Share

Tuan Muda, Celakalah!

Bryan tidak bisa pergi menemani Alex ke acara makan malam Tasha. Ia terbang menemui Tuan besar dan mengembalikan gulungan kertas yang ia temukan di bawah sofa. Bryan melenggang pergi tanpa pamit.

“Bryan… boleh aku pinjam mobilmu?” Alex mencari pengawalnya itu dari satu ruang ke ruang lainnya. “Di mana kamu Bryan?”

Alex memutuskan naik ojek sampai ke hotel Andalusia. Tak ada satu pun yang menyambut dan mengajak bicara Alex. Mereka sibuk membahas pekerjaan dan jabatannya.

“Kita apakan karyawan magang itu?” tanya Tasha kepada Yuda.

“Aku ada cara.” Yuda menemukan ide brilian. Lalu ia berseru memanggil Alex.

“Alex…” panggilnya.

Tasha mengambil bubuk obat dari tasnya. Ia tuangkan ke minuman bersoda milik Alex. Yuda membawa Alex bergabung dengannya. Yang benar saja di acara makan malam ini ada Davin dan Lydia.

“Kamu di undang jadi tamu atau tukang bersih-bersih?” lontar Davin dari meja sebelah.

Beberapa tamu yang mendengar cacian Davin palah tertawa. Yuda mengangkat telapak tangannya pendek, berusaha meredam ejekan Davin itu.

“Makan yang banyak, kamu pasti belum pernah merasakan makanan seenak ini.” Davin masih berusaha meledek.

Tuan besar mengetahui acara makan malam Alex di hotel Andalusia dari Bryan. Kemudian Zaen diperintah menyusup ke acara tersebut. Tasha mengambil minuman yang ditaburi bubuk obat tadi untuk Alex.

Gelas itu mendarat di bibir Alex. Ia meneguknya pelan. Sebuah tangan menjulur ke depan, mendorong gelas dari bibir Alex.

“Jangan minum, minum ini.” Vania memberikan minuman yang baru saja ia tuang.

Zaen baru saja tiba dihalaman hotel Andalusia. Ia mengambil minuman lalu bergabung dengan rombongan yang tidak ia kenal. Alex menghilang dari pandangan Zaen.

“Boleh saya gabung.” Zaen mendekatkan diri kepada Yuda dan Tasha.

“Silakan.” Yuda menerimanya sambil tersenyum. “Perkenalkan, Tasha tunanganku. Dia direktur di Venmo Group.”

“Senang bertemu denganmu,” balas Zaen jari-jemarinya mengetuk-ngetuk meja. Kakinya bergerak-gerak kecil. Sudah 10 menit Tuan muda belum kelihatan juga. Zaen bergeser ke meja Davin dan Lydia.

“Berapa banyak karyawan magang di Orbit Company?” Zaen membenahkan posisi jam tangannya.

“Sekitar tujuh orang, baru-baru ini aku memecat salah satu dari mereka. Kalau boleh tahu anda dari pihak mana?” Davin sangat menyukai paras Zaen yang begitu ramah dan hangat.

Zaen mengaku sebagai karyawan magang dari Royal Company Group. Ia terlalu asyik ngobrol dengan Davin dan Lydia. Sampai tak memperhatikan ke mana perginya Tasha dan Yuda. Alex memuntahkan isi perutnya di wastafel.

“Bryan…” lirih Alex memegangi perut dan kepalanya.

Alex mulai terhuyung dan ambruk di depan pintu kamar mandi. Yuda membopong Alex, Tasha membuka pintu mobil.

“Kita singkirkan bocah magang ini,” kata Tasha merasa puas, Alex bakal habis ditangan Yuda. “Balasan kalau kamu berani ganggu karir dan hidupku.”

“Alex… Alex… hidupmu sudah tidak berguna lagi. Lebih baik mati!” cibir Yuda sambil tertawa sinis.

Mobil Yuda sudah hilang di tikungan gerbang hotel. Zaen mencari dari meja ke meja. Lalu memutuskan menghubungi Bryan. Bryan mencari tempat yang sepi, terutama jauh dari jangkauan Tuan Mada.

“Bryan… Tuan muda tidak ada di sini,” lapor Zaen, bola matanya berputar, terus berputar sampai menemukan sosok yang menarik perhatiannya.

“Bagaimana bisa?” sahut Bryan masih menghadapi Tuan besar, “jangan bilang kepada Tuan Mada dulu.”

“Kenapa dengan putraku Bryan?” Tiba-tiba Tuan Mada muncul. “Jangan sekali-kali kamu berbohong padaku.”

Dalam batin Bryan mengeluh aduh. Terpaksa ia harus jujur. Setalah menjelaskan keberadaan Tuan muda yang tidak ada di hotel Andalusia. Bryan menyambung ceritanya dengan kondisi amnesia yang pernah di alami Tuan muda.

“Mungkin ini sedikit sulit bagi Tuan muda untuk mengingat keluarganya. Ditambah lagi dengan tiga saudaranya yang belum pernah bertemu sama sekali semenjak Tuan muda hilang,” jelas Bryan duduk tegap, kedua tangannya berpangku di atas lutut.

“Cepat kembali dan cari Tuan muda!” perintah Tuan Mada begitu risaunya mendengar Tuan muda tidak ada di acara makan malam bosnya itu.

“Zaenal hadir di acara tersebut Tuan,” balas Bryan, menjaga keluarga Madagaskar sementara menjadi tanggung jawabnya.

“Zaenal?! Mengawal putraku bukan tugasnya, tapi tugas kamu! Kamu mulai bosan menjaga Tuan muda Madagaskar dan segala kekurangannya, iya?” Bryan menggeleng dan segera pamit pulang.

Zaen tidak akan kembali sebelum menemukan Tuan muda. Bryan naik taski menuju hotel Andalusia. Derap langkahnya cepat, menerobos beberapa satpam yang berjaga. Mereka tertipu dengan pakaian Bryan yang begitu rapi.

“Di mana Yuda ?” lirih Bryan mengambil minuman dan meneguk tandas. “Di mana bocah jahanam itu?”

“Mulutmu di jaga ya kalau bicara!” Tasha menguyur jas mahal Bryan dengan soda. “Tunggu, bukannya kamu orang tua si sialan itu? Tumben sekali tampil beda, biasanya seperti gembel.”

Bryan menatap orang sekitarnya sedang tertawa menghinanya. Hanya ada satu wanita yang memilih diam dan menikmati minumannya, Vania. Dia tampak terpaksa berada di hotel mewah seperti ini.

“Wah, wah, maling baju di mana?” Yuda menarik bahu Bryan keras sampai seluruh tubuhnya berputar.

“Jangan cari gara-gara dengan anakku!” Bryan megacungkan kepalan tangan di hadapan Yuda.

“Sialan, lancang sekali!” ringis Yuda harga dirinya merasa di injak-injak. Ia naik anak tangga, menatap tamu, dan berseru.

“Asal kalian tahu, dia orang tua yang tidak tahu sopan santun. Putranya bernama Alex Sandi Madagaskar, karyawan magang di Venmo Group. Putranya berani berkhianat di Orbit Company, menjatuhkan kepercayaan Orbit Group.” Mendengar untaian Yuda, Bryan hanya mendesah kesuh.

Bryan merasa dirinya tidak penting berlama-lama di sini, sedangkan Tuan mudanya sedang pergi entah ke mana. Semua komisaris dan direktur membicarakan Alex penuh pro dan kontra. Bryan mencari Tuan muda di sekitar hotel.

“Zaen… di mana Tuan muda?” tanya Bryan menunggu lift terbuka.

“Bryan, aku kehilangan jejaknya. Bagaimana sekarang?” Zaen masih terus melajukan kendaraannya.

“Sekarang, kamu kembali. Mencari Tuan muda sudah menjadi tanggung jawabku.” Bryan membuka mobil Ferarri warna hitam. Mobilnya melesat cepat.

Terakhir mobil Yuda menghilang di jalan Kerta. Mobil Bryan menyusuri pinggiran sungai Arleta. Yuda menyimpan Alex dibagasi mobil, renacananya ia akan membuang Alex di sungai Arleta dengan mengelabuhi Bryan. Bryan menatap arus sungai dari dalam mobil.

“Aku harus buang bocah kurang ajar ini!” Yuda berangkat setelah acaranya selesai.

“Tidak lama lagi karirnya bakal naik daun,” tambah Tasha.

Satu mobil yang membuat Bryan penasaran. Bryan mengambil teropong dari bagasi mobilnya.

“Yuda,” ucapnya, segera menyalakan mobilnya.

“Hei!” keras Bryan menyeret kampak.

Bukh…

Bryan memukul mobil Yuda sampai penyok. Pada akhirnya mereka berdua berkelahi sampai babak belur. Lagi-lagi Tasha lari mencegat taksi. Perasaan Zaen semakin tidak enak, ia memutuskan kembali.

“Bryan…” panggil Zaen membuat Yuda tersenyum. Yuda pikir ia akan mendapat bantuan.

“Mati kamu!” Pukul Zaen kepada Yuda.

Demi keselamatan Tuan muda Bryan dan Zaen rela mengorbankan tubuhnya. Mereka berdua memapah Alex sampai masuk mobil Bryan.

“Cepat pulang, suasana semakin tidak bagus untukmu,” tutur Bryan kepada Zaen.

Ke eskoan paginya. Alex kembali bekerja di Venmo Group. Mobil yang Alex bawa membuat karyawan lain melonggo. Bahkan mobil Yuda kalah bagusnya.

“Orang tuamu merusak mobil tunanganku dan kamu harus ganti rugi tujuh milyar,” tagih Tasha membuat Alex terdiam dan tersadar.

Aku hidup dengan Bryan. Bryan rela menjual jam tangannya untuk beli rumah dan mobil mewah ini uang dari mana Alex tidak pernah tahu. Jujur ia tidak sanggup ganti rugi, gajinya saja hanya lima juta perbulan.

“Hah, aku harus bagaimana lagi? Kenapa semua berhubungan dengan uang,” keluh Alex melendehkan punggung dan mendangak. Lalu berbicara lewat batinnya, “Tuan muda macam apa aku ini. Di mana orang tuaku, mereka pasti marah andai tahu putranya diperlakukan seperti ini.”

“Mau aku pecat? Bukannya kerja palah santai-santai!” cibir Tasha keliling memastikan karyawannya bekerja dengan baik. Alex merancang kata-kata untuk membalas cibiran Tasha.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status