Home / Fantasi / Kultivator Tangguh / 02. Balas Dendam

Share

02. Balas Dendam

Author: Abi Kusumah
last update Last Updated: 2023-09-30 14:30:18

Aji Saka terus berjalan memasuki kota Tirta Kencana, sebuah kota yang sejuk dikawasan Tatar Pasundan, dan selalu ramai dikunjungi oleh para pendatang. Dia berniat mencari sebuah rumah makan sekedar untuk mencari informasi dari sesama pengunjung, tentang markas kelompok Kalajengking Hitam dan tempat tinggal adik tiri ayahnya yang sudah tega membantai seluruh keluarganya.

Aji Saka duduk disudut sebelah kiri ruangan rumah makan, menikmati makanan sate daging hewan buas, sambil terus mendengarkan obrolan dari para pengunjung lainnya.

Sesekali dia melirik ke para pengunjung rumah makan, yang tengah pada membicarakan akan adanya sayembara adu jago di alun-alun kota.

"Sebentar lagi akan segera dibuka sayembara adu jago oleh Tuan Rajasa," ucap salah seorang pengunjung rumah makan.

Deg.... hati Aji Saka terkejut karena yang mereka sebut itu adalah paman tirinya, yang telah membayar kelompok Kalajengking Hitam untuk membantai seluruh keluarganya.

Pendengarannya semakin dipertajam lagi dengan menyalurkan kekuatan kedalam telinganya, agar lebih jelas dapat mendengar percakapan mereka.

"Kapan dimulainya? Apakah Kalajengking Hitam ikut sayembara?" Tanya salah seorang pengunjung rumah makan.

"Besok pagi sudah dimulai sayembaranya, hadiahnya akan diangkat menjadi mantu Tuan Rajasa," balasnya. "Ketua Kalajengking Hitam akan menjadi jagonya, siapa yang bisa mengalahkan ketua Kalajengking Hitam, dialah pemenangnya," tambahnya lagi.

"Kalian mau pada ikut sayembara?"

"Siapa yang berani melawan Ketua Kalajengking Hitam? Semua orang sudah pada tau, selain dia kejam dan sadis, ranah kekuatannya sudah di tahap Pendekar Dewa," jawab salah seorang pengunjung rumah makan yang sudah tau persis tentang ketua Kalajengking Hitam.

"Kok kamu tau?"

"Aku masih saudara sepupunya Ketua Kalajengking Hitam, walau sebenarnya aku sendiri tidak sependapat dengan dia, tapi aku tidak punya kekuatan untuk melawannya, sehingga apapun yang dia lakukan aku tidak bisa berbuat apa-apa," balasnya.

Aji Saka mendengar penjelasan dari mereka, hatinya sangat senang. Dia merencanakan akan mengikuti sayembara adu jago besok pagi, untuk membalaskan dendam kedua orangtua dan saudara-saudaranya, yang telah dihabisi oleh kelompok Kalajengking Hitam, atas suruhan dari Rajasa, paman tirinya.

Tuan Rajasa yang berkuasa di Kota Tirta Kencana, sebuah kota dibawah kekuasaan Raja Tatar Pasundan, kekuatannya sama dengan ketua Kalajengking Hitam, sama-sama berada ditingkat Pendekar Dewa tahap awal, sedangkan ranah kekuatan Aji Saka sudah berada ditingkat Pendekar Dewa Bumi tahap puncak.

"Aku akan menghabisi nyawa mereka semua, agar kedua orangtua dan saudara-saudaraku, tenang di alam sana," ucap batin Aji Saka, bergegas dia keluar dari rumah makan setelah membayar makanan dan minuman yang dinikmatinya.

Dia kembali ke pinggiran hutan, dan terus masuk kedalamnya untuk berlatih meningkatkan kemampuan bertarungnya. Walaupun ranah kekuatannya sudah melebihi kekuatan di Kota Tirta Kencana, namun dia terus berlatih untuk meningkatkan kekuatan kultivasinya ketingkat yang lebih tinggi lagi.

Ranah kekuatan para Kultivator di Kota Tirta Kencana paling tinggi berada ditingkat Pendekar Dewa tahap puncak, itupun hanya baru satu orang yang sudah mencapai ke tahap puncak, yaitu gurunya Tuan Rajasa dan Ketua Kalajengking Hitam.

Mereka berdua teman seperguruan, makanya di Kota Tirta Kencana sudah tidak ada lagi yang mampu menandingi mereka, apalagi didukung oleh gurunya yang kekuatannya paling tinggi di wilayah Kota Tirta Kencana.

Tingkatan Ranah Kekuatan Kultivasi di Tatar Pasundan sebagai berikut :

1. Pendekar Pemula awal, menengah dan puncak.

2. Pendekar Prajurit awal, menengah dan puncak.

3. Pendekar Perwira awal, menengah dan puncak.

4. Pendekar Jenderal awal, menengah dan puncak.

5. Pendekar Raja awal, menengah dan puncak.

6. Pendekar Kaisar awal, menengah dan puncak.

7. Pendekar Pertapa awal, menengah dan puncak.

8. Pendekar Spiritual awal, menengah dan puncak.

9. Pendekar Dewa awal, menengah dan puncak.

10. Pendekar Dewa Bumi Tahap Awal, Menengah dan Tahap Puncak.

11. Pendekar Dewa Langit Tahap Awal, Menengah dan Tahap Puncak.

12. Pendekar Dewa Surga Tahap Awal, Menengah dan Tahap Puncak.

Untuk meningkatkan ranah kekuatan di Tatar Pasundan, sangat sukar sekali, selain harus didukung oleh berbagai sumberdaya tingkat tinggi, juga harus rajin berlatih dan berkultivasi.

Di Tatar Pasundan semua Kultivator setelah keluar dari perguruan beladiri, untuk meningkatkan ranah kekuatannya, dia melakukan latihannya didalam hutan, di gunung, dipesisir pantai, atau di sungai yang airnya deras.

Seperti yang dilakukan oleh Aji Saka, dia masuk kedalam hutan hanya untuk meningkatkan ranah kekuatan kultivasinya, dan meningkatkan kemampuan bertarungnya.

Aji Saka terus berlatih dan berlatih, karena ada satu keinginan untuk menguasai seluruh alam. Dia ingin membasmi para iblis yang bersekutu dengan Raja-raja yang berbuat dholim terhadap rakyatnya, dan menumpas para kultivator aliran hitam yang selalu merampok, menindas dan menculik gadis-gadis cantik.

Tak mengenal lelah dan waktu, selain melatih fisiknya untuk lebih kuat lagi, dia juga mengolah rasa dan jiwa didalam dirinya, serta meningkatkan kekuatan batin dan tenaga intinya, dengan terus menerus berlatih kultivasi dan kemampuan bertarungnya.

Beberapa waktu berjalan, sebelum pajar menyingsing diupuk timur, dia sudah selesai menjalani semua latihan, dan segera menstabilkan pondasi kultivasinya agar tetap kuat dan tidak goyah.

Kini ranah kekuatan kultivasi Aji Saka, naik satu tingkat dari semula Pendekar Dewa Bumi tahap puncak, sekarang sudah mencapai Pendekar Dewa Langit tahap awal. Namun untuk menguasai seluruh Tatar Pasundan, dia masih harus meningkatkan kekuatannya lagi, karena kekuatan Raja di Tatar Pasundan, ranah kekuatan kultivasinya sudah mencapai Pendekar Langit Tahap Puncak. Maka dia harus berusaha menembus Pendekar Dewa Surga Tahap Awal, Menengah atau Puncak.

Dia berdiri dari sikap lotusnya, dan beranjak meninggalkan tempat latihan untuk mencari sebuah sungai.

Aji Saka terus berjalan menyusuri jalanan setapak bekas dilalui hewan buas, menuju kearah sungai dipinggiran hutan.

Tak seberapa lama, dia sudah sampai disebuah sungai yang airnya jernih, tak jauh dari jalanan dipinggiran hutan. Dia bergegas melepas pakaiannya untuk membersihkan dirinya yang sudah lengket dengan keringat bercampur debu.

Beberapa menit kemudian, Aji Saka segera beranjak dari sungai dan mengganti pakaiannya yang diambil dari sebuah buntalan, yang selalu dibawa kemanapun dia pergi.

Usai semua yang dia lakukan, dia segera melesat loncat dari pohon ke pohon layaknya seperti seekor kera bergelantungan di dahan pohon, dengan kecepatan yang luar biasa.

Tak memerlukan waktu yang lama, dia sudah sampai di pinggiran kota. Dan bergegas menuju ke Pendopo Rajasa untuk mengikuti adu jago.

Di arena pertarungan adu jago sudah ramai oleh penonton. Namun satu orangpun tidak ada yang berani masuk kedalam arena, karena semua warga Kota Tirta Kencana sudah mengetahui jagonya, yaitu Ketua Kalajengking Hitam yang sadis dan kejam.

"Ayo, siapa diantara kalian yang ingin mencoba melawan Ketua Kalajengking Hitam, sebagai jagonya diarena sayembara!" Seru ketua pelaksana acara sayembara berteriak memanggil para petarung adu jago.

Semua penonton diarena adu jago satu orangpun tidak ada yang berani menantang jagonya sayembara. Jangankan untuk melawannya, baru melihat goloknya yang mengandung racun kalajengking hitam, semua penonton nyalinya sudah ciut.

"Ayo, siapa yang berani menantang jagonya. Silahkan naik ke arena!" Seru ketua pelaksana adu jago, berteriak lagi memanggil para penantangnya.

Tiba-tiba dengan gerakan cepat yang tidak dilihat oleh mata biasa, di atas arena muncul seorang pria berumur dua puluh lima tahun. Dia dengan kekuatan mistis matanya menatap ketua Kalajengking Hitam, menindasnya dengan aura kekuatan Pendekar Dewa Langit tahap awal. Tentu saja Ketua Kalajengking Hitam dan ketua pelaksana sayembara tersungkur jatuh dan muntah darah.

Tidak hanya sampai disitu, dia juga mengarahkan aura kekuatannya kepada Rajasa dan gurunya, yang duduk berdampingan dengan paman tiri Aji Saka, sehingga keduanya langsung tersungkur muntah darah dan terus ditindas oleh kekuatan dari seorang pria bujangan.

Belum sempat mereka bangkit, Aji Saka loncat kearah Rajasa dan gurunya, keduanya dicengkeram bajunya dan dibawa ke arena pertarungan, disatukan dengan Ketua Kalajengking Hitam.

"Ayo kalian bertiga, hadapi aku, kalau nyali kalian benar-benar bukan pecundang!" Teriak Aji Saka menggema diseputar arena pertarungan.

"Siapa kamu, beraninya berbuat kurang ajar kepada kami?" Tanya gurunya Rajasa dan Ketua Kalajengking Hitam.

"Aku anaknya Tirta Prawira Atmadja, yang kalian bantai sepuluh tahun lalu. Dan sekarang aku akan mengambil jantung kalian, untuk dipersembahkan kepada orang-orang yang kalian bunuh, agar arwahnya tenang di alam sana," ucap Aji Saka panjang lebar.

"Bu.... Bukankah ka.... kamu sudah mati dibuang ke jurang?" Tanya Ketua Kalajengking Hitam terkejut dengan kemunculan Aji Saka.

"Ya, aku memang dibuang kedalam jurang, dengan tubuhku penuh luka tebasan pedang. Tapi takdir berkata lain, aku masih hidup hingga sekarang, dan sekarang aku datang kemari untuk mencabut nyawa kalian!" Seru Aji Saka, suaranya menggema mengandung kekuatan mistis hingga merontokkan jantung mereka.

Semua penonton yang berada diarena sayembara, terkejut begitu mendengar ucapan Aji Saka, karena mereka semua tidak menyangkanya bahwa yang membantai keluarga Tirta Prawira Atmadja, adalah Rajasa, Ketua Kalajengking Hitam dan gurunya.

Selama sepuluh tahun, penduduk di Kota Tirta Kencana dibohongi oleh mereka. Ketiganya waktu itu mengatakan kepada penduduk Tirta Kencana, bahwa Tirta Atmadja dibunuh oleh perampok, dan waktu itu mereka mengadakan sayembara, siapa yang bisa menangkap pembunuh Tirta Atmadja, akan diberikan hadiah sekantong koin emas. Ternyata mereka sendiri pembunuhnya.

"Bunuh....! Bunuh....! Bunuh....!" Teriak penonton sayembara serempak, menyuruh Aji Saka untuk membunuh Rajasa, Ketua Kalajengking Hitam dan gurunya, karena ketiganya sangat dholim dan kejam.

Bersambung...

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Kultivator Tangguh    24. Great Universe

    Kekuatan Sepasang Kultivator Tangguh dan Mawar, sekarang sudah melampaui kekuatan Alam Dewa Nirwana. Dan mereka selayaknya naik ketingkat lebih atas lagi, yaitu Alam Dewa Cahaya Lapisan Pertama, karena didalam tubuh mereka sekarang, sudah bersemayam jutaan cahaya yang menyilaukan pandangan mata musuh-musuhnya, jika mereka dan kedua kudanya sedang marah, akan terpancar cahaya yang menyilaukan dari dalam tubuh mereka.Aji Saka, Juminten dan Mawar terus memacu kudanya mendaki Golden Mountain, melalui jalan setapak yang biasa dilewati oleh bintang buas. Mereka sengaja tidak terbang, karena mereka ingin memburu binatang buas, untuk dipanggang dipuncak Golden Mountain.Namun yang mereka temukan adalah segerombolan Golden Tiger, menghadang perjalanan sepasang pemilik Pedang Dewa Petir dan Mawar. Raja Golden Tiger dengan memakai mahkota dan mengenakan jubah kebesarannya, serta memegang sebuah tongkat emas, berdiri dengan gagah menatap rombongan Aji Saka penuh selidik."Kalian sudah berani mem

  • Kultivator Tangguh    23. Kekuatan Jutaan Cahaya

    Aji Saka, Juminten dan Mawar, memacu lari kudanya dengan kencang, menuju kearah perbatasan kota Banjar Sagara, di pesisir pantai Sagara. Mawar ingin segera melampiaskan dendam kepada paman tirinya, yang menghancurkan seluruh keluarganya.Waktu pun tak terasa, mereka sudah sampai diperbatasan kota, rumah keluarga Mawar berada dijalan perbatasan, yang mengarah ke Kota Banjar Sagara, yang kini dikuasai oleh keluarga dari paman tirinya.Kuda sepasang pemilik Pedang Dewa Petir, yang ditunggangi oleh Aji Saka, Juminten dan Mawar, menerobos masuk kedalam halaman rumah besar, menubruk para penjaga pos yang menghadangnya, hingga membuat mereka terpental selain terkena kaki kuda yang melayang di atas tanah, juga terkena sambaran lidah petir dari telapak tangan Juminten.Para penjaga pos tidak berdaya, setelah terkena sambaran lidah petir, sebagian tubuhnya hangus, dan langsung tergeletak di tanah tidak bergerak lagi.Aji Saka, Juminten dan Mawar, loncat dari kuda yang ditungganginya, mereka ber

  • Kultivator Tangguh    22. God Realm Power

    Sepasang Kultivator Tangguh, Aji Saka dan Juminten memberitahu semua penduduk Perkampungan Angsana, bahwa semua makhluk iblis itu sudah musnah, dan mereka sekarang telah aman, tidak akan ada yang mengganggunya.Semua warga Angsana setelah diberi penjelasan oleh Aji Saka dan Juminten, baru mereka merasa tenang, dan berani keluar dari rumahnya.Mereka berkumpul di Pendopo Angsana, untuk melaksanakan tugas ronda. Sedangkan Aji Saka dan Juminten, beristirahat disebuah kamar khusus untuk tamu, didalam pendopo yang dijaga oleh petugas keamanan Kampung.Juminten tidur bersama Aji Saka, kepala Juminten di atas dada bidang sebelah kanan Aji Saka, sambil tangan Aji Saka membelai rambut Juminten dengan penuh kasih sayang.Belaian tangannya terus menuju ke depan dada Juminten, dan memegang sebuah tonjolan daging yang empuk dan kenyal. Juminten sempat menggelinjang, merasakan geli tapi ada suatu kenikmatan menjalar ke seluruh jiwanya.Juminten membiarkan tangan nakal Aji Saka meremas-remas buah da

  • Kultivator Tangguh    21. Kekuatan Sepasang Cahaya

    Kabar Sepasang Kultivator Tangguh menghancurkan Kerajaan Iblis Serigala Merah, dan membunuh Raja Iblis beserta seluruh prajuritnya, tersebar begitu cepat ke seluruh Alam Dewa Nirwana, hingga sampai ke telinga Penguasa Wilayah Timur, Tuan Radjasaka dan ke beberapa pelindungnya termasuk Dewa Agung Niskala dan Dewa Agung Nirkala.Penguasa Alam Dewa wilayah timur, mengadakan pertemuan dengan seluruh Dewa Agung, untuk membahas peristiwa hancurnya Kerajaan Iblis Serigala Merah, yang menguasai Alam Dewa wilayah barat."Yang Mulia Dewa Agung Niskala, bukankah Sepasang Pedang Dewa Petir itu sudah menghilang ratusan tahun lalu? Dan kenapa sekarang muncul lagi, bahkan pemiliknya adalah sepasang muda-mudi?" Tanya Tuan Radjasaka penasaran."Iya memang, sudah ratusan tahun sepasang Pedang Dewa Petir itu menghilang dari Alam Dewa, tapi pemiliknya yang sekarang, adalah reinkarnasinya Anak dan menantuku, yang kekuatannya lebih tinggi dari anak mantuku sebelumnya. Ranah kekuatannya yang sekarang, berad

  • Kultivator Tangguh    20. Membunuh Raja Iblis

    Goa disebelah barat danau hutan larangan, kini dijadikan markas sementara oleh Aji Saka. Didalam Goa sudah ditata sedemikian rupa, lorong-lorongnya dibersihkan dari rumput, sampah dan bebatuan yang pada menonjol. Begitu pula dengan ruangannya yang cukup besar, dijadikan ruang pertemuan dan tempat istirahat.Semakin hari semakin bertambah penghuninya, karena Aji Saka dan Juminten, dibantu oleh ketujuh pengikutnya, kerapkali selalu membawa orang-orang yang menjadi buronan iblis untuk berlindung didalam Goa, hingga lima bulan sudah terkumpul seribu orang lebih, dan semuanya para pekerja pertambangan yang diselamatkan oleh Aji Saka dan Juminten dari kejaran pasukan iblis.Didepan Goa, sudah dibangun ratusan rumah dan pendopo, yang terbuat dari kayu jati. Rumah-rumah tersebut berjejer rapih, mengelilingi sebuah pendopo dan disetiap sudut perkampungan baru, ada pos penjagaan.Aji Saka memberi nama perkampungan itu dengan nama Cakra Manggala, sebuah perkampungan baru disebelah barat danau hu

  • Kultivator Tangguh    19. Kekuatan Dahsyat

    Pemilik Sepasang Pedang Dewa Petir, Aji Saka dan Juminten, melesat dengan cepat kearah ratusan prajurit Serigala Merah, dengan menyabetkan pedang Dewa Petir memenggal leher-leher mereka, sehingga ratusan kepala mereka terpisah dari tubuhnya, dan jatuh kedalam hutan.Dari enam ratus prajurit Serigala Merah, kini tinggal empat ratus prajurit lagi. Dan keempat ratus itu juga, menjadi sasaran empuk pedang Dewa Petir, yang dengan cepat memenggal leher para prajurit iblis, sehingga tidak bisa dilihat oleh mata mereka.Ratusan kepala lagi terlepas dari tubuhnya, dan jatuh bersama potongan tubuhnya kedalam hutan, biar menjadi santapan hewan-hewan buas.Kini tinggal dua ratus prajurit Serigala Merah, yang hendak meloloskan diri dari amukan pedang Dewa Petir. Namun Aji Saka dan Juminten bertindak cepat, menghantam mereka dengan pukulan Gentar Bumi dan Cambuk Petir, sehingga tubuh mereka hancur menjadi debu, dan sisanya hangus tersambar Cambuk Petir.Usai membereskan seluruh prajurit iblis denga

  • Kultivator Tangguh    18. Naik Ke Alam Dewa

    Aji Saka dan Juminten, setelah berada didalam hutan gelap, dengan menunggangi kuda putihnya, keduanya ingin segera naik ke Alam Dewa Nirwana Lapisan Dasar, dengan cara merobek ruang dan waktu yang telah mereka sempurnakan dari kitab kuno cara masuk ke Alam Dewa.Aji Saka mengerahkan kekuatannya, untuk merobek sebuah ruang dan waktu. Dengan kedua tangannya dibantu oleh Juminten, dia mengarahkan kedua tangannya ke depan, lurus dengan dirinya untuk merobek dan membuka Alam Dewa Nirwana.Pertama kali dia mencoba membutuhkan waktu sekitar tiga puluh menit. Tetapi kalau dia sudah terbiasa, dengan kekuatannya yang begitu tinggi, paling cepat sekitar tiga puluh detik bisa merobek dan membuka Alam Dewa.Setelah Alam Dewa Nirwana Lapisan Dasar terbuka, Aji Saka bersama Juminten bergegas masuk ke Alam Dewa Nirwana membawa kedua kuda putihnya.Keduanya muncul disebuah tempat yang sangat asing bagi dirinya, dipinggir sebuah danau ditengah hutan yang sangat lebat, penuh dengan pepohonan dan semak b

  • Kultivator Tangguh    17. Manusia Berangasan

    Setelah Aji Saka dan Juminten membersihkan dirinya masing-masing, mereka berdua tiduran sambil berpelukan. Tangan Aji Saka mengelus-elus daerah sensitifnya Juminten, dengan penuh kasih sayang, membuat Juminten mendesah merasakan gejolak jiwanya membara. Ada suatu kenikmatan dan kehangatan didalam jiwanya yang menggelora, seakan ingin segera merasakan apa yang menjadi impiannya. Bercinta dengan sepuas-puasnya, tapi niat itu diurungkan, karena keduanya masih saling menjaga agar tidak sampai kebablasan sebelum mereka resmi menjadi suami istri.Akhirnya keduanya tertidur dengan pulasnya, karena mereka merasakan lelah dan capek.Esok harinya, keduanya sudah pada keluar dari penginapan. Mereka melanjutkan perjalanannya lagi menuju kearah Ibukota, memacu kudanya dengan kecepatan tinggi.Sedangkan Tuan Kota dan Jenderal Kartiwa, yang telah menyaksikan peristiwa mengerikan itu, berniat mengunjungi Ibukota untuk melaporkan peristiwa di kotanya, sebelum keduanya menerima hukuman dari Penguasa Ke

  • Kultivator Tangguh    16. Menumpas Serigala Hitam

    Perjalanan Sepasang Kultivator Tangguh Tingkat Dewa, menuju ibukota Nusantara, banyak mengalami hambatan. Terutama dari para begundal penjahat yang terus berkembang bertambah banyak, seakan dibiarkan oleh pihak kerajaan, sehingga Aji Saka terus berpikir jauh ke depan, untuk membuat rasa aman dan nyaman bagi penduduk di wilayah kerajaan Nusantara, dia harus membentuk pasukan keamanan khusus, yang nantinya ditempatkan di wilayah paling rawan, dan paling banyak terjadi perampokan."Setelah selesai membangun Ibukota Kerajaan Nusantara, aku akan segera membentuk pasukan khusus keamanan, untuk mengamankan seluruh wilayah Nusantara, dari gangguan para penjahat," ucap Aji Saka didalam batinnya, sambil terus memacu kuda putihnya dengan kecepatan sedang, berdampingan dengan kuda putih yang ditunggangi oleh Juminten.Waktu pun tak terasa, menjelang magrib mereka berdua sampai disebuah kota besar. Kota Bungbulang, sebuah kota masih dibawah kekuasaan Kerajaan Nusantara.Tampak didepan gerbang masu

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status