Share

Bab 14

Author: Nilamwangi
last update Last Updated: 2025-10-11 08:50:45

"Maaf Mbak! Mbak tidak apa-apa, kan? Saya minta maaf ya Mbak? Tadi saya sama sekali tidak melihat Mbak karena saya sedang terburu-buru!" ujar Sofian sambil berjongkok didepan wanita yang sedang meringis tersebut.

Wajah wanita itu sama sekali tidak terlihat oleh Sofian. Karena selain menunduk, wajahnya juga tertutup oleh rambut yang digerai panjang menutupi bahunya.

"Aduuuh... Sakit banget tau Mas! Lain kali kalau bawa mobil itu hati-hati! Jangan sampai membuat orang lain celaka seperti ini!" jawab Wanita itu seraya mengangkat wajahnya dan menatap kearah Sofian.

Saat pandangan keduanya saling bertemu, Sofian merasa sangat terkejut. Begitupun wanita yang saat ini berada dihadapan laki-laki itu, ia sampai mengucek kedua matanya untuk memastikan kalau dirinya tidak salah melihat.

"Celina!" ucap Sofian

Senyum mengembang diwajahnya yang tampan.

"Mas Sofian!" sahut wanita cantik itu. Kedua bola matanya berbinar saat menatap wajah Sofian.

Sofian segera memegang bahu wanita itu dengan kuat, dirinya seakan tidak percaya kalau akan bertemu kembali dengan Celina.

"Mas tidak salah lihat, kan? Ini benar-benar kamu kan, Celin?" tanya Sofian dengan raut wajah bahagia.

Wanita yang berada dihadapannya itupun mengangguk.

"Iya Mas! Aku Celin!" jawab wanita itu mengiyakan pertanyaan Sofian yang terus menatapnya.

Sofian segera memeluk Celina dengan lembut.

"Kamu kemana saja Celin? Selama kamu pergi, Mas mencarimu kemana-mana! Kenapa kamu pergi dari Mas, dan kenapa juga kamu tidak pernah mengabari Mas selama ini?" Sofian berkata sambil menangkup wajah Celina dengan kedua telapak tangannya.

"Ada masalah besar yang menimpa keluargaku, Mas! Sehingga aku harus mengikuti kedua orang tuaku meninggalkan kota ini, dan pulang kekampung orang tuaku." jawab Celina, menjelaskan alasan dirinya pergi meninggalkan lelaki yang saat ini berada dihadapannya itu.

"Tapi kamu kan masih bisa menghubungi Mas dengan cara menelfon, kenapa kamu pergi begitu saja tanpa berpamitan! Apa kamu tau, Mas hampir gila karena kamu pergi tanpa kabar dan tega meninggalkan Mas begitu saja." Sofian menatap sendu pada Celina yang mulai menitikkan air mata.

Wanita itu merasa terharu mendengar penjelasan dari laki-laki itu.

"Mas. Selama aku pergi, apa ada wanita lain yang sudah menggantikan posisiku dihati Mas?" tanya Celina.

Sofian merasa tertegun mendengar pertanyaan wanita yang masih sangat dia cintai tersebut. Namun tidak lama kemudian, ia menggelengkan kepalanya dengan kuat.

"Tidak ada seorang wanitapun yang bisa menggantikan posisi kamu dihati Mas!" ucap Sofian, sambil membelai lembut pipi Celina.

Wanita itu tersenyum, dan mengelus tangan Sofian yang memegang pipinya.

Sementara itu, Sofian menatap pada siku dan kaki wanita itu yang terluka, kemudian ia membantu memegangi Celina, saat wanita itu hendak berdiri.

"Aku antar kamu keklinik ya, karena luka kamu itu harus segera dibersihkan dan diobati? Kalau tidak bisa infeksi!"

Sofian menatap Celina dan memegangi lengan wanita itu.

Sedangkan Celina hanya tersenyum menanggapi perkataan Sofian yang terlihat mengkhawatirkan dirinya. Wanita itu berjalan terpincang-pincang mendekati sepeda motornya.

"Tidak usah kok, Mas! Ini hanya luka kecil saja, nanti aku obati dirumah saja setelah dikompres dengan air hangat!"

Celina menolak ajakan Sofian dengan cara halus.

"Nggak boleh, Celin! Luka kamu itu harus diobati diklinik! Sekarang kamu ikut aku dan kita keklinik terdekat yang ada didaerah sini!" paksa Sofian.

Ia segera menarik tangan wanita cantik itu, dan membawa Celina masuk kemobil miliknya.

Mendapat perlakuan seperti itu, Celina hanya terdiam dan mengikuti keinginan Sofian.

Setelah keduanya berada didalam mobil, Sofianpun membawa Celina keklinik terdekat, agar Luka gadis itu segera diobati.

Setelah sampai diklinik, Sofian langsung membawa Celina menemui Dokter, dan meminta Dokter tersebut untuk segera membersihkan luka dikaki dan juga siku wanita itu.

Setelah selesai, pria tampan itu mengajak Celina untuk mampir kesebuah restaurant langganannya.

"Mas." panggil Celina yang duduk dihadapan Sofian, sambil meminum segelas jus jeruk.

"Heumm... Gumam Sofian, sambil menatap wajah kekasihnya itu.

"Aku minta maaf, ya? Karena aku sudah meninggalkan kamu selama ini," tutur Celina, seraya mengusap punggung tangan Sofian yang berada diatas meja.

Sofian tersenyum kearah wanita itu, ia memegang tangan Celina yang mengelus punggung tangannya tersebut, kemudian mengecupnya dengan lembut.

"Sudah Mas maafkan. Tapi lain kali jangan begitu lagi ya? Mas sangat takut kalau sampai kehilangan kamu! Karena cuma kamu satu-satunya wanita yang membuat hari-hari Mas bersemangat." ucap Sofian tulus.

"Ah, yang benar? Pasti Mas mencoba untuk menggoda dan juga menggombali aku, kan? Dari dulu memang Mas itu paling bisa membuat hatiku berbunga-bunga!" jawab Celina, seraya senyum-senyum kearah Sofian.

"Kayak taman dong!" kelakar Sofian, membuat Celina tertawa.

"Oh iya! Kalau Mas boleh tau, kamu tadi dijalan mau kemana?" Sofian menatap serius bola mata gadis dihadapannya.

"Aku mau pulang kerumah, Mas! Kebetulan aku tadi mau mencari pekerjaan, dan saat pulang tiba-tiba saja mobil Mas menyenggol sepeda motorku, untung saja nggak kenapa-kenapa!" ujar wanita itu merengut kecil.

"Sekali lagi Mas minta maaf, ya? Mas benar-benar nggak lihat sepeda motor kamu dari jauh, makanya Mas tidak sadar kalau Mas sudah menyenggol kamu" Sofian menjawab dengan raut penyesalan terpatri diwajahnya.

"Oke Mas! Mas santai aja kali, aku maklum kok, dan aku juga sama sekali tidak menyalahkan kamu, mungkin inilah sebab agar kita bisa bertemu lagi seperti sekarang ini!" sahut Celina, sambil tersenyum manis kearah Sofian. Dan Sofian pun membalas senyum wanita itu.

"Iya, mungkin kamu ada benarnya." sambung Sofian, seraya menyuapkan makanan yang ada dipiring kedalam mulutnya.

Kemudian, mereka berdua pun melanjutkan menikmati makanan yang telah mereka pesan.

Sofian merasa sangat bersemangat, karena telah bertemu kembali dengan wanita yang sangat dia cintai.

Rasa kecewa yang ada dihati laki-laki itu, rasanya seperti terobati dengan menatap wajah Celina yang cantik dan menggemaskan.

"Celin?" panggil Sofian lagi, membuat Celina menatap kearahnya dengan tatapan bingung.

"Iya Mas. Ada apa?" tanya wanita itu pelan.

"Apa selama kamu pergi! Kamu masih mencintai Mas?" tanya Sofian ragu-ragu.

Laki-laki itu sangat takut, kalau sampai wanita yang saat ini duduk dihadapannya itu sama sekali tidak mencintainya lagi, apalagi mereka sudah lama tidak bertemu.

Seakan mengetahui perasaan dihati Sofian, Celina meraih tangan laki-laki itu, dan mengusapnya dengan lembut.

"Aku masih sangat mencintaimu, Mas! Meskipun selama ini kita berpisah dan aku tidak tau bagaimana kabar kamu disini, namun aku masih Celina seperti dulu! Celina yang selalu mencintaimu sampai kapanpun." jawab Celina, membuat Sofian sangat senang mendengar pernyataan wanita itu.

"Benarkah, kamu tidak berbohong, kan?" tanya Sofian lagi.

Ia ingin memastikan, kalau apa yang dikatakan oleh Celina itu adalah sebuah kejujuran.

"Benar Mas! Untuk apa aku berbohong? Aku berkata yang sebenarnya, kalau aku masih tetap mencintaimu seperti saat dulu kita masih bersama! Meskipun selama ini kita tidak saling bertukar kabar, tapi hanya kamu satu-satunya pria yang paling aku cintai."

Gadis itu berusaha meyakinkan Sofian.

Sofian meraih jemari wanita cantik itu, dan mengecupnya berulang kali. Dalam hatinya ia bersumpah, tidak akan pernah membiarkan Celina pergi dan meninggalkannya lagi, seperti yang sudah wanita itu lakukan beberapa tahun yang lalu.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Jejak Lara Setelah Perceraian.   Bab 20

    Setelah menarik kursi dan duduk bersama Mama dan juga istrinya, Laras menyendokkan nasi kedalam piring Sofian, ia juga mengambil Lauk pauk beserta segelas air putih untuk suaminya itu.Laras meletakkan piring yang sudah diisi dengan makanan tersebut dihadapan SofianDengan sedikit malas, laki-laki itu meraih piring yang sudah diletakkan oleh Laras dihadapannya, dan mulai menyendokkan nasi kedalam mulutnya.Sebenarnya, didalam hatinya Sofian tidak berniat memakan makanan itu sama sekali.Namun, demi menghargai sang Mama yang sudah memaksanya makan dimeja makan, dengan terpaksa Sofian memakan makanan tersebut.Karena dirinya tidak ingin menghadapi ocehan Cantika yang berkepanjangan, jika saja ia tidak mau memakan makanan yang dimasak oleh menantu kesayangan Mamanya itu.Satu sendok makanan yang sudah masuk kedalam mulutnya itu, ia kunyah perlahan.Tiba-tiba saja, Sofian membulatkan bola matanya, karena rasa makanan yang dimasak oleh Laras itu sangatlah enak.Akhirnya ia memakan makanan

  • Jejak Lara Setelah Perceraian.   Bab 19

    Sofian yang baru saja keluar dari dalam mobil segera berjalan menuju pintu depan rumahnya. Sebelumnya dia juga sudah melihat mobil Cantika yang terparkir dihalaman. Laki-laki itu segera masuk kedalam rumah, dan mendapati Cantika yang sedang berpelukan dengan Laras. Ketika Cantika menatap Sofian yang sedang berjalan kearah mereka, dengan segera perempuan itu menghapus air matanya. Cantika pelepaskan pelukannya pada Laras dengan perlahan, lalu ia berdiri dan mendekati putranya. Ditatapnya wajah sang anak, membuat Sofian merasa gugup. "M-ma! Mama sedang apa disini?" tanya Sofian tergagap. "Darimana saja kamu? Kenapa kamu keluyuran tanpa mengajak Laras ikut bersamamu? Apa kamu tidak tau, kalau istrimu baru saja diajak oleh sahabatnya jalan-jalan karena dia merasa suntuk dirumah terus? Sedangkan kamu malah enak-enakan pergi sendirian." ujar Cantika menatap nyalang pada putranya tersebut. Sofian hanya menundukkan kepala mendengar Ibu kandungnya itu mengomel. "Tadi aku ada keperluan

  • Jejak Lara Setelah Perceraian.   Bab 18

    "Laras! Suamimu mana? Kok dari tadi Mama nggak melihat dia bersama kalian, memangnya tadi kalian itu tidak pergi dengan Sofian?" tanya Cantika.Laras hanya terdiam, kemudian ia menatap pada Hilda yang juga sedang melihat kearahnya."Mas Sofian sedang keluar Ma! Tapi, aku dan Hilda tadi hanya pergi berdua saja, bukan pergi dengan Mas Sofian!" sahut Laras kemudian."Loh, Mama fikir dia perginya sama kamu! Memangnya suami kamu itu nggak bilang kalau dia mau pergi kemana?" Cantika bertanya lagi sambil menatap tajam menantunya."Nggak Ma! Mas Sofian nggak bilang dia pergi kemana? Mungkin ada sebuah kepentingan, atau pergi bersama teman-temannya, Ma!" Laras menjawab sambil tersenyum."Kalau gitu, ayo kita masuk dulu kedalam, Ma!" ajak Laras, dan diangguki oleh Mama mertuanya itu."Oh iya, Laras! Kalau begitu aku pamit dulu ya?" Hilda menimpali saat mereka akan masuk kedalam rumah.Laras dan Cantika menoleh kearah gadis itu."Loh, kok kamu mau pulang sih, Hilda? Memangnya kamu nggak mau ngob

  • Jejak Lara Setelah Perceraian.   Bab 17

    Mengetahui bahwa suaminya itu sedang kebingungan menjelaskan siapa Laras sebenarnya, wanita cantik itupun berjalan mendekat kearah Celina yang sedang berdiri menatapnya, seraya mengapit lengan Sofian."Perkenalkan Mbak! Namaku Laras. Aku sepupunya, Mas Sofian!" ujar Laras sambil mengulurkan tangan pada Celina, mengajak wanita itu bersalaman.Sofian merasa sangat terkejut, ternyata Laras sama sekali tidak memperkenalkan diri sebagai istrinya pada Celina. Namun Laras mengatakan kalau dia adalah sepupu lelaki itu.Begitupun Hilda, wanita itu hanya tertegun mendengar pengakuan sahabatnya.Celina tersenyum mendengar ucapan Laras, raut wajahnya yang tadinya terlihat masam, tiba-tiba saja berubah sumringah.Ia pun menyambut uluran tangan Laras."Oh, jadi kamu sepupunya Mas Sopian? Hampir saja aku salah faham! Aku pikir kamu siapanya Mas Sofian?" jawab Celina senyum-senyum."Namaku Celina! Aku adalah kekasihnya Mas Sofian!" Celina dengan bangga memperkenalkan dirinya pada Laras.Laras mengang

  • Jejak Lara Setelah Perceraian.   Bab 16

    Suatu sore, Sofian dan Celina bertemu kembali, dan mereka berdua berjalan-jalan disebuah taman yang terlihat ramai oleh pengunjung."Celin! Kamu kan suCelinadah berjanji waktu itu, kalau kamu akan menceritakan masalah kamu sama Mas!" ujar Sofian sambil berjalan beriringan dengan yang sedang memakan es krim yang dibelinya didekat taman."Iya, Mas! Sebaiknya kita duduk dulu disana!" jawab Celina sambil menunjuk pada sebuah bangku panjang yang ada ditaman itu.Sofian pun mengangguk dan mengikuti langkah Celina yang sudah berjalan lebih dulu.Mereka merduapun duduk berdampingan, Sofian terus saja menatap kearah Celina yang sedang asyik menikmati es krim yang ada ditangannya."Kamu suka es krimnya?" Sofian bertanya seraya tersenyum pada Celina."Suka banget, Mas! Aku memang paling suka sama es krim! Kamu mau cobain?" Celina menyodorkan es krim itu kemulut Sofian.Sofian pun menerima es krim yang disodorkan oleh kekasihnya itu."Enak kan, Mas?" tanya Celina seraya tersenyum dan dibalas sen

  • Jejak Lara Setelah Perceraian.   Bab 15

    Laras yang sedang menyiram tanaman dipekarangan rumah, melihat suaminya pulang dengan raut wajah bahagia.Ia pun mematikan keran air dan menghentikan pekerjaannya, dengan senyum menghiasi bibirnya yang berwarna pink tersebut, Laras mendekati Sofian yang baru saja turun dari mobil miliknya."Mas sudah pulang?" sambut Laras ramah.Sofian hanya menatap istrinya, kemudian ia menganggukkan kepala.Laras segera mengambil tangan suaminya dan mengecup tangan laki-laki itu seperti biasa.Kemudian Sofian segera masuk kedalam rumah tanpa memperdulikan Laras yang menatap padanya.Tidak ambil pusing, Laras kembali melanjutkan pekerjaannya menyiram tanaman. Meskipun Sofian masih bersikap cuek terhadapnya perempuan itu sudah terbiasa dan sudah mulai bisa menerima hal itu dengan lapang dada.Sofian yang sudah masuk kekamarnya, langsung menghempaskan diri diatas tempat tidurnya yang empuk.Laki-laki itu senyum-senyum sendiri, membayangkan pertemuannya dengan sang kekasih.Setelah sekian lama gadis itu

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status