Share

KEKASIH HATI SANG PUTRI
KEKASIH HATI SANG PUTRI
Penulis: Renata Respati

Lakukan atau Mati

Tepat lewat tengah malam, suasana di ardglass, kastil paling terkenal di Helion tampak tak biasa. Seorang putra mahkota bernama Harvey Luther mandapati hal yang aneh pada dirinya. Tubuhnya terasa seperti terbakar, meskipun dirinya sudah melepaskan jubah kebangsawanannya, dia justru merasa semakin kepanasan.

Tak selang berapa lama, Noland South, yang adalah abdi kepercayaan Harvey muncul di kamar pria itu. Memberitahunya sebuah fakta, kalau para saudara tirinya telah bersengkongkol dan memberinya sebuah ‘obat’. Itu terjadi pada saat pesta perayaan ulang tahun raja Helion yang sedang berlangsung. Harvey tidak dapat menyelesaikan pestanya, dan segera pergi dari sana.

“Sialan! Seharusnya aku bisa menduganya. Aku terlalu bodoh karena sempat mempercayai mereka” umpat pangeran Harvey, membiarkan tubuh atasnya terbuka di bawah sinar bulan yang menembus melewati jendela kamarnya.

“Kudengar, mereka memberikan dosis yang sangat tinggi. Mungkin kau tidak akan bisa bertahan hingga besok pagi” Noland melanjutkan.

“Apa tidak ada cara lain untuk menghilangkan panas ini?” Harvey bertanya dengan gusar, sekarang ini hasratnya benar-benar meronta ingin dipuaskan.

“Satu-satunya cara, kau harus melampiaskannya dengan—“

“Tidak! Seumur hidupku, aku tidak pernah tidur dengan gadis manapun, dan tidak akan pernah! Kau tahu sendiri aku adalah pria yang dikutuk, mana bisa aku membiarkan mereka mengorbankan nyawa untukku” Harvey memotong cepat ucapan Noland.

Matanya memandang pria itu dengan kobaran amarah sementara napasnya masih memburu menahan panas tubuhnya.

“Kalau tidak melakukannya, kau mungkin akan mati sebelum besok pagi. Sekarang pilihanmu hanya dua, satu gadis yang mati, atau kau yang mati?” Noland mengatakannya dengan tenang, dia tidak punya solusi lain lagi untuk masalah tuannya itu.

“Apa mereka mengetahui tentang kutukan itu?” Harvey bertanya lagi, kedua tangannya bertumpu pada meja besar di seberang ranjang, sementara sudut matanya menatap Noland yang berdiri tak jauh darinya.

“Sepertinya tidak, belum” Noland tampak berpikir sejenak sebelum melanjutkan,

“Hanya orang tuamu, kau, aku dan peramal itu. Sepertinya mereka menginginkan kau tidur dengan pelacur mana saja lalu mati karena terjangkit penyakit kotor, dengan begitu, pelantikanmu sebagai putra mahkota akan dibatalkan dan mereka memiliki kesempatan untuk menggantikanmu” ucapnya penuh empati saat menatap wajah Harvey yang sudah basah dengan keringat.

Hening sejenak, Harvey terlihat masih menimbang-nimbang sebelum mengambil keputusan. Dia bahkan tidak berhenti melakukan gerakan seperti sedang menggigit kuku sambil beberapa kali mondar-mandir di tengah ruangan. Dalam kondisi genting seperti ini pun, dia tetap harus berhati-hati dalam bertindak.

“Bisakah kau mendapatkan seorang gadis perawan untukku?” Noland melotot untuk sesaat, dan setelah menemukan ketenangannya kembali, dia mengangguk.

“Beritahu juga padanya, aku akan bertanggung jawab pada keluarganya dan memastikan mereka hidup dengan layak, asalkan—“ Harvey tidak melanjutkan kalimatnya, namun matanya menatap penuh arti pada Noland, yang langsung mengerti maksud dari sang pangeran.

“Aku akan segera menemukannya. Tapi—“ Noland menahan kalimatnya di tenggorkan, sambil memikirkan kalimat yang tepat untuk dikatakan.

“Apalagi?” tanya Harvey semakin gusar, tubuhnya menjadi berkali lipat lebih ‘panas’ sekarang, dan dia sudah nyaris mati untuk menahannya.

“Kau tidak bisa melakukannya di sini, akan sangat berbahaya kalau ada yang melihat. Sebaiknya kita pergi ke pondok di tengah hutan sebelah Selatan. Itu adalah wilayahku, jadi kupastikan aman jika dilakukan di sana” Noland memberi saran yang langsung disetujui oleh Harvey.

Dia tidak ingin pria itu tertangkap melakukan kesalahan di masa tunggu pelantikannya sebagai putra mahkota.

“Kau benar, kalau begitu aku akan pergi dengan Jasper lebih dulu. Kuharap kau tidak terlalu lama” Harvey memandang Noland terakhir kali, sebelum dirinya memakai jubah malamnya lalu pergi bersama Jasper, kuda akhal teke berwarna hitam setinggi seratus delapan puluh sentimeter.

Sementara itu, Noland bergegas pergi mencari seseorang yang mungkin bisa menolongnya. Dirinya kembali ke pesta dan mendapati bibi Lucy, pengasuh Harvey, yang tengah sibuk mengawasi hidangan untuk menjamu para tamu kerajaan. Tanpa pikir panjang, dia membawa wanita baya itu ke luar dari aula, menuju halaman yang tidak begitu ramai.

“Ada apa, Noland?” bibi Lucy bertanya sembari mengatur napasnya karena baru saja berjalan mengikuti langkah kaki pria itu yang lebar.

“Aku butuh bantuanmu. Maksudku, pangeran Harvey” Noland menjawab dengan tenang, matanya penuh permohonan dan kedua tangannya menggenggam tangan keriput bibi Lucy.

“Apa terjadi sesuatu pada pangeran?” Noland mengangguk, lalu dia mulai menjelaskan secara singkat keadaan Harvey yang sekarang sedang dalam perjalanan menuju pondok di tengah hutan.

“Pangeran Harvey berjanji akan menjamin hidupmu kalau kau menyerahkan Naomi padanya” sekarang, bibi Lucy melepaskan tangannya dari Noland, wajahnya berpaling dan tampak berpikir, kedua telapak tangannya pun saling meremas karena kebingungan.

Meskipun Naomi adalah keponakannya, namun dia sudah menganggapnya seperti anak kandungnya sendiri. Bibi Lucy tentu saja tidak akan membiarkan keponakannya begitu saja, walaupun itu adalah pangeran Harvey. Otaknya masih mampu berpikir dengan logis, sekalipun nantinya pangeran Harvey akan bertanggung jawab, Naomi hanya akan berakhir sebagai selir.

Karena pernikahan putra mahkota akan selalu diatur oleh kerajaan, dan mereka tidak akan membiarkan seorang gadis biasa menjadi calon ratu Helion. Oleh karenanya, bibi Lucy terlihat sangat berat sebelum mengiyakan permintaan Noland. 

“Baiklah, aku akan mencari Naomi dan membawanya padamu segera” bibi Lucy berlalu dengan ekspresi yang sulit di artikan.

Noland mengerti, pasti berat bagi seorang pengasuh menyerahkan keponakan tersayanganya pada pria yang diasuhnya sejak kecil. Namun dirinya juga tidak memiliki kuasa untuk menolak.

“Maafkan aku, bi. Setelah ini aku janji akan melakukan apapun untuk menebus semuanya” Noland memandang nanar punggung bibi Lucy yang perlahan menghilang di keramaian.

Noland memutuskan untuk menunggu di lantai dasar kastil ardglass, tempat tinggal Harvey yang terkenal seantero Caligo. Bibi Lucy sudah berjanji akan membawa Naomi ke sana. Jadi dia hanya perlu mempercayainya.

Pada saat pintu utama dibuka, Noland segera berdiri untuk menyambut mereka. 

“Kau? Kenapa bukan Naomi?” tanyanya dengan mata melotot sempurna.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status