Meninggalkan gua penuh cahaya matahari dan memasuki kegelapan, puluhan bola cahaya terbang melayang mengikuti rombongan yang berjalan pelan. Cahaya bola sihir Ling membuat mereka dapat melihat sekeliling dengan baik. Berjalan paling depan, Ling memimpin, disusul Sion, para pengawalnya, Yue dan Xing Xing yang berada di atas punggung Yin, dan terakhir Yang. Pohon-pohon besar menjulang tinggi menutupi cahaya matahari, tanah becek dan suhu udara yang naik turun dengan dratis tanpa diprediksi—Pegunungan Terkutuk Knox.Sion dan para pengawalnya bergerak dengan kewaspadaan penuh, mata mereka yang mengikuti Ling terkadang akan menoleh ke kiri-kanan, karena mereka merasa ada yang terus mengamati mereka dari balik pepohonan yang mengelilingi. Perjalanan mereka berjalan dalam diam, tidak ada seorangpun yang mengucapkan sesuatu, kecuali Xing Xing yang kadang tertawa bahagia dalam pelukan Yue. Bayi kecil yang tidak tahu apa-apa tersebut terlihat sangat terpesona dengan bola sihir cahaya ayahnya.P
Duduk mengelilingi api unggun yang menyala, Sion maupun para pengawalnya tidak mengucapkan sepatah katapun. Meskipun sedang beristirahat, mereka sama sekali tidak menurunkan kewaspadaan mereka. Mereka juga tidak memiliki banyak nafsu untuk memakan makanan yang telah disiapkan Ling kecuali; Harris."Sir Ling benar-benar pintar memasak," puji Harris sambil melahap semangkuk besar sup jamur di:tangannya. Dia sama sekali tidak peduli pandangan mencemooh rekannya. "Aku harus meminta resep ini dengannya nanti.""Dalam pikiranmu itu sepertinya hanya ada makan saja." Ejek Reis melihat Harris yang menikmati makanannya dengan sangat baik. "Sikapnya itu memang sudah tidak tertolong," Reffa yang dari tadi diam ikut bersuara. Mata biru pria paruh baya itu menatap Harris tajam. "Cepat habiskan supmu! Dasar berengsek!!"Harris tidak mempedulikan Reffa, dia membuang muka dari seniornya tersebut. "Yang Mulia saja tidak mempermasalahkan diriku ini, kenapa kau justru marah, Pak tua?""Kau!!!" Suara Re
Di atas tanah maupun di atas pohon, ratusan semut raksasa mengelilingi Yue, Xing Xing, Yin,Yang, Sion dan para pengawalnya. Semut tersebut berukuran sekitar dua sampai tiga meter, berwarna hitam dan bermata merah. Kaki mereka yang besar sangat runcing bagaikan pedang. Mulut mereka yang terus terbuka dan tertutup mengeluarkan suara ringkihan aneh dan meneteskan air liur yang terlihat jelas berbisa. Namun yang paling penting—mereka semua terlihat sangat agresif."Monster apa ini?" Tiffa menatap bingung dan tidak percaya monster semut yang ada. Dia yang memiliki pengetahuan luas akan monster-monster di Benua Avelon tidak pernah mendengar adanya monster semut seperti ini."Pengetahuanmu tidak berguna di sini, Tiffa," ujar Alexis menjawab kebingungan Tiffa. Matanya terarah pada para monster semut yang kian mendekat. "Bukankah kau juga tidak dapat mengindentifikasi makhluk hitam yang sebelumnya memutuskan lenganku?—pengunungan ini memang terkutuk."Tiffa tidak dapat membalas ucapan Alexi, s
Meloncat tinggi keluar dari dinding sihir pelindung, Ling mengayunkan tongkat sabit hitam dalam genggamannya. Dia mengincar kepala para monster semut yang ada di bawahnya. Monster semut ini adalah salah satu jenis monster yang cukup merepotkan dalam pegunungan ini, bukan karena mereka kuat dan cukup kebal akan sihir, tapi karena mereka selalu bergerombolan dengan jumlah mencapai ratusan.Mendarat di atas bangkai monster semut yang dibunuhnya, Ling tidak berhenti, dia kembali bergerak maju menyerang para monster semut yang masih sangat banyak. Kali ini, dia mengincar kaki mereka yang bagaikan pedang, dan meski kaki para monster semut cukup kuat dan tajam, mereka tetap saja tidak akan dapat menahan serangan tongkat sabit yang ada.Kehilangan keseimbangan, badan para monster semut jatuh ke bawah, dan kesempatan itu digunakan oleh Ling untuk memenggal kepala mereka. Hanya saja, meski telah banyak rekan mereka mati di tangan Ling, para monster semut tetap bergerak maju dengan agresif menye
Sion dan para pengawalnya bisa melihat sosok-sosok yang berjalan mendekati mereka dari dalam kegelapan di depan adalah manusia. Namun, semakin dekat sosok-sosok itu dengan mereka, mereka tidak dapat menyembunyikan ekspresi terkejut yang ada. Bau busuk tercium jelas membuat bulu kuduk mereka berdiri dan perasaan ngeri memenuhi hati. Sosok-sosok yang mendekat adalah manusia sekaligus bukanlah manusia lagi. Rupa dan wujud mereka tidak beda dengan para penduduk manusia penghuni Benua Avelon, namun kulit pucat penuh luka dan darah kering, daging yang membusuk dan tatapan mata kosong—mereka terlihat bukanlah manusia yang hidup."Ikut...""Ikut...""Ikut...""Ikut..."Gumam para sosok yang mendekat. Mereka berjalan dengan pelan sambil menyeret kaki, tidak ada ekspresi sedikitpun di wajah mereka. Ling segera membuka jubah hitam yang dikenakannya untuk menutupi Yue dan Xing Xing. Menyatukan kedua telapak tangannya, aksara-aksara sihir yang bercahaya muncul dan mengelilingin mereka berdua. Li
Sion dan para pengawalnya tidak mengerti apa yang terjadi. Kegilaan semua makhluk yang mereka tidak tahu lagi manusia atau bukan membuat mereka tidak berani bergerak."Milikku!!""Cahaya!!""Cahaya!!""Kehidupan!!""Milikku!!"Suara teriakan mereka memenuhi tempat. Menabrak dinding pelindung kasat mata, mereka mulai memukul dan mencakar sekuat tenaga untuk menghancurkannya. Vbh Darah bercucuran, namun mereka tidak berhenti sedikitpun, mata mereka yang penuh kegilaan terpusat pada Yue yang memeluk Xing Xing."Berengsek!! Apa yang kalian lihat!!" berteriak keras dengan bahasa yang tidak dimengerti Sion dan pengawalnya, Ling menyerang para jiwa raga korup yang berlari ke arah Yue dan Xing Xing. Namun, mereka semua sama sekali tidak peduli. Dalam pandangan mata mereka semua hanya ada ibu-anak dalam pelindungan sihir dinding pelindung.Yue sendiri juga tidak bergerak, dia menatap para jiwa raga korup yang menggila. Dia tidak dapat mengpungkiri rasa takut yang memenuhi dirinya—dunia ini sun
"Cahaya!! Aku melihat cahaya di depan!!" berteriak gembira, Harris menunjuk ke depan di mana dia bisa melihat cahaya matahari yang masuk melalui celah-celah dahan besar pohon yang menjulang tinggi. Sion dan yang lainnya juga dapat melihat cahaya matahari di depan, senyum penuh kegembiraan juga memenuhi wajah mereka—akhirnya mereka akan keluar dari Pegunungan Terkutuk Knox ini."Terima kasih, Ling." Menoleh menatap Ling yang ada di sampingnya, Sion hanya dapat mengucapkan terima kasih. Dia tahu, tanpa bantuan pria berambut hitam tersebut, mereka tidak mungkin dapat keluar dari pegunungan ini dalam keadaan hidup.Ling menoleh menatap Sion dan ikut tersenyum. "Sama-sama."Jawaban Ling membuat Sion tertawa, mendengar pria itu mempelajari bahasa mereka dengan sangat cepat, dia sungguh merasa kagum. Hanya dalam beberapa hari, dia sudah mulai bisa berinteraksi dengan mereka dalam bahasa gelion, walau masih dalam konteks percakapan sederhana."Kita akan segera keluar dari sini, Xing Xing," u
Duduk mengaduk sup yang dimasaknya di samping padang rumput, Yue menoleh sejenak menatap Xing Xing yang bermain dengan Thermis, Tiffa, Nilla, dan Reis. Senyum memenuhi wajahnya saat melihat putri kecilnya tersebut tertawa bahagia."Lady Yue." Panggil Ophelia pelan sambil menyerahkan beberapa sayur yang telah dipotong kepada Yue.Yue segera menerima potongan sayur tersebut sambil tersenyum dan memasukkannya ke dalam sup yang dimasak. "Terima kasih.""Lady Yue, ini," panggil Alexis yang telah selesai membersihkan daging kelinci yang diburu Yin dan Yang beberapa saat yang lalu. "Aku sudah membersihkan bulu dan darahnya.""Terima kasih." Tersenyum menerima daging kelinci yang telah dipotong dan dibersihkan Alexis, Yue sekali lagi memasukkannya ke dalam sup.Reffa yang mengamati pemandangan di depannya tidak berkata apa-apa, dia menoleh menatap aksara-aksara sihir dinding pelindung yang dibuat Ling di sekeliling mereka. Pria berambut hitam itu sepertinya sungguh merupakan pria yang sangat