Share

Bab 189

Penulis: Sahira
Tidak disangka, Evin mengulurkan kakinya dan menjatuhkan Harison. Tubuhnya terjerembap ke depan, dahinya menghantam anak tangga di depan pintu, dan seketika darah mengalir deras.

Andreas tertawa terbahak-bahak. "Wah, ada yang terburu-buru nih!"

"Ayo pergi, nggak perlu buang waktu sama orang seperti itu."

Alyana bahkan tidak melirik Harison, langsung melangkah naik ke tangga dan masuk ke restoran.

"Alya!"

Harison tidak terima, berteriak keras, melihat Alyana dan teman-temannya menghilang dari pandangan, lalu meninju tangga dengan marah.

Di dalam restoran, Evin berjalan di samping Andreas, bertanya dengan penasaran, "Kamu benaran kirim omongan Harison ke ibumu? Cepat banget kamu bergerak!"

"Tentu saja aku cuma membohongi dia." Andreas merasa geli. "Harison itu pasti merasa bersalah. Baru dua tiga kata saja sudah takut setengah mati."

"Melihat reaksinya, jelas dia nggak mau Cecilia tahu dia masih cinta sama Kak Alyana. Mungkin dia pikir bisa berselingkuh, menunggu Kak Alyana ...."

Belum s
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Kamulah Jodohku, Alyana!   Bab 190

    Alyana menerima iPad itu, merasa cemas tanpa alasan.Dia membuka entri topik trending, membaca sampai setengah, tanpa sadar air mata mulai mengaburkan pandangannya.Akun resmi pariwisata dan budaya Kota Halimun sengaja merilis video pidatonya yang hanya untuk dirinya, dibagikan lebih dari satu juta kali, kolom komentar pun sangat ramai.[Astaga, siapa yang menyangka? Ternyata foto-foto ini diambil oleh Alyana! Dia membuktikan dengan kemampuannya bahwa dia bukan orang yang tak berguna!][Mulai sekarang aku jadi penjaga online Kak Alyana. Siapa yang berani bicara buruk tentang Kak Alyana, aku langsung maju bawa keyboard!][Alyana pasti punya bakat, kenapa baru sekarang terlihat? Sepertinya aku ingat, dia pernah mengadakan pameran fotografi ....][Serius deh, kalau nggak ingat lebih baik nggak usah ngomong, yang pernah ngadain pameran fotografi itu Alina.][Kedua putri Keluarga Imano jago fotografi? Kok kebetulan banget? Kalau nggak mengerti tanya deh, di antara mereka berdua, siapa yang

  • Kamulah Jodohku, Alyana!   Bab 189

    Tidak disangka, Evin mengulurkan kakinya dan menjatuhkan Harison. Tubuhnya terjerembap ke depan, dahinya menghantam anak tangga di depan pintu, dan seketika darah mengalir deras.Andreas tertawa terbahak-bahak. "Wah, ada yang terburu-buru nih!""Ayo pergi, nggak perlu buang waktu sama orang seperti itu."Alyana bahkan tidak melirik Harison, langsung melangkah naik ke tangga dan masuk ke restoran."Alya!"Harison tidak terima, berteriak keras, melihat Alyana dan teman-temannya menghilang dari pandangan, lalu meninju tangga dengan marah.Di dalam restoran, Evin berjalan di samping Andreas, bertanya dengan penasaran, "Kamu benaran kirim omongan Harison ke ibumu? Cepat banget kamu bergerak!""Tentu saja aku cuma membohongi dia." Andreas merasa geli. "Harison itu pasti merasa bersalah. Baru dua tiga kata saja sudah takut setengah mati.""Melihat reaksinya, jelas dia nggak mau Cecilia tahu dia masih cinta sama Kak Alyana. Mungkin dia pikir bisa berselingkuh, menunggu Kak Alyana ...."Belum s

  • Kamulah Jodohku, Alyana!   Bab 188

    "Setelah aku pergi, tolong bantu hubungi Bu Vita dan serahkan semua foto yang aku tinggalkan padanya."Alyana percaya pada Vita Jarvis. Hanya Vita yang bisa memahami karyanya, dan itu dianggap sebagai tempat berlabuh yang layak bagi foto-foto tersebut, jauh lebih baik daripada ikut dikuburkan bersamanya."Aku nggak akan setuju soal ini."Nathan menolak tanpa pikir panjang. Dari lubuk hatinya, dia benar-benar menolak Alyana mengatur urusan peninggalan."Kalau kamu memang hebat, maka hiduplah dengan baik. Nanti pasti ada kesempatan bertemu Vita, dan kamu bisa serahkan sendiri semuanya padanya."Setelah bicara, Nathan melangkah pergi, menjaga jarak dari Alyana, jelas-jelas tidak ingin melanjutkan pembicaraan.Alyana kesal. Melihat punggungnya yang tinggi, dia bisa merasakan hawa dingin yang mengelilingi pria itu dengan jelas.Sepertinya dia harus mencari waktu lain untuk bicara dengan Nathan. Hanya dia yang bisa dipercaya menangani hal ini....Mereka berkeliling sebentar. Baru menjelang

  • Kamulah Jodohku, Alyana!   Bab 187

    "Boleh saja! Di sini juga sudah selesai," Alyana menjawab dengan ringan."Ehm ...." Staf bertanya dengan hati-hati, "Nona Alyana, Anda nggak mau menerima wawancara?""Nggak, yang ingin aku katakan sudah aku sampaikan di atas panggung."Alyana menolak dengan halus, tersenyum pada staf itu, lalu menarik Nathan pergi.Tak disangka, baru saja keluar dari belakang panggung, sekelompok wartawan langsung mengerubungi mereka.Untungnya, Andreas dan yang lainnya muncul tepat waktu. Ditambah lagi, Evin paling ahli menghadapi situasi seperti ini. Dalam sekejap, wartawan-wartawan itu berhasil dihalau."Kita semua cari makan dari dunia ini, ya. Apa yang boleh ditulis dan apa yang nggak, seharusnya nggak perlu aku yang kasih tahu, 'kan?"Dengan satu kalimat dari Evin, para wartawan langsung mengurungkan niat mereka untuk mengejar sensasi. Kalau sampai menyinggung pria ini, jangan harap bisa bertahan di dunia hiburan.Melihat para wartawan pergi dengan wajah muram, Alyana mengangguk berterima kasih.

  • Kamulah Jodohku, Alyana!   Bab 186

    Telepon tersambung, suara Cecilia terdengar, penuh kegembiraan. "Harison!""Ada perlu apa?" tanya Harison."Aku cuma kangen kamu."Nada Cecilia terdengar agak manja. Mendengar suara bising di seberang, dia spontan bertanya, "Kamu lagi di mana? Kok ribut banget?""Lagi keluar bareng klien."Pandangan Harison masih tertuju ke panggung, nadanya datar tanpa emosi. "Hari ini aku sibuk."Mendengar itu, Cecilia buru-buru minta maaf. "Maaf ya, aku nggak tahu kamu sesibuk itu. Nggak ganggu, 'kan? Kalau begitu, nanti saja kabari aku setelah kamu selesai.""Oke."Harison menutup telepon, tepat saat Alyana turun dari panggung.Dia memasukkan ponselnya, memutar arah melewati kerumunan, dan langsung menuju ke belakang panggung.Dari kejauhan, dia melihat Alyana sedang berbicara dengan staf. Saat hendak melangkah mendekat, Nathan mengadang jalannya."Jangan merusak suasana hati Nona Alyana saat dia sedang senang-senangnya."Suara Nathan terdengar dalam, jelas menunjukkan nada tidak senang."Minggir!"

  • Kamulah Jodohku, Alyana!   Bab 185

    "Nggak juga ...."Staf itu masih ingin bicara, tetapi menyadari sorot mata Nathan mulai dingin, dia pun langsung merasa ciut dan gugup sampai kehilangan kata-kata."Lakukan saja sesuai rencana." Alyana membuka suara pelan. "Kamu nggak usah bingung."Staf itu ragu sejenak. "Baik, saya ikut arahan Anda."Kemudian, staf itu memisahkan penempatan Alyana dan Nathan. Yang satu menuju belakang panggung untuk persiapan, yang satu lagi ke kursi VIP.Giliran tampil Alyana cukup awal. Tidak lama menunggu, staf sudah datang memanggilnya naik ke atas panggung.Jarak dari belakang panggung ke atas cukup singkat, tetapi tiap langkah terasa berat bagi Alyana.Dia sudah tahu, begitu dia berdiri di atas panggung, penyakitnya akan tersebar ke publik.Tidak peduli sebagus apa pun karyanya, semua orang tetap akan memandangnya seperti staf tadi, penuh simpati dan rasa kasihan.Namun, dia tetap melangkah maju.Semata-mata karena rasa enggan yang sudah lama dia kubur dalam hati.Dulu, saat Alina merebut karya

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status