Share

Bocah Bodoh

Penulis: Alie-Afie
last update Terakhir Diperbarui: 2022-09-03 01:58:01

"Bocah tengik sialan, jangan banyak beromong kosong, cepat katakan atau Aku kembali akan menyerang dan mematahkan lehermu," maki Wang Bei.

"Sebenarnya, Aku terpaksa memasuki tempat ini Kek, keluargaku di bantai oleh orang-orang yang sangat kejam."

"Jadi begitu, pantas saja Kamu berani masuk ke tempat mengerikkan seperti ini, dari mana Kamu berasal?"

"Kota Naga Langit."

"Dimana itu? sudah berapa lama Kamu berada di Hutan tengkorak ini?"

Liu Shin mengerutkan keningnya, "Hanya nama Kota Naga Langit yang Aku tahu, tidak lama Kek."

"Kelihatannya Bocah ini masih polos, Dia terlihat begitu bodoh," gumam Wang Bei.

Liu Shin mengorek kupingnya, "Siapa yang Kakek sebut bodoh?"

"Memangnya siapa lagi yang berada di sini?"

"Kenapa Kakek terus mengumpatiku? Aku akan pergi."

"Diam Kau! cepat ambil daging Beast spirit yang Aku kalahkan! bakar untukku!" perintah Wang Bei.

Liu Shin menelan ludahnya tidak di biarkan pergi oleh Wang Bei.

Jika Zhu Lao tidak memperingati Liu Shin bahwa Wang Bei bukanlah tandingan Liu Shin, Dia akan segera pergi meninggalkannya.

"Dasar Kakek sialan," gerutu Liu Shin.

Liu Shin berjalan memunggungi Wang Bei untuk mengambil daging Beast spirit tidak jauh dari tempatnya duduk.

"Bocah tengik." umpat Wang Bei.

Wang Bei mengambil bongkahan batu sebesar kepalan tangannya. Dia melapisi batu itu dengan tenaga dalam dan melemparnya ke arah Liu Shin.

Liu Shin yang selalu waspada di Dunia jiwa memiringkan kepalanya saat batu akan mengenainya. batu itu melesat cepat di samping pipi Liu Shin, menghantam beberapa pohon, dan tumbang, meledak karenanya.

"Bocah ini benar-benar mengerikkan," gumam Wang Bei.

Wang Bei tidak benar-benar ingin mencelakai Liu Shin, Dia sejak pertama kali memikirkan Liu Shin yang memiliki kemampuan tidak normal untuk anak seusianya.

Liu Shin tidak menghiraukan Wang Bei, Dia mulai sedikit mengetahui watak dan temperamen Wang Bei, mengambil daging Beast spirit.

"Kakek, bagaimana caraku membakarnya? perutku juga sudah sangat lapar," ucap Liu Shin setelah mengambil beberapa daging Beast spirit.

"Siapa bilang Kamu boleh memakannya? Kamu bakar saja untukku, letakkan beberapa ranting pohon di sana!" tunjuk Wang Bei, "Bocah bodoh, apa Kamu tidak pernah membakar daging? lantas apa yang Kamu makan selama ini?"

"Apa Kakek suka mengomel seperti itu?" Liu Shin melempar daging ke tanah, mengambil ranting pohon yang ada di sekitarnya dan membantingnya ke tempat yang di tunjuk Wang Bei, "Apa urusannya dengan Kakek apa yang Aku makan selama ini?"

"Hanya ingin tau, Kamu pasti belum pernah makan daging bakarkan?" ledek Wang Bei.

"Ya ... Aku makan lebih enak dari daging bakar, daging Beast seperti ini apa enaknya?" Liu Shin tidak mau kalah dengan Wang Bei tetapi hatinya berkata lain, ingin sekali mencoba menyantap daging bakar Beast spirit.

Liu Shin mengamati apa yang akan Wang Bei lakukan dengan ranting yang sudah di kumpulkan, Dia masih belum bisa membuat api untuk membakar daging.

Di Dunia jiwa, Ketika Liu Shin ingin makan daging matang, Dia akan menuju ke kolam air yang mengandung sengatan petir.

"Apa itu?" tanya Liu Shin melihat Wang Bei mengeluarkan sesuatu dari cincin ruang dimensinya.

"Ini sebuah artefak untuk membuat api, sangat berguna bagi Pendekar yang tidak memiliki benih energi api ... dan bodoh sepertimu," balas Wang Bei mencoba membuat Liu Shin kagum.

"Apa itu artefak? Benih energi api? Apa itu?" tanya Liu Shin penasaran.

"Bukankah Kamu memang bodoh?" Wang Bei menyalakan ranting yang sudah di kumpulkan oleh Liu Shin.

Liu Shin menggaruk kepalanya yang tidak gatal, memang benar apa yang di katakan Wang Bei, Dia belum banyak pengalaman di Dunia tempatnya tinggal.

"Apa Kamu menginginkan artefak ini?" tanya Wang Bei melihat Liu Shin terus memandangi artefak yang di pegangnya.

"Maukah Kakek memberikannya padaku? Aku sangat membutuhkannya."

"Hahaha, tentu saja, ini ambil!" Wang Bei melempar artefak api ke Liu Shin.

"Terimakasih Kek," ucap Liu Shin menangkap artefak yang Wang Bei lempar.

"Lagian, Aku bisa melakukan ini." Wang Bei mengeluarkan api dari jarinya.

"Tua bangka ini, apa Dia sedang memamerkan kekuatannya?" Zhu Lao mengumpat dari dalam cincin ruang dimensi.

"sepertinya begitu, tapi itu membuatku sedikit kagum," sahut Liu Shin dengan telepati jiwanya.

"Meskipun Aku baru pertama kali menapakkan kaki di Dunia Tuan, sepertinya Kakek tua itu bukan orang sembarangan di Dunia Tuan berada, Tuan sepertinya perlu menjilat Kakek tua itu," pikir Zhu Lao.

"Wah ... Kakek sangat hebat sekali," puji Liu Shin melihat jari Wang Bei dapat mengeluarkan api.

Liu Shin mencoba melakukan apa yang Zhu Lao sarankan, menjilat Wang Bei.

"Hahaha ... apa Kamu baru menyadarinya? Kamu melihatnya bukan? Empat Beast spirit yang Aku lawan barusan berada di tingkat yang sangat tinggi," balas Wang Bei sambil menyantap daging yang sudah matang memamerkan kemampuannya kepada Liu Shin.

"Ya Aku menyadarinya," ucap Liu Shin sambil mengambil daging Beast spirit yang sudah matang.

"Apa Kamu yakin ingin memakannya?" tanya Wang Bei menatap Liu Shin.

Wang Bei membiarkan Liu Shin, seolah ingin melihat Liu Shin menyesal karena berani menyantap daging Beast spirit tingkat tinggi.

"Ya," jawab Liu Shin.

Wang Bei menelan ludahnya, "Apa Bocah ini benar-benar bodoh atau Aku yang gila membiarkannya memakan Beast spirit tingkat tinggi seperti itu?" batinnya.

Liu Shin menyantap tanpa merasakan apapun di perutnya.

"Bocah, apa Kamu tahu ini Beast tingkat tinggi?" Wang Bei memandangi dengan mata membelalak, menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Tidak Kek, memangnya kenapa Kek?" jawab Liu Shin sambil terus mengunyah.

"Lupakan saja, Aku kira daging Beast tingkat tinggi seperti ini dapat membunuh Bocah yang bahkan belum berkultivasi sepertimu,"

Wang Bei menelan ludahnya melihat Liu Shin yang sangat lahap memakan daging Beast spirit tingkat tinggi. Daging Beast seperti itu sangat berbahaya bagi Pendekar dengan kultivasi yang rendah jika tidak mampu menahan energi yang di hasilkan.

Tingkatan Beast spirit :

- Beast spirit perak

- Beast spirit Emas

- Beast spirit Raja

- Beast spirit Bumi

- Beast spirit Bintang

- Beast spirit Langit

- Beast spirit Suci

- Beast spirit Surgawi

- Beast spirit Legendaris

Selain daging, kristal jiwa yang dimiliki oleh Beast spirit juga berguna untuk meningkatkan kultivasi bagi para Pendekar. Semakin tinggi tingkatan Beast, semakin tinggi pula energi yang dapat di serap oleh Para Pendekar.

Meskipun energi yang di hasilkan oleh daging Beast spirit tidak sebesar kristal jiwa, tetap saja tidak sembarangan orang boleh memakannya, apalagi daging Beast dengan tingkatan yang sangat tinggi seperti para Beast yang berada di hutan Tengkorak, tubuh seseorang bahkan dapat meledak karenanya.

Wang Bei yang tingkat kultivasinya tinggi dan mempunyai beberapa teknik pengobatan dan penyembuhan, sudah bersiap jika terjadi sesuatu terhadap Liu Shin. Akan tetapi, Dia tidak menemukan apapun, kondisi Liu Shin baik-baik saja ketika memakan daging Beast spirit tingkat Bumi.

"Daging Beast spirit seperti ini, mana bisa membunuhku," jawab Liu Shin.

"Terserah Kau saja, Bocah!!" balas Wang Bei.

"Bocah ini sangat mengerikan, Bagaimana jika Dia sudah dewasa? Tampaknya, Aku harus menjilatnya, Dia sepertinya akan menjadi orang hebat di masa depan," batin Wang Bei.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (13)
goodnovel comment avatar
Dimas Candra
menantang sih ini cerita
goodnovel comment avatar
Tia Rositasari
enakan lapak sebelah ngga ribet
goodnovel comment avatar
Bhanona
seru juga jalan ceritanya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Legenda Pendekar Pedang Liu Shin   Kemenangan Liu Shin

    Dengan usaha keras, Liu Shin dan Surya kelana akhirnya bisa menapak di gunung brawijaya. Mereka langsung melesat mencari keberadaan Si Mata Merah. "Siapa kalian?" tanya Si Mata Merah melihat Liu Shin dan Surya kelana. Liu Shin tidak segera membalas Si Mata Merah. Dia melihat ke altar kuno dan tidak mendapati istrinya. Sementara Surya kelana bernafas lega karena adiknya masih hidup. "Dimana istriku?" tanya Liu Shin. "Jika istrimu tidak ada, dia berarti telah dibawa oleh dewa iblis ke alam dewa," balas Si Mata Merah. Liu Shin mengepalkan tangannya, amarahnya memuncak mengetahui istrinya dibawa ke alam dewa. Tanpa banyak berkata, Liu Shin dan Surya kelana mulai menyerang Si Mata Merah. Pertempuran berlangsung sangat sengit, hingga tidak lama Liu Shin berhasil menghabisi Si Mata Merah. Namun, iblis kuno yang telah menyerap beberapa wanita dengan tubuh spesial telah bangkit dengan separuh kekuatannya. Iblis kuno kemudian turun tangan karena terganggu dengan kedatangan Liu S

  • Legenda Pendekar Pedang Liu Shin   Kerajaan Kuno Selatan

    Ribuan tahun yang lalu, benua malaya disebut sebagai kerajaan kuno selatan. Wilayah kekuasaannya mencakup seluruh benua malaya. Kerajaan kuno selatan itulah yang terus berperang dengan benua tianlang maupun benua taishan untuk memperluas wilayah kekuasaan.Seiring dengan berjalannya waktu, perang saudara terus menerus terjadi di kerajaan kuno selatan. Kerajaan kuno selatan mulai terlupakan dan berubah nama menjadi benua malaya dengan banyak kerajaan besar maupun kecil yang berdiri tegak.Kerajaan-kerajaan di benua malaya itu tidak ubahnya seperti sekte yang memiliki aliran hitam dan putih, yaitu baik dan jahat.Si Mata Merah mengumpulkan kerajaan-kerajaan yang jahat di bawah kepemimpinan kerajaan wirasena. Dia berniat kembali menjadikan benua malaya menjadi kerajaan kuno selatan.Dalam menggapai keinginannya itu, Si Mata Merah dimanfaatkan oleh Cheng Gu, seseorang dari klan penyihir yang sempat dihabisi oleh Liu Shin.Cheng Gu menjanjikan Si Mata Merah kekuatan dahsyat sehingga mampu

  • Legenda Pendekar Pedang Liu Shin   Informasi Dunia Jiwa

    Liu Shin menyimpan kristal kehidupan di cincin ruang dimensinya. Dia memikirkan cara bagaimana bisa naik ke atas gumpalan awan gunung brawijaya.“Saudaraku, apa kamu sanggup menghindari petir hitam?” tanya Liu Shin.“Meskipun harus mati, aku akan mencobanya demi adikku,” balas Surya Kelana.“Lebih baik kita menghindar terlebih dahulu dari hujan petir hitam. Kita pikirkan cara terlebih dahulu bagaimana bisa sampai ke gunung brawijaya.”“Baiklah.”Liu Shin dan Surya Kelana kemudian menjauh dari jangkauan petir hitam di atas permukaan air laut.Liu Shin melihat Surya Kelana duduk dengan posisi lotus diatas permukaan air laut dan memejamkan matanya. “Saudaraku, apa yang kamu lakukan?” tanya Liu Shin.“Aku sedang membaca beberapa kitab, siapa tahu ada yang berguna,” balas Surya Kelana.Liu Shin menyipitkan matanya. “Apa maksudmu? Aku hanya melihatmu duduk bersila tanpa melakukan apapun. Kamu juga tidak mengenakan cincin ruang dimensi sebagai tempat penyimpanan kitabmu.”“Aku tidak membutuh

  • Legenda Pendekar Pedang Liu Shin   Kepiting Raksasa 2

    “Saudaraku, lekas menjauh dari sini dan menghindar dari jangkauan hujan petir!” perintah Liu Shin kepada Surya Kelana. “Aku akan membantumu,” ujar Surya Kelana. “Ini sangat berbahaya, biarkan aku menghadapinya seorang diri,” balas Liu Shin. Liu Shin menyadari jika area untuk memasuki gunung brawijaya sangat sukar untuk ditembus. Mau tidak mau dia harus melawan kepiting raksasa dan membinasakannya. Kepiting raksasa tidak akan membiarkan seorangpun mencapai gunung brawijaya di wilayah kekuasaannya di permukaan air laut. Sementara itu, awan yang sangat besar tempat keberadaan gunung brawijaya bergemuruh sangat keras dan terus menghujani Liu Shin dan Surya Kelana dengan petir hitam. Dari pengamatan Liu Shin, gunung brawijaya menolak siapapun yang akan memasukinya dengan formasi ataupun fenomena alam yang ada disekitarnya. “Dua orang akan lebih mudah menghadapinya, aku bisa mengalihkan perhatiannya,” Surya Kelana memaksa untuk ikut menghadapi kepiting raksasa. “Baiklah,” balas Liu S

  • Legenda Pendekar Pedang Liu Shin   Kepiting Raksasa

    "Hmmm ... gunung brawijaya? gunung itu sangat sulit ditemukan," balas manager paviliun."Berapa harga yang harus kami bayar?" tanya Liu Shin."Ini bukan masalah harga, paviliun kami juga kekurangan informasi tentangnya.""Lalu, informasi apa yang paviliun ketahui? Aku akan membayarnya dengan harga yang pantas," balas Liu Shin kemudian mengambil ribuan koin emas dan meletakkannya di atas meja dihadapan manager paviliun."Anak muda ... masukkan kembali uangmu! Bagaimana jika kita saling bertukar informasi? Kamu tidak perlu membayarnya."Liu Shin mengerutkan alis. "Apa maksudmu?""Gunung brawijaya merupakan tempat paling mengerikan di benua ini, sangat mustahil dimasuki manusia biasa. Hanya orang-orang dengan kekuatan layaknya dewa yang bisa memasukinya. Jika kamu berhasil memasukinya, aku ingin kamu memberikan informasi tentang apa saja yang ada di gunung tersebut. Bagaimana menurutmu?""Baiklah kalau begitu, aku akan kembali ke tempat ini setelah urusanku selesai di gunung brawijaya,"

  • Legenda Pendekar Pedang Liu Shin   Paviliun Informasi

    Setelah cukup lama bertarung, Liu Shin akhirnya bisa melumpuhkan Cheng Gu. Liu Shin memaksa Cheng Gu untuk memberikan informasi padanya, tapi Cheng Gu tidak mau mengakui apapun. Liu Shinpun akhirnya membunuh Cheng Gu. Liu Shin melanjutkan perjalanannya di wilayah kekuasaan kerajaan wirasena untuk mencari gunung brawijaya. Dia mencari informasi selama beberapa hari di kota ataupun desa namun tidak kunjung juga mengetahui dimana letak keberadaan gunung brawijaya. “Kemana aku bisa menemukan keberadaan gunung brawijaya? Sial, aku lupa bertanya letak gunung brawijaya kepada pendekar buta.” Liu Shin terlihat frustasi kerena tidak menemukan keberadaannya. Saat Liu Shin sedang melesat terbang, dia melihat pemuda yang sedang di keroyok oleh dua orang. Liu Shin mengamati pertarungan yang tidak seimbang tersebut. Setelah memastikan pemuda yang sedang dikeroyok tidak bersalah, Liu Shinpun akhirnya membantunya. “Saudara, biarkan aku menolongmu,” ujar Liu Shin mengagetkan pemuda yang sedang di

  • Legenda Pendekar Pedang Liu Shin   Klan Penyihir

    “Anak muda, kamu benar-benar arogan.” Wusss Orang itu melesat turun ke tanah untuk menyerang Liu Shin. “Tinju Macan Api.” Bummmm Liu Shin berhasil menghindar dari serangan orang itu. Serangan tinju orang itu sangat dahsyat mengenai tanah, membuat tanah menjadi sebuah kawah yang sangat besar. “Orang ini begitu kuat, aku harus waspada,” gumam Liu Shin. “Kembalilah ke kerajaan manggala atau aku akan membunuhmu.” Orang misterius itu kembali mengancam Liu Shin. “Aku tidak akan kembali sampai aku menemukan Si Mata Merah,” jawab Liu Shin. “Jadi, kamu mencari Si Mata Merah? Langkahi dulu mayatku,” ujar orang misterius tersebut. “Siapa kamu?” tanya Liu Shin. “Karena kamu akan mati, aku akan menjawab pertanyaanmu. Aku Cheng Gu dari klan penyihir dunia atas.” “Jadi, kamu adalah seseorang yang memburu Ratu Siluman Rubah? Kenapa kamu melindungi kerajaan wirasena dan apa hubunganmu dengan Si Mata Merah?” “Itu tidak ada urusannya denganmu,” jawab Cheng Gu. Pertempuran sengitpun terjadi

  • Legenda Pendekar Pedang Liu Shin   Makam Kuno

    Setelah selesai makan di kedai arak, Liu Shinpun pergi dari kota kalageni untuk melanjutkan perjalanan menuju kerajaan wirasena. Dalam perjalanannya, Liu Shin melihat puluhan petapa suci melesat terbang dengan sangat cepat menuju ke arah timur. “Mau kemana orang-orang tersebut?” gumam Liu Shin. Liu Shin yang penasaran mengikuti petapa-petapa suci itu. Para Petapa ternyata menuju ke sebuah lembah yang bernama lembah hitam. Di lembah itu, sudah berkumpul sekitar ratusan petapa suci lainnya. Liu Shin bersembunyi di dahan sebuah pohon dan mengamati Para Petapa. Para Petapa terlihat berkumpul di depan sebuah pintu portal yang ada di lembah itu. Tidak lama kemudian, pintu portal terbuka dan petapa-petapa itu memasuki pintu. “Ada apa di balik pintu portal itu? Aku ikuti saja mereka.” Liu Shin mengikuti petapa-petapa suci masuk ke sebuah portal. Portal itu membawa Liu Shin menuju ke sebuah tempat yang tampak seperti labirin. “Apa yang sesungguhnya mereka cari di tempat seperti ini?” Tr

  • Legenda Pendekar Pedang Liu Shin   Latih Tanding

    “Tunggu anak muda! Apa kamu yakin bisa mengalahkan Si Mata Merah?”“Sejujurnya, aku mungkin belum mampu mengalahkannya, oleh karenanya istriku berhasil dibawa kabur oleh Si Mata Merah ke benua ini. Namun, aku tidak ingin berlama-lama karena kedua istriku mungkin dalam bahaya,” balas Liu Shin.“Kalau begitu, aku akan mengajarimu sedikit cara bagaimana mengalahkannya. Aku sudah sangat hafal dengan jurus dan tekniknya. Apa kamu tertarik? Aku juga sudah lama menyimpan dendam dengannya dan ingin membunuhnya.”“Baiklah kalau tuan pendekar buta bersedia,” jawab Liu Shin.“Tutup matamu!” perintah Pendekar Buta.Kekuatan Si Mata Merah sangat mengerikkan. Hanya dengan menatap matanya, seseorang akan menjadi patung. Oleh karenanya, Pendekar Buta bermaksud mengajari Liu Shin bagaimana cara bertarung menggunakan insting dan pendengarannya.Liu Shin tanpa ragu menutup matanya. Mereka lalu berlatih tanding tanpa penglihatan, membuat Liu Shin selalu terkena pukulan tongkat sakti milik Si Pendekar Bu

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status