Melda adalah gadis yang akan dinikahkan dengan seorang pria. Namun, ia lebih memilih Bima kekasihnya. Sehingga, Kirana sebagai kakak tirinya harus menggantikan dirinya sebagai pengantin wanita. Tidak ada cinta di antara mereka, sehingga Kirana memberi kesempatan untuk Arjuna mencari Melda dan suatu saat harus menceraikannya.
View MoreHari yang melelahkan bagi Kirana. Wanita itu pulang kembali ke rumah suaminya. Meskipun, ia tidak ingin berada di sana. Mertuanya datang memohon agar mereka kembali tinggal bersama, padahal ia akan mengurus perceraian mereka. Kirana tetap memilih kamar tamu sebagai kamar tidurnya. Ia tetap ingin pisah ranjang. Toh, mereka sudah dari awal seperti itu. Sehingga tidak akan menjadi masalah. Hanya saja itu hanya ada di pikiran Kirana. Saat Kirana kembali datang beberapa hari yang lalu. Arjuna begitu senang dengan keputusan Kirana yang kembali satu atap dengannya, tapi juga kecewa karena wanita itu ternyata memilih untuk tidur di kamar tamu. 'Mungkinkah dia benar-benar ingin kami bercerai?' tanya Arjuna dalam hati saat ia melihat Kirana tampak dingin itu. Wanita itu pun bergegas untuk membersihkan diri sebelum makan malam. Ya, ia membeli makan di luar. Ia tidak memperdulikan pria itu lagi meskipun sebenarnya hatinya merasa tidak enak jika terus mendiamkan suaminya."Tebar
Pagi ini Kirana masuk ke dalam kantor. Terdengar bisik-bisik yang entah tertuju pada siapa. "Mas, sih? Sayangnya waktu pernikahan, kita gak dateng karena tertutup," ucap salah seorang wanita."Udah ah! Ngapain ngurusin orang?" bisik yang lainnya lagi.'Pagi-pagi udah ngegosip,' batin Kirana. Ia pun memilih masuk ke dalam ruangannya. Dengan berusaha untuk mengembalikan semangat Kirana mengecek pekerjaannya yang dirasa harus selesai beberapa waktu lagi."Kirana!" panggil seorang pria yang bernama Arkan. "Ada apa, Pak?" tanya Kirana pada pria itu."Saya harus keluar hari ini. Bisa tolong berikan ini pada pak Direktur!" "Loh, kan ada yang lain,""Yang lain juga sedang sibuk,""Baiklah," Pria itu pun berlalu. Kirana tidak bisa berkomentar apapun, terlebih ia masih baru di sana."Huh, padahal bisa langsung," gerutu Kirana. Mau tidak mau wanita itu pun menuruti saja, daripada nantinya malah menjadi raport merah dalam pekerjaannya. Kirana menunggu rapat selesai di sebuah ruangan. Ia dib
Hari minggu yang cerah, tapi tidak seperti hati Kirana yang kelabu. Wanita itu memperhatikan drama yang berada di depannya dari jauh."Huh, lucu sekali," ucapnya dengan tersenyum getir. Kini wanita itu hanya menjadi penonton setia dengan jarak hanya beberapa meter dari sana. Dua orang yang ada di hadapannya itu tidak menyadarinya."Mas Arjun udah nikah sama kak Kirana. Ngapain masih ganggu aku?" tanya Melda ketus."Aku cinta sama kamu, Mel. Dia juga mau kita cerai," jawab Arjuna."Pikir dong, Mas! Pernikahan itu bukan permainan. Selama ini, aku baik sama kamu karena permintaan ibu. Aku lebih sayang sama Bima." Jelas Melda."Dia bahkan tidak punya apa-apa. Seharusnya kamu pilih aku," ucap pria itu dengan percaya diri. Mungkin ia pikir uang bisa membuat segalanya mudah."Pilih kamu. Yang ada aku banyak makan hati kalau sama kamu," celetuk Melda. "ššššš š, Mel!""Aku gak mau," pekik Melda. "Apa kurangnya aku sih, Mel? Kamu tahu kan, kalau aku jatuh cinta sama kamu sejak kita perta
Pagi ini Kirana berpenampilan sangat rapi. Dengan kemeja putih dan celana hitam yang dipakainya. Arjuna menatap istrinya itu. Ya, Kirana memang tidak suka memakai polesan. Ia bahkan acuh saat di hadapan suaminya itu."Kirana," panggil Arjuna."Aku pergi duluan, Mas." "Tapi Ki,""Sarapan sudah siap. Aku harus pergi takut terlambat," ucap Kirana. Pria itu terdiam. Ia berjalan menuju meja makan. Ternyata memang terhidang makanan di atas meja. Wanita itu begitu perhatian, tapi ia tidak menghiraukannya. Sekilas ia pun mengingat saat Kirana yang tiba-tiba di ambang pintu saat di Rumah sakit."Apa dia mendengar pengakuanku pada Melda?" tanyanya pada diri sendiri. Pria itu mengacak rambut kasar. Ia tidak menyadari ucapan Kirana lebih awal dan malah menganggap wanitanya itu tidak mengetahuinya. Di sebuah kantor Kirana bertemu dengan seorang pria yang tidak lain adalah teman Club bukunya."Kenapa lihat aku yang kayak gitu?" tanya Kirana, saat mendapati teman bernama Bagas itu melihat tanpa b
Hujan membasahi bumi. Arjuna menjemput Kirana yang keluar dari supermarket. Entah mengapa ia ingin mengantar istrinya itu walau begitu banyak penolakan. Kirana keluar. Ia terkejut saat ia tahu pria itu masih menunggu. Matanya menatap tidak percaya dengan apa yang dilakukan suaminya."Kirana," panggil Arjuna. Wanita itu menatap ke arah Arjuna. Namun, sudut matanya melihat wanita yang seharusnya jadi penggantinya itu."Melda," lirih Kirana. Arjuna yang mendengar hal itu pun menoleh kemana mata Kirana menatap. Dengan cepat Kirana menghampiri Melda yang tengah menyantap makanan pinggir jalan bersama seorang pria dengan senangnya."Melda," panggil Kirana."Kakak,""Kenapa kamu gak pulang, Mel?" tanya Kirana. Matanya berkaca."Melda gak bisa, Kak. Melda gak mau nikah sama orang itu,""Tapi Mel, bukan gini caranya,""Maaf! Aku udah nyusahin Kak Kirana. Aku cuman...," Ucapan Melda terhenti saat orang yang dibicarakan menghampiri mereka."Mas Arjuna," lirih Melda. Pria yang di
Dengan bersikap yang mulai biasa saja Kirana tetap melakukan aktivitasnya meski ada asisten rumah tangga. Itu mungkin untuk mengusir kejenuhan. "Baiklah. Cari dia sampai ketemu!" Terdengar suara Arjuna yang tengah menelpon orang lain.'Ck, aku hanya status agar keluargamu tidak malu. Tapi masa bodo dengan itu. Aku ingin segera pergi dari sini sebelum apa yang tidak aku inginkan terjadi,' pikir Kirana. Ia pikir pria itu sudah berhenti mencari Melda karena mulai akrab dengannya. Kirana menjauh dari tempat Arjuna sedang menelpon. Tidak lama pria itu telah selesai. Pria itu mematung saat tahu Kirana tetap saja melakukan pekerjaan rumah meski mereka terkadang berdebat karena hal itu. Bukan soal sudah biasa mengerjakan. Arjuna mulai sedikit peduli pada wanita itu."Kirana!" panggil Arjuna."Kirana," suaranya mulai meninggi. Wanita itu menatap tajam suaminya. Arjuna justru menatap Kirana itu penuh tanya, karena wanita itu tiba-tiba kembali menakutkan. Kirana berlalu pergi dan
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments