Jerat Casanova Insaf

Jerat Casanova Insaf

Oleh:  Chida  Tamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
225 Peringkat
118Bab
55.1KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Kisah ini tentang cinta pada pandangan pertama, tentang pertemuan yang tidak pernah di sangka-sangka. Namun terkadang tidak semua cinta pertama berakhir bahagia. Hal terindah terjadi pada Sakti, seorang anak Konglomerat terkenal dengan gaya hidup bak Casanova, bertemu secara tidak sengaja dengan gadis yg tinggal di rumah susun. Pertemuan-pertemuan yang tak terduga itu, membuatnya penasaran. Hingga mencari tahu tentang sosok gadis yang ternyata bekerja di sebuah minimarket. Cinta tidak akan pernah salah bermuara, namun status sosial mereka terhalang oleh restu. Akankah Sakti dan Gendis mampu berjuang demi cinta mereka? Atau salah satu dari mereka harus mengalah. Atau mungkin cinta sejati itu sendiri yang akan membawa mereka kembali bersama.

Lihat lebih banyak
Jerat Casanova Insaf Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
N’dank Widianing
Selalu candu dengan karya mu mbak
2023-01-27 04:50:47
1
user avatar
Claresta Ayu
Yuhuuuu....makasih kak Chida extra partnya, love you sekebon kurma.........
2022-09-02 12:30:16
1
user avatar
Enisensi Klara
Makasih Mak udah buat ektra part mas jambang dan Gendis ,ditunggu kisah lsinnya ,lope lope sekota Bekasi
2022-09-02 07:06:58
1
user avatar
Muti
Makasih ka chida. Love you
2022-09-02 06:48:15
2
user avatar
Claresta Ayu
Happy ending.... Akhir cerita yang manis, semanis nama pemeran utama wanitanya Gendis.hehe... Makasih kak Chida sudah menghibur kita dengan kisah² manisnya Gendis dan Sakti, sukses dan sehat selalu, di tunggu karya selanjutnya. Emuuuuuuaaach.... peluk cium dari Kadiri kota tahu?!!hihi,
2022-08-31 23:22:09
1
user avatar
Muti
Happy ending.. Love you Ka Chida
2022-08-31 22:16:59
1
user avatar
Enisensi Klara
Terima kasih kak chida untuk cerita sakti gendis ,ditunggu cerita selanjutnya ,lope lope sekota Bekasi
2022-08-31 20:26:30
1
user avatar
Anies
TAMAT dan akhrinya sampai juga di penghujung cerita manis ini, terima kasih kak chida sayang.. sakti gendis akhirnya happy ending juga, cerita yang luar biasa dari author kesayangan. terima kasih sekali lagi, sukses selalu kak chida di tunggu karya² berikutnya
2022-08-31 20:10:33
1
user avatar
me_Nanda
Cerita tentang cinta yg ringan dan puny alur lambat,penokohan cerita yg tidak 'mengada' shg sgt bs diimajinasikan dan relates dgn kehidupan sehari.Jangan lupakan setting yg selalu mengeksplor keindahan dr tempat yg diceritakan ......
2022-08-30 21:40:03
1
user avatar
Enisensi Klara
Nakasi udah up kak chida ,sehat selalu ya
2022-08-25 23:50:09
1
user avatar
Poernama
Aku selalu kesemsem klu mbak chida buat novel romantis novelnya selalu enak dibaca dan alurnya tdk membosankan lebih ke kehidupan sehari" nggak berbelit" nggak bikin bosan nggak bikin vertigo juga
2022-08-24 21:39:46
1
user avatar
Christina Natalia
sllu suka karya kak chida enak dibaca,enak dinikmati,slow,bikin gemes bikin ngakak bikin kesal bikin mewek pokoknya nano2...sukses terus dech buat karyanya....
2022-08-23 22:43:58
1
user avatar
Enisensi Klara
Yeàaay ...selamat ya mas jambang dan Gendis ,untuk kelahiran si baby Abi
2022-08-23 20:32:12
1
user avatar
Enisensi Klara
Makasih kak Chida udah up ,akhirnya mas Arya dan mbak Ami menyatu bersama uhuuyy
2022-08-16 19:59:28
1
user avatar
Enisensi Klara
Yeàaay makasih kak chida udah update lagi ......
2022-08-13 20:16:48
1
  • 1
  • 2
  • 3
  • 4
  • 15
118 Bab
1. Anak Konglomerat
Lelaki berwajah tampan dengan setelan kemeja body fit dan celana Chinos yang menggantung semata kaki lengkap dengan loafer shoes itu berjalan tegap mengarah ke lobby kantornya sore itu. Setelah seharian bekerja, cuma ada dua tujuan yang biasanya dia sambangi. Pertama, club yang biasanya menawarkan musik hingar bingar atau pulang ke apartemennya bermain-main dengan wanita yang setiap saat siap menemaninya setiap malam.Hidup dengan bergelimang harta, mempunyai wajah tampan, dan wawasan yang luas membuatnya di sukai banyak orang. Sakti Bima Anggara namanya, lelaki berumur 29 tahun berpendidikan tinggi dan salah satu anak konglomerat di negara ini. Ayahnya adalah seorang pengusaha besar, sudah tidak terhitung usaha apa saja yang mereka geluti.Sakti memegang tiga perusahaan besar dan lima anak cabang. Sepak terjang lelaki ini hampir mirip dengan sang Ayah, meluaskan bisnis keluarga. Namun sayang, dalam
Baca selengkapnya
2. Sang Casanova
Gaya jalan yang elegan memasuki ruangan itu, membuat banyak pasang mata terpesona pada diri lelaki itu. Sakti tersenyum pada kedua temannya yang bersandar di sofa memandangi lekuk tubuh wanita-wanita yang entah sudah berapa lama berada di atas meja itu berusaha menarik hasrat para lelaki di depan mereka."Wuih, tumben lo ini hari Senin, bukan jadwal lo, Sak," ujar Reno yang mengulurkan tangannya pada salah satu wanita untuk duduk di pangkuannya."Lagi suntuk aja," ujar Sakti meneguk minuman beralkohol yang sudah tersaji di atas meja.Dentuman musik keras seakan sudah menjadi santapan orang-orang di dalam sana. Mata Sakti menatap wanita dengan belahan dress di dada berwarna hitam yang duduk berhadapan dengannya. Wanita itu menyeringai, mengangkat gelasnya lalu meneguknya seakan menggoda Sakti."Kenalin Sak, temen gue," sahut Yoan dengan suara agak di tinggikan, lalu menjentikkan jarinya pada wanita yang dia sebut teman tadi.Wanita itu melangkah men
Baca selengkapnya
3. Si Gadis Rumah Susun
"Dis ... udah jam enam, kamu bilang ada kuliah pagi ini." Suara perempuan paruh baya terdengar dari balik pintu kamar Gendis.Gadis berumur 23 tahun itu masih meringkuk di atas tempat tidur. Malam tadi dia pulang lebih lama tidak seperti biasanya. Ada audit dari kantor pusat yang mengharuskan dia ikut serta mengecek barang di minimarket tempat dia bekerja."Dis ....""Iya, Bu ... udah bangun," sahutnya dari dalam.Meraih ikat rambut yang tergeletak tidak jauh dari sisinya, perlahan dia bangkit membuka pintu kamarnya. Bayu, sang adik yang duduk di kelas dua SMA sudah rapi mengenakan pakaian sekolah. Melintas melewati Bayu, Gendis mengacak rambut sang adik."Mbak—""Ambil di kantung celana Mbak, 10 ribu aja jangan banyak-banyak," ujar Gendis seakan tahu apa yang akan di minta Bayu."Makasih, Mbak," ucap Bayu tersenyum lalu berlari ke kamar Gendis. "Ibu, Bayu berangkat ya," serunya. "Mbak ....""Ya, hati-hati," jawab Gendis
Baca selengkapnya
4. Demi Keluarga
"Yakin, Dis?" tanya Rika untuk kesekian kalinya saat Gendis membereskan buku-bukunya."Yakin ... udah santai aja, lain kali kalo aku sedang off kerja, kamu bisa traktir aku," ucap Gendis beranjak dari tempat duduknya."Hhmm ... ya sudah kalo gitu, sayang banget padahal aku pengin ajak kamu jalan-jalan," ujar Rika dengan mimik wajah kecewa. "Emm, sebentar Dis." Rika merogoh kantung celananya, di ambilnya dua lembar uang berwarna merah lalu diberikannya pada Gendis."Ini uang buat ibu, bilang sama ibu besok aku mau main ke rumah, masakin aku masakan yang enak," ujar Rika.Ya, begitulah cara Rika jika ingin memberikan uang pada Gendis agar tidak Gendis tolak. Alih-alih meminta ibu Gendis untuk memasakkannya masakan yang lezat untuk dirinya."Ibu masih ada uang, Ka," tolak Gendis. "Kamu kebiasaan kalo kayak gini." Gendis mengembalikan uang itu pada Rika."Aku yang minta ibu buat masakin, jadi nggak ada alasan kamu tolak," gerutu Rik
Baca selengkapnya
5. Pandangan Pertama
Ciuman itu begitu liar, Sakti terlihat terburu-buru membuka pakaian lawan mainnya malam ini. Wanita berbeda lagi yang di temuinya malam ini sewaktu dia berada di club tadi."Slowly," ucap wanita itu lembut.Sakti seakan tidak perduli, dia dengan rakusnya melumat bibir yang sejak tadi tidak pernah diam selama perjalanan mereka.Sakti menghempaskan tubuh indah itu ke atas ranjang, seraya tersenyum miring. Gaun berwarna hitam membalut tubuh itu pun sudah terlepas dari tubuhnya. Sakti melempar kemejanya ke atas sofa, merangkak naik ke atas tubuh teman kencannya malam ini."Siapa nama kamu tadi?" bisik Sakti lalu menyusuri leher jenjang putih mulus itu.Wanita itu mendesah saat Sakti menekan tubuh bagian bawahnya dan menyesap leher wanita itu sedikit kuat."Reina ...," ucapnya lirih seraya mengangkat dagunya memberikan ruang pada Sakti menikmati lehernya."Reina ...." Suara itu begitu lembut, tangan Sakti meremas payudara yang bah
Baca selengkapnya
6. Manis
Pagi itu terasa berbeda bagi Sakti, secara sengaja ketika berangkat kerja lagi-lagi dia melewati halte busway tempat pertama kali dia bertemu gadis ber-kulot lilac. Meski gadis itu tidak ada, tetap saja dia perintah agar membawa mobil jangan terlalu cepat. Bahkan setelah melewati halte itu pun Sakti masih memutar kepalanya memastikan gadis itu bisa saja tiba-tiba datang. "Memangnya siapa, Pak?" tanya Supri. "Manis," jawab Sakti sambil tersenyum. "Manis?" Supri melirik kaca spion melihat Sakti di kursi tengah. "Iya, gadis manis di halte busway. Jarang saya liat yang seperti itu. Seperti tadi malam, kamu ingat ... saya bilang kejar gadis yang mengenakan celana kulot itu, saya rasa itu dia." Supri menyadari sepertinya anak majikannya ini sedang jatuh cinta. "Pandangan pertama, Pak." "Kenapa?" "Iya, namanya pandangan pertama ... dulu saya juga pertama kali jatuh cinta sama istri waktu ke temu di pasar becek. Pertama kali lihat dia lagi nawar tempe," cerita Supri. "Kamu ngapain d
Baca selengkapnya
7. Pertemuan Kedua
"Meeting siang nanti setelah makan siang," ujar Agus assisten pribadi Sakti. "Di kantor mereka?""Iya, Pak.""Ok, tim marketing siapa yang kamu tunjuk untuk ikut kita?" tanya Sakti masih fokus dengan berkas yang dia tanda tangani."Saya tunjuk Roro untuk presentasi produk kita," jawab Agus."Ok, kalian bawa mobil kantor saja, saya biar bawa mobil sendiri." Sakti memberikan berkas itu pada Agus. "Saya permisi, Pak." Agus mohon diri embali ke ruangannya."Oh ya, Gus," panggil Sakti.Agus memutar tubuhnya, "ya, Pak?""Sudah berapa lama kamu menikah?" tanya Sakti.Agus mengernyitkan dahinya, seingatnya atasannya ini sangat sangat jarang membahas hal pribadi."Sudah berapa lama?" Lagi sakti bertanya."Dua tahun, Pak.""Pacaran berapa lama?""Tiga tahun, Pak. Kalo boleh tau, ada apa Pak?""Total sudah saling kenal lima tahun, nggak bosan?'"Lebih, Pak," ujar
Baca selengkapnya
8. Siapa Dia
"Pembalutnya isi 10 dengan sayap," ulang Gendis lagi."Ah ... iya— iya," jawab Sakti kelabakan karena merasa mengambil barang-barang itu dengan asal ambil saja."Totalnya 250 ribu, Kak," ujar Gendis lalu tersenyum."Ya ampun," ucap Sakti saat melihat senyum Gendis."Gimana? ada yang salah?" Gendis mengerutkan keningnya."Oh, nggak— nggak, nggak ada yang salah." Sakti merogoh saku celana bagian belakang mengeluarkan dompetnya. "Berapa tadi?""250 ribu," jawab Gendis lagi.Mengeluarkan tiga lembar uang ratusan, dan memberikannya pada Gendis. Detak jantung itu masih sama, berdegub kencang. Apalagi saat Gendis memberikan uang kembaliannya pada Sakti beserta struk pembayaran, jari mereka tak sengaja bersentuhan."Terimakasih, selamat berbelanja kembali," ujar Gendis dan lagi-lagi kembali tersenyum."Sama-sama," jawab Sakti namun mata lelaki itu mengarah pada name tag yang berada di dada Gendis.Gendis menge
Baca selengkapnya
9. Cari Tahu
"Pacarnya? ck ...." Sakti berdecak, kecewa terlihat dari raut wajahnya.Sebegitu ingin tahunya dia tentang Gendis, namun ketika rasa penasarannya membuncah lalu menghadapi kenyataan kalo gadis itu malah milik orang lain."Nggak mungkin pacarnya, kalo pacar pasti naek motornya nggak jauhan kayak gitu. Ck, bukan ... bukan pacar, mungkin kakaknya. Nah, bisa jadi ...."Bergelut dengan pikirannya sendiri, Sakti memutuskan untuk datang lagi besok. Meraih gawainya, Sakti mencari nama Supri. Hal pertama yang harus dia lakukan adalah menghubungi Supri, hanya lelaki itu yang bisa membantunya."Pri.""Ya, Pak.""Kamu di rumah?""Iya, Pak ... saya di rumah Pak Satyo.""Besok, setelah antar Papa ... kamu ke kantor saya, ya.""Siap, Pak.""Oh ya, kamu udah cari motor yang saya mau kemarin?""Belum, Pak ... maaf, seharian saya nemenin Pak Satyo.""Ya sudah, besok temani saya berarti. Nanti saya bi
Baca selengkapnya
10. Membuntuti
"Dis, lo kenapa?" tanya Andi, melihat Gendis berjingkrak setelah lelaki yang terakhir berada di depan kasir itu pergi. "Hah? Nggak ... nggak apa-apa," ujar Gendis tersipu malu. "Yee ... udah buruan, udah di hitung?" "Oh iya, sebentar ...."  Seperti biasa ketika keluar dari minimarket yang selalu tidak pernah di sangka pasti sudah setia menunggu di sana. "Dia pantang mundur ya ternyata," kata Andi menggoda Gendis. "Ya ampun, Mas Arya ...," ucap Gendis pelan nyaris tak terdengar. "Udah terima aja kenapa, Dis." "Terima apaan?" "Udah nembak, kan?" "Nggak ada nembak ... nembak apa?"  "Ya elo Munaroh ... siape lagi?!" Logat Betawi itu terdengar lebih kental dari biasanya. Gendis tertawa, membantu Andi mendorong rolling door, "nggak nembak, nggak ngomong apa-apa, gimana mau nerima." "Nggak gercep, diambil orang aja dulu ... kapok," rutuk Andi. "Gue duluan, ya ... Mas Arya, gue
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status