"Bagus, segera hubungi Bima dan beri tahu mereka kembali, Citra sudah memberi tahu mereka tadi tapi aku takut mereka lupa karena sudah merasa senang sudah menghina seseorang " jawab Al
"Baik Pak, akan segera saya hubungi mereka," ucap Pak Gatot semakin ketakutan
"Terima Kasih," ucap Al singkat lalu menutup telponnya
"Kalian akan membayar semua yang telah kalian lakukan," ucap Al dalam hatinya
**********
Setelah tiba jam yang di tentukan untuk jamuan makan malam bersama keluarga Wulan dan Aziz, Al dan Gatot saat ini masih berada di jalan menuju ke tempat yang telah di tentukan
"Maaf Pak Al, kalau boleh tau apakah Pak Al akan sungguh sungguh mengungkapkan siapa bapak kepada mereka ?" tanya Pak Gatot membuka obrolan mereka saat di mobil
"Tentu, agar mereka tidak lagi memandang seseorang hanya dari luar saja," jawab Al santai masih fokus menyetir
"Kenapa Pak Al baru mengungkapkan sekarang ? bukankah jika Pak Al mengungkapkan siapa Pak Al yang sebenarnya sejak dulu Pak Al tidak akan menerima hinaan dari mereka dan tentu Pak Al tidak akan kehilangan Wulan ?" tanya Pak Gatot lagi
"Memang benar apa yang barusan Pak Gatot bicarakan, Tapi sejak dulu saya tidak pernah memandang seseorang dari luarnya saja, itu adalah pelajaran paling penting yang diberikan oleh keluarga saya kepada saya dan adik adik saya," jawab Al
"Oleh karena itu Pak Gatot, jika saya mengungkap jati diri saya sejak dulu, keluarga Wulan akan memandang saya hanya karena harta saja," lanjut Al
"Bukankah Wulan tidak seperti itu Pak ?" ucap Pak Gatot yang masih penasaran
"Memang benar Wulan tidak memiliki sifat seperti ayahnya, tapi keluarga Wulan tau siapa saya, maka Om Bima akan memaksa untuk memaksa Wulan demi kepentingannya sendiri," jawab Al
"Baik Pak saya mengerti," kata Pak Gatot yang di ikuti dengan anggukan kepalanya tanda ia mengerti dengan penjelasan Al
"Oh iya Pak Gatot, Tolong jaga Rindiani sebaik mungkin saat saya sedang di Jakarta, Rindiani orang keras kepala dan suka memaksakan diri sendiri," ucap Al kepada Pak Gatot
"Baik Pak Al, akan saya lakukan sebaik mungkin, saya akan memerintahkan orang orang saya untuk menjaga Rindiani sebaik mungkin," jawab Pak Gatot
"Terima kasih," jawab Al singkat
Saat obrolan mereka sedang berlanjut, tak terasa mereka sudah sampai ke tempat tujuan mereka dan langsung menuju tempat yang sudah mereka pesan
"Maaf Pak Al, Pak Al langsung saja ke tempat yang telah saya pesan, saya mau ke toilet terlebih dahulu," ucap Pak Gatot saat mereka sudah masuk ke dalam restoran
"Oke," jawab Al singkat
Al lalu menuju tempat yang di tunjukkan oleh Pak Gatot sedangkan Pak Gatot sendiri menuju ke toilet
Saat Al baru saja duduk di tempat yang telah di tunjukkan Pak Gatot, keluarga Wulan dan Aziz baru saja sampai dan langsung menuju ke tempat mereka
Saat mereka sampai di tempat, seluruh orang yang datang saat itu terkejut saat melihat Al sedang asyik duduk di tempat mereka sambil memainkan HPnya, terutama Wulan yang saat itu merasa takut Al ingin membuat keributan kembali seperti saat acara pertunangannya
"Ngapain kamu disini ?" tanya Bima dengan nada tinggi
"Makan," jawab Al dengan singkat setelah ia melihat siapa tadi yang bertanya
"Tempat ini sudah kami pesan untuk pertemuan penting, orang miskin seperti mu tidak layak makan di tempat mewah seperti ini," ucap Bima dengan Lantang
"Memangnya ada larangan untuk orang miskin makan disini ?" tanya Al
"Memang tidak ada tapi orang miskin seperti mu tidak akan mampu untuk membayar makan disini meskipun hanya untuk sepiring nasi saja," jawab Bima
"Kalau memang tidak ada larangan kenapa saya harus pergi ? memangnya siapa anda menyuruh saya pergi dari sini," ucap Al seraya berdiri seolah menantang Bima
"Kamu...!" kata Bima tidak melanjutkan kata-katanya karena Wulan segera memotongnya
"Al sudah, aku mohon kamu pergi dari sini, jangan ganggu aku lagi dan jamgan buat keributan lagi," ucap Wulan dengan memohon
"Wulan Wulan, setelah bertunangan dengan seorang manager sepertinya kamu terlalu percaya diri, aku kesini bukan untuk menggagumu juga bukan untuk membuat keributan, aku kesini karena di ajak teman ku untuk bertemu seseorang disini," jawab Al dengan santai
"Pantas saja kamu bisa makan di tempat mewah seperti ini, ternyata di ajak temanmu," ucap Bima menyindir Al
"Ada apa ini ribut ribut," ucap seseorang di belakang bima yang tak lain adalah Gatot
Setelah cukup lama di toilet Gatot langsung menuju tempat Al, tapi ternyata di sana sudah ada Keluarga Bima dan Aziz sedang berdiri dan beradu mulut dengan seseorang
Saat ini Bima merasa bahagia ketika melihat Pak Gatot datang, Sedangkan Al yang tau bahwa suara itu adalah Suara Pak Gatot hanya duduk kembali di tempatnya
Pak Gatot yang saat itu berada di belakang Bima dan tidak melihat bahwa orang yang sedang adu mulut itu adalah Bos besarnya tidak bisa berbuat apa apa
"Ah Pak Gatot, syukur lah anda sudah datang," ucap Bima dengan senyum terlihat diwajahnya
"Ada apa ini Pak Bima ?" tanya Pak Gatot yang masih tidak tau apa apa
"Hanya keributan kecil Pak Gatot, anak muda tidak tau diri ini berani sekali duduk di tempat yang telah Pak Gatot siapkan," jawab Bima senang karena berpikir sebentar lagi Al akan menerima balasan atas kelancangannya
Pak Gatot yang mendengar perkataan Bima langsung mendekat untuk melihat siapa anak muda yang di maksud Bima
Saat Pak Gatot melihat dengan maya kepalanya sendiri siapa anak muda yang Bima maksud, jantungnya hampir copot karena kaget melihat orang yang dimaksud Bima, keringat dingin mulai keluar di kepalanya karena sedang merasa sangat ketakutan
"Kurang ajar kamu Bima," ucap Pak Gatot membentak Bima
"Ada ini Pak Gatot, kenapa Bapak memarahi dan membentak ayah saya ?" tanya Wulan yang merasa heran
"Kamu dan keluarga mu sudah salah menghina orang, orang yang mulai dulu Pak Bima hina adalah pemilik tunggal dan bos besar Jaya Mandiri Profile Corporation yang memiliki banyak cabang termasuk tempat mu dan tunjangan mu bekerja saat ini," jawab Gatot dengan emosi setelah tahu siapa yang sejak tadi Bima hina
"Apa ?" ucap semua anggota keluarga Bima dan Aziz secara bersamaan yang datang saat itu
"Pak Gatot tolong jangan bercanda," ucap Wulan
"Apa muka terlihat sedang bercanda Wulan ?" tanya Pak Gatot dengan tegas
"Al..Kamu," Wulan tidak bisa melanjutkan kata-katanya
Al tidak menjawab kata Wulan tapi hanya melemparkan sebuah kartu nama, di sana terlihat jelas tertulis bahwa Yudha Pratama Alfarizi adalah Presdir dan Direktur Utama Jaya Mandiri Profil Corporation
Semua orang terdiam seolah tersambar petir di siang hari, mereka tak percaya tapi bukti yang di tunjukkan Al adalah bukti nyata yang tidak bisa di bantah lagi
Wulan hanya diam terpaku memandang Al yang masih duduk santai sambil memakan makanan di depannya
"Kenapa Al, kenapa kamu baru mengatakan siapa kamu yang sebenarnya sekarang," batin Wulan
"Kamu Kejam Al," lanjutnya masih dalam hati
Tak terasa air mata Wulan menetes cukup deras, saat ini ia merasa seperti orang yang di cambuk berulang kali dengan sakit tiada tara
Sedangkan Bima saat ini sangat ketakutan karena berpikir tentang masa depan anak dan menantunya
"Tidak usah takut, masa depan Wulan dan Aziz bukan berada di tanganku tapi di tangan Rindiani, jika Rindi memaafkan kalian, maka Wulan dan Aziz akan tetap berada di Grand Hotel, jika tidak aku tidak tau bagaimana nasib kalian," ucap Al setelah melihat ketakutan Bima
"Rindiani ?" tanya Wulan
"Ya.. Orang yang sudah ayahmu tampar saat pesta pertunangan mu," jawab Al dengan nada dingain
*********
Bantu like komen vote dan hadiahnya temen temen
Dukungan kalian akan membuat author lebih semangat untuk update
"Rindiani ?" tanya Wulan"Ya.. Orang yang sudah ayahmu tampar saat pesta pertunangan mu," jawab Al dengan nada dingin"Al.. Aku tau itu, tapi saat itu ayahku sedang marah, lagi pula kenapa harus Rindiani dan bukan kamu yang mengambil keputusan ?" ucap Wulan merasa tidak puas dengan keputusan Al"Kalau aku yang mengambil keputusan maka besok kalian akan menjadi gembel," jawab Al dengan ketus"Kenapa kamu bisa sejahat ini Al, apa karena kami sudah tau siapa kamu sebenarnya dan kamu merasa tidak perlu lagi menyembunyikan identitas mu ?" kata Wulan"Lagi pula Rindiani itu siapa, dia hanya seorang Resepsionis yang baru bekerja beberapa bulan ini di Grand Hotel," lanjut Wulan"Cukup Wulan, jangan pernah menghina Rindiani lagi," jawab Al dengan suara keras yang membuat semua orang ketakutan"Lan, bukankah kamu yang jahat ? kau berjanji akan menungguku sampai aku sukses, tapi pada kenyataannya kau berpaling memilih orang yang lebih terl
Setelah beberapa hari Al mengungkapkan jati dirinya kepada keluarga Wulan dan Aziz, kini ia sudah berpamitan kepada Rindiani untuk kembali berangkat ke Jakarta untuk bekerja sedangkan Rindiani masih melanjutkan aktivitasnya seperti biasa seperti hari hari sebelumnyaTepat saat Rindiani baru sampai di hotel tempatnya bekerja, salah satu temannya datang menghampiri untuk menyampaikan pesan dari Aziz untuk menemuinya di Ruangannya"Ada apa ini ? apa aku melakukan kesalahan ?" kata Rindiani dalam hatinya"Apakah aku akan di pecat karena kejadian saat hari pertunangannya ?" lanjut RindianiSeraya berpikir alasan kenapa ia di panggil ke ruangan Aziz, Rindiani terus melangkah demi sedikit di iringi dengan perasaan campur aduk antara takut, khawatir dan penasaranTepat saat ia sudah berada di depan Ruangan Aziz, tangannya terasa sangat berat dan dengan sedikit memberanikan diri Rindiani mengetuk pintu ruangan Aziz dengan perlahan"Masuk," ucap Aziz
"Mas uang adek habis, dan adek juga harus bayar uang kuliah," ucap seorang wanita yang bernama Tasya"Ini baru setengah bulan loh dek, setengah bulan yang lalu kamu udah mas kasih sepuluh juta buat keperluan kamu," jawab Aji salah satu sahabat Al yang merupakan tunangan Tasya"Tapi keperluan adek kan banyak mas, makan bayar kontrak dan lainnya, belum lagi adek harus belanja berang barang mahal agar lebih terlihat cantik," jawab tasya"Oke oke, memangnya kamu mau minta berapa ?" tanya Aji mulai tidak tahan saat tunangannya mulai rewel"Gak banyak kok, sepuluh juta lagi lalu uang kuliah sepuluh juta jadi kalau di total senja jadi dua puluh juta," jawab tasya"Oke, akan mas transfer nanti," ucap Aji"Terima kasih mas,""Udah dulu ya, Adek harus ngerjain tugas kuliah dulu," kata Tasya"Oke belajar yang rajin, jangan sampai nilai kuliah mu turun, nyonya Aji gak boleh memalukan," jawab Aji"Siap bos," ucap Tasya Lalu mematikan
"Boleh minta gak Al ?" tanya Aji"Boleh tapi besok sahammu udah zero," jawab Al cuek"Yah gak jadi deh," jawab Aji dengan muka cemberutMereka lantas tertawa karena melihat tingkah konyol Aji yang di buat buat sehingga sejenak mereka bisa melupakan masalah mereka masing masing******"Yank.. Jalan yuk," ucap Loki setelah keluar dari kelas bersama Tasya"Kemana ?" tanya Tasya"Terserah deh mau kemana ? bosen aku, uang dari tunjangan mu masih ada kan ?" ucap Loki"Ada tapi itu kan mau ku buat bayar uang semester," jawab Tasya"Alah.. Gimana sih kamu yank, tunangan mu kan kaya, kamu tinggal minta lagi aja ke dia," jawab Loki menghasut Tasya"Iya mas Aji emang kaya, tapi gak semudah itu minta duit ke dia, lagian pake alasan apa lagi ?" ucap Tasya"Ya terserah kamu lah mau pake alasan apa, aku males ikut mikir," jawab Loki seenaknya"Tapi kamu kan juga ikut ngabisin uangnya yank," kata Tasya yang mulai ke
Saat Echi sudah sampai ia sedikit terkaget karena apartemen yang di tempati oleh temannya ini adalah milik Kakaknya Al yang saat ini sedang berada di Jakarta"Ini kan Apartemen milik kak Al ?" ucap Echi saat ia sampai di lokasi Rindiani tinggal"Sebenarnya ada hubungan apa antara Kak Al dengan Rindiani ?" lanjutnyaSetelah beberapa lama Echi menunggu di depan apartemen Rindiani, orang yang ia tunggu pun muncul dengan senyum di wajahnya"Hei Chi udah lama nunggu ?" tanya Rindiani ramah"Belum lama kok, yuk langsung berangkat," jawab Echi"Kita mau kemana lagu Chi," Tanya Rindiani"Awalnya aku ingin jalan jalan karena bosen di rumah, tapi gak jadi kita main ke rumah ku saja," jawab Echi yang berubah pikiran setelah ia tahu apartemen yang di tempati Rindiani adalah milik kakaknya"Tapi aku gak enak sama orang tuamu," ucap Rindiani"Haha..Pake enakan segala, udah kita have fun aja di rumah, orang tuaku juga welcome sama teme
"Baik Bu," jawab RindianiTanpa sepengetahuan Rindiani dan yang lain secara diam diam Echi mengerimkan pesan teks kepada Citra untuk membicarakan tentang hubungan Al dan Rindiani nanti setelah Rindiani PulangRindiani lalu duduk bersama keluarga besar Al untuk ikut makan malam bersama mereka, obrolan demi obrolan mebgalir di tengah makan malam mereka, tentu saja Echi yang paling sering menjadi sasaran ejekan karena menjadi yang paling muda si antara mereka"Oh iya nak Rindi udah punya pacar atau tunangan mungkin," tanya Dewi ibu Al"Pasti punya Mah, masak cewek secantik Rindi gak punya pacar," jawab Citra seenaknya"Hus diem kamu, mamah gak nanya sama kamu, kamu juga udah tua gak pernah punya pacar," ucap Dewi kepada Citra"Ye siapa bilang Cicit gak punya pacar," jawab Citra"Udah diem dulu kamu cit, mama ingin denger jawaban nak Rindi," ucap Dewi Lagi"Em.. Belum tante, tapi yang deket ada," ucap Rindiani"Lah kal
Kriiiiing.....! Jam beker meraung-raung di kamar yang luas, bersih, rapi, teratur, chic, elegan dan nampak seorang gadis langsung terjaga dari tidurnya yang begitu nyenyak dari semalam. Sambil mengucek ngucek matanya mengumpulkan nyawanya sedikit demi sedikit menyatu ke tubuhnya, lalu perlahan lahan membuka matanya sayup sayup penglihatannya mulai menerang dan seketika itu. "KYAAHHH," gadis itu berteriak keras karena mendapati seorang lelaki tidur di sampingnya Seorang pria sedang tidur dengan nyenyak di sampingnya dengan tubuh yang sedang tertutup bed cover, yang membuatnya lebih terkejut lagi karena pria itu sudah bertelanjang dada sambil lengan kokoh berurat sedang memeluk tubuhnya yang saat ini hanya memakai lingerie tipis tanpa bra dibalik bad cover Pria itu menggeliat lalu perlahan - lahan membuka kedua matanya. Senyum lembut terpancar dari wajah tampan pria terse
Hangat matahari pagi membuat Rindiani terganggu dalam tidurnya, mau tidak mau ia terpaksa membuka mata dan segera bangun dari mimpi indah nyaDengan masih sedikit mengantuk Rindiani beranjak dari kasur yang ia tempati saat ini, saat sudah sampai di depan cermin betapa terkejutnya ia setelah mendapati baju yang ia kenakan saat ini berbeda dengan baju yang ia pakai semalamSetelah memastikan bahwa saat ini ia tidak sedang bermimpi, Rindiani mengedarkan pandangannya ke segala penjuru lalu membelalakkan matanya karena saat ini ia sedang berada di kamar yang sama sekali tidak ia kenali, dan dengan baju yang berbeda dari baju yang tadi malam ia pakai"Aaaaaaaaa," Teriak Rindiani seketika saat ia melihat seorang lelaki sedang duduk santai di atas sofa dengan sebuah majalah di tangannya"Siapa kau, dan dimana aku ?" tanya Rindiani tapi tidak mendapatkan jawaban dari pria tersebut"Halo ... Apa kau dengar perkataan aku ?" tanya Rindiani pada lelaki tersebut tapi