Share

22. Jangan Terulang

"Kenapa diam? Kamu harus minta maaf pada ibu. Kamu harus …." Ucapannya terhenti saat aku memberanikan diri untuk menatap matanya.

Rasa takut kembali datang. Ingatan tentang kejadian malam itu membuat tubuhku sedikit gemetar.

Ya Tuhan …, jangan terjadi lagi ….

Tangannya mengepal dan memukul sandaran sofa di sebelahku. Matanya menyorot merah penuh amarah dan kecewa.

Posisiku sangat tidak menguntungkan. Aku berada di bawah kungkungannya.

"Ternyata kamu benar-benar lupa bagaimana aku selama ini." Aku berucap lirih.

Akmal tersentak mendengar ucapanku. 

Perlahan dia menjauhkan diri dan pandangan matanya mulai mered

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status