Share

Tuan Muda Yang Lemah

Author: Bluebell
last update Last Updated: 2023-08-12 11:07:13

        

“Kalau aku Tuan muda mu berikan uang itu padaku, biar aku selesaikan sendiri,” minta Alex mulai yakin bahwa Bryan dari keluarga Madagaskar.

            “Baik Tuan muda, saya ambil uangnya.” Tubuhnya melesat begitu cepat ke arah kiri. Terdengar bunyi brak, Alex segera melihatnya. Bryan si pengawal itu menunggang mobil butut karatan.

            “Maaf Tuan muda, saya hanya diperbolehkan naik mobil busuk seperti ini. Ini demi keselamatan Tuan muda.” Bryan mengambil dua koper berisi uang dari bawah bangku kemudi.

Alex masih tidak bisa percaya penuh kepada lelaki misterius yang mengaku sebagai pengawal keluarga Madagaskar. Yang penting, sekarang ia bisa mendapat uang enam milyar dan dia bakal buktikan kepada jahanam sialan itu, Yuda.

            “Boleh aku pinjam mobil butut mu?” minta Alex, tanpa meminta pun Bryan akan mengiyakan.

            “Tuan muda, temui saya lagi di bangunan lama jalan Rantih,” pesan Bryan sebelum Alex hilang dari pandangan matanya.

Koper penuh pakain itu duduk di bangku sebelahnya. Alex kembali ke bar dengan wajah agak benjol dan beberapa bercak darah.

            “Dasar tidak punya malu!” decak Yuda kepada Alex.

            “Kamu punya uang sebanyak ini Tuan muda Sanjaya?” Sorot mata Alex memandang Tasha.

Alex menepuk-nepuk brangkas uang sambil tersenyum. Seluruh pengunjung bar menoleh ke arah Alex. Lantaran kagum dengan ketampanan dan lekukan tubuhnya. Bruk… Alex meletakkan brangkas uang di atas meja.

            “Apa ini daun, hahaha,” ejek Yuda tiada hentinya.

            “Mana mungkin orang seperti dia punya uang, ya nggak gengs,” tambah wanita tunangan Yuda, Natasha Yovanka.

            “Ya, iyalah hahaha.” Beberapa wanita yang berdiri di dekat tunangan Yuda si sialan itu tertawa menghina.

Namun, ada satu wanita yang memilih diam dan bersedekap tanpa ekspresi. Seperti terhipnotis dengan paras rupawan Alex. Tasha menyenggol sikut rekannya itu. Wanita itu berkedip dan tertawa tanpa sebab.

            “Gayanya kayak orang banyak duit,” tambah Vania, wanita yang terhipnotis dengan ketampanan Alex.

            “Setelah di usir tinggal di mana?” pertanyaan Yuda memancing emosi Alex. Yuda tertawa puas, “Hahaha, lihat, mobil busukmu di derek petugas keamanan.”

            “Aku berani pastikan, hidupmu akan banyak masalah!” Alex merancang kata-kata dalam batinya. Alex terlalu takut menyakiti hati orang lain. Jadi ia memilih diam dan tidak banyak bicara.

            “Yuda, awas kamu!” Sayang sekali, Alex hanya mengucapkan itu saja. Alex mengancam sambil mengangkat kerah baju Yuda. Tiba-tiba Alex berani melayangkan tinjunya ke wajah Yuda.

Serentak pengunjung bar bersorak ramai. Tanpa Alex sadari, Bryan ada di dekatnya. Bryan juga muak mendengar ejekan Yuda dan Tasha. Dia berdiri di lantai dua dengan jaket yang menutupi kepalanya.

            “Bagus Tuan muda, kamu harus lawan.” Bryan ikut merasa geram.

Namun, apa daya dia tidak boleh membela. Menginggat banyaknya musuh yang ingin menghancurkan keluarga Madagaskar. Teriakkan pengunjung bar semakin riuh.

            “Uuuhh… Maaf Tuan muda. Kamu harus merasakan pukulan itu,” batin Bryan terus memantau putra pertama keturunan Madagaskar.

Tasha membuka brangkas uang dengan mata terbelalak. Ini uang sungguhan bukan daun. Yuda menutupnya kembali.

            “Hei, darimana kamu mendapatkan uang sebanyak ini! Kredit bank? Bobol bank? Atau… kamu dalang di balik lenyapnya saham Orbit Company?” tuduh Yuda tiada habisnya. Ia selalu ada cara untuk menjelek-jelekan Alex. Alex hanya diam sambil meratapi rasa malu dan perih menjalar di bibirnya.

            “Kamu bicara apa? Bagaimana kalau kamu sedang membicarakan kebusukan hatimu sendiri?” Alex memberanikan diri membalas untaian Yuda meskipun tubuhnya banyak bergetar.

Bryan mulai merasakan ada yang beda dengan diri Alex. Dahulu kala Alex seorang pemberani, omongannya selalu menyakiti hati orang lain, dan dia jago berkelahi. Alex yang dulu, juga suka menyombongkan harta kekayaan keluarganya.

            “Apa yang terjadi selama 15 tahun ini Tuan muda?” tanya Bryan pada dirinya sendiri. Ia terus mengamati Alex dari kejauhan. “Tapi, benarkan kamu Tuan muda Madagaskar? Atau hanya kebetulan namanya sama?”

            “Aku harus menemui Tuan Besar.” Malam ini juga Bryan pergi ke negaranya. Ia melupakan janji dengan Alex, bertemu di gedung lama jalan Rantih.

Alex menepati janji Bryan. Namun, kosong tidak ada segelintir orang pun. Ada satu ruangan yang begitu rapi dengan lampu putih sebagai penerang. Ruangan ini cukup bersih, juga ada beberapa tumpukan baju compang-camping.

            “Bryan…” panggil Alex duduk di kasur empuk ruangan itu.

            “Mana ada pengawal lupa dengan janjinya bersama Tuan muda,” gumam Alex menarik napas panjang. Keraguan pada diri Alex semakin kental. “Benar, Tuan muda itu hanya ada di cerita fiksi. Syukurlah, aku menemukan tempat layak seperti ini.”

Ternyata ini hanya sebuah cara agar Tuan Besar dapat melihat langsung wajah Alex melalui kamera tersembunyi. Bryan masih mencoba meyakinkan Tuan Besar untuk percaya bahwa Alex putra keturunan pertama Madagaskar.

            Klek…

            “Tuan muda, maaf membuatmu menunggu lama,” ucap Bryan menundukkan kepala.

            “Apa yang perlu kamu jelaskan.” Alex menurunkan kaki dari kasur empuk itu.

            “Begini Tuan muda, sudah berapa lama Tuan menyimpan nama ini?” Bryan menyimpan namanya yang ditulis Alex sebagai bukti kepada Tuan Besar. Semalam ia mencocokan dengan tulisan Alex 15 tahun lalu. Dan itu sama persis.

            “Cukup lama, sekitar 15 tahun lalu. Aku ditolong oleh nenek tua, yang sekarang nenek itu ikut dengan cucunya dan aku ditelantarkan,” jelas Alex merasa sedih dan dadanya sesak menahan air mata.

Benar 15 tahun lalu, putra pertama keluarga Madagaskar hilang di telan ombak laut. Kemudian membawanya sampai ke negara Granada. Saat itu juga tujuh pengawal ikut hilang tanpa bekas. Bryan membiarkan bocah kecil ini terlantar, membiarkan dia hidup sendiri, lalu bagaimana caranya bocah kecil ini belajar bahasa orang lain.

            “Ayah…” lontar Bryan menyeka air matanya.

            “Kenapa? Ada apa dengan diriku? Kenapa kamu memanggilku Ayah?” Mengerakkan kepala, lalu memeluk koper. “Aku bukan ayahmu?”

            “Ya, aku sering dipanggil Ayah oleh Tuan muda.” Bryan menegapkan badannya. Ia belum berhasil memeluk Alex.

            “Aku butuh waktu untuk mengingatmu Bryan.” Alex hendak pergi, namun dicegat Bryan. “Aku harus pergi ke kantor.”

Bryan mengambil koper Alex, menyiapkan baju kerjanya. Lelaki yang diakui sebagai Tuan muda itu sedang membersihkan tubuhnya. Pengawal keluarga Madagaskar pergi ke rumah sakit. Mencari tahu riwayat penyakit Alex.

            “Ayah… aku memanggilnya Ayah, heh,” decak Alex dalam sekali guyur. “Kepalaku sakit sekali.”

            Byurr…

            “Ayah…” ulang Alex memejamkan matanya.

Bayangan pengawal bernama Bryan semakain nyata. Bocah kecil itu berlari memanggil Ayah sambil mengenggam es krim. Bryan mengelus kepalanya dengan kasih sayang.

            “Dia pengawalku…” Alex menampar pipinya sendiri. “Alex, itu hanya hayalanmu.”

            “Kamu menyiapkan ini untukku?” Alex mengambil kemeja merah maron dari kasur.

            “Benar Tuan muda.” Bryan mengambil handuk yang melekat di tubuh Alex. Baginya Alex masih bocah kecil berumur 10 tahun.

Alex pergi ke Orbit Company naik mobil karatan milik Bryan. Terpaksa Alex harus naik mobil lebih jelek lagi, warna cokelat bercampur karat, membuat mobilnya tampak lebih usang.  Kebetulan sekali mobilnya bersebelahan dengan mobil mewah Davin.

            “Kenapa ada mobil rongsok di sini?!” Davin menendang tubuh mobil usang Alex. Besi karatan itu rontok sedikit demi sedikit.

            “Singkirkan barang rongsokmu!” perintah Davin teriak kepada Alex yang berdiri agak jauh.

            “Maaf, pagi-pagi begini membuatmu marah Pak,” balas Alex menenteng dua brangkas berisi uang.

Davin mengeram panjang, sebelum pergi ia menyempatkan menendang mobil rongsok itu. Alex hanya bergidik takut. Kemudian mengikuti bos menjengkelkan itu.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Karyawan Magang Jadi Jutawan    Serba Terbatas

    Ke esokkan harinya Alex memberanikan diri melamar jadi karyawan magang di Van Hatten. Baru sebentar Alex menatap gedung Ema Van Hatten, tahu-tahu ada yang keluar dari balik gerbang tinggi bercorak hitam ini. “Heh! Cari apa di sini?” Sang Satpam dengan nama Ilham keluar sambil berkacak pinggang. “Boleh saya nitip lamaran di sini?” tanya Alex hendak menyerahkan berkas lamaran pekerjaan.Rambut gondrong Alex membuat Satpman tidak yakin untuk menerima berkasnya. Pada akhirnya berkas tersebut diterima. “Kelihatannya bakal lama dapat panggilan, penampilanmu saja tidak meyakinkan,” ejek Sang Satpam melempar berkas ke meja dibelakangnya. Terlihat seseorang berlarian sambil memanggil dengan nama, “Tuan Mada.” “Alex,” sebut Alex berdiam diri sambil menunggu pertanyaan berikutnya.Bocah berpenampilan lusuh ini masih dikenal sebagai Tuan muda dikalangan miliuner negara tetangga. Momen seseorang mengunggah potret Tuan muda saat hadir di p

  • Karyawan Magang Jadi Jutawan    Negeri Dingin

    “Rencana?” ulang Alex masih tidak yakin. “Papa sempat melarangmu tinggal di Granda kan?” Diiringi lirikan mata yang lembut. Alex hanya mengangguk nurut. “Menurut Mama, lebih baik kamu tinggal di Granda. Lagian tugasmu juga di sini. Jangan hiraukan omongan Papamu, dia hanya disuruh Cakra.” “Cakra? Buat apa dia seperti itu?” lontar Alex membuat Mamanya binggung untuk menjawab. “Mama kurang tahu, ini rencana Papa dengan Cakra,” sebut Sang Mama sambil siaga terhadap pertanyaan kedua dari putra pertama. “Bohong, Mama pasti tahu. Baru-baru ini Mama mengakui Alex, sebelumnya tidak. Sebaik-baiknya Papa dihadapan Alex, Papa pasti punya rencana jahat buat Alex. Rencana apa itu Ma?” Alex menatap Sang Mama penuh kejujuran. Sang Mama masih menggeleng sambil mengatakan tidak tahu. Orang tua ini tetap berpihak kepada putra kedua kesayangannya. Bryan menengahi pembicaraan keduanya. Serentak keduanya langsung melendehkan punggung. “Kepergian Madam d

  • Karyawan Magang Jadi Jutawan    Jebakan Tuan Muda

    Yuda membuat jebakan hebat yang di buat semenarik mungkin. Bryan mengoper mobilnya lebih dekat dengan rumah Nenek Rida. “Baik kalau begitu Tuan muda, malam ini saya juga akan menginap di sini,” sambung Bryan.Tapi, Vanmo tidak suka melihat kebahagiaan Tuan muda bersama orang-orang yang ia sayangi. Permainan rekayasa mulai dibuat Yuda dan Davin. Tanpa sengaja Bryan melihat sehelai rambut Alex jatuh di bahunya. “Tempat ini tidak cocok untuk dirimu Bryan, lebih baik kamu pulang,” usir Tuan muda kepalanya tunduk dan matanya memandang pergelangan kaki. “Tidak bisa Tuan, saya harus ada di dekat Tuan muda.” Mendengar jawaban Bryan, Alex langsung pergi ke belakang rumah sambil berceloteh. “Terserah kamu Bryan, aku tidak tahu harus berbuat apa lagi,” Bryan melenggang pergi, ia semalaman tidur di mobil. Sedangkan, Tuan muda yang dikatakan agak lugu itu bermain-main di pinggir kolam ikan. Segenggam roti itu ia tebarkan ke dalam air keruh yang sudah lama tida

  • Karyawan Magang Jadi Jutawan    Pertemuan Keturunan Konglomerat

    “Aku tidak ada waktu bicara denganmu,” jawab dingin Alex. Beralih kepada Bryan, “Kita pergi ke pemakaman sekarang.” “Baik Tuan muda,” sahut Bryan kemudian memberikan lambaian tangan isyarat supaya menyiapkan kendaraan.Alex mulai dilarang pergi ke Granada oleh Tuan besar. Padahal ia baru saja diberikan wewenang di Orbit dan Vanmo. Sepulangnya Alex dan Bryan. Cakra menemui Sang Papa di ruang kerjanya. “Kamu tahu ini permintaan terakhir,” tutur Tuan besar kepada putra kedua. “Terimakasih Pa,” jawab Cakra hatinya sangat bungah. Papanya hanya melengos dan tidak peduli lagi.Tian dimarahi Tuan Mada habis-habisan. Tidak ada perintah mencoret tembok, melepaskan amunisi senapan angin. “Masih bisa dengar perintah saya?” Berkacak pinggang, mendekat, lalu kepalan tangan mendarat tepat di lambung. “Di bayar berapa kamu sama Cakra? Kamu boleh mengamati tapi tidak dengan mencelakai.” “Dua kali lipat dari biasanya Tuan,” jujur T

  • Karyawan Magang Jadi Jutawan    Arbania

    Bayu Guntur pengendali Orbit Group kini merasa gugup setelah tahu Alex akan mengantikan posisinya. Ia juga tahu latar belakang Tuan muda. Semakin Bayu tahu, ia tidak rela jabatannya lengser. Gara-gara bocah magang menyandang status Tuan muda itu seakan hidupnya kelam kelabu.“Kalian masih kerja di sini?” tanya Alex kepada Davin dan Lydia. “Kamu masih magang? Belum kapok?” Davin tepuk tangan sambil tersenyum sinis. “Bagus, mentalmu bagus. Selamat datang kembali.” “Siapkan dirimu untuk satu minggu ke depan.” Peringatan dari Alex menjadi bahan guyonan. “Mau ngadu sama siapa lagi heh. Pengawalmu? Papamu? Pak Bayu? Semua sudah tidak peduli!” cibir Davin melenggang pergi menghampiri karyawan yang lainnya. Gerakan tangan Alex mengusir Davin menambah suasana semakin gaduh. Alex semakin di tertawakan. “Diam semuanya!” seru Bryan selalu siap siaga di depan pintu tim B. “Saya bisa pecat kalian sekarang juga!” “Hei bocah magang, kerja, nggak usah sombong!” Sang Senior memberikan setum

  • Karyawan Magang Jadi Jutawan    Senapan Angin

    “Baik Tuan.” Zen segera menghubungi pengawal di rumah Madagaskar. Setibanya di latar rumah gedong, ramai-ramai jalan mengawal Tuan Mada dan Alex. Dua pengawal sejati ikut bersinambung. “Silakan Tuan,” sambut Irawan sambil membawa gulungan kertas. Ketiga anaknya telah menunggu dengan jengkel. Lima belas tahun menanti dan warisan akan jatuh ditangan ketiga anaknya, sekarang menjadi runtutan yang acak-acakan. “Hubby,” kata Risa memincingkan kepalanya. “Apa-apaan ini?” “Aku bisa mengusirmu kapan saja, ingat itu!” Tuan Mada lebih membela anak pertamanya. “Senang kamu! Senang!” ketus Risa kepada Alex, karena ini keinginan Tuan Mada yang tidak bisa dibendung. Alex mundur dua kali, sembunyi di balik tubuh Papanya. Melihat tingkah putranya yang agak lain. Tuan Mada semakin murka dan mengancam putra keduanya. “Pa, ini tidak adil. Dia hanya anak pungut, bisa-bisanya dapat paling banyak,” sangkal Cakra menunjuk Alex dengan tatapan menantang. Tuan Mada hanya diam dan membiarkan mulut C

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status