Mantan Istri Membalas Suami Arogan

Mantan Istri Membalas Suami Arogan

last updateLast Updated : 2025-02-20
By:  Tifa NurfaOngoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Not enough ratings
13Chapters
485views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Aku baru saja kehilangan calon anakku. Rada Nuri bahkan masih terasa. Tapi bukan perlakuan manis yang dapatkan, melainkan kenyataan pahit. Suamiku justru membawa wanita lain ke rumah, dan berkata akan menikah lagi. Sudah jatuh tertimpa tangga. Dia justru menceraikan aku hanya karena aku di tuding tak bisa memberinya anak laki-laki. Aku bersumpah akan membalas semua yang lakukan padaku. Termasuk menyelidiki penyebab keguguran ini, yang terasa janggal.

View More

Chapter 1

Bab 1. Dianggap tidak becus.

Bab 1 Dituding Tidak Becus

"Kamu keguguran karena nggak bisa jaga diri! Mau menyalahkan siapa lagi!?"

Aku terkejut dengan ucapan suamiku. Kata-kata Mas Bima seperti pisau yang menancap di hati, membuatku nyeri sampai terasa menyesakkan. Pria itu berdiri tegak di hadapanku dengan tangan berkacak pinggang, menatapku dengan marah.

Selama beberapa saat, aku tidak bisa mengatakan apa pun.

Kami baru kehilangan calon bayi kami beberapa hari yang lalu. Aku bisa memahami kemarahannya karena Mas Bima memang menantikan kelahiran anak laki-laki di tengah pernikahan kami yang sudah berusia dua tahun. Aku tahu ia menginginkan penerus, apalagi karena ibu mertuaku terus-menerus meminta cucu.

Namun, apakah ia harus menyalahkanku sekeras ini? Aku juga kehilangan. Ditambah lagi–

“Mas,” Ketika aku bisa bersuara kembali, kusodorkan berkas pemeriksaan di tangan, “coba Mas lihat dulu. Hasil tes ini menunjukkan–”

Tanpa memberikan kesempatan padaku untuk menyelesaikan kalimat, Mas Bima merebut berkas di tangan lalu membuangnya ke lantai.

“Cukup, Nayra! Terimalah kenyataan bahwa kamu memang wanita yang tidak becus!”

Sesak kembali mengisi dadaku.

Sejak mengusahakan kehamilan lewat program hamil beberapa waktu yang lalu, aku selalu makan makanan sehat, tidak macam-macam. Olahraga, minum vitamin, istirahat cukup … semua aku lakukan sesuai anjuran dokter. Hingga akhirnya aku hamil.

Setelahnya pun, selama hamil, aku tetap menjaga semuanya sesuai anjuran dokter, bahkan sampai membatasi aktivitasku. Aku curahkan semua perhatianku pada calon bayi tersebut. Mas Bima melihatnya sendiri.

Tapi kenapa suamiku itu bisa bilang begitu?

“Mas, kamu tahu sendiri bagaimana usahaku menjaga bayi kita,” jawabku meski dengan suara bergetar.

“Aku sudah melakukan yang terbaik. Bahkan menjaga makanan yang masuk. Karena itu, aku menyadari ada yang salah.”

Usai makan siang hari itu, tiba-tiba merasakan nyeri dan kontraksi pada perut bagian bawah. Padahal usia kandunganku masih 12 minggu.

Hingga kemudian, darah keluar dari jalur lahirku dan aku dinyatakan telah keguguran saat tiba di rumah sakit. Ketika memeriksa penyebabnya, dokter sempat menyinggung bahwa aku mengonsumsi zat asing entah apa.

Aku kembali memungut berkas pemeriksaan yang tadi dibuang Mas Bima. “Ini buktinya, Mas. Kata dokter juga ada zat asing yang ditemukan. Siang itu aku hanya makan masakan buatan Mama–”

“Cukup!” Mas Bima membentakku. Suamiku itu melangkah mendekatiku. Tubuhnya yang tinggi membuatku makin terasa kecil di hadapannya, sementara matanya menyorotkan amarah. “Kamu yang tidak becus, kenapa jadi menyalahkan ibuku!?”

Aku terkesiap. “Bukan seperti itu–”

“Sudahlah! Tingkahmu hari ini membuatku makin yakin,” ucap Mas Bima kemudian.

“Aku memutuskan untuk menikah lagi.”

Ucapan suamiku itu membuatku terbelalak. Tubuhku limbung, sampai aku harus mundur beberapa langkah. Duniaku seakan runtuh seketika.

“Apa?” bisikku, nyaris tidak terdengar.

“Bagaimana–siapa–”

“Dia adalah wanita yang cerdas dan berpendidikan. Sopan juga. Bahkan Ibu menyukainya.” Mas Bima berucap dengan tegas.

Aku melihat sorot kemarahan di matanya berangsur menghilang saat kami membicarakan sosok itu.

“Kalau aku bertemu dengannya lebih dulu, aku pasti akan memilihnya dibanding kamu yang memberiku anak saja tidak sanggup.”

Tanganku mengepal. Sebagian untuk menguatkan diriku, sebagian karena marah mendengar ucapannya.

Kami baru saja kehilangan calon bayi kami, dan suamiku ini sudah mau menikah lagi?

“Mas, aku tidak–”

“Selamat malam, Mas Bima–lho, ada Nayra juga. Kupikir sudah tidur.”

Suara itu mengalun lembut, memutus ucapanku. Seketika, aku menoleh ke arah pintu.

Di sana, berdiri seorang perempuan dalam balutan kemeja pas di badan dan rok span yang membalut kakinya, menonjolkan setiap lekuk tubuh perempuan itu tanpa kecuali. Saat mata kami bertatapan, bibirnya yang dipoles lipstik warna merah tersenyum manis.

“Malam, Nayra. Ibu dan Mas Bima memintaku datang.”

Kiara Alviena—nama yang dulu hanya sekadar sebutan samar dari suamiku.

Namun, baru kusadari, makin lama nama itu makin sering disebut. Oleh Mas Bima, bahkan oleh ibu mertuaku.

Aku pikir, tidak ada masalah. Karena Mas Bima terlampau santai tiap kali menyebut nama itu di sela-sela percakapan kami, enteng saja, seolah tak berarti apa-apa.

"Dia itu rekan kerja yang menyenangkan, Nay." Mas Bima selalu berkata, sambil tersenyum.

“Bahkan mungkin bisa jadi teman untukmu.”

Bodohnya, aku tidak curiga. Aku terlalu percaya pada suamiku itu.

Tepat seperti dugaanku, Mas Bima menghampiri Kiara dan menggandeng tangannya.

“Ini Kiara. Calon adik madumu.”

Ucapan Mas Bima bagai sambaran petir di siang bolong.

“A-apa?” bisikku. Aku bisa melihat senyum di bibir Kiara menjadi senyum miring, seperti sedang mengejek.

Bodohnya aku, aku tidak curiga. Aku menepis kecemburuan yang hadir, karena aku pikir, aku bisa memercayai Mas Bima sepenuh hati.

Nyatanya aku salah.

“Kamu sudah dengar, Nayra,” ucap Mas Bima.

“Aku akan menikahi Kiara sebagai istri keduaku.”

"Enggak Mas, aku nggak mau di madu." Aku berbisik.

Mas Bima menghela napas. Tatapannya padaku tampak tajam.

"Aku butuh keturunan.” Ia berucap tegas.

“Lagipula, dokter sudah bilang kalau kamu akan sulit untuk hamil lagi.”

“Toh,” lanjut Mas Bima. “Sekalipun hamil, memangnya kamu bisa jamin kamu bisa menjaga kandunganmu di waktu mendatang? Istri ceroboh.”

Ucapannya benar-benar menyakitiku. Membuat dadaku makin lama makin sesak.

Inikah perlakuan yang harus aku terima karena aku menikahi suamiku ini tanpa restu keluarga? Hingga aku harus menerima penghinaan seperti ini?

Namun, apakah memang aku pantas diperlakukan begini?

"Aku baru saja kehilangan calon anak kita, Mas. Ada kejanggalan, tapi daripada mendukungku menyelidikinya, kamu justru membawa perempuan lain ke rumah ini?”

Aku tersenyum getir sembari menatap Mas Bima, Kiara, dan ibu mertuaku bergantian.

“Atau jangan-jangan ini memang rencana kalian?”

"Jangan bicara sembarangan!" ucap Mas Bima tajam.

“Mas, jangan teriak-teriak,” ucap Kiara dengan suara pelan. Wanita itu menyentuh lengan suamiku sambil menatap Mas Bima dengan mata berkaca-kaca.

“Aku yakin Nayra hanya syok saja dan belum menerima kenyataan. Aku yakin dia tidak bermaksud menyakitiku.”

Mas Bima menghela napas berat.

“Kamu memang terlalu baik, Kiara,” ucapnya dengan lembut.

“Berbeda dengan Nayra yang hobi sekali menyalahkan orang lain.”

Cukup!

"Lebih baik aku mundur daripada aku harus dimadu."

Akhirnya aku mengucapkan kalimat tersebut. Pandanganku lurus tertuju pada Mas Bima yang langsung menoleh menatapku dengan ekspresi yang sulit kuartikan.

“Jika memang Mas Bima tetap ingin menikahi Kiara,” ucapku.

“Dia harus menceraikan aku terlebih dahulu.”

Mas Bima tercengang mendengarnya.

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

No Comments
13 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status