Beranda / Romansa / Jodohku Pak Dosen / Bab 4 Salah mengira

Share

Bab 4 Salah mengira

Penulis: D Lista
last update Terakhir Diperbarui: 2021-10-21 19:30:30

Pov Riyanti

"Kamu nggak apa-apa? Kenalkan saya Hendra, Papanya Niko."

"Oh, saya Riyanti, Pak." Aku balas memperkenalkan diri saat Pak Hendra mau menyalamiku, tapi kubalas dengan menangkupkan kedua tanganku.

"Terima kasih sudah mengajar anak saya, Yanti."

"Sama-sama, Pak. Alhamdulillah Niko cepat kok memahami materi yang saya jelaskan."

"Syukurlah, besok ke sini lagi bisa?"

"Insya Allah."

Aku mengayuh sepeda membelah jalanan yang sudah mulai ramai karena senja telah tiba. Beginilah aktivitasku selain di kampus, aku mengajar privat hingga senja tiba. Ini menjadikanku menyukai senja yang indah dipandang mata. Sepanjang aku mengayuh sepeda, tak henti-hentinya aku bersyukur karena hari ini mengajar dua anak artinya dapat HR 2x. Selain itu, aku gembira karena telah membawa pindang pesanan Pak Alfa.

Tiba-tiba ponsel di sakuku bergetar tertera nama "Dosen Alfa".

‘Haah, Pak Alfa pasti mencariku.'

“Hallo, Yanti. Di mana sekarang? Pindangnya mana?”

Terdengar suara Pak Alfa sambil teriak mengesalkan.

“Iya-iya, tunggu setengah jam lagi.”

“Lama amat, keburu lapar nanti ngamuk.”

'Haah serius Pak Alfa ngamuk, nih?' batinku.

“Sabar Pak, saya cuma nyepeda nih.”

“Kamu dimana sih?”

Tut ... tut

Aku menutup sepihak teleponnya. Suaranya sudah membuatku kesal. Ini benar-benar salahku lagi, karena lupa mengirim pesan pada Pak Alfa kalau aku mengajar privat dulu sampai menjelang Maghrib. Alhasil dia sampai menelponku menanyakan pindang saat aku sedang diperjalanan. Dan apalagi dia bilang tadi, akan mengamuk karena lapar. Wah horor sekali kalau aku diamuk nih.

----

Aku sudah sampai di depan kontrakan Pak Alfa. Segera kupencet bel dan orang yang kucari sudah terlihat batang hidungnya. Oh tidak, godaan lagi melihat penampilan santai Pak Alfa dengan baju kaos dan celana jeansnya selutut. Beruntung lampu halaman depannya tidak begitu terang sehingga tidak menampakkan wajahku yang pasti sudah memerah karena mengaguminya.

"Sudah Magrib?" tanyanya menginterogasi, aku pun menggelang.

"Ckk, kamu dari kos?" Aku menggeleng lagi tak bersuara, karena masih menetralkan napas yang ngos-ngosan memburu waktu sholat, membelah jalanan menembus senja.

Pak Alfa menunjukkan masjid yang berselisih dua rumah dengan kontrakannya. Aku pun bergegas sholat di masjid yang ditunjukkannya. Sedikit lega terasa karena sudah melaksanakan kewajiban sholat.

"Sini, mana pindangnya!"

Aku mengeluarkan satu bungkusan yang dibawakan Bu Salma dan satu lainnya buat makan malam sampai kos nanti.

"Kenapa pakai nasi, kan aku bilang pindang saja."

Kudengar Pak Alfa lalu memanggil pusy … pusy.

'Pussy...? Astaga jadi pindang itu untuk kucingnya.'

Aku menepuk jidatku dan segera pulang ke kos dengan perasaan kesal. Kupikir Pak Alfa yang mau makan dan sudah kelaparan, kupikir dia yang akan mengamuk. Oh ternyata ... seekor kucing besar beserta satu kucing kecil yang butuh pindang. Padahal aku sudah mengayuh sepedaku dengan kecepatan lebih sampai ngos-ngosan dan perut ini keroncongan.

---

Pov Alfa

Riyanti berlalu dari kontrakanku dengan muka kesal yang aku pun tidak tahu penyebabnya. Apa karena pindangnya aku kasih ke kucing? Jangan-jangan dia mengira aku yang akan memakannya sampai-sampai dia ngos-ngosan datang dengan sepedanya.

Sebenarnya dia dari mana? Itulah rentetan tanya dibenakku. Namun aku justru senang saat semakin membuatnya kesal. Apakah aku sudah gila? Ah, entahlah aku pun tidak tahu.

Dia gadis manis berpenampilan sederhana. Suka berkata apa adanya dan sepertinya enak diajak ngobrol asal aku tidak membuatnya kesal. Seandainya dilihat dengan seksama maka akan terpancar pesona yang menarik dari wajahnya.

Aku jadi teringat ucapan temannya di kelas kalau Riyanti pasangan sejatinya Galang.

‘Apakah benar mereka berpacaran?’ tanyaku dalam hati.

Tapi sekilas dilihat mereka hanya sekedar dekat dan tidak lebih. Memang mereka terlihat akrab satu sama lain tapi Riyanti terlihat mampu menjaga batasan, untuk tidak berbuat lebih jauh seperti kontak fisik dengan lawan jenis. Bolehkah aku berandai-andai untuk menjadikan dia sebagai pasanganku?

‘Ah, kenapa juga berandai-andai. Bukankah lebih bagus berprasangka yang baik pada Allah dan berdoa jika memang dia perempuan baik semoga bisa dipasangkan denganku,’ pikirku.

Aku rasa perlu mengenalinya lebih jauh supaya tidak berakhir kecewa.

“Riyanti, apa Galang itu pacarmu?” tanyaku spontan membuatnya tergelak.

“Haah.”

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Jodohku Pak Dosen   S3 Bab 63C Ending

    Bab 63C "Terima kasih, Sayang. Sudah bersedia mendampingiku, menjadi ibu dari anak-anakku." Aryo mengecup puncak kepala Nay yang tertutup pasmina hingga membuat hati Nayla mengembang. "Terima kasih juga, Mas." Lima bulan kemudian. Nay mengenakan baju toga untuk menghadiri wisuda sarajananya. Perutnya sudah terlihat membuncit karena HPL tinggal beberapa haru lagi. Suami dan keluarganya mendampingi acara wisudanya. Pun teman-temannya bersiap dengan buket bunga ditangan mereka. "Selamat dan sukses atas wisudanya, Nay," ucap ketiga sahabatnya. Menyusul juga ucapan selamat dari orang tua dan keluarga Aryo. "Selamat ya, Sayang. Maafkan mama! Kamu memang pantas menjadi pendamping Aryo. Jaga putraku ya, Sayang. Sebagai orang tuanya, mama memang kurang memberinya kasih sayang." "Tidak, Ma. Mama selalu menyayangi Mas Aryo meski jauh di negeri orang. Nay dan Mas Aryo selalu merindukan mama dan papa." Nay mencium pipi mertuanya lalu teringat ibunya. Wanita yang sudah mengandung dan melah

  • Jodohku Pak Dosen   S3 Bab 63B Ending

    Bab 63B"Mereka kan mau menghadiri acara ini, Mas.""Apa?! Sebenarnya ini acara apa sih, Nay?" Aryo bergantian menatap Nay juga keluarganya yang tak ada angin tak ada hujan muncul di rumah istrinya."Hai, Aryo! Oma mau nengok calon buyut tahu, nggak? Kamu tuh malah bengong."Aryo kembali terkesiap. Merasa di prank, Aryo mendekati keluarganya. "Mama, papa, kapan pulangnya? Tante juga katanya nganter oma ke luar kota.""Kamu tuh, Yo. Sama istri mbok ya dijagain yang baik. Untung calon bayinya nggak kenapa-napa. Bisa-bisa kamu tak jewer sini.""Ampun, Oma." "Iya, ini tante sama orang tuamu nganter oma ke luar kota buat mengisi tausiyah, Yo," pungkas tante Maya. Aryo masih terbengong.Semua yang hadir melihat tingkah keluarga Aryo akhirnya tertawa, ada juga yang menahan senyum, seperti Nayla yang saling pandang dengan Andra. Semua itu skenario Andra untuk mengerjai Aryo. Andra tidak mau Nay disakiti oleh suaminya. Saat di Daejeon, dokter mengatakan Nay hampir keguguran karena tindakan

  • Jodohku Pak Dosen   S3 Bab 63A Ending

    Bab 63A"Nay, ini tanda kasihku untukmu." Nay tertegun melihat apa yang dibawa suaminya.Aryo membuka kotak kecil berlapis beludru. Ia mengeluarkan benda yang terpasang cantik di tempatnya. Sebuah kalung pertanda kasih sayangnya untuk sang istri tercinta. Ada liontin bunga matahari di kalung itu. Aryo berharap mentari akan selalu bersinar menerangi langkah mereka mengarungi biduk rumah tangga.Bukan tidak mungkin akan datang kerikil yang menghadang. Sebisa mungkin mereka saling menggenggam tangan untuk melalui jalan yang harus ditempuh. Apa yang menjadi tujuannya menggapai keluarga yang samawa (sakinah, mawaddah, warahmah).Aryo memakaikan kalung dengan liontin matahari ke leher Nayla. Pasmina Nay angkat hingga kalung itu terpasang sempurna di lehernya. Aryo mengecup kepala Nay dari belakang. Rasa yang membuncah mengisi rongga dada keduanya. Senyum manis pun terukir di wajah masing-masing, hingga sepasang lengan kekar Aryo melingkar di perut Nayla. Tatapan hangat di wajah Aryo terli

  • Jodohku Pak Dosen   S3 Bab 62B Luluh

    Bab 62B"Sudah saya bilang Pak Aryo jangan menyakitinya. Dua kali Bapak sakiti Nay, maka...""No, big No, Ndra. Saya harus bicara sama Nayla. Pokoknya kamu nggak boleh melamar sebelum hubungan kami jelas, oke!" Andra hanya mengedikkan bahu, dalam hati tertawa penuh kemenangan.Aryo meninggalkan Andra membereskan tempat yang akan dipakai untuk acara. Entah acara apa sebenarnya Aryo tidaklah tahu. Ia mendekati Pak Rusdi, meminta maaf atas kesalahannya karena membuat Nay sakit hati.Aryo juga bercerita tentang kesalah pahamannya dengan Nay yang melihat dirinya bersama Tika. Waktu itu Tika ingin berpamitan yang terakhir karena mau tinggal di luar negeri. Pak Rusdi yang sudah tahu duduk perkaranya langsung menyilakan Aryo masuk dan duduk di ruang tamu. Bu Ranti terkejut melihat kedatangan tiba-tiba menantunya. Gegas wanita paruh baya itu membuatkan minuman dan menyuguhkan cemilan."Nay baru selesai mandi, Nak. Tunggulah sebentar. Tolong sabar ya Nak Aryo, menghadapi Nay yang anak tunggal

  • Jodohku Pak Dosen   S3 Bab 62A Luluh

    Bab 62AAryo berjalan tergopoh menuju rumah Nay. Mendengar obrolan tetangga Nay tentang acara syukuran membuat hatinya berkecamuk. Menyesakkan."Apa maunya Nayla? Apa dia benar-benar menginginkan perpisahan?" Aryo mendengkus kesal seraya kakinya menendang kerikil di jalan.Sementara itu,di kamar, Nayla merapikan penampilannya di depan cermin. Ingatannya terlempar saat tidur siang di kos Cika. Bisa-bisanya ia mimpi buruk."Nay, maaf. Aku tidak tega membuat Tika sedih," ungkap Aryo membuat Nay mencelos."Lalu?" Tatapan nyalang Nay tujukan pada suaminya. Napasnya memburu menanti perkataan selanjutnya dari sang suami."Ada yang ingin aku katakan padamu. Mama memintaku menikahinya. Tika bersedia menjadi istri kedua.""Untung hanya mimpi. Kalau beneran, aku nggak yakin bisa menerima kabar itu."Nay menghela napas panjang, seulas senyum tersungging di bibir bergincu pinknya. Kedua tangan mengusap perutnya lembut. Sebuah ketukan pintu megusik kegiatan asyiknya di depan cermin."Masuk!" Nay me

  • Jodohku Pak Dosen   S2 Bab 61B Pulang

    BAB 61B"Astaghfirullah. Aryo kenapa?""Aryo bersalah, Oma. Aryo sudah menyakiti hati Nayla. Dia pergi karena Aryo yang nggak sabaran. Saat di Daejeon Aryo menyakitinya fisik juga batin. Lagi-lagi pulangnya pun Aryo menambah lukanya kembali menganga."Oma dan Tante Maya tertegun melihat pengakuan Aryo. Keduanya menasehati Aryo supaya lebih sabar menghadapi masalah. Yang telah berlalu biarlah berlalu, jangan terulang lagi kesalahan yang sama. Manusia tidak ada yang sempurna. Memilih pasangan bukan untuk mencari yang sempurna tetapi yang bisa saling melengkapi hingga mendekati sempurna, karena kesempurnaan hanya milik Rabbnya."Makasih, Oma, tante. Aryo mau bernagkat dulu ke Solo.""Apapun yang terjadi jadikan ini belajaran berharga untukmu dan Nayla, Yo. Oma tidak berharap kalian berpisah. Tetapi kalau mengharuskan kalian berpisah, kamu harus mengikhlaskannya.""Oma, Aryo tidak akan membiarkan Nay pergi. Oma dan tante doakan hubungan kami membaik!" pinta Aryo dengan penuh permohonan."

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status