Share

205.

Penulis: Al_Fazza
last update Terakhir Diperbarui: 2025-09-15 10:50:01

Amarah Kaisar Laut Timur.

Singgasana perak di aula megah Laut Timur berguncang ketika suara dentuman tongkat Kaisar menghantam lantai. Para pejabat, bangsawan, dan jenderal segera berlutut, wajah mereka terlihat pucat.

“Bagaimana bisa gudang Harta Karang ditembus?!” suara Kaisar menggelegar seperti badai.

“Peti senjata, dokumen, bahkan para tawanan… HILANG! Siapa yang berani bermain api di wilayahku?”

Seorang jenderal berzirah biru menunduk, suaranya gemetar. “Yang Mulia… para saksi mata melaporkan… mereka melihat seorang pemuda bersama lima wanita cantik yang melakukannya…”

Brakkk!

Punggung jenderal itu dihantam gelas, tubuh Jendral itu gemetar tak karuan. Kaisar berdiri, wajahnya berubah merah padam, matanya menyala penuh kebencian.

“RAJA NAGA!” raungnya, gema suaranya membuat para pejabat membeku.

“Berani-beraninya kau menodai wilayahku, mencuri buktiku, dan mengganggu perjalananku menguasai ekonomi benua!”

Ia mengangkat tangannya, cincin trident di jarinya berkilau. “Panggil mer
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Kedatangan Kembali Sang Pewaris Raja Naga!   287. Terjebak.

    "Akkkh?! Ta-tanganku..." Menginjak lengan yang memegang belati, hingga suara tulang retak terdengar jelas. Rengo Kobra terus berteriak. "Ka-kalah?! Bos kalah... Ba-bagaimana ini..." Ardhana menyeringai dingin, kakinya terus menginjak lengan. Lalu dia berlutut, sembari berkata. "Dengan kemampuan mu serendah ini, tak mungkin kamu melumpuhkan hukum... Rengo, siapa orang dibalik mu ... Mungkin aku bisa memaafkan kesalahanmu kali ini..." Rengo Kobra menyatukan rahangnya secara kuat. "Kau kira kau siapa? Bahkan Raja Naga sekalipun jika menanyakan siapa orang dibalik ku, aku Takan..." Plaaaaaaak! Satu tamparan membuat ungkapan Rengo Kobra berhenti. "Jawab..." Plaaaaaaak! Dua tamparan. Plaaaaaaak! Tiga tamparan. Hingga... "Tu-tunggu aku akan mengatakannya..." Ardhana tersenyum tipis, dia bangkit, lalu kakinya bergeser agar Rengo Kobra bisa duduk santai. "Katakan..." "Aiyaaa tuan muda... To-tolong aku tak berani mengatakannya. Mungkin anda akan melepasku, tapi bagaimana jika

  • Kedatangan Kembali Sang Pewaris Raja Naga!   286. Rengo Kobra

    "Ba-baik kami akan menyampaikannya..."Ardhana tersenyum tipis. Namun pria paruh baya disisinya menarik nafas pelan."Nak, apa kamu tidak tahu bagaimana kuat, dan kejamnya Rengo kobra itu? Bahkan dia bisa melumpuhkan seluruh sistem hukum, bahkan menaklukan beberapa penguasa kota perbatasan... Menyinggungnya itu bukan hal baik...""Terimakasih atas peringatan ini, tapi aku Ardhana Putra... Akan tetap menjadi hukum di wilayah ini. Sekalipun para penguasa kota datang memburuku, pada akhirnya... Mereka juga tidak bisa berbuat apapun padaku..."Melangkahkan kaki ke jalanan lain. Kini Ardhana mulai menajamkan penglihatannya."Cepat bayar uang keamanan!"Wuuuuuush!Beberapa anggota Geng Kobra terlihat tengah menarik uang tanpa kekerasan. Tapi Ardhana tetap melakukan keinginannya.Memukuli, bahkan memberikan pesan mendalam untuk Rengo Kobra.Hingga setelah memukuli lebih dari seratus anggota Geng Kobra dalam waktu kurang dari lima jam."Hooosh! Hoooosh!"Nafasnya terengah engah ketika memasuk

  • Kedatangan Kembali Sang Pewaris Raja Naga!   285. Bibi yang khawatir.

    Ardhana tersenyum tipis. "Sebelum aku mengatakan identitasku... Bagaimana jika kamu jujur padaku saja?" Kiana menarik nafas perlahan. Dia mengambil gelas berisi teh, lalu meneguknya secara perlahan. "Aku hanya seorang tabib kecil, kebetulan aku pernah membuka klinik di daerah kota besar negara jiwa... Teh ini, milik beberapa pejabat yang berhasil aku sembuhkan penyakitnya... Sekarang, bagaimana dengan identitasmu?" 'Sepertinya dia masih ingin menyembunyikan identitasnya jika begitu...' Ardhana bergumam, lalu menganggukan kepalanya. "Kebetulan, ibuku juga seorang tabib kecil... Ia sedikit meniru bagaimana cara Dewi Medist yang melegenda di negara ini mengobati pasien..." "Ka-kamu..." "Hahahaha?! Hari sudah malam, tak baik lelaki muda sepertiku terus tinggal didalam rumah seorang gadis secantik dirimu... Kiana sampai bertemu di hari esok..." Wajah Kiana memerah dengan sendirinya. Namun dia hanya bisa memandang jauh kemana Ardhana pergi. "Paman..." Kiana berkata pelan. Seorang

  • Kedatangan Kembali Sang Pewaris Raja Naga!   284.

    "Tuan sekarang masuklah... Pilih kamar sesuai dengan kriteria anda..."Ardhana mengangguk tenang, setelah memilih satu kamar. Dia mengeluarkan kartu hitam dan memberikannya pada gadis pemilik penginapan."Untuk berapa hari tuan?""Mungkin satu bulan, aku ingin tinggal sementara di kota perbatasan ini.."Gadis itu menganggukan kepalanya, dia keluar dari kamar Ardhana untuk menyelesaikan pembayaran. Hingga, didalam ruangan pribadinya. Sang pelayan segera menghentikan niat dari tuannya."Nona muda... Dia telah menyinggung Rengo Kobra, jika kita memberinya penginapan. Aku takut...""Kau tak tahu apapun tentang kuatnya negara Amerta.... Rengo Kobra hanya berandalan yang menguasai sejumlah kecil kota perbatasan... Kartu hitam ini, keberadaannya bisa dihitung dengan jari... Jadi, pemuda bertopeng ini, pasti memiliki latar belakang yang cukup mengerikan... Dia terkena masalah, pasti keluarganya akan menuntut balas. Dengan demikian, aku bisa menjalin hubungan... Pembicaraan ini sampai disini.

  • Kedatangan Kembali Sang Pewaris Raja Naga!   283.

    Ardhana menatap teh hangat di depannya, uapnya naik pelan membentuk pusaran tipis di udara. Jemarinya yang berbalut sarung hitam menyentuh cangkir itu, tapi belum juga diminum.“Takut?” suaranya rendah, tapi tegas. “Aku hanya takut pada satu hal di dunia ini, seseorang yang bisa melakukan sesuatu harus menjadi buta terhadap ketidak adilan.”Kiana terdiam. Ucapannya sederhana, tapi mengandung sesuatu yang berat, seolah keluar dari hati seorang yang telah melihat terlalu banyak kematian.“Ka-kau... bukan orang biasa, kan?” tanyanya pelan. “Cara bergerakmu, tatapanmu... itu seperti bukan warga biasa?"Ardhana tak langsung menjawab. Ia hanya menatap ke luar jendela, tempat debu berputar di jalanan kotor perbatasan. Dua pria berpakaian lusuh tampak berlari terburu-buru, mungkin untuk melapor pada atasan mereka.“Orang biasa...” gumamnya lirih. Kiana menunduk. Ia ingin bertanya lebih jauh, tapi sesuatu di balik tatapan mata pria bertopeng itu membuatnya menahan diri. Sikapnya ini membuat p

  • Kedatangan Kembali Sang Pewaris Raja Naga!   282.

    Kerumunan di dalam toko semakin ramai. Beberapa pelanggan menyingkir ke belakang, sebagian lain berbisik penuh semangat, seolah-olah sedang menonton pertunjukan aneh yang akan berakhir tragis.Rhela tertawa lantang sambil melipat tangannya di dada. Kalung emas di lehernya bergetar karena getaran tawa yang kasar.“Sudah kubilang, pelayan, kota ini bukan tempat untuk orang bodoh yang tidak tahu aturan! Siapa pun yang berani melawan geng Kobra, bahkan kepala pasukan pun akan berlutut!”Pelayan di sebelahnya hanya bisa menunduk, bibirnya gemetar antara takut dan malu.“T-tuan, sebaiknya... Anda pergi saja sekarang... Sebelum mereka benar-benar datang.”Namun Ardhana hanya diam. Pandangannya dingin, tak sedikit pun menunjukkan niat untuk mundur. Ia memandangi tangan Nyonya Rhela yang gemetar menahan kesombongan, lalu perlahan berujar.“Menarik... Jadi di kota ini, hukum tunduk pada seekor ular?”Rhela menyeringai. “Ular? Hahaha! Anak manis, ular yang satu ini bukan sembarang reptil. Ketua

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status