Share

PART 2

Mospek hari kedua...

" Hooammm ..." aku mencoba merenggangkan badanku dan mengambil jam beker di samping ku .

Aku melihat jam menunjukkan pukul 08.00.

" OH MY GOD ..., nih bener jam segini ? "

Mataku melotot dan aku langsung bangun dari tempat tidur,  tanpa ku sadari luka di lututku, spontan aku teriak kencang, " Awww.. "

Mas Dadang langsung menghampiriku di balik pintu kamarku, " Ada apa non kok teriak-teriak?  "

" Nggak apa-apa Mas. Mas, sekarang jam berapa? "

" Jam 07.30 non. "

Aku mendengar itu, langsung membuka pintu kamar dan melototkan mataku ke Mas Dadang seakan tak percaya, " Whatttsss..!! seriously ..?? kok nggak ada yang bangunin ?? aduuu ..gimana ini, telat parah sih ini. Belum lagi nanti macetnya, mana terkejar lagi ini. "

" Udah Mas Dadang bangunin, Mas ketok-ketok pintu kamar Non tapi Non tak bangun-bangun. "

" Aduhhh Mas.., gimana ini ? Ya udah deh Mas, bilang aja kalau Inne sakit ya. Mau gimana lagi Mas, nggak kan terkejar apalagi Jakarta macet begini. "

Mas Dadang mengangguk dan sepertinya raut wajahnya menahan ketawa karena melihat tingkahku yang kebingungan sendiri.

Aku pun pergi ke ruang makan untuk sarapan dan selesai sarapan aku berencana untuk pergi mandi biar segar dan wangi.

Disaat aku selesai mandi, aku mendengar suara Mas Dadang memanggilku. Akupun menyahut suara Mas Dadang, " Iya bentar Mas. "

Aku keluar kamar dengan handuk yang masih menempel di kepalaku lalu aku turun kebawah, " Ada apa Mas ? "

" Non..,ada yang cari non. "

" Siapa Mas ? Perasaan Inne nggak ada ngundang kawan untuk ke sini deh. "

Di otakku bertanya-tanya siapa yang datang sambil menuju ruang tamu.

Dan sesampainya di ruang tamu, wajahku yang penuh tanya terjawab dengan raut wajah kaget dan mataku langsung melotot.

" Whattsss., Kenan ? "

Kenan menatapku dan tersenyum sambil melambaikan tangannya.

" Gilaaaa ya nih anak ..,ngapain dia kesini ? Darimana dia bisa tau rumah gue ? " batinku penuh dengan pertanyaan.

Aku menghampirinya, " Elo ngapain ke sini ? Dan darimana loe bisa tahu rumah gue ? Jangan-jangan loe mau berbuat jahat ya, Loe mantau rumah gue dari kapan ? Awas aja loe ya. "

Kenan hanya tersenyum tanpa menggubris sedikitpun dari pertanyaanku yang cukup panjang tadi.

Wajah kesalku mulai muncul,

" Bagaimana bisa gue ketemu orang yang aneh seperti ini selama hidup gue coba. "

Kenan menarik tanganku menuju halaman rumah, spontan aku kaget dan mikir yang aneh-aneh tentang nih anak.

" Kennnaaannn.., apa-apaan sih loe ? Sakit tau, loe mau bawa gue kemana? "

Karena rasa kesalku sudah diubun-ubun akupun memukulnya tapi nggak sampai merah kok, hehehe.

" Hahahaha .., lucu juga ya loe kalau udah kesal sampai merah wajah loe nih. "

Kenan memegang wajah gue yang merah, " Jangan marah-marah, entar cepet tua. Loe kenapa nggak datang ? "

"  Suka-suka gue dong mau masuk apa nggak. "

" Kan loe anak baru. Masih menjalani mospek. "

Aku menatapnya tajam dan menjawabnya dengan ketus, " Ya terus?? Gue kesiangan bangunnya, kenapa?? "

Kenan tersenyum, " Nggak apa- apa. Sepi aja tuh mospek kalau nggak ada loe, kan gue nggak bisa buat loe kesal kalau loe kesal tuh lucu. "

Aku tambah melototkan mataku sambil menggerutu geram rasanya males kalau terus-terusan berdebat sama nih orang.

" Udah yuk ikut gue. " Kenan tambah tersenyum lebar dan tanpa basa basi menggandeng tanganku.

Aku hanya diam tak berkutik saking nggak mau berdebat sama Kenan anak aneh yang entah gimana ceritanya bisa ketemu nih orang.

" Pelan-pelan bisa nggak? Lutut gue masih sakit. "

" Ohh iya.., gue lupa. Ayoo.., dipakai helmnya. "

Aku hanya diam menatap dia tajam dengan wajah yang kesal. Kenan langsung mengambil helmnya dan memasangkannya di kepalaku.

Kenanpun membawaku pergi entah kemana Kenan mau membawaku.

" Keennnaann..,bisa nggak sih bawa motornya pelan-pelan ? "

" Apaaaa?? Gue nggak dengar. "

" BAWA MOTORNYA PELAN-PELAN BISA NGGAK..??? "

Kenan hanya tersenyum, " Kalau nggak mau jatuh pegangan makanya. "

Terpaksa tanganku memeluknya daripada jatuh, " Loe tuh ya mencari kesempatan aja. "

Kenan hanya tersenyum merasa dirinya menang hari ini. Aku hanya diam sepanjang jalan karena ulah Kenan yang seenak jidatnya bawa motor dengan ngebut.

Hingga akhirnya, kamipun tiba di suatu tempat yang membuat mataku terbelalak untuk turun dari motor tanpa peduli lagi Kenan menyuruhku untuk turun apa tidak, " Oh my gooddd.., bagus banget. "

" Suka..? terkesima ya ? " Kenan datang membuyarkan pemandangan yang membuat hatiku tenang.

Aku menatap Kenan dengan datar, " Biasa aja. "

Kenan tertawa kecil melihat tingkahku yang menurutnya lucu, " Maaayaaa..Maayaaa, ini yang buat gue suka sama loe, tingkah loe kocak. "

Aku tak menggubris kata-kata Kenan barusan, aku justru beranjak pergi dari tempat dia dan aku duduk di dekat pohon yang cukup besar dan rindang.

Kenan menyusulku dan duduk di sebelahku sambil menyodorkan permen gula kesukaanku, " Nihh ..,buat loe. "

" Wahhh..,ini kan kesukaan gue. " Aku mengambilnya dengan wajah ceria dan setelah sadar aku memasang raut wajah datar dan mengembalikannya.

Kenan heran dan tertawa kecil, " Kenapa dibalikin ? Ini kan kesukaan loe, tenang aja . Gue ikhlas kok belinya karena pakai hati. "

Aku hanya diam tanpa peduli sedikitpun.

" Apa perlu gue yang buka ? "

Kenan pun membuka permen gulanya dan menyodorkannya ke mulutku. Akupun menerimanya, entah kenapa aku menerimanya, " Makasih ya tapi bukan berarti gue terkesima sama loe. "

Kenan hanya tertawa melihat tingkah gue, " Lucu banget sih loe. "

Aku menatapnya datar dan berdiri, " Balik yuk, udah mau magrib nih. "

Kenan mengangguk dan kamipun pergi pulang.

" Makasih ya. " Teriak Kenan saat aku membuka pagar rumah.

Aku membalikkan badan, " Makasih buat apa ? "

" Sudah mau temenin gue seharian. " Kenan tersenyum kecil.

" Iya, sama-sama. "

Kenan tersenyum, " Iya gitu kan enak ngomongnya lembut. Loe masuk aja dulu baru gue pulang, gue mau mastiin loe aman apa tidak. "

Aku langsung sadar dan memasang wajah ketus ketika dengar perkataannya barusan.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status