Kepergian Istri yang Tuan Dingin Sesali

Kepergian Istri yang Tuan Dingin Sesali

last updateLast Updated : 2025-04-20
By:  Glory BellaCompleted
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
4 ratings. 4 reviews
110Chapters
6.4Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Meskipun sebatas perjodohan, Ranaya amat bahagia ketika menikah dengan Sagara yang ia cintai sejak lama. Namun, tak pernah tebersit di pikirannya, jika suaminya begitu kejam sampai terang-terangan berselingkuh di depannya. Merasa tak kuat lagi menghadapi suaminya yang dingin, Ranaya memilih pergi walau harus membawa benih pria itu. Lima tahun kemudian Ranaya kembali setelah menjadi sukses. Dia berjanji akan membuat Sagara menyesal dan berbalik mengejarnya. "Kamu mau ke mana lagi, Ranaya? Kamu masih milikku dan aku tidak akan mengizinkanmu pergi dariku," tandas Sagara menghimpit Ranaya ke dinding.

View More

Chapter 1

1. Kepiluan Malam Pertama

“Mimpi apa aku ini sampai bisa menikah dengan Mas Sagara ….”

Ranaya termenung di depan cermin memandangi wajah polosnya yang baru saja dibersihkan dari riasan pengantin. Tangannya kemudian meraih sebuah kacamata dan mengenakannya.

Kini tampaklah lebih jelas bayangan wajah di hadapannya. Ranaya memang diberkahi kulit putih bersih, hidung mancung dan bibirnya yang mungil. Namun, bukankah hal itu sudah dimiliki oleh kebanyakan wanita pada umumnya?

Ranaya merasa satu-satunya yang bisa dibanggakan darinya adalah sepasang mata bulat bersinar yang sayangnya harus tertutupi lensa kacamata tebal dan mulai ketergantungan dengan benda tersebut ketika rabun jauh yang dideritanya semakin parah.

Usai acara berakhir, Ranaya pergi ke kamar dulu tepat seperti apa yang Sagara perintahkan. Dan kini dengan harap-harap cemas ia menunggu suaminya itu menyusul kemari.

Tatapan pada objek pantulan di cermin membuatnya ingin mencubiti pipinya berkali-kali. Ia ingin menyadarkan dirinya sendiri bahwa ini bukanlah mimpi, bahwa dirinya mulai hari ini adalah istri sah Sagara. Pria tertampan yang bertambat di hatinya sejak belasan tahun lalu.

Detak jantung Ranaya semakin bergejolak tiap memikirkan akan bagaimana jalannya malam pertama hari ini. Ia menguak lemari dan memilih dengan penuh pertimbangan baju dinas yang akan ia kenakan.

Sepasang matanya berbinar begitu menangkap satu set lingerie warna merah marun yang dilengkapi dengan kimono berbahan satin lembut sebagai luarannya.

‘Ah, sepertinya ini akan memuaskan Mas Sagara nanti.’ Pikirnya.

Ranaya mengulurkan tangan buru-buru menyambar pakaian tersebut, lantas menyeret sepasang kakinya menuju kamar mandi.

Tepat setelah ia keluar, Sagara melangkah masuk kamar dengan gerakan sedikit tergesa-gesa. Diam-diam kedua pipi Ranaya merona. Tak disangka di saat ia sudah berganti busana intim, pria itu kembali ke kamar.

Namun, rasa girang di hati Ranaya perlahan lenyap tatkala ia menyaksikan Sagara segera menyambar jaket beserta kontak mobilnya.

“Loh, Mas mau ke mana?” cicit Ranaya mendekat. Bukankah seharusnya mereka melakukan malam pertama yang Ranaya tunggu-tunggu?

Pria di hadapannya menghentikan langkah, lalu menoleh. Sepasang mata itu seakan membeku menatap Ranaya. Dingin, tajam, seperti kristalan es yang siap menusuk lawan bicaranya.

“Kamu masih berani bertanya?” sahut Sagara ketus.

Sontak bibir Ranaya menganga lebar. Netra di balik lensa kacamatanya terbelalak.

“Maksud Mas apa? Kita kan sudah menjadi suami istri, Mas. Jadi─”

“Jangan berharap!” potong Sagara. “Malam ini nggak usah nunggu aku. Kalau tidur, tidur aja, toh aku juga nggak bakal peduli.”

Usai mengatakannya, Sagara berpaling dan menggiring kakinya pergi. Sementara Ranaya hanya tertegun di tempat menyaksikan pria yang dicintainya menjauh, menutup pintu dengan kasar, lantas hilang dari pandangan.

Tak terasa air matanya luruh begitu saja. Ranaya terduduk di tepi ranjang, mengeratkan cengkeraman pada sprei dan tersedu-sedu.

Ranaya tahu betul bahwa pernikahan mereka memang karena perjodohan. Namun, dengan kesadaran penuh pria itu juga menerimanya.

Jadi … bolehkah Ranaya berharap bahwa ia akan mendapat cinta dari Sagara meski sedetik saja?

Beberapa menit kemudian ponsel milik Ranaya berdengung panjang. Mau tak mau ia harus menyingkirkan air matanya dulu sebelum menerima telepon. Namun, sebelum mengangkatnya, panggilan itu mendadak berhenti.

Berikutnya sebuah pesan masuk. Dahi Ranaya berkerut sewaktu melihat nomor asing terpampang di sana.

“Foto? Foto apa ini?” gumamnya bergerak memeriksa foto yang menyelinap di antara pesan-pesan lain di beranda.

Ranaya terperangah mendapati foto yang membidik suatu pesta meriah di mansion. Suaranya tercekik di tenggorokan tatkala perhatiannya terhenti pada punggung seorang pria gagah yang sangat ia kenali berada di sana.

Itu Sagara! Parahnya suaminya itu kini terlihat sedang merangkul bahu seorang perempuan.

[Bukankah kalian seharusnya melakukan malam pertama hari ini?]

Usai membaca pesan lain yang menyertainya, Ranaya secara panik segera menghubungi Sagara. Namun, alih-alih menjawab, pria tersebut malah menolak panggilannya langsung.

Pesan yang dikirim Sagara kemudian membuat seluruh tubuh Ranaya membeku.

[Jangan ganggu! Malam ini aku nggak akan pulang.]

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

default avatar
halimahrodiyah24
aku suka kisah sedih dan berakhir cowok brengsek ditinggal pergi oleh istrinya karena kegoblokannya
2025-03-30 01:50:53
3
user avatar
Zhen Zhen
menarik critanya
2025-03-23 05:24:33
2
user avatar
Glory Bella
Halo teman², buku ini update tiap malem yaa, selamat membaca ♡ Jangan lupa tinggalkan komentar ya, biar Author semangat nulisnya, thank u ෆ⁠╹⁠ ⁠.̮⁠ ⁠╹⁠ෆ
2025-02-11 20:50:57
2
user avatar
Cececans
Ceritanya bagus dan seru
2025-01-31 20:27:21
2
110 Chapters
1. Kepiluan Malam Pertama
“Mimpi apa aku ini sampai bisa menikah dengan Mas Sagara ….” Ranaya termenung di depan cermin memandangi wajah polosnya yang baru saja dibersihkan dari riasan pengantin. Tangannya kemudian meraih sebuah kacamata dan mengenakannya. Kini tampaklah lebih jelas bayangan wajah di hadapannya. Ranaya memang diberkahi kulit putih bersih, hidung mancung dan bibirnya yang mungil. Namun, bukankah hal itu sudah dimiliki oleh kebanyakan wanita pada umumnya? Ranaya merasa satu-satunya yang bisa dibanggakan darinya adalah sepasang mata bulat bersinar yang sayangnya harus tertutupi lensa kacamata tebal dan mulai ketergantungan dengan benda tersebut ketika rabun jauh yang dideritanya semakin parah. Usai acara berakhir, Ranaya pergi ke kamar dulu tepat seperti apa yang Sagara perintahkan. Dan kini dengan harap-harap cemas ia menunggu suaminya itu menyusul kemari. Tatapan pada objek pantulan di cermin membuatnya ingin mencubiti pipinya berkali-kali. Ia ingin menyadarkan dirinya sendiri bahwa in
last updateLast Updated : 2025-01-20
Read more
2. Siapa Perempuan Itu?
“Bagaimana malam pertama kalian, Ranaya?” Pagi ini di tengah dentingan sendok dan piring, tiba-tiba Tantri, ibu Sagara, bertanya demikian. Nyaris saja Ranaya tersedak oleh karena pertanyaan yang diajukan. Ia harus menjawab apa? Masalahnya Sagara tak sudi menyentuhnya, bahkan semalam ia tak tahu kapan pria itu pulang. Mata Ranaya yang gugup sempat bersinggungan dengan tatapan tajam yang Sagara hunjamkan kepadanya. Ranaya buru-buru mengalihkan pandang, mengunyah makanannya cepat, lantas menyahut, “Lancar kok, Ma.” Ia bertukas sembari merekahkan senyum selebar mungkin agar ibu mertuanya yakin. Ranaya mengamati wajah cantik di depannya. Seorang wanita paruh baya dengan rambut ikal berpotongan sebahu yang tampak masih segar parasnya. Ranaya berani menjamin, ketampanan seorang Sagara memang berasal dari ibunya. Sementara itu, Tantri terlihat sumringah usai mendengar jawaban Ranaya dan manggut-manggut pelan. Ia lalu beralih ke arah Sagara yang tengah sibuk menyantap makanannya d
last updateLast Updated : 2025-01-20
Read more
3. Penolakan Kejam
“Akhirnya sampai rumah juga. Aduh, punggungku!” Pagi ini Tantri dan Harto sudah kembali. Tantri melangkah terseok-seok dengan tangan membawa beberapa tas sambil sesekali mempermasalahkan sakit punggungnya. Ranaya segera berhambur ke arah ibu mertuanya. Tangannya cekatan menyambar sejumlah tas yang tengah ditenteng Tantri. “Aku bantu bawakan ya, Ma. Mama rehat dulu saja. Aku juga sudah masak ayam goreng lengkuas dan sup sayur untuk sarapan,” tukas Ranaya. Ia kemudian sibuk meletakkan barang bawaan Tantri tadi. Sembari memijat punggungnya, Tantri mengekor di belakang Ranaya dan duduk di salah satu kursi meja makan. “Alhamdulilah, beruntung sekali Mama punya menantu sebaik dan sepintar kamu, Ranaya. Terima kasih, ya.” Tantri menghela napas penuh kelegaan sewaktu menyaksikan makanan yang dimasak Ranaya telah berjejer rapi di depannya. “Sama-sama, Ma. Tahu dan tempe yang ada di kulkas juga sudah aku olah.” Ranaya lantas menyingkap salah satu sajian dan menunjukkan hasil goreng
last updateLast Updated : 2025-01-20
Read more
4. Lebih Baik Cerai?!
Ranaya tertegun atas ucapan Sagara yang mengusirnya. Karena tak mau berlama-lama juga di tempat ini, ia menggiring kakinya cepat keluar ruangan. Begitu ia menutup pintu yang ada di belakangnya, air mata Ranaya segera membludak. Kerongkongannya panas, seperti ada sesuatu yang nyaris menggelegak dari sana. Ranaya kemudian memutuskan untuk pergi ke toilet. Lorong kantor terasa begitu sunyi. Langkah Ranaya semakin cepat, mencoba mengabaikan sejumlah pandangan aneh yang orang-orang hunjamkan ketika berpapasan dengannya. Tetapi, ia tak bisa menolak untuk tak mendengar bisikan di sekitarnya. "Kasihan ya istrinya Pak Sagara," ujar salah seorang karyawan perempuan sambil terkikik pelan. "Kalau aku jadi dia mending cerai aja. Udah jelas kalah saing sama Sherly, kan?" sahut yang lain tak kalah tajam. Ranaya menggigit bibir bawah. Rupanya benar dugaannya, Sherly perempuan sama yang dibawa Sagara ke rumahnya semalam. Ia berusaha sekuat tenaga untuk tidak menangis di sana. Namun, hatinya
last updateLast Updated : 2025-01-20
Read more
5. Hidup dengan Satu Ginjal
Langkah Ranaya terasa semakin berat begitu ia tiba di rumah sakit. Ia berlari-lari melewati lorong yang panjang, dengan tangan mencengkeram erat tas selempangnya. Napasnya memburu, sementara pikirannya tak karuan. Sepasang matanya memindai cepat demi menemukan keberadaan ibunya. Segera setelah menangkap sosok wanita berambut pendek ikal yang duduk di kursi tunggu dengan wajah sembap dan tubuh ringkih, Ranaya berhenti mendadak. “Bu!” serunya melangkah cepat mendekati. Ida mengangkat wajah. Matanya cekung, garis-garis lelah di wajahnya tampak semakin jelas. Begitu melihat putrinya, ia langsung bangkit dan berhambur memeluk Ranaya erat. Tangisannya pecah di bahu anaknya. “Ran … Bapakmu, Nak ….” suaranya parau. Bahkan hampir tak terdengar di antara isak tangisnya. Ranaya memejamkan mata. Roboh sudah pertahanan dirinya. Kondisi rapuh lelaki yang merupakan cinta pertamanya membuat kekuatannya musnah tak tersisa. Air mata mulai mengalir di pipi Ranaya. Ia menarik napas dalam-dal
last updateLast Updated : 2025-01-20
Read more
6. Jangan Membuat Kesalahan Lagi!
Mau tak mau Ranaya menghentikan langkahnya, dan buru-buru menoleh ke arah sumber suara. Jantungnya berdegup kencang. Tantri muncul dengan air muka cemas. Rambutnya sedikit berantakan. Sementara itu, dua sosok lain mengekor di belakangnya. Ranaya menggigit bibir. Ia menarik kembali langkah kakinya dari anak tangga yang sudah ia tapaki tadi, lantas memilih mendekat. “Ma … maafkan Ranaya. Tadi pagi setelah mengantar bekal aku mendadak pergi ke rumah sakit. Ayah masuk rumah sakit lagi. Ibu juga sempat pingsan, jadi aku harus merawatnya dulu sebelum pulang.” “Rumah sakit? Ada apa? Sakit bapakmu kumat lagi, Ran?” kejar Tantri. Setelah itu ia mendesah panjang. “Kenapa kamu nggak kasih kabar sama sekali?” Tantri kini berjalan mendekati menantunya. Harto pun yang mengenakan sarung dan kaus lengan panjang turut menghampiri. Namun, tidak dengan Sagara yang masih bergeming di tempat sembari mengatupkan rahang. “Benar, Ma. Sakit jantung bapak kumat sampai tadi sesak napas. Maaf, aku ngg
last updateLast Updated : 2025-01-20
Read more
7. Terpaksa Membuat Cucu
Pagi ini Ranaya sedang tak nafsu makan. Mata sayunya memandangi makanan dan memaksa menelan meski rasa hampa menyerangnya. Bagaimana tidak, semalam ia pura-pura tidur ketika Sagara melakukan video call dengan perempuan lain. Bahkan telinganya menangkap semua momen romantis keduanya. Ranaya menyendokkan sarapannya dan mengunyah tanpa tenaga. Hatinya begitu perih. Walau ia mendapat ibu dan ayah mertua yang baik, tetapi apa gunanya jika tak bisa memiliki raga maupun cinta dari Sagara? “Aku ingin pindah rumah.” Ucapan tegas Sagara tak pelak membuat semua mata tertuju kepadanya, terutama Ranaya yang sangat syok atas keras kepala suaminya. Apa sebegitu inginnya dia dengan Sherly hingga tetap bersikukuh memperjuangkan tekadnya? “Apa? Nggak bisa. Kalian nggak boleh pindah!” Tubuh Tantri yang duduk di samping Ranaya menegang. Sepasang matanya membulat seakan hendak keluar dari rongganya. “Ma, kenapa? Aku dan Ranaya kan sudah menikah. Kami juga butuh ruang.” Napas Ranaya tercekat. Bu
last updateLast Updated : 2025-01-30
Read more
8. Cerai atau Poligami?
Ranaya membeku di tempat. Tangannya gemetar memegang tali lingerie yang terasa seperti belenggu di tubuhnya. Ia memejamkan mata sejenak, mencoba menenangkan diri dan menghalau gambaran tubuh kekar nan seksi milik Sagara yang membayang. Pikirannya sudah melanglang ke mana-mana. Ia begitu ketakutan sampai lupa bernapas dengan normal. Baru saja tangan Sagara hendak menyobek pakaian tipis yang dikenakan Ranaya ketika tiba-tiba ponsel pria itu berdengung panjang di atas nakas dekat ranjang. Sagara mengerutkan dahi, melirik layar ponsel itu. Kemudian ia menghela napas sebelum mengambilnya. Wajahnya yang semula tegang penuh kendali berubah menjadi seterang mentari. “Kenapa menelepon jam segini?” gumamnya sambil menekan tombol hijau di layar. Ini tertalu awal untuk mereka berkomunikasi lewat telepon. Biasanya mereka menunggu larut malam dulu hingga penghuni rumah terlelap dalam mimpi masing-masing. Ranaya perlahan ikut bangkit. Ia duduk terpaku menunggu apa yang terjadi. “Halo?”
last updateLast Updated : 2025-01-31
Read more
9. Selamat dari Pelecehan
“Sagara, kamu mau ke mana?” Mata Tantri memindai penampilan anaknya yang malam ini baru saja keluar kamar sementara penghuni lain sudah siap di meja makan. Ranaya yang baru saja meletakkan panci sup panas di tengah ikut memperhatikan suaminya yang kini sudah tampak rapi mengenakan setelan tuksedo. “Ketemu kolega sebentar,” sahut Sagara acuh tak acuh, lantas kembali menggiring kakinya. Namun, dengan gerakan cepat juga Tantri berdiri untuk menghentikan langkah pria tersebut. “Eits, tunggu, Sagara! Tunggu dulu!” serunya. Sagara menurut. Tetapi kemudian menghela napasnya panjang. “Kamu ketemu kolega kok nggak ngajak istrimu, sih! Ayo, Ranaya, kamu ikut Sagara sekarang.” Tantri berusaha menarik tangan Ranaya agar lekas berdiri. Di sisi lain, Ranaya kebingungan. Matanya beralih cepat dari Tantri ke Sagara sambil bangkit dengan ragu. Dari tatapan yang Sagara layangkan, jelas saja pria itu tak setuju. Ranaya jadi tidak enak, lalu mencoba berkilah. “Tapi, Ma─” “Ssttt, ikut kata
last updateLast Updated : 2025-02-01
Read more
10. Hubungan Tantri dan Sherly
“Maaf, Mas ….” Ranaya begitu terpana oleh karena ucapan keras Sagara yang baru saja terlontar. Usai mengatakan unek-unek yang sempat menyumbat kepalanya, Sagara menggertakkan gigi dan cepat memalingkan muka, lantas segera menginjak rem hingga membuat Ranaya terkejut sebab tubuhnya sempat terpental. Sagara begitu kesal. Acara resmi yang seharusnya berpeluang besar untuk menghimpun banyak relasi ternyata justru berantakan. Tak terasa tangannya mencengkeram setir dengan erat. Rahang Sagara mengeras, dan napasnya terdengar berat. Sejak kejadian di acara tadi, pikirannya tidak bisa lepas dari tatapan Pak Arman. Tatapan itu adalah pengingat pahit dari masa lalu yang ingin ia kubur dalam-dalam. Namun kini bayang-bayang itu muncul lagi, merusak konsentrasinya yang semakin tak karuan. *** Keesokan paginya, Ranaya bangun lebih awal seperti biasa. Meski hatinya terluka, ia tetap menjalankan tugasnya sebagai istri. Ia menyiapkan sarapan dan menyetrika baju kerja Sagara. Setelah selesai,
last updateLast Updated : 2025-02-02
Read more
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status