Mendengarkan tantangan dari Anne, Raya mendekati Anne yang saat ini memandangnya dengan tajam, keduanya saling menatap satu sama lain. "Lu berani dengan gue, dengar baik-baik gue tidak segan-segan untuk menghabisi lu jika lu berani mendekati calon suami gue dan anak tiri gue maka hidup lu tidak akan lama lagi, gue pastikan itu!" ancam Raya yang membuat Anne dan Marlin terdiam. Marlin yang mendengar ancaman dari Raya langsung emosi tanpa babibu Marlin balik mengancam Raya. "Hei, perempuan tidak tahu diri, lu harusnya berkaca pada diri sendiri, lu nggak tahu semalam itu calon suami lu itu malah memilih sahabat gue daripada lu. Jadi, elu jangan bermimpi deh lagi pula siapa juga yang mau merebut calon suami lu yang dingin dan kaku itu, harusnya lu bilang sama calon suami lu itu jangan berusaha untuk mendekati sahabat gue jika tidak gue sendiri yang akan laporin calon suami elu ke kantor polisi sekarang lu keluar dari toko gue. Dan satu hal lagi jika lu berani macam-macam dengan sahaba
"Kalau ke rumah sakit harus sakit apa? Gue mau konsultasi dan gue mau bertanya beberapa hari ini jantung gue nggak aman. Jadi, mau gue tanyakan kenapa dia tidak aman," jawab Darren yang membuat Komo mengerjapkan matanya. "Lu sakit jantung ya, tapi bukannya elu kagak ada riwayat sakit jantung kenapa elu mengatakan jantung elu nggak aman, elu salah makan atau coba elu ingat kira-kira elu ada makan apa beberapa hari belakang ini tidak? Hingga buat elu merasa jantung elu seperti itu?" tanya Komo yang panik karena sahabatnya ini mengatakan jika jantungnya tidak aman dan dia juga menanyakan apakah sahabatnya ini salah makan atau tidak. "Hahhh, makanya gue juga heran kenapa jantung gue seperti ini, sudah lah elu lanjut kerja sana!" usir Darren yang saat ini fokus dengan isi dalam amplop tersebut. Jadi, di sini rumah kamu wanita nakal. Baiklah, aku akan menemuimu nanti bathin Darren yang segera menyimpan kertas tersebut. Darren melihat ke arah depan si Komo masih di depannya dengan senyu
Dokter Surya menganggukkan kepala karena dia tahu arah dari apa yang akan Darren katakan. Darren menghela nafas dan tentu saja itu membuat Darren malu karena dia terlalu cepat mengatakan jika dia sakit jantung padahal tidak. Akhirnya Darren pun memutuskan untuk pergi dari hadapan Dokter Surya. "Saya permisi dulu Dokter. Terima kasih banyak maaf menganggu," ucap Darren yang bersalaman sebelum meninggalkan ruangan tersebut. Darren segera keluar dari ruangan dan saat di luar terlihat Komo yang duduk dan segera berdiri mengikuti Darren yang berjalan menuju lobby. "Elu kagak dikasih obat ya? Mana obatnya biar gue tebus," ucap Komo yang merasa heran kenapa Darren tidak menebus obat bukannya tadi dia mengatakan jantungnya tidak aman. "Cepat ambil mobil, gue mau pulang ke rumah. Gue mau ketemu Danda," jawab Darren yang meminta Komo untuk segera mengambil mobil tanpa menjawab apa yang Komo ucapkan tadi. Komo tidak bertanya lagi, dia segera ke parkiran dan segera mengambil mobil. Setelah
"Menurut gue emang rumah, jadi menurut elu apa hmm?" tanya Darren lagi yang membuat Komo menghela nafas. "Sudah ayo kita turun, ingat hari ini elu ada meeting dengan bagian pemasaran dan keuangan jadi kita tidak punya waktu lama," jawab Komo yang segera turun dan tidak lupa juga yang mengatakan jika hari ini Darren ada meeting dengan bagian pemasaran dan keuangan. Darren dan Komo akhirnya turun bersama mereka berjalan sampai di depan pagar rumah Anne. Darren menyerngitkan keningnya melihat rumah Anne. "Apa lagi, ayo masuk kenapa elu bengong aja, awas kesambet lo," ujar Komo yang meminta Darren untuk masuk ke dalam rumah Anne. "Sepi, sepertinya tidak ada orangnya. Apa dia sudah pergi ke toko? Dan kenapa rumahnya miring ya, apa mata gue yang salah?" tanya Darren yang membuat Komo menoleh ke arah Darren. "Kita belum mengetuk pintunya jadi tidak tahu dan masalah rumahnya miring gue nggak tahu. Sudah ayo cepat," jawab Komo yang menarik tangan Darren untuk masuk ke dalam rumah. Darre
"Temui Danda sekarang karena dia ingin bertemu dengan kamu. Sedari awal anakku ingin menemuimu, aku sudah berusaha untuk tidak membicarakanmu di rumah tapi dia terus memanggil namamu apa yang kamu lakukan kepada anakku, apa kamu mencuci otaknya?" tanya Darren yang membuat Anne seketika menatap nanar ke arah Darren dan Anne mengepalkan tangannya mendengar apa yang dituduh Darren kepadanya. "Aku mencuci otak anakmu? Ck, kamu pikir aku seburuk itu? Aku di minta untuk tidak mendekati anakmu, sudah aku lakukan. Tapi, sekarang kamu menuduhku mencuci otak anakmu picik kamu. Dengar baik-baik, Tuan yang baik hati dan tidak sombong saya tulus dengan Danda jadi jangan berpikiran saya seperti itu. Jika tidak ada yang perlu dibicarakan silahkan keluar dari rumah saya," usir Anne yang meminta Darren pergi dari rumahnya. Komo hanya bisa diam dia tidak menyangka jika Darren ini mengatakan hal itu. Bukannya, minta baik-baik malah mengatakan hal itu. Darren yang diusir segera berdiri dan meninggalka
Nyonya Dinda: Danda, Darren, dia terluka ayo kita ke sekolah lihat Danda cepat Darren. Darren yang mendengar perkataan dari mamanya Nyonya Dinda terkejut dan langsung berdiri dari tempat duduknya. Darren: Apa terluka, baiklah Darren akan ke sekolah Danda.Darren segera mengakhiri panggilan telpon dan melangkahkan kakinya berjalan ke arah luar disusul dengan Komo yang terlihat ikut panik kenapa Darren berlari dengan sangat kencang keluar dan wajahnya terlihat cemas. "Tuan, ada apa apa yang terjadi? Kenapa Anda pergi tergesa-gesa?" tanya Komo yang ikut lari bersama dengan Darren sambil bertanya apa yang terjadi dan kenapa Darren lari terburu-buru. "Danda terluka, gue tidak tahu kenapa tapi intinya Mama menghubungi gue dan mengatakan seperti itu. Ayo cepat kita pergi, gue tidak ingin Danda kenapa-napa dan batalkan semua pekerjaan gue." Darren menjelaskan kepada Komo apa yang terjadi. Mendengar penjelasan dari Darren, Komo pun tidak banyak bertanya. Dia segera menghubungi sekretaris
"Iya pengasuh, apa kamu tidak dengar apa yang Mama katakan. Pengasuh untuk Danda bukan untuk kamu," ucap Nyonya Dinda yang menegaskan kembali untuk menyewa pengasuh. Mendengar perkataan dari Nyonya Dinda Darren membolakan matanya. Dia segera melanjutkan kembali langkah kakinya meninggalkan Nyonya Dinda yang memanggilnya. Komo yang melihatnya hanya bisa diam saja. "Oalah, dasar anak tidak tahu diri wong aku itu ngasi dia kemudahan untuk bisa mengawasi Danda malah kabur!" kesal Nyonya Danda yang melihat anaknya malah meninggalkan dirinya. Danda memeluk Darren dengan erat, dia tidak mau melepaskan Darren. Darren tahu saat ini anaknya sedih karena dia lagi-lagi dibully karena tidak ada Mama. "Komo, langsung ke tempat biasa ya," ucap Darren yang mengatakan ke Komo jika mereka ke tempat biasa. "Maaf, tempat biasa gimana Tuan? Apa ke rumah?" tanya Komo yang ingin memastikan tempat biasa itu di mana. Darren menghela nafas karena Komo tidak mengerti dengan yang dia katakan. "Toko bunga
Nyonya Dinda yang melihat Anne berada di depannya segera mendekati Anne, dia sangat senang bisa melihat wanita yang sangat disayangi cucunya. "Kamu wanita yang waktu itu datang ke rumah saya ya? Wah beruntung sekali saya bisa melihat kamu lagi. Danda, ini dia yang kamu cari-cari selama ini. Ayo turun, Sayang. Jangan lupa kamu salim ya dengan Mama," ucap Nyonya Dinda yang meminta cucunya untuk turun dari gendongan Darren dan tidak lupa meminta Danda untuk salim dengan Anne. "Baik Uti," jawab Danda dnegan senyum mengembanb karena diminta turun dan bersalaman dengan Anne. Mendengar apa yang dikatakan oleh mamanya Nyonya Dinda membuat Darren membolakan mata, bisa-bisanya mamanya ini malah membuat anaknya semakin terikat dengan wanita nakal yang ada di depan ini. "Papa, turunkan aku, aku ingin bersama dengan Mama. Cepat turunkan aku, ayolah Papa, turunkan aku," minta Danda kepada Darren untuk menurunkannya. Mau tidak mau Darren menurunkan Danda untuk mendekati Anne. Dengan cepat Dand