Share

Bab 17 - Pengakuan.

"Ngapain dia disitu?" Gumamku

Aku terlonjak kaget, saat melihat teman lelakinya melayangkan tangan tepat mengenai pipi Adik iparku.

Tak puas hanya disitu, teman lelaki Mila menuding-nuding wajah Mila tanpa perasaan. Bocah tengik itu terlihat sangat kesal dengan Mila.

Semua mata yang ada didekat mereka menatap aneh, bahkan ada yang menatap iba pada Mila. Aku segera menyenderkan barang belanjaan disamping grobak bakso, lalu berjalan mendekati mereka.

"Udah jangan ganggu gua lagi!" teriak bocah tengik itu lalu pergi begitu saja. Mila menangis sesegukan sambil menutup wajahnya.

"Mil ... Mila," panggilku pelan. Mila langsung mendongkak, terkejut melihat kehadiranku.

"M-bak Nurma," lirihnya dengan wajah menegang.

"Kamu kenapa nangis?" Aku semakin mendekat. "Bocah tengil itu siapa, kenapa dia nampar kamu?" cecarku. Mila menundukkan wajah, tanpa aku duga dia langsung menubruk tubuhku dan memeluk erat.

"Huhu ..." Mila terisak pilu, tubuhnya terguncang dengan hebat.

"Cup, cup." aku mengusap pun
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status