku.Aku menjerit kesakitan, tetapi sia-sia.Matanya melotot seolah akan jatuh ke wajahku sedetik kemudian. Dia berteriak dengan serak, "Kalau aku tidak melihat pesan di ponselmu, berapa lama kamu akan merahasiakannya dariku?!"“Aku sangat mencintaimu dan memperlakukanmu dengan sangat baik, mengapa kamu masih perlu mencari
Di tengah hembusan angin dingin, aku menatap alamat yang dikirim pria itu di ponselku dan naik taksi.Jendela mobil terbuka, membuat hembusan angin dingin menerpa pipiku yang panas, menyebabkan rasa sakit yang menusuk.Namun, jantungku berdebar kencang saat aku semakin dekat.Membayangkan apa yang mungkin terjadi selanjutnya saja sudah membuat bulu kudukku berdiri.Tak lama kemudian, taksi itu berhenti di pinggir jalan.Menatap hotel mewah yang terang benderang di hadapanku, membuat jantungku berdebar kencang. Aku bergegas ke meja resepsionis, check-in, dan naik ke atas.Aku berdiri di ambang pintu, tanganku melayang di udara, siap mengetuk.Seketika, sosok Yoga yang sibuk di dapur terlintas di benakku, menghampiriku sambil membawa makanan di tangannya dan meminta pujian.Namun, adegan ini tak berlangsung lama sebelum terhenti sepenuhnya oleh pintu yang tiba-tiba terbuka.Aku bersumpah ini terakhir kalinya.“Olivia, akhirnya kamu datang. Aku sudah lama menunggumu.”Suara yang familiar
Seorang pria muncul di layar ponsel.Sosok pria itu familier, kulitnya yang seperti gandum berkilau bak Dewa Sungai Nil di bawah cahaya redup, memancarkan kilauan.Otot-otot dengan garis-garis yang sangat kencang itu membuat air liurku menetes, terutama ketika ponsel bergerak turun dan menyinari bagian bawahnya yang menghantuiku. Aku merasakan perasaan aneh dan tak biasa itu muncul lagi dalam diriku.Di area sensitifku terasa seolah-olah ada hasrat api yang berkobar membakar tubuhku tanpa henti, dan menggerogoti syarafku.Membuatku tak kuasa menahan diri untuk mengulurkan tangan dan menyentuh tubuhku sendiri.Jari-jari tebal pria itu membelai tubuhnya sendiri, membuat telingaku berdengung, hingga napas teratur Yoga saat dia tidur tidak terdengar lagi.Saat itu, tangan pria itu terasa seperti mendarat di tubuhku, membuat sekujur tubuhku bergidik dan mati rasa.Aku menyipitkan mata dan menyaksikan video menggoda yang dikirim pria itu, hingga terbuai.Sensasi yang dia berikan kepadaku ada
Aku mengerucutkan bibirku erat-erat, hidungku perih dan air mata menggenang di pelupuk mataku.Aku membuka mulut dan dengan hati-hati memanggil pacarku, "Sayang...""Ada apa? Jangan diam saja, kamu benar-benar membuatku khawatir setengah mati." Yoga mengguncang bahuku dengan cemas.Air mata menggenang di mataku dan mengalir di pipi hingga daguku.Aku terisak dan memeluk leher pacarku erat-erat, seolah mencoba melampiaskan semua emosi yang rumit ini.“Jangan menangis, beri tahu aku apa yang terjadi.”Air mataku membasahi bahu Yoga. Aku terisak tak terkendali, air mata dan ingus mengalir di wajahku.Aku bersalah padanya.Begitu aku memikirkan betapa baiknya dia padaku, tetapi aku justru secara impulsif melakukan hal itu, rasanya seperti pisau tumpul menusuk hatiku berulang kali, menyebabkan rasa sakit yang luar biasa.Aku tidak berani memberi tahu pacarku tentang hal ini.Aku bahkan lebih tidak berani membayangkan apa yang akan terjadi padaku jika dia tahu.Aku tak bisa meninggalkannya.
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.