Share

Bab 21

Penulis: Zizara Geoveldy
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-17 15:54:47

Andara menggigit bibirnya pelan. Napasnya seakan ingin berhenti. Tenggorokannya tercekat, seolah semua kata yang ingin ia ucapkan menggumpal menjadi satu dan tidak menemukan jalan keluar.

"Aku cuma kasih tahu kalau aku udah pulang," lirihnya kemudian hampir tidak terdengar.

Ananta menyipitkan mata. Ia maju selangkah, membuat aroma parfumnya yang soft namun maskulin terhirup oleh hidung Andara.

"Pulang? Kamu pikir rumah ini hotel tempat kamu datang dan pergi sesukamu?"

"Nggak begitu maksudnya, Mas. Aku nggak menganggap rumah ini hotel." Andara menjaga nada suaranya agar tetap tenang meski matanya mulai memanas.

Ananta memiringkan kepalanya sedikit, sorotnya tetap tanpa ekspresi. "Jadi apa kalau bukan? Tempat singgah? Atau ruang tunggu sementara sampai kamu bosan dan menghilang lagi?"

Andara menggeleng. "Bukan, Mas. Aku udah ceritain keadaannya. Aku pingsan di mal dan dibawa ke rumah sakit makanya aku nggak ada di sini. Aku nggak menghilang."

"Dan lebih membiarkan orang lain untuk tahu
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Lelaki Yang Terpaksa Menikahiku   Bab 26

    Dunia seakan berhenti berputar. Andara menatap pria itu tidak percaya. Napasnya tercekat. Bola matanya melebar. Tidak percaya bahwa suaminya sendiri tega meragukannya. Kata-kata Ananta barusan membentur dinding hatinya yang sudah retak sejak lama."Apa maksud Mas bilang begitu?" Suaranya bergetar.Ananta melengkungkan senyum miring. Sikapnya tetap tenang tapi penuh tekanan. Tangannya terselip di saku celana. Dagunya terangkat angkuh."Aku bilang, 'kamu yakin dia anakku?'" Ananta mengulangnya dengan nada datar. "Dalam waktu dua bulan kamu bisa tidur dengan siapa saja. Dengan Tian mungkin? Atau siapa lagi? Aku bahkan nggak tahu kamu pulang ke mana setiap hari. Kamu pikir aku bodoh?"Andara memundurkan tubuh. Rasa kecewa yang sangat semakin dalam menggerogoti hatinya."Mas pikir aku selemah itu? Serendah itu? Setelah Mas perkosa aku, hancurin hidup aku, sekarang dengan teganya nuduh aku tidur dengan laki-laki lain?"Ananta kembali mendekat, mempersempit jarak di antara mereka. "Jangan pl

  • Lelaki Yang Terpaksa Menikahiku   Bab 25

    Tamparan itu membuat wajah Andara terputar ke samping. Pipinya langsung memerah, perih dan terasa panas. Seumur-umur baru kali ini ada orang yang berani melakukan fisik padanya. Mirisnya orang itu bukan siapa-siapanya. Bahkan orang tua dan kakaknya tidak pernah menyakitinya satu kali pun. Mereka sangat menyayangi Andara.Marcella menggeram. Tangannya masih menggantung di udara. Napasnya memburu. Ia tidak menyangka kalau Andara berani berkata seperti tadi padanya."Beraninya kamu ngomong gitu ke aku. Udah dibaik-baikin malah kurang ajar. Kamu pikir kamu siapa? Kamu cuma beban di hidup Ananta!" hardik perempuan itu.Andara memejamkan mata sejenak. Ia tidak tahu mendapat kekuatan dari mana sampai bisa berkata seperti tadi. Ia hanya menyampaikan apa yang terasa di hatinya. Kemudian ia membuka lagi matanya ketika mendengar Marcella mengatakan, "Masih untung kamu aku kasih makan. Kalau nggak, kamu akan mati kelaparan.""Nggak apa-apa. Aku lebih baik mati kelaparan," balas Andara pelan, tan

  • Lelaki Yang Terpaksa Menikahiku   Bab 24

    Cahaya matahari pagi menyusup masuk melalui tirai yang tidak sepenuhnya tertutup. Cahaya itu menerpa tepat wajah Andara yang berbaring di lantai di dekat pintu.Ia menggeliat pelan. Kelopak matanya terbuka perlahan. Tubuhnya terasa dingin, pegal dan kaku. Satu sisi pipinya terasa kesemutan karena semalaman bersandar ke lantai tanpa alas.Matanya memandang langit-langit dengan tatapan kosong. Untuk sesaat ia hampir lupa di mana dirinya. Tapi rasa perih di sendi-sendi tubuhnya segera mengingatkan. Ia masih di sini. Di kamar ini. Di dalam penjara ciptaan suaminya sendiri.Semalam ia sempat berpikir, kalau semua ini adalah mimpi, ia berharap akan terbangun di tempat lain. Entah di rumah kakaknya atau di samping pusara orang tuanya. Yang penting bukan di sini.Tangannya meraba sekitar. Mencari sesuatu untuk berpegangan saat mencoba bangkit. Namun yang ia temukan hanya udara.Ia duduk perlahan. Menyandarkan punggung ke pintu yang dingin. Pandangannya yang kosong lurus ke depan.Perutnya la

  • Lelaki Yang Terpaksa Menikahiku   Bab 23

    Andara terus memukul-mukul pintu hingga kepalan tangannya memerah. Namun Ananta tetap tidak peduli. Napasnya tersengal-sengal. Bahunya naik turun menahan tangis yang belum ia izinkan jatuh. Kakinya lemas.Andara akhirnya menyerah. Ia akhirnya menjatuhkan diri ke lantai seperti boneka yang talinya dipotong.Di antara irama napas dan kecamuk di dadanya, Andara memindai sekeliling kamar. Ruangan yang sebelumnya adalah tempat istirahat dan berteduh baginya sekarang adalah penjara tempatnya dikungkung.Sadar dirinya belum berbusana, Andara merangkak mengambil pakaiannya yang teronggok di lantai setelah tadi Ananta membukanya dengan paksa. Ia memakai bajunya kemudian menyeret langkah ke kamar mandi untuk membersihkan dir.Air dingin terasa menusuk, membasahi inci demi inci bagian tubuh dan lipatan kulitnya. Seolah sedang menghapus jejak perlakuan yang tidak akan bisa ia lupakan seumur hidup.Andara baru sadar ponselnya tidak lagi di tempat ketika keluar dari kamar mandi. Ia mencari benda i

  • Lelaki Yang Terpaksa Menikahiku   Bab 22

    "Mas, jangan begini. Tian nggak salah apa-apa. Dia sahabatku, Mas," ujar Andara menolak permintaan suaminya."Oh, jadi sahabatmu itu lebih penting daripada suamimu sendiri?" Ananta menyorot Andara dengan penuh intimidasi. Bahkan tanpa laki-laki itu mengatakan apa-apa Andara sudah merasa sangat tertekan."Kamu yang lebih penting, Mas. Tapi bukan berarti aku harus memutus persahabatanku dengan Tian. Dia nggak salah apa-apa. Dia hanya meneleponku untuk menanyakan apa aku sudah tiba di rumah. Tadi kebetulan Tian membesukku di rumah Abang."Pengakuan Andara membuat Ananta tahu siapa laki-laki yang dikatakan Dio tadi. Dan itu membuat Ananta semakin tidak menyukainya."Aku bilang telepon dia sekarang." Ananta mengulangi perintahnya."Mas, tolong. Aku nggak bisa. Tian itu sahabatku. Aku dan dia udah lama berteman. Aku nggak mungkin mengatakan semua yang Mas suruh tadi." Andara sangat berharap Ananta bisa mengerti posisinya. "Apa nggak cukup hanya ada aku di dalam hidupmu? Apa masih perlu ada

  • Lelaki Yang Terpaksa Menikahiku   Bab 21

    Andara menggigit bibirnya pelan. Napasnya seakan ingin berhenti. Tenggorokannya tercekat, seolah semua kata yang ingin ia ucapkan menggumpal menjadi satu dan tidak menemukan jalan keluar."Aku cuma kasih tahu kalau aku udah pulang," lirihnya kemudian hampir tidak terdengar.Ananta menyipitkan mata. Ia maju selangkah, membuat aroma parfumnya yang soft namun maskulin terhirup oleh hidung Andara."Pulang? Kamu pikir rumah ini hotel tempat kamu datang dan pergi sesukamu?""Nggak begitu maksudnya, Mas. Aku nggak menganggap rumah ini hotel." Andara menjaga nada suaranya agar tetap tenang meski matanya mulai memanas.Ananta memiringkan kepalanya sedikit, sorotnya tetap tanpa ekspresi. "Jadi apa kalau bukan? Tempat singgah? Atau ruang tunggu sementara sampai kamu bosan dan menghilang lagi?"Andara menggeleng. "Bukan, Mas. Aku udah ceritain keadaannya. Aku pingsan di mal dan dibawa ke rumah sakit makanya aku nggak ada di sini. Aku nggak menghilang.""Dan lebih membiarkan orang lain untuk tahu

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status