Share

Bab 52

Penulis: Gekko
last update Terakhir Diperbarui: 2025-10-13 08:00:02

Lao Lan berlari keluar dari kediamannya, hendak menemui tabib istana lagi untuk kesembuhan wajahnya, namun seketika langkahnya terhenti ketika melihat sosok yang ia kenali dari arah gerbang istana. Gadis itu langsung sembunyi di belakang pohon.

‘Itu, Paman Ming Lei. Ada apa dia ke sini?’ batinnya penasaran.

Ming Lei berjalan ke luar gerbang bersama Putrinya, dan Ming Yue sempat berbincang dengan sang Ayah sampai naik ke kereta kuda, terlihat rona ceria saat Ming Yue melambaikan tangan.

Dalam hati, Lao Lan sedikit merasa iri melihat interaksi mereka. ‘Ayah bahkan tak menjengukku saat mendengarku terkena penyakit kulit ini,’ batinnya lirih.

Setelah mengantarkan Ayahnya, terlihat Ming Yue kini berjalan kembali ke kediamannya. Lao Lan mengepalkan tangan, semua emosi yang tertahan dalam dirinya kini meluap. Padahal dia memimpikan bisa hidup mewah dan berkuasa di i

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Kehidupan Kedua: Istri Pangeran Cacat Menuntut Balas   Bab 86

    Ming Yue hampir kehilangan keseimbangan karena beban di pundaknya. Qiang Jun, yang tubuhnya nyaris tak bertulang, bersandar sepenuhnya padanya.“Ck. Berjalanlah dengan benar, QIang Jun!” keluhnya jengkel.Ming Yue berusaha membuatnya berdiri. Tapi tangannya tanpa sengaja memberi tekanan yang terlalu kuat. Bukannya stabil, tubuh pria itu justru terhempas ke lantai.Ming Yue tersentak kaget.“Maaf. Aku tidak sengaja!” katanya.Bergegas menghampiri Qiang Jun. Namun pria itu malah diam di tempat, sambil memeluk lututnya. Dan kepala yang menunduk murung.“Kau membenciku ya? Karena itu selama ini selalu menolak tidur denganku,” ucapnya lirih.Terdengar seperti gerutu anak kecil yang kecewa.Sontak Ming Yue merapatkan bibirnya. Berusaha menahan tawa dan rasa menggelitik di perutnya.‘Astaga. Ternyata dia sangat menggemaskan saat mabuk,’ pikirnya gemas.Ming Yue akhirnya berdehem pelan, tetap bersikap tenang.“Aku tidak membencimu. Ayo cepat berdiri,” bujuknya.Perlahan, Qiang Jun mendongak.

  • Kehidupan Kedua: Istri Pangeran Cacat Menuntut Balas   Bab 85

    Hari eksekusi akhirnya tiba.Dua tersangka kejahatan dibawa ke halaman utama istana Kekaisaran. Alat pancung telah menunggu. Berdiri kokoh dengan bilahnya yang tajam.Hampir seluruh keluarga kekaisaran telah berkumpul di sisi halaman, duduk di bangku kehormatan. Suara pelayan dan penjaga berbaur dengan bisikan tegang para pejabat yang menyaksikan.Di kejauhan, gerbang istana utama dipenuhi warga yang berdesakan, ingin melihat langsung. Namun masih dijaga oleh para prajurit istana, menahan arus orang-orang berteriak.“Eksekusi pendosa!”“Dasar wanita ular! Mati saja kau!”Teriakan cemooh serta hinaan terus menggema.Dua orang pelaku itu hanya bisa menunduk. Dengan kepala mereka yang terbungkus kain. Tidak ada yang bisa mereka lakukan. Hanya ada kekosongan dan kepasrahan.Hingga akhirnya mereka membungkuk, lehernya diletakkan di tengah alat pancung. Para algojo telah siap di sisinya.Kaisar berdiri di tengah halaman di kursi keagungannya.“Mulai eksekusi pendosa,” perintahnya dengan teg

  • Kehidupan Kedua: Istri Pangeran Cacat Menuntut Balas   Bab 84

    Melihat Lao Feng terdiam dengan wajah pucat, Ming Yue terkekeh puas. Berjalan mendekat, lalu menepuk pundaknya pelan.“Lebih baik Paman memperbaiki diri. Aku masih memaafkanmu karena kau tidak terlibat dengan kejahatan Lao Lan.”Setelah mengatakan itu, Ming Yue berjalan ke arah pintu. Namun suara Lao Feng menghentikan langkahnya.“Ming Yue,” panggilnya.Salah satu anggota sosok berjubah di sekitar sedikit mendekat, waspada. Tapi Lao Feng tidak berniat macam-macam.“Sebenarnya apa yang Lao Lan lakukan padamu sampai kau membencinya seperti ini? Bisakah kau memaafkannya?” tanyanya dengan suara pelan, sedikit berhati-hati.Ming Yue menoleh dengan wajah datar. Lalu tersenyum tipis. Seketika ingatan di masa lalu muncul di kepalanya. Dan hal itu tidak mungkin untuk dimaafkan.“Setelah dia mati baru aku bisa memaafkannya,” katanya berubah dingin.Kemudian kembali melangkah keluar. Dan orang-orang berjubah hitam itu pun menghilang. Mengikuti Ming Yue dari balik bayangan.Kabar tentang eksekusi

  • Kehidupan Kedua: Istri Pangeran Cacat Menuntut Balas   Bab 83

    “Ibu bilang apa? Wei Chao anakmu?” tanya Qiang Yuze sekali lagi. mencoba mencerna apa yang dia dengar.Yi ran menarik nafas panjang, mengusap kasar wajahnya. Dia berusaha menyiapkan hati untuk mengatakan hal ini.“Sebelum melahirkanmu, Ibu pernah memiliki hubungan dengan Wei Bao. Tapi orang tuanya tak merestui karena Ibu hanya orang biasa. Ibu meninggalkan Wei Chao padanya dan masuk ke istana.”Qiang Yuze terdiam sejenak. Dan akhirnya tertawa hambar.“Dan Ibu merayu Ayahanda tapi masih tetap berhubungan dengan Menteri Wei?” katanya meneruskan.Sangat mudah ditebak.Yi Ran memalingkan wajah. Tidak ingin mengakuinya.“Yang Ibu cintai hanya Wei Bao. Ibu tidak terima terus direndahkan, tapi akhirnya berhasil berada di posisi ini.”Yi Ran kembali menatap Putranya dengan tatapan lembut. “Tolong mengertilah, Yuze. Maafkan saudaramu, ya? Bujuk Kaisar mencabut keputusannya.”Namun QIang Yuze masih berwajah datar. Kisah memilukan sang Ibu tak membuatnya merasakan ap apun.Hanya ada kebencian da

  • Kehidupan Kedua: Istri Pangeran Cacat Menuntut Balas   Bab 82

    “Ekhem.” Akhirnya Ming Yue berdehem. Menutupi kegugupannya “Mungkin nanti, Nenek. Masalah anak tidak bisa kita paksakan.”Shi Linhua mendengus, sambil menggeleng pelan.“Haish. Apa si bocah menyebalkan itu tidak bisa melakukannya dengan baik? Dasar payah,” gerutunya.Ming Yue tertawa kecil. Sedikit canggung membicarakan hal ini.‘Bagaimana aku bisa hamil? Melakukan itu saja kami belum pernah,’ gumamnya hanya bisa berbicara pada diri sendiri.Namun Shi Linhua tak kehabisan ide.“Kalau begitu kau saja yang menyerang lebih dulu, Yue. Qiang Jun memang sedikit kesulitan karena kondisi tubuhnya. Tapi kudengar malam pertama kalian sangat sukses. Jadi lakukan sesering mungkin-“Belum selesai berbicara, Ming Yue tiba-tiba berdiri.“Saya pulang dulu, Nenek. Sebentar lagi hari mulai gelap. Permisi,” pamitnya.Lalu keluar dari ruangan dengan langkah cepat.Shi Linhua terkekeh dengan tatapan meledek. Seolah menikmati reaksi Ming Yue yang terlihat malu-malu. Sifat jahil Qiang Jun memang berasal dar

  • Kehidupan Kedua: Istri Pangeran Cacat Menuntut Balas   Bab 81

    Shi Linhua hendak melerai. Tiba-tiba seorang wanita masuk dengan teriakan panik.“Wei Chao!” seru Permaisuri Yi Ran.Langsung menghampiri Wei Chao yang terjatuh dan membantunya bangkit.“Kau tidak apa-apa? Hm?” tanyanya lembut.Wei Chao menggeleng pelan. “Terima kasih, Yang Mulia.”Qiang Yuze mengernyit heran dengan sikap Ibunya.“Ibunda. Kenapa kau menolongnya? Dia sudah menghianatiku,” desisnya dengan tatapan tajam.Yi Ran menelan ludah. Jantungnya berdebar gelisah karena terlalu impulsif. Akhirnya dia berbalik mendekat Qiang Yuze dan mengusap pundaknya, seolah menenangkan.“Tenanglah, Yuze. Ini pasti salah paham, iya kan? Wei Chao?” ujarnya dengan suara lembut.Wei Chao tak menjawab. Hanya terdiam gelisah, memikirkan nasibnya setelah ini.Lao Lan mengepalkan tangan. Dengan tatapan penuh dendam dan rasa terhina. Kesal karena tidak ada yang mendengarkannya. Dia ingin keadilan untuk dirinya.“Ini semua karena kau, Yuze! Kau yang mandul tapi terus mendesakku untuk hamil! Jadi aku terpa

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status