공유

Gosip (7)

작가: Mutiara Sukma
last update 최신 업데이트: 2024-12-18 09:47:53

"Ngapain kamu kesini?" Kedatanganku disambut tatapan tak bersahabat dari Mas Fatan. Aku mengulurkan tangan. Namun, Mas Fatan buang pandang seakan tak sudi berjabat denganku. Aku pun menurunkan kembali tangan yang menggantung di udara.

"Maaf, Mas. Tari dan anak-anak kemana, ya?" Tanyaku sembari melihat ke dalam rumah yang sepi.

"Tari ga ada!" Cetusnya.

"Kemana, Mas?" Buruku menahan rasa penasaran. Jam sudah menunjukkan angka delapan malam. Kemana Tari selarut ini? 

"Yang pasti tidak sedang mengubar aib ataupun mengadu pada orang lain atas lelahnya dia menjadi istri yang dituntut kuat dan tak boleh mengeluh!"

Degh!

Apa maksudnya? Belum sempat otakku mencerna ucapan Mas Fatan. Laki-laki itu masuk ke dalam tanpa berkata sepatah katapun padaku, pintu pun di tutup kasar. Aku terduduk di kursi rotan yang tersedia di teras rumah itu. Tak menyangka kedatanganku justru membuat sakit hati begini 

[Dek, kamu dimana? Aku ada dirumah, Ibu! Cepat pulang!] Aku mengirim pesan setelah beberapa kali panggilan telepon tak di jawab.

Pesan sudah dibaca tapi tak dijawab juga. Status terlihat online tapi perempuan itu sama sekali tak menggubris pesan yang ku kirim bertubi-tubi itu. Si4l! Tari sungguh keterlaluan. Tak ada bagus bagusnya jadi istri. Setelah lima belas menit menunggu Tari tak juga pulang, aku memutuskan pergi. Melihat pintu yang tertutup rapat dan sambutan Mas Fatan yang tak mengenakkan. Aku memilih meninggalkan rumah ini tanpa pamit. 

***

Sudah dua hari sejak kedatanganku ke rumah Ibunya Tari. Selama itu istriku sama sekali tak bisa dihubungi. Ponselnya bahkan tak aktif. Ingin mencari tau, tapi melihat tampang Mas Fatan aku jadi urung.

"Arsen, kemarin performa istri lu keren banget. Lu kenapa ga datang sih?" Remon tiba-tiba datang membuyarkan lamunanku pagi ini.

"Heh, bengong lu? Takut ya, jika penghasilan Tari lebih besar dari lu?" Ledeknya lagi. Aku makin muak mendengarnya. Penghasilan apa? Mimpi kali!.

"Ih, nih anak. Kesambet demit mana sih, jadi aneh!" Gerutu Remon sambil berjalan menjauh dari mejaku. Aku hanya mencebik dengan tangan masih menumpu wajah.

Ponselku tiba-tiba berdering. Gegas aku membukanya. Berharap itu pesan atau telepon dari Tari. Tapi , ternyata bukan. Rani.

[Mas, Mamamu minta kita segera menikah. Aku sudah menelepon orang tuaku. Mereka setuju.]

Aku membaca berulang-ulang pesan itu. Menikah lagi? Apa memang itu solusinya?

[Aku akan bicarakan pada Tari. Kamu sabar, ya?]

[Jangan lama-lama. Kalau misal aku ga ada harapan untuk menjadi istri kamu. Aku akan kembali ke Batam. Aku sudah punya pekerjaan disana.]

[Iya, tenang aja. Setelah pulang kerja nanti aku akan ke rumah Ibunya Tari. Tak akan lama. Kamu akan menjadi istriku.]

Suasana hati seketika cerah kembali. Ya udah lah, ga usah mikirin Tari lagi. Saatnya aku bahagia dengan Rani. Toh, aku tak kan menceraikan Tari. Kasian dia pasti akan sengsara tanpa aku yang mendukung perekonomiannya.

Jam kerja usai, aku segera berlari ke parkiran. Ingin segera menemui Tari di rumah ibunya dan mengatakan niatku untuk menikah lagi. Barangkali nanti Rani akan membantu Tari mengurus rumah. Lumayan kan, aku tak perlu mencari pembantu lagi. 

Baru saja motor masuk ke halaman rumah, aku dikagetkan dengan kehadiran Tari yang duduk di kursi teras sambil melihat anak-anak bermain mobil-mobilan. Syukurlah, aku tak perlu mendatangi rumah ibunya. Dia sendiri yang pulang.

이 책을 계속 무료로 읽어보세요.
QR 코드를 스캔하여 앱을 다운로드하세요
댓글 (1)
goodnovel comment avatar
Wiwit Iswandari
bagus, bikin penasaran akhir kisahnya
댓글 모두 보기

최신 챕터

  • KETIKA ISTRIKU BERHENTI MENGELUH    Season 3 bab 91

    Hari ketiga sejak kejadian di warung seafood. Aleeya belum benar-benar keluar dari kamar kosnya. Tirai jendela masih tertutup, skripsi terbengkalai, dan nasi bungkus yang dikirim Alisa hanya disentuh sedikit. Tubuhnya sehat, tapi jiwanya terasa patah dalam keheningan yang asing.Aleeya bukan perempuan lemah. Ia biasa hidup mandiri, tangguh menghadapi kerasnya perkuliahan dan jarak dari keluarga. Tapi luka karena pengkhianatan? Itu urusan lain. Luka ini bukan soal Gian dan Alisa saja. Tapi tentang kepercayaan yang ia tanam dengan penuh harap—ternyata memiliki akar yang rapuh.Seseorang mengetuk pintu. Sekali. Dua kali. Tiga kali.“Leeya, ini aku, Windi. Buka dong, please…”Suara sahabat kosnya yang selama ini jadi teman curhat. Dengan malas, Aleeya bangkit dan membuka pintu. Windi langsung masuk dengan sebungkus roti sobek dan satu kotak susu UHT.“Kalau kamu terus kayak gini, Mas Gian bisa mati penasaran.”Aleeya tidak menjawab. Ia hanya duduk di pinggir kasur.“Dia nyariin kamu ke ma

  • KETIKA ISTRIKU BERHENTI MENGELUH    Season 3 bab 90

    Langit Bandung sore itu mendung. Hujan belum turun, tapi angin sudah bicara. Dari balik jendela kosannya yang kecil namun rapi, Aleeya duduk di depan laptop, mencoba fokus menyusun skripsi revisi bab 4. Namun, pikirannya terbang ke tempat lain.Ke Gian.Lelaki yang beberapa bulan ini hadir bukan hanya sebagai kekasih, tapi sebagai teman, tempat sandaran, bahkan belahan hati yang entah sejak kapan, mulai membentuk definisi baru tentang rumah.Denting notifikasi HP memecah lamunan. Satu pesan dari Gian.> “Aku nyampe depan kos. Bawa kamu makan enak. Keluar yuk!”Aleeya tersenyum. Ada hangat yang mekar di dadanya. Ia mengenakan kerudung, menyesuaikan sedikit bedaknya, lalu turun. Gian menunggunya dengan jas hujan tergantung di motor, wajahnya cerah meski langit kelabu.“Laper?” tanya Gian sambil menyodorkan helm.Aleeya mengangguk. “Banget. Tapi jangan mie ayam ya. Bosan.”Mereka berdua tertawa. Tidak ada janji berlebihan, tidak ada rencana muluk-muluk. Tapi kebersamaan mereka terasa rin

  • KETIKA ISTRIKU BERHENTI MENGELUH    Season 3 bab 89

    Sudah tiga minggu sejak Alisa mengetahui bahwa dirinya hamil. Dan sejak itu, rumah kecil mereka berubah. Tidak dalam bentuk, tapi dalam suasana. Ada nuansa baru lebih hati-hati, lebih penuh perhatian, tapi juga… lebih mudah meledak.“Sayang, kamu yakin masih mau makan mi instan?” tanya Hanan dari balik dapur, dengan wajah panik.Alisa duduk di sofa sambil memeluk bantal. Wajahnya sedikit pucat. “Aku ngidam, Mas. Cuma satu mangkok…”“Tapi dokternya bilang kamu harus jaga makanan.”Alisa mengerucutkan bibir. “Tapi kamu juga bilang mau nurutin semua yang aku pengen…”Hanan menghela napas. Ia memang bilang itu. Tapi dia juga membaca artikel-artikel tentang kehamilan yang membuatnya lebih panik dari seharusnya.Akhirnya, dia menuruti saja. Memasak mi instan… dengan sayur dan telur rebus, tanpa bumbu penuhnya, lalu menyajikannya seperti sedang mengikuti lomba masak sehat.Alisa tersenyum lemah. “Kamu lebay, tapi aku suka.”Mereka makan bersama, meski Alisa tak habis. Sejak hamil, perutnya c

  • KETIKA ISTRIKU BERHENTI MENGELUH    Season 3 bab 88

    Sudah hampir delapan bulan sejak Alisa dan Hanan menikah. Rumah kecil di pinggiran kota yang mereka tempati terasa hangat. Dindingnya masih polos, furniturnya sederhana, dan halaman belakang masih berupa tanah merah yang belum sempat ditanami apa pun.Tapi di dalamnya… ada dua hati yang sedang belajar saling memahami.Pagi itu, Alisa berdiri di dapur dengan daster lusuh dan rambut yang diikat asal. Tangan kanannya memegang spatula, sementara tangan kirinya sesekali mengelus perutnya yang masih rata. Program hamil yang mereka jalani memang belum menunjukkan hasil, tapi setiap pagi, Alisa selalu berharap.Hanan datang dari belakang, memeluknya dengan kedua tangan.“Wangi banget…” gumam Hanan seraya mencium pundak istrinya.Alisa tersenyum kecil. “Telur dadar doang, Mas. Bukan parfum mahal.”“Ya tapi yang masak istriku. Jadi wangi.”Hanan memang bukan tipe romantis berlebihan, tapi sejak menikah, Alisa mulai menemukan sisi Hanan yang lembut—sisi yang dulu tertutup oleh kenakalannya semas

  • KETIKA ISTRIKU BERHENTI MENGELUH    Season 3 bab 87

    Sejak menerima pesan ancaman dari Reyna, Aleeya jadi lebih sering menyendiri. Ia menghindari membuka media sosial, bahkan mulai menjaga jarak dengan Gian. Bukan karena rasa cintanya memudar, tapi karena ketakutan—ketakutan akan kehilangan lagi, seperti dulu saat harus merelakan Raka pergi karena masa lalunya.“Aleeya,” suara Gian di ujung telepon terdengar lembut. “Aku bisa datang? Kita ngobrol baik-baik. Aku nggak suka digantung kayak gini…”Aleeya terdiam di balik tirai kamarnya, menatap hujan yang mengguyur kaca jendela. Lalu menjawab, “Datanglah.”Tak sampai satu jam kemudian, Gian sudah di ruang tamu rumah besar peninggalan Tari. Aleeya duduk di seberangnya dengan wajah lelah.“Reyna itu masa lalu aku, Leeya. Dia pernah jadi tunangan, iya. Tapi aku nggak pernah cinta dia. Hubungan kami penuh tuntutan keluarga.”Aleeya menatap Gian dengan mata berkaca. “Tapi kamu juga nggak pernah cerita tentang dia…”“Aku takut kamu kabur. Sama kayak kamu kabur dari Raka waktu itu.”Deg.“Aku buk

  • KETIKA ISTRIKU BERHENTI MENGELUH    Season 3 bab 86

    Sudah dua bulan sejak pernikahan Alisa dan Hanan. Rumah kecil di pinggir kota yang mereka tinggali penuh dengan canda tawa dan ketulusan. Hanan yang dulu terlihat canggung, kini makin percaya diri menjadi suami yang tangguh dan sabar. Alisa pun tak lagi mudah marah seperti dulu. Ada kelembutan baru dalam sikapnya, mungkin karena cinta yang kini benar-benar dirasakan tanpa paksaan, tanpa luka masa lalu.Namun di balik kebahagiaan itu, ada sesuatu yang belum mereka bicarakan: keinginan Alisa untuk punya anak secepatnya.“Aku pengen langsung isi, Han,” ucap Alisa suatu malam sambil menyisir rambutnya di depan cermin.Hanan yang sedang membaca buku di kasur menoleh. “Nggak buru-buru juga, Sayang. Kita baru mulai. Nikmati dulu masa berdua, ya?”“Tapi… aku ngerasa Bunda bakal seneng kalau lihat kita punya bayi. Aku pengen kasih kabar itu ke keluarga. Buat mereka bangga.”Hanan mendekat dan memeluk dari belakang. “Kita usahain, ya. Tapi pelan-pelan. Kamu nggak sendiri sekarang. Ada aku.”Ali

더보기
좋은 소설을 무료로 찾아 읽어보세요
GoodNovel 앱에서 수많은 인기 소설을 무료로 즐기세요! 마음에 드는 책을 다운로드하고, 언제 어디서나 편하게 읽을 수 있습니다
앱에서 책을 무료로 읽어보세요
앱에서 읽으려면 QR 코드를 스캔하세요.
DMCA.com Protection Status