Share

17. Demam

"Aku pulang ya," kata Sakti ketika mereka sudah berdiri di depan gerbang gedung berlantai delapan itu.

"Hati-hati," ucap Gendis tersenyum, tersipu malu saat mengingat kejadian tadi di saat hujan masih deras.

"Nggak usah di pikirin," goda Sakti, karena dia yakin Gendis masih memikirkan kejadian konyol tadi.

"Apaan sih." Gendis lagi-lagi tertunduk malu. 

Jika saja ulat bulu itu tidak terjatuh di pundaknya mungkin bisa jadi Gendis akan berpikiran macam-macam dengan Sakti dan jari-jari tangannya yang mengkerut karena dingin sudah membekas di pipi lelaki itu.

"Pulang, ya ... haachh—" Sakti tiba-tiba bersin.

"Eh, kamu—"

"Sana buruan masuk, nanti kamu malah demam," ujar Sakti menyalakan mesin motornya.

Gendis setengah berlari masuk ke dalam meninggalkan Sakti yang masih di sana menunggu hingga punggung gadis itu menghilang, barulah dia melajukan kendaraannya.

"Dari mana basah kuyup begitu?" tanya Wati saat membuka

Chida

Enjoy reading 😘

| 1
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (9)
goodnovel comment avatar
Indarini Rini
𝚖𝚘𝚍𝚞𝚜 𝚖𝚊𝚗𝚓𝚊 𝚢𝚊 𝚜𝚊𝚔
goodnovel comment avatar
Risma Magdalena
Kesempatan dalam kesempitan mmg si sakti ini yaa hahaaa
goodnovel comment avatar
Dina Raihanun
cari² kesmpatan dlm kesempitan kamu mh sakti...wkwkkwwk
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status