Share

Love From The Death
Love From The Death
Author: Putri PS

Bab 1 Permusuhan

        Reymond Andinara Alexander! Bentak wanita Chinese di depannya dengan sedikit memincingkan mata, menganggap ia adalah lelaki lemah dan rendah.

        Rupanya itu adalah teman sekelas dengan level tertinggi paling dibenci Rey karena galak dan tidak mau kalah. Hari-hari yang buruk untuk Rey segera datang, dengan terpilihnya dia sebagai ketua kelas XI IPA 4.  

        Awalnya menolak merasa tidak mau hari-hari bebasnya di sekolah terganggu dengan panggilan guru. Dikarenakan 80% murid di kelas mengajukan dia, dengan berat hati menerimanya. Here we go!

        Satu minggu pembelajaran dimulai, Rey sudah tidak senang dengan teman perempuannya itu. Wanitu itu selalu memojokkan Rey ketika ada kekurangan alat tulis di kelas. Wanita itu adalah Melody Gabriella. Siapa yang menyangka, dia adalah wakil ketua kelas Reymond. Menyuruh dan membuat masalah adalah kerjaan dari Melody.

        Ah bangsat! Setiap pagi perkataan itu terlontar dari mulut Rey. Berangkat pagi ke sekolah, menyiapkan buku induk guru dan membersihkan papan tulis sebagian tugas sang ketua kelas. Seperti biasa tukang kebun di sekolah menyapa dengan tertunduk “Selamat pagi Den.” Namun dia tidak menjawab dan langsung pergi.

Kenapa aku sekolah disini, bodoh memang terkutuklah aku!

        Umpatan setiap saat untuk dirinya. Seakan tidak ada untungnya punya wakil, jika wakilnya saja berangkat sekolah siang. Tidak mau bertanggung jawab kalau ada kesalahan di kelas.

        Ah raungan hati Rey. Musik Regge Pop kala itu menjadi tren yang bisa membius kegalauan seorang remaja. Yah itu genre musik kesukaan Rey.

        Musik yang menggema dari kamar Rey, mampu membangunkan mama dan papanya di kamar tidur lantai 3. Rey tidak segan-segan meninggikan volume menjadi 1000 Hz. Mama yang terkaget mencoba membangunkan suaminya dengan paksa.

“Pa gawat, anak kita kambuh lagi gilanya”

“Kamu seperti tidak tahu saja, kalau anak kita tidak pernah waras.” Saut papa dengan menahan kantuk

        Hati yang berkecamuk dengan perasaan cemas. Rey menyadari dirinya tenggelam dalam sebuah masalah percintaan. Sudah lah stop, fokus sekolah kini kamu jadi ketua kelas bego! Bentak logika Rey untuk hatinya yang mengungkapkan kesakitan. Empat tangga lagu sudah terputar, tidak hanya mama dan papa yang bangun, burung-burung yang hinggap digenting rumahnya juga ikut kabur.

        Tepat pukul 5.30 Rey segera mematikan lagu, dan bergegas mandi. Kamar mandi merupakan tempat ternyaman bagi Rey untuk mengimajinasikan wajah-wajah cantik orang Korea. Ah desahannya dalam berendam di bathtub.

        Kring kring kring! Bunyi alaram kamar mandi akibat Rey terlalu lama di dalam. Segeralah ia keluar bathtub, berhandukan dengan lembut, dan keluar dengan senyum yang menggairah.

        Tanpa sarapan pagi, dia dengan yakin berangkat sekolah, sesampainya di sekolah ia kaget Melody sudah menyiapkan segala sesuatu untuk pembelajaran hari itu.

“Sir, finish on today”

“Oh, yeah.” Sahut Rey dengan wajah benci namun heran

        Melody tanpa tersenyum juga sudah cantik, ditambah dengan body goals banget. Seragam yang sedikit ketat, semakin menampilkan lekukan seluruh tubuhnya. Memang tidak ada yang tidak jatuh hati padanya, kecuali Reymond.

“Boleh tidak sih, aku ganti panggil kamu Alex”

“Emang kenapa? Ada yang salah sama panggilan Rey.” Tanya Rey pada Melody

“Sependek penglihatanku pada pria dijalanan, nama Rey itu hanya untuk laki-laki yang blue romance”

“Wait, blue romance? Maksut mu aku banci gitu?” wah semakin memerah wajah Rey menaham emosi

“Eh bukan, tapi tidak jantan ha ha” pungkasnya sambil masuk ke kelas

        Blue romance! Menampar hatinya. Rey tidak mungkin meluapkan emosi dalam hatinya seketika itu, karena masih di sekolah. Ia menepuk dadanya untuk menenangkan. Rey yakin suatu saat akan membalaskan perlakuan Melody padanya.

        Kesialan Rey tidak bisa berhenti pada tingkah Melody. Ketika pembelajaran olah raga, dilakukan praktek bermain basket. Sebagai ketua kelas, ia menyiapkan bola di lapangan. Celana olah raga siswi di kelas itu pendek semua, jika di ukur 8 cm dari pantat. Hampir saja bagian bawah Rey tegang, tapi disadarkan oleh Melody. “Hoey, bolanya segera bawa sini.”

“Kamu lagi tidak sange kan lihat siswi-siwi hari ini?” tanya Melo sambil lihat ke arah panah

“Anjing kamu. Siswa modelan begini, udah biasa aku temui” berkata sambil mengibas rambut Melody

        Diperlakukan demikian, bukannya marah malah tertawa. Melody memang wanita misterius. Tingkah lakunya yang aneh, tapi entah kenapa banyak pria yang suka. Berkata kasar sudah bukan hal yang tabu bagi Melody. Apalagi pakaian seksi, sudah menjadi gaya berpakaian selama ini.

        Banyak teknik untuk bermain basket. Satu persatu guru mengajarkan semua teknik itu, salah satunya shooting. Praktek shooting harus dilakukan berpasangan. Belum sampai 3 menit semua murid sudah berpasangan. Tersisa Melody dan Rey.

        Sedikit terpaksa mereka sudi untuk berpasangan. Pergantian shooting, menjadikan mata mereka saling bertatapan. Awalnya sangat agresif untuk saling menyakiti, tapi mereka berdua sama-sama tangkas untuk menangkis. Ketika 15 menit sudah berlalu, teman-temannya sudah selesai praktek. Mereka berdua masih melakukan shooting, dengan tatapan yang dingin.

        Prit! suara peluit dari guru agar mereka berdua sadar dan berbaris langsung. Nyata mereka tidak menghiraukan. Ketika Rey hendak maju hendak melempar wajah Melody dengan bola. Guru berteriak nama mereka. Bergegaslah Rey mengurungkan niatnya dan berbaris rapi di depan guru.

        Sial perasaan kesal menyelimuti batin Rey. Jika tidak hari ini, akan ada hari lain untuk membalas dia. Harapan menyakiti Melody, menjadi motivasi untuk mengaktifkan otak kirinya, artinya logika untung rugi diterapkan. “Dia belum tahu saja, aku sebenarnya siapa” kecam batin Rey pada Melody.

        Dengan mengendarai motor sportnya, Rey berlaju sangat cepat di depan Melody yang sedang menunggu mobil jemputan. Jalan rumah Melody dan Rey yang searah, menjadi hal yang mungkin beriringan ketika berada di lampu merah lalu lintas.

        Melody membuka jendela mobil, dengan tersenyum ia menyapa Rey “Hai Alex, rumah kita ternyata satu arah”. Rey yang dipanggil Alex sama sekali tidak menoleh. Lampu masih berwarna kuning pun dia bergegas melaju dengan kencang.

        Kali pertama bagi Melody menyuruh sopirnya melaju cepat mengikuti Rey. Ia melihat punggung Rey yang memasuki halaman rumah megah. “Dia benar-benar orang kaya, hartaku mungkin tidak lebih banyak darinya” gumam Melody dalam mobil.

        Masih berhenti di depan rumah Rey. Melody melihat Rey membantu pembantunya memindahkan pot bunga. Mereka sangat ramah dan dekat. Berbeda dengan situasi rumah Melody.

        Melihat itu Melody sempat tersentuh, hanya saja ia kembali kesal karena itu adalah musuh bebuyutannya di sekolah. Melody kembali melaju pulang.

Pak nanti seperti biasa, sebelum pulang antar aku ke rumah Yoga.

Rupanya Melody memiliki kekasih bernama Yoga. Menjadi tempat ternyaman sebelum pulang ke rumah, ia mampir ke rumah Yoga. Meskipun hanya makan coklat atau sekedar bercanda. Sekiat satu sampai tiga jam, melody baru keluar dengan badan kembali fit dan pulang.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status