Share

Kerinduan Tak Berujung
Kerinduan Tak Berujung
Author: Tarasari Thalia

Bab 1

Author: Tarasari Thalia
"Nona Stella Agusta, setelah diperiksa, ada yang aneh dalam akta nikahmu. Stempelnya palsu."

Perkataan santai dari petugas itu membuat Stella yang datang untuk mengurus akta nikah pun menjadi sedikit bingung.

"Nggak mungkin, suamiku Felix Sebastian dan aku sudah daftarkan pernikahan kami lima tahun lalu, bisakah kamu periksa lagi..."

Petugas memasukkan lagi nomor akta nikah untuk diperiksa kembali.

"Sistem menunjukkan, Felix sudah nikah, tapi kamu belum."

Stella bertanya dengan suara gemetar, "Siapa istri sah Felix?"

"Tania Lindau."

Stella mencengkeram kursi erat-erat, berusaha menjaga tubuhnya tetap stabil.

Sebuah kertas tebal berwarna pink itu pun dikembalikan dan dua kata "Akta Nikah" di atasnya membuat matanya memanas.

Awalnya Stella mengira ada kesalahan sistem, tapi setelah mendengar nama "Tania", semua fantasinya hancur dalam sekejap.

Pernikahan megah lima tahun lalu, pasangan panutan yang penuh kasih selama lima tahun ini, pernikahan yang dibanggakannya, semuanya palsu.

Stella pulang ke rumah dengan sedih sambil memegang akta nikah palsu yang tidak mempunyai kekuatan hukum.

Tepat ketika dia hendak mendorong pintu, terdengar suara dari dalam.

Itu adalah pengacara khusus Grup Sebastian, "Tuan Felix, sudah lima tahun. Apa kamu nggak berniat memberikan status sah pada Nyonya?"

Stella berhenti dan menahan napas.

Setelah waktu yang lama, suara berat Felix terdengar.

"Tunggu dulu, Tania masih berusaha keras di luar negeri, dia butuh status Nyonya Sebastian agar punya pijakan dalam bisnis yang banyak dihadiri petinggi."

Pengacara pribadi itu mengingatkan, "Tapi kamu dan Nyonya belum punya akta nikah, kalau dia nggak setia, dia bisa pergi kapan saja."

Felix menunduk, berpikir sejenak lalu berkata, "Lagian, Tania sudah lahirkan seorang putri untukku, jadi aku harus berusaha sebaik mungkin untuk lindungi dia."

"Sedangkan Stella, dia sangat mencintaiku, dia nggak mungkin bisa tinggalin aku."

"Lagian, dulu dia sudah putus hubungan dengan Keluarga Agusta agar bisa nikah denganku, jadi dia nggak ada jalan lain lagi."

Saat itu sedang puncak musim panas di bulan Agustus, tetapi tubuh dan pikiran Stella terasa seperti terjatuh ke dalam gua es.

Ternyata keinginannya untuk nikah dengan Felix, bahkan mengorbankan hubungan dengan orang tuanya, semua adalah bagian dari rencana Felix.

Semua keraguan di masa lalu juga terjawab pada saat ini.

Grup Sebastian yang tidak pernah terlibat dalam proyek kesejahteraan publik, tiba-tiba mendirikan badan amal.

Felix yang biasanya tidak suka anak kecil, justru begitu sayang kepada Debora Olin, seorang anak yatim piatu di panti asuhan.

Tidak heran jika akhir-akhir ini dia sering mengutarakan keinginannya untuk mengadopsi Debora. Debora ternyata adalah putri Felix dan Tania.

Stella menatap matahari yang menyilaukan, kepalanya terasa pusing.

Kakinya lemas dan lututnya membentur tepi tangga batu dengan keras.

Felix yang berada di dalam rumah mendengar suara itu dan bergegas keluar, menggendongnya dan masuk ke dalam rumah.

Dia dengan lembut menurunkan Stella di sofa, gerakan lembutnya seolah dia sedang menjaga kristal yang rapuh.

"Stella, apa kamu merasa nggak enak badan?"

Stella memiringkan kepalanya dan menatapnya, dengan cermat mencoba bedakan kebenaran dan kebohongan di balik mata penuh kasih sayang itu.

Sayangnya, dia tidak dapat membedakannya.

Melihat dia tidak berbicara, Felix menjadi panik.

"Stella, apa kamu tadi dengar sesuatu..."

Stella menggelengkan kepalanya, "Aku mungkin sakit karena kena panas matahari, rasanya pusing dan mual."

Felix jelas terlihat lega, dia berdiri dan memarahi supir yang bersama Stella.

"Gimana sih kamu urus Nyonya? Mulai sekarang, kamu dipecat. Ambil gaji terakhirmu di bagian keuangan, lalu pergi dari sini."

Stella melambaikan tangannya menghentikannya, "Tadi kulihat mataharinya indah banget, jadi mau keluar jalan kaki pulang, ini bukan salahnya."

Felix berjongkok dan meniup pelan lututnya yang berdarah.

"Stella, kamu terlalu berhati lembut dan baik."

Selama lima tahun penuh, dia dibohongi dan tenggelam dalam ilusi yang dibuat oleh Felix.

Stella tiba-tiba meraih tangannya, dia masih menolak percaya bahwa Felix yang sangat mencintainya, akan berbohong padanya.

Mungkin Dinas Catatan Sipil beneran salah, mungkin Felix tidak tahu apa-apa.

Berpegang pada secercah harapan terakhir, "Felix, surat nikah kita koyak, mau nggak kita buat yang baru?"

Mata Felix sontak berkilat panik, tetapi dia segera menenangkan diri.

Dia memalingkan kepalanya, tidak berani menatap matanya secara langsung. "Masalah kecil seperti ini serahkan saja pada pengacara. Kamu jaga kesehatanmu dulu."

Stella perlahan menutup matanya, dia putus asa.
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Chantiqa Chiqa
mampuslah, demi laki2 rela putus hubungan dg keluarga
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Kerinduan Tak Berujung   Bab 26

    “Sekarang, mari kita sambut pengantin wanita kita hari ini, Stella!”Pintu ruangan perlahan terbuka dan seberkas cahaya bersinar. Iring-iringan acara pernikahan pun terdengar saat Stella berjalan menuju Eric sambil membawa bunga di tangannya. Ini adalah kedua kalinya Stella memasuki acara pernikahan, pernikahannya yang pertama bahkan berakhir hancur. Sementara kali ini, dia juga tidak cukup yakin dia bisa bahagia. Pada detik ini, dia bahkan ingin berbalik dan melarikan diri. Di atas panggung, Eric sangat gugup hingga jari-jarinya sedikit tertekuk. “Stella!”Di meja pengantin wanita di bawah panggung, orang tua Stella menatapnya dengan air mata membasahi mata mereka.Di meja yang sama, ada kerabat Stella, teman sekolah dan sahabat Stella. Mereka melambaikan tangan padanya dan berkata, “Selamat.” Stella pun berdiri di tempat dan tertegun, air mata mengalir di matanya. Pembawa acara hendak mendesaknya, tetapi dihentikan oleh Eric. Eric merapikan dasi kupu-kupunya dan berjalan me

  • Kerinduan Tak Berujung   Bab 25

    Felix sangat bangga sekaligus kecewa karena semua orang hanya diam. “Aku datang ke sini hari ini tanpa diundang karena aku ingin ucapkan selamat pada Tuan Eric secara langsung atas pernikahannya.” Eric tetap tenang dan membiarkan Felix menggila.“Aku punya beberapa foto di sini yang ingin aku tunjukkan pada keluarga dan teman-teman pengantin wanita.” Sambil berkata demikian, dia mengeluarkan ponselnya dan memperlihatkan foto Eric dan Stella yang tengah bertingkah mesra.Eric menyarankan dengan bijaksana, “Layar ponsel Tuan Felix terlalu kecil, gimana kalau diproyeksikan ke layar besar?”Felix mencibir, “Itu lebih bagus.” Setelah petugas mengaturnya, ponsel Felix berhasil dihubungkan ke layar elektronik besar di belakangnya.Felix sangat bangga, “Apa wanita dalam foto itu kekasih Tuan Eric yang diam-diam ditemui tanpa diketahui tunangannya? Aku mau tahu gimana Tuan Eric mau jelasin ini?”Eric mendengus dingin, “Tuan Felix, apa kamu mengenali wanita di foto itu?”“Tentu saja! Dia itu

  • Kerinduan Tak Berujung   Bab 24

    Malam sebelum acara pernikahan, Stella mengusir Eric dengan alasan kedua mempelai tidak boleh bertemu sebelum acara pernikahan.Eric berkata dengan sedih di balik pintu, "Istriku, gimanapun besok kita akan tidur bersama, jadi biarkan aku masuk."Tapi Stella malah mengunci pintu. "Nggak, ini adalah tradisi. Kalau aku izinkan kamu masuk, nanti jadi sial."Mendengar itu adalah hal yang sial, Eric langsung setuju. "Hanya saja aku sangat merindukanmu, aku harus gimana?"Stella memutar matanya tak berdaya, "Eric, kita baru berpisah kurang dari lima menit."Stella tidak pernah menyangka Eric ternyata adalah budak cinta dan manja. Setelah Eric pergi dengan tidak rela, Stella berbaring di tempat tidur, tapi sama sekali tidak bisa tidur. Besok sudah akan menikah dengan Eric. Meski selama beberapa hari ini, mereka sangat bahagia bersama, tapi pernikahan dan pacaran adalah dua hal yang sangat berbeda, jadi dia tentu saja tetap merasa gugup. Terlebih lagi, setelah dikecewakan oleh Felix, dia b

  • Kerinduan Tak Berujung   Bab 23

    Stella berpikir bahwa karier Eric sepuluh kali lebih sukses daripada Felix, jadi dia pasti punya lebih banyak kerjaan.Jadi dia tidak memiliki harapan apapun terhadapnya dalam pernikahan yang akan datang. "Itu cuma pernikahan bisnis tanpa dasar perasaan."Itulah yang dikatakannya kepada sahabatnya. Namun Eric malah muncul di setiap sesi persiapan pernikahan. Dia sendiri yang memilih tempat acara pernikahan dan mengawasi semua dekorasi interiornya. Bagaimanapun, dia adalah lulusan dari sekolah seni terbesar di Eropa, Universitas Seni Dolon, dengan gelar ganda dalam kurasi desain dan manajemen industri kreatif. Cincin pernikahannya juga dia minta seseorang untuk mendesainnya secara khusus, tidak ada duanya. Bahkan dalam pemilihan gaun pengantin, dia menghormati pendapatnya dan memberikan rasa partisipasi yang cukup. Sebagai contoh, gaun pengantin model putri duyung ini adalah hasil karya kelulusan Eric. Eric tampak duduk di sofa rendah, tidak ada tempat untuk meletakkan kakinya y

  • Kerinduan Tak Berujung   Bab 22

    Tania segera merapikan dirinya dan tersenyum, yang menurutnya adalah senyuman manis. Dia mencondongkan tubuh ke depan, setengah memperlihatkan payudaranya. "Tuan Eric, kamu yang telah menyelamatkanku? Apa kamu mau aku balas dengan tubuhku?"Sekretaris itu segera menarik kerah bajunya dan menariknya ke samping. Eric pun duduk dan berbicara dengan suara acuh tak acuh. "Kamu? Emang kamu pantas?"Ekspresi wajah Tania berubah. Meskipun dia tidak secantik Stella, tapi dia juga cukup manis dan cantik. Mengapa di mata Eric, dia sejelek ini? Dia pun duduk kembali di meja makan, "Bilanglah, apa yang harus aku lakukan?"Eric berjanji memberinya sepuluh miliar, dia bisa bawa Debora pergi dari panti asuhan dan mereka berdua bisa pergi jauh. "Siapa ayah kandung Debora?"Jika Eric ingin menggunakan Tania yang tidak stabil untuk melawan Felix, tentu saja dia harus mengetahui kelemahannya. Tidak ada yang tahu apa yang akan dilakukan wanita gila ini saat dia menjadi gila. Tania mengerutkan bib

  • Kerinduan Tak Berujung   Bab 21

    Begitu Felix terbangun pagi itu, dia mendapat kabar baik.Dia sudah dapat undangan pernikahan Eric. Felix memandanginya dan melihat undangan itu terbuat dari emas murni dan bertatahkan safir utuh di dalamnya. "Gampang banget dapat undangannya, tampaknya Keluarga Sumanto nggak semisterius rumor yang beredar.""Keluarga Sumanto sangat aneh, hanya ada nama pengantin pria di undangan, nggak ada nama pengantin wanita."Namun, Felix tidak peduli siapa pengantin wanitanya, palingan adalah salah satu putri keluarga kaya raya. Dia menoleh ke asistennya dan bertanya, "Apa sudah siap?"Asistennya mengangguk. Dulu, Stella dengan tegas batalin perjanjian pernikahannya dan menikah dengan Felix meskipun ada tentangan keras dari orang tuanya. Jadi selain dia, tidak ada seorang pun lagi yang bisa dia andalkan di dunia ini. Kalaupun mau cari bantuan, dia pasti akan cari Eric. "Haha, pasti akan ada wartawan di pernikahan Tuan Muda Kota Sulin, setelah skandal itu terbongkar, kurasa dia nggak akan p

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status