Share

22

Bagian 22

          “Mami, Alrik, maaf tadi aku harus marah-marah,” ucapku tak enak hati kepada si tuan rumah usai menerima telepon dari Mas Zaki.

          “Nggak apa-apa, Ven! Mami gemas banget dengarnya. Apa kelakuan suamimu memang seperti itu dari dulu? Ya, ampun!” Mami malah gregetan. Wajahnya tampak menahan geram. Tentu saja. Siapa pun yang mendengarkan rengekan Mas Zaki di telepon tadi, pasti muak dan geram bukan kepalang. Betul-betul pria tak tahu malu.

          “Baru ketahuan belangnya, Mi. Dulu nggak gitu,” sahutku lemas.

          “Syukurlah, Ven. Itu tandanya Tuhan sayang sama kamu. Mungkin jodoh kalian hanya sebentar. Kamu harus kuat.” Alrik berkata-kata dengan bijak. Pria itu langsung menyambar segelas air putih yang

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status