Share

Masalah Rumit Desa Walang Sangit

"Apa?"

"Mereka Pak Lurah. Para preman eksekusi kampung sebelah."

"Astaghfirullah!"

"Ayo, Ham. Kita ke sana!"

"Baik, Pak."

Kami berkendara sekitar lima menit. Ketika tiba di tempat, beberapa orang membawa alat pukul menyeret warga di pinggir jalan.

"Woooy, tunggu!" teriak Pak Lurah.

"Apa?! Mau menghalangi truk penambang juga?!"

"Sama sekali tidak, saya mau bicara," seru Pak Lurah setelah memarkir motor.

Semakin dekat, aku semakin tak kuat menyaksikan kondisi salah satu warga yang babak belur dianiaya. Mataku berkunang-kunang dan terasa mual.

Aku tak bisa melihat pemandangan sadis. Segera kualihkan pandangan dan menarik napas kuat-kuat agar suplay oksigen ke otak cukup sehingga terhindar pingsan.

Jika aku tak sadarkan diri ada dua hal yang ditakutkan. Pertama bikin repot

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status