Share

Kebohongan logis

Author: Kuldesak
last update Last Updated: 2025-12-04 01:24:20

"Tuan yakin?" tanya Chloe memastikan. Suaranya bergetar, matanya menatap tajam, mencoba mencari sisa kewarasan di mata pria itu.

"Apa aku terlihat ragu?" balas Jordan datar, meski napasnya sudah mulai memburu.

Dengan napas tercekat, Chloe membuka mulutnya. Perlahan, bibirnya yang gemetar mendekat ke arah ujung milik Jordan yang berkedut menanti. Aroma maskulin yang pekat—campuran musk mahal dan feromon pria dominan—memenuhi indra penciumannya.

'Ini hanya protein,' mantra Chloe dalam hati, menekan rasa gugupnya dengan rasionalisasi ilmiah. 'Anggap saja prosedur pengambilan sampel kultur bakteri oral. Tidak ada bedanya dengan pipet laboratorium.'

Tepat saat napas hangat Chloe menerpa kulit sensitif itu...

Drrt, drrt, drrt!

Atmosfer erotis yang tegang itu pecah berkeping-keping saat ponsel Chloe berdering dengan musik koplo.

Jordan membeku. Alis tebalnya terangkat satu, menatap saku celana Chloe dengan tatapan menghina yang mendalam.

"Selera musikmu... menjelaskan kenapa otakmu sedikit
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Jerat Obsesi Ayah Tiri Lumpuh   Parasit

    Chloe menyipitkan mata, berusaha menajamkan pandangannya di bawah cahaya lorong yang agak temaram."David?" bisiknya tak percaya.Pria itu berdiri santai di dekat ATM, mengenakan kemeja flanel yang sangat Chloe kenali—kemeja yang ia belikan dengan uang hasil kerja sampingannya dua bulan lalu. David tampak sibuk memasukkan dompet tebal ke saku belakang celananya."Kebetulan aku ketemu di sini!" Chloe baru saja akan melangkah maju, kemarahan di dada sudah meluap. Dia ingin menagih utang, ingin berteriak di depan wajah pria yang memutuskannya lewat telepon saat dia sedang butuh-butuhnya.Namun, langkah Chloe terhenti mendadak. Ketika seorang wanita cantik dengan rambut bob pendek berlari kecil menghampiri David, menenteng dua paper bag bermerek Chanel."Sayang, kamu nunggu lama, ya?" sapa wanita itu dengan manja.Wanita itu langsung memeluk lengan David, menempelkan pipinya dengan mesra di bahu pria itu.Dunia Chloe runtuh seketika.Itu Inez.Sahabatnya di kampus. Teman sebangkunya saat

  • Jerat Obsesi Ayah Tiri Lumpuh   Kepulangan

    Di ketingian, tekanan di dalam kabin First Class terasa mencekik, Claudia Arsenio tidak sekadar marah. Dia sedang dalam mode mengincar. Kacamata hitam yang wanita itu kenakan berhasil menyembunyikan tatapan yang bisa membunuh, namun rahangnya yang mengeras hingga urat lehernya menonjol menceritakan segalanya. Jari-jarinya yang lentik dengan kuku merah darah mengetuk sandaran kulit kursi. Di sebelah Claudia, Rian pura-pura sibuk membalik halaman majalah bisnis. Pria itu gemetar samar. Dia tahu, wanita di sebelahnya bukan sekadar sosialita manja. Claudia adalah ular berbisa yang sedang terinjak ekornya."Satu jam," desis Claudia tiba-tiba.Rian tersentak, majalah di tangannya nyaris terlepas. "A-apa, Sayang? Tadi kamu ngomong apa?"Claudia meremas gelas di tangannya begitu kuat. "Satu jam lagi aku sampai," bisik Claudia. "Cukup waktu untuk menyiapkan hadiah kejutan buat anak nggak tahu diri itu. Dikasih hati, malah minta pankreas."Pikiran Claudia dipenuhi rencana. Meski dia belum tah

  • Jerat Obsesi Ayah Tiri Lumpuh   Agenda Baru

    Cahaya matahari pagi yang hangat mendobrak masuk melalui celah langsir kamar Chloe, tetapi sinar itu bahkan tak mampu menghangatkan hati Chloe yang masih membeku karena kejadian semalam.Chloe berdiri di depan cermin kamar mandi, menatap pantulan dirinya. Lingkaran hitam samar terlihat di bawah matanya. Semalam suntuk dia tidak bisa memejamkan mata. Setiap kali Chloe mencoba tidur, bayangan desahan berat pria itu, dan cairan hangat yang mengenai tangannya kembali berputar di otaknya seperti film horor dewasa yang tidak bisa dimatikan.Ya... Ampun! batin Chloe sambil membasuh wajahnya dengan air dingin untuk kesepuluh kalinya. Bagaimana aku bisa menatap wajahnya hari ini? Aku baru saja melakukan hal paling tidak senonoh dengan ayah tiriku sendiri. Kalau ada neraka jalur ekspres, aku pasti sudah pegang tiket VVIP-nya.Chloe tahu dia harus profesional. Dia juga butuh uang. Dengan tangan gemetar, Chloe merapikan seragam perawatnya. Dia berusaha tenang. Lupakan, Chloe. Anggap saja itu pr

  • Jerat Obsesi Ayah Tiri Lumpuh   Awal Dari Obsesi

    Chloe tidak sanggup berkata-kata lagi. Jangan bertanya balik, dalam rangka apa Jordan meminta Chloe menemaninya? Rasanya, ia ingin menghilang saat itu juga. "Baik!" jawab Chloe singkat.Tanpa menoleh lagi, Chloe setengah berlari menuju pintu, memutar kuncinya dengan tangan gemetar, dan menghambur keluar. Dia menghilang di balik lorong gelap mansion yang sunyi, meninggalkan aroma tubuhnya yang manis bercampur minyak peppermint yang kini memenuhi kamar sang tuan besar.Tinggallah Jordan sendirian di kamar yang remang-remang itu.Pria itu menatap langit-langit kamar. Tubuhnya terasa ringan, seringan kapas. Beban berat yang menumpuk di kedua pahanya selama berbulan-bulan hilang sudah, digantikan rasa rileks yang luar biasa.Namun, ada yang aneh.Otot-otot kakinya yang biasanya kaku, dingin, dan mati rasa, kini terasa... berbeda. Ada aliran hangat yang menjalar halus. Bukan hanya berpusat di paha, tapi merambat turun perlahan melewati lutut, betis... sampai ke ujung kaki.Jordan menatap

  • Jerat Obsesi Ayah Tiri Lumpuh   Akhirnya...

    Tanpa memberi kesempatan Chloe untuk kabur, Jordan menggeser tombol hijau di layar ponselnya. Dia mengangkat benda pipih itu sejajar dengan wajahnya, membiarkan separuh tubuh bagian atasnya terekspos kamera, sementara di bawah selimut sutra hitam yang sedikit menggelembung, tangan Chloe masih terperangkap—menggenggam erat batang panas yang berdenyut liar. Wajah cantik Claudia memenuhi layar, alisnya yang terukir seperti celurit itu tampak berkerut curiga. "Halo, Istriku," sapa Jordan. Suaranya terdengar serak, berat, dan basah. "Jordan?" Suara Claudia terdengar tajam. "Kenapa lama sekali mengangkatnya? Dan... kenapa wajahmu merah begitu? Keringatmu banyak sekali." Di bawah selimut, Chloe menahan napas sampai dadanya sakit. Dia tidak berani bergerak satu milimeter pun. Jantungnya berdegup begitu kencang hingga ia takut Claudia bisa mendengarnya lewat speaker ponsel. Matilah aku. Tamat sudah riwayatku, batin Chloe histeris. Ini gila! Ini yang disebut definisi bunuh diri! Serius

  • Jerat Obsesi Ayah Tiri Lumpuh   Pijatan Area Zona Merah

    "Pipa?" Jordan tertawa rendah, tawa yang kering dan jelas tidak lucu. "Analogi yang kreatif untuk seorang profesional medis."Pria yang berusia 40 Tahun itu menatap Chloe dengan sorot mata tajam yang seolah menelanjangi. "Tapi pipa ini adalah bagian dari sistem sarafku yang harus kamu sembuhkan sebagai perawat, bukan? Atau sumpah profesimu itu cuma bualan belaka?"Chloe membuka mulut hendak membantah, tapi Jordan memotongnya dengan cepat, mengubah nada suaranya dari mengejek menjadi dingin dan mengancam."Lagipula..." Jordan menyandarkan kepalanya miring, menatap Chloe lekat-lekat. "... kalau kamu merasa pekerjaan ini terlalu hina untuk tangan sucimu, silakan keluar. Pintu tidak dikunci."Pria bertelanjang badan itu memberi jeda sejenak."Tapi ingat, Eva. Begitu kakimu melangkah keluar dari kamar ini tanpa menyelesaikan tugas... besok pagi sudah aku pastikan kamu dipecat. Tanpa pesangon, tanpa rekomendasi."Mata Jordan menyipit, seringai muncul, licik dan penuh perhitungan. "Dan siapa

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status