Beranda / Romansa / Lady D Milik Sang Penguasa / Bab 170. Malam pertama

Share

Bab 170. Malam pertama

Penulis: Runayanti
last update Terakhir Diperbarui: 2025-05-19 10:09:39

Frans bangkit, melangkah perlahan menuju ke pintu.

Sebelum keluar, ia menoleh sejenak. “Terima kasih... karena tidak membuatku merasa sendirian. Kamu sudah melayaniku dengan baik. Saya akan memberikan kompensasi kepadamu.”

Elsa mengangguk. “Tuan juga... telah membuat saya merasa hidup.”

"Ini... adalah pertama kalinya bagiku,” ujar Elsa pelan, nyaris seperti bisikan.

Frans hampir menyentuh kenop pintu ketika suara lirih itu terdengar dari balik punggungnya.

Langkah Frans terhenti. Ia diam sejenak, lalu perlahan menoleh. Pandangannya jatuh pada seprai putih yang sedikit kusut dan tatapannya berhenti di sebuah noda samar yang tak bisa disangkal.

Ia menatapnya beberapa detik, kaku. Lalu bahunya turun, dan dia menatap Elsa yang kini mendekap selimut hingga ke dagu.

“Maaf... aku tidak tahu.” Suaranya nyaris seperti bisikan. Sebuah

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Lady D Milik Sang Penguasa   Bab 172

    Satu minggu berlalu. Elsa semakin percaya diri. Dia kini berjalan dengan kepala tegak, bahkan berani menegur pelayan yang tidak merapikan vas bunga dengan benar. Membanting peralatan yang menganggu pandangannya sehingga beberapa pelayan semakin membencinya.“Kalau Pangeran melihat ini, kalian tahu akibatnya, kan?” bentaknya.Beberapa pelayan saling pandang dan bergumam, “Dia cuma pelayan biasa yang naik karena tidur dengan Tuan Pangeran. Tapi sombongnya minta ampun.”"Benar, lihat saja kalau tubuhnya sudah hancur dan tidak nikmat lagi, Pangeran pasti akan mencari yang lain."Elsa mendengarnya, tapi tak peduli. Ucapan itu baginya hanyalah bukti kalau dia berhasil naik. Cibiran adalah pertanda bahwa mereka iri. Lagipula, dia tidak butuh validasi dari pelayan rendahan. Tapi dia akan memikirkan cara agar Pangeran itu tetap jatuh ke dalam pelukannya karena itu adalah satu-satunya cara agar dia t

  • Lady D Milik Sang Penguasa   Bab 171

    Elsa tentu tidak pernah menyangka bahwa hidupnya akan berubah drastis hanya dalam satu malam. Sebelum malam itu, dia hanya pelayan biasa, salah satu dari puluhan gadis yang bekerja di posisi terendah. Tapi kini, di depannya terpampang sebuah kotak beludru merah, penuh dengan perhiasan yang membuat matanya nyaris keluar dari rongga.Kalung safir, gelang berlian, hingga cincin zamrud, Elsa mengelusnya dengan mata yang basah. Semuanya terlihat nyata. Dan di sebelah kotak itu, tersusun rapi pakaian-pakaian mahal dari butik ternama milik Pangeran Frans, gaun-gaun itu terbuat dari kain sutra lembut yang bahkan tak berani dia sentuh dulu.Belum lagi, tas penuh uang tunai yang diserahkan langsung oleh tangan kanan Pangeran Frans dengan kalimat yang sulit dia lupakan: “Atas pelayanan yang telah Anda berikan, Tuan memerintahkan kepada kami untuk mengantar semua ini."Elsa sempat terpaku. Lalu, seperti meledak dari dalam dirinya, taw

  • Lady D Milik Sang Penguasa   Bab 170. Malam pertama

    Frans bangkit, melangkah perlahan menuju ke pintu.Sebelum keluar, ia menoleh sejenak. “Terima kasih... karena tidak membuatku merasa sendirian. Kamu sudah melayaniku dengan baik. Saya akan memberikan kompensasi kepadamu.”Elsa mengangguk. “Tuan juga... telah membuat saya merasa hidup.”"Ini... adalah pertama kalinya bagiku,” ujar Elsa pelan, nyaris seperti bisikan.Frans hampir menyentuh kenop pintu ketika suara lirih itu terdengar dari balik punggungnya.Langkah Frans terhenti. Ia diam sejenak, lalu perlahan menoleh. Pandangannya jatuh pada seprai putih yang sedikit kusut dan tatapannya berhenti di sebuah noda samar yang tak bisa disangkal.Ia menatapnya beberapa detik, kaku. Lalu bahunya turun, dan dia menatap Elsa yang kini mendekap selimut hingga ke dagu.“Maaf... aku tidak tahu.” Suaranya nyaris seperti bisikan. Sebuah

  • Lady D Milik Sang Penguasa   Bab 169. Perselingkuhan

    Elsa tak tahu harus berkata apa. Tapi nalurinya membuatnya menutup pintu dengan pelan dan menunggu, mematung di tempat. Dia tahu sesuatu yang buruk mungkin terjadi, namun dia juga sadar tidak memiliki kuasa untuk menolak.“Kau tahu rasanya... mencintai seseorang, lalu ditolak setiap kali kau mencoba mendekat?” suara Frans terdengar getir. “Aku mencoba sabar. Aku ingin dia bahagia. Tapi bagaimana jika aku tak pernah cukup?”Elsa melangkah pelan, berpikir sejenak suara hatinya berbisik ragu. Dia mulai mengerti Pangeran itu sedang membicarakan istrinya. “Mungkin Nyonya Muda hanya takut... Tuan.”“Takut apa?” Frans menoleh, tatapannya menusuk. “Takut padaku? Aku suaminya.”“Takut... kehilangan dirinya sendiri,” jawab Elsa pelan. “Kadang, cinta pertama membuat seseorang membangun dinding terlalu tinggi.”

  • Lady D Milik Sang Penguasa   Bab 168. Aku tidak mau mencium patung

    Pagi itu cahaya matahari menyelinap lembut ke dalam kamar, menyentuh pipi Dea yang pucat namun tenang. Frans duduk di sisi ranjang, mengusap rambutnya pelan. Ia tidak berkata apa-apa, hanya menatap wajah istrinya yang sedang tidur dengan begitu banyak pikiran berseliweran di kepalanya.Dea perlahan membuka mata, merasa jauh lebih baik dari kemarin. Mualnya telah berkurang, meski tubuhnya masih terasa berat.“Bagaimana perasaanmu hari ini?” tanya Frans, suaranya lembut dan tenang.“Lebih baik,” jawab Dea lirih. Ia menatap Frans, lalu perlahan duduk bersandar. Ada jeda canggung di antara mereka, seperti ada sesuatu yang perlu dibicarakan, tapi keduanya ragu untuk memulainya.Frans menatapnya penuh harap. “Kalau begitu, kau bisa kembali menjalankan tugasmu sebagai istri, bukan?”Pertanyaan itu membuat Dea menunduk. Ia tahu Frans telah bersikap bai

  • Lady D Milik Sang Penguasa   Bab 167. Masih hidup

    “Tidak ada tanda-tanda penyakit serius. Tapi dia sangat kelelahan. Tekanan mental dan fisik bisa menyebabkan gangguan lambung. Aku menyarankan istirahat total dan makanan lembut.”"Dia sedang hamil muda dan masih memerlukan penyesuaian yang cukup berat. Pahami saja apa yang tidak dia inginkan dan hindari pemicu muntahnya."Frans mengangguk. “Terima kasih. Tinggalkan kami sebentar.”Saat semua keluar, Frans membenahi bantal Dea dan menyelimuti tubuhnya. Sentuhannya lembut dan penuh perhatian. Frans memberikan ciuman lembut di kening Dea. Mengelus rambutnya dengan lembut.“Sayang. Aku akan memanggil koki terbaik untuk menyiapkan bubur kesukaanmu. Dan jika kau tidak bisa tidur, aku akan membacakan buku, okey?”Dea menatap Frans dalam diam, matanya berkaca-kaca, bukan karena rasa haru, tapi karena bingung. Laki-laki ini... bisa sangat menekan, lalu mendadak begi

  • Lady D Milik Sang Penguasa   Bab 166. Temani aku mandi

    Dea menelan salivanya yang terasa seperti butiran kerikil di kerongkongannya.Pintu kamar mandi tertutup, menyisakan suara gemericik air."Temani aku mandi, Sayang."Dea tetap duduk di tempatnya. Ia ingin menangis, tapi air matanya tak keluar. Ia ingin marah, tapi tidak tahu kepada siapa. Ini bukan hanya tentang Fran, ini tentang dunia yang memaksanya menjadi wanita dewasa dalam semalam. Menemani pria itu mandi? setiap hari? Menjengkelkan, monolog Dea dengan kesal."Sayang... cepat!"Suara Frans membuat Dea merasa semakin kesal dan ingin muntah. Dengan geram, ia berdiri perlahan dan mulai membuka lemari pakaian. Tumpukan kemeja putih, dasi sutra, jas formal berbaris seperti prajurit yang siap berperang. Ia memilih satu kemeja putih dan salah satu jas dengan warna biru tua dan dasi perak, lalu meletakkannya di atas kursi.Beberapa menit kemudian, pintu kamar mandi terbuka,

  • Lady D Milik Sang Penguasa   Bab 165. Beberapa ciuman

    Frans bangkit dari kursinya dan duduk di seberangnya. Ia menyendok telur orak-arik, lalu melirik ke arah Dea.“Kalau begitu... mari kita mulai dari awal. Anggap kita baru saling mengenal. Kamu tidak punya pilihan untuk tetap mencintai Yama.”Ada penegasan dalam suaranya.Dea menatapnya akhirnya, mata mereka bertemu. Ada ketegangan, tapi juga ketulusan.“Baik,” katanya pelan.Mereka makan dalam diam, tapi kali ini bukan diam yang canggung, melainkan diam yang berisi janji tak terucap. Keputusan yang harus dipatuhi.Namun jauh di dalam hati Frans, hasratnya belum padam. Ia masih menginginkannya. Tapi untuk sekarang, ia menahan diri. Karena mungkin, rasa yang tumbuh pelan-pelan... akan jauh lebih dalam daripada yang dipaksa terburu-buru. Dia ingin memeluk Dea dengan balasan yang sama, dia tidak ingin memaksa Dea melakukan hubungan suami istri begitu saja tanpa makna

  • Lady D Milik Sang Penguasa   Bab 164. Apakah kamu membenciku?

    Dea menelan ludah, otaknya bekerja cepat. Ia tahu tak bisa terus menolak tanpa alasan. Frans bukan pria bodoh, dan bagaimanapun, mereka memang telah dianggap pasangan sah, setidaknya di mata publik istana... mata semua orang yang menjadi saksi saat pernikahan dilangsungkan.Tapi... hatinya belum siap. Rasa trauma, ketidakpercayaan, semua masih membekas. Dan satu hal pasti, dia mencintai Yama, walau apa pun yang sudah terjadi di antara mereka hanyalah luka yang mendalam.“Aaah... aku... aku lapar, juga belum menyikat gigi,” kilah Dea dengan senyum canggung. Perutnya memang mengeluarkan suara "Kruk", seolah-olah mendukung kebohongan daruratnya.Frans terdiam, mengamati wajah Dea beberapa detik yang terasa lama. Ia tahu gadis itu berbohong. Tapi ia juga tidak ingin memaksanya, tidak sekarang. Ada rasa aneh dalam dirinya yang membuatnya bersedia menahan diri, setidaknya dia tidak tega membiarkan istrinya lapar.&n

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status