Share

Kecewa

Author: Muryani
last update Last Updated: 2023-01-06 13:43:00

"Maafkan aku Mira...." ucap Bagas saat Mira membuka mata.

Mira membuang muka melihat suaminya yang tengah bersimpuh di sisi tempat tidur, terasa muak melihatnya.

"Pergi saja kau Mas! Untuk apa kamu masih disini!?" seru Mira ketus.

"Jangan begitu Mira, maafkan aku telah membuatmu terluka."

"Rasa sakit ini akan selalu kuingat Mas, apalagi saat kebogonganmu terbongkar! Harusnya kau mengatakannya dari awal, jadi aku bisa merasakan sakitnya dari awal. Tapi kenapa setelah sekian tahun aku baru tahu? Kau benar benar menyakitiku Mas!"

Bagas terdiam, tak bisa menjawab pertanyaan Mira. Raut wajahnya keruh, mungkin rasa sesal telah menyelimuti relung hatinya.

"Katakan saja satu hal padaku Mas, kita bercerai atau bagaimana!?" cecar Mira.

"Aku tak bisa mengatakannya sekarang Mira, beri aku waktu untuk berpikir!" sahut Bagas lirih.

Mira tak menjawab, airmata mengalir deras membasahi pipi wanita itu.

"Kenapa, kenapa semua harus begini Mas? Apa hanya karena tak punya anak, keluargamu bersikap seperti ini padaku!?" keluh Mira berkali kali.

Bagas tak menjawab pertanyaan Mira, namun justeru melangkah keluar dari kamar wanita itu.

Mira termenung di tepi tempat tidur, meratapi nasibnya kini yang terbuang.

"Apa yang harus aku lakukan sekarang? Ternyata ini yang mereka sembunyikan dariku selama ini, pantas saja sikap mereka acuh padaku. Ternyata mereka sudah mendapatkan cucu tapi dari perempuan lain, bukan dariku."

Ponsel Mira berkedip, ada panggilan masuk dari Damar. Wanita itu mengusap layar ponselnya untuk menjawab panggilan tersebut, meski hatinya enggan.

"Hallo, kamu baik baik saja Mira?" lama Mira tak menjawab, menghapus sisa air mata yang menetes.

"Aku baik baik saja, hatiku begitu sakit menerima kenyataan ini."

"Mungkin ini lebih baik buatku untuk mengetahuinya meski terlambat, tapi setidaknya tak ada lagi kebohongan lagi," jawab Mira lirih.

"Sabarlah Mira, mungkin memang ini sudah jalan terbaik buatmu."

"Iya, dan aku beruntung mengetahuinya sekarang daripada nanti berlama lama."

Lama tak ada sahutan dari seberang telepon, mungkin si penelepon sedang memikirkan sesuatu.

"Bagaimana jika ketemuan? Gak harus sekarang, lain waktu jika perasaanmu sudah membaik," tawar Damar pada Mira.

"Iya, nanti aku pikirkan lagi. Untuk saat ini aku lagi tak ingin kemanapun, lelah rasa hati ini," kata Mira sambil memandang Poto pernikahannya bersama Bagas.

Prak!

Mira melempar vas bunga dan tepat mengenai poto tersebut, menimbulkan suara benda pecah.

"Suara apa itu!? Kamu sedang apa!? Mira, Mir!?" terdengar suara Damar memangil Mira.

"Aku tak apa apa, jangan khawatir. Hah6a sedang melampiaskan kekesalan saja!" sahut Mira.

"Jangan melakukan suatu hal yang merugikanmu Mira, ingat masa depanmu masih panjang! Pikirkan hidupmu, jangan kau pikirkan orang lain yang tak penting!" pesan Damar pada Mira.

"Aku tak serapuh itu Damar, tenang saja! Kau tahu itu bukan?"

"Iya, aku yakin kamu bisa melewati itu semua dengan mudah!" tutur Damar lagi.

"Betul katamu Damar, tak ada gunanya menangisi satu hal yang tak menguntungkan bagi kita."

"Nah itu kamu tahu, jadi mulai hari ini bangkitlah!" 

"Pasti! Dan akan aku tunjukkan pada mereka, jika aku juga bisa seperti mereka! Apalagi keluarga mereka yang egois, aku pasti akan membalasnya suatu saat nanti!" 

"Tak baik membalas dendam, aku hanya meningkatkan saja! Tapi semua tergantung privasi seseorang!"

"Bukan membalas dendam, tapi memberi pelajaran jika jujur itu lebih baik meski menyakitkan!" sahut Mira dingin.

"Ok kalau begitu, jangan lupa kabari aku jika kamu sudah lebih baik dari hari ini. Aku hanya ingin membantumu melupakan kesedihanmu, bukan bermaksud mengajarimu untuk berselingkuh he... he...." seloroh Damar.

"Tenang saja, kupastikan mereka akan menyesal telah mengacuhkan ku!" sahut Mira.

"Ya sudah, tenangkan hatimu jangan berpikiran macam macam. Lain waktu kita bertemu lagi!" 

"Ok!" Mira lalu menutup obrolan mereka.

Entah kenapa, rasa benci tiba tiba menjalar di relung hatinya. Rasa benci pada keluarga suaminya, juga pada Bagas. 

"Suatu saat aku akan menunjukkan pada mereka, jika aku juga manusia punya perasaan. Agar mereka tak semena mena lagi pada menantunya!" janji Mira dalam hati.

Pandangan mata wanita itu beralih pada poto yang tadi dilemparnya dengan vas bunga, pecahan kacabya jatuh berserakan di di lantai.

"Aku akan menghancurkan hatimu Bagas, seperti kamu menghancurkan perasaanku saat ini!" ucap Mira dalam hati.

Wanita itu beranjak dari tempat tidurnya, melangkahkan kaki menuju ruang tamu. 

Ditatapnya nanar lukisan pengantin, lalu diturunkannya lukisan itu. Diraihnya gunting di laci, lalu di robek robeknya lukisan itu menggunakan gunting yang dipegangnya.

"Aku benci kamu Mas, aku benci!" gumam Mira kesal dan terus merobek lukisan itu hingga hancur tak berbentuk lagi.

Brm....

Terdengar suara mobil berhenti di halaman depan, dan Mira mengalihkan pandangan matanya ke jendela. Mata wanita itu melotot tajam, saat mengetahui siapa yang turun dari mobil.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Mantan Terindah   Tempat yang sangat kurindukan

    "Subhanallah!" pekik Mira saat pandangan matanya lurus ke depan.Sebuah view yang luar biasa! Pantai dengan pohon kelapanya yang melambai, dan ombak yang memutih di kejauhan. Terlihat anak anak bermain pasir pantai, dan beberapa wisatawan asing yang sedang berjemur."Indah bukan?""Sangat indah! Aku suka sekali! Sudah lama sekali aku tak mencium bau pantai," candaku pada Damar."Masa sih!? Suamimu tak pernah mengajakmu healing?" sahut Damar tak percaya, matanya menatap Mira tak berkedip."Masa aku bohong?" jawab Mira meyakinkan Damar."Aku sering ke pantai, istriku paling suka. Dan sekarang aku mengajakmu kemari, berharap kamu bisa melupakan sejenak semua bebanmu," kata Damar namun pandangannya jauh ke depan.Mira tak menyahut, hanya diam saja. Mungkin yang dikatakan Damar ada benarnya juga, membahagiakan diri sendiri itu nomor satu."Kita ke sana yuk! Aku melihat ada penjual souvenir, aku ingin membelikanmu sesuatu!" kata Damar sambil melangkah mendekati seorang bocah penjual sovenir

  • Mantan Terindah   Surprise dari Damar

    "Ada waktu gak hari ini?" tanya Damar saat aku mengangkat teleponnya pagi ini."Sebentar, aku ingat ingat dulu," jawab Mira sambil berpikir sejenak."Aku ingin mengajakmu ke suatu tempat jika kamu ada waktu," kembali terdengar suara Damar."Sepertinya aku longgar hari ini. Mau mengajakku kemana sih?" sahut Mira penasaran."Pokoknya itu aja, pasti kamu akan suka," imbuh Damar dan semakin membuat Mira penasaran."Oke deh, kita ketemu dimana?" "Aku jemput di rumah ya? Boleh?" pinta Damar."Jangan, biar aku tunggu kamu di taman saja ya? Bagaimana?""Boleh. Bersiaplah, jam sepuluh nanti aku menjemputmu!""Siap!" ucap Mira, dan Damar menutup panggilannya.Mira gegas ke kamar mandi, selesai dengan aktivitas mandinya wanita itu bersolek. Tak berani mencolok, natural saja takut jadi bahan omongan orang nanti.Jam dinding menunjuk angka sembilan pagi, Mira bersiap menuju taman setelah order mobil online.Sepuluh menit perjalanan menuju taman, akhirnya sampailah Mira di tempat yang sudah disepa

  • Mantan Terindah   Angel sakit gigi

    POV Bagas"Mas, ada acara tidak hari ini?" tanya dia saat aku bermain dengan Angel."Ada apa?" jawabku ingin tahu."Bisa tidak mengantarkan Angel periksa gigi? Beberapa hari ini Angel makannya sedikit sekali, itupun langsung di telan tanpa dikunyah," kata Dina sambil menyuapi Angel.Menang kulihat beberapa hari ini Angel makan bubur nasi, mungkin untuk memudahkannya mengunyah."Nanti aku antar, kamu buat janji dulu dengan dokter gigi jadi nanti kita tinggal berangkat saja," sahutku sambil menggendong Angel."Baik Mas, makasih," ucap Dina dan kembali menyuapi Angel.Bocah tiga tahun itu menelan bubur dalam mulutnya, mungkin benar yang dikatakan Dina ada masalah dengan gigi bocah itu.Aku masih menemani Angel makan saat ponselku berdering, kulirik sekilas ternyata dari Mira."Tak seperti biasanya Mira menelepon? Ada apa ya?" kataku dalam hati."Hallo Mira, ada apa?" tanyaku saat panggilan videonya aku angkat."Coba kamu lihat Mas, mungkin kamu mengenalnya," sahut Mira sambil memutar kam

  • Mantan Terindah   Pengakuan

    "Kamu menuduhku ular, tapi justeru sebaliknya kamu sendiri yang ular Ratna!" ucap Mira, saat mengetahui perempuan itu tengah di gandeng seorang laki laki botak di sebuah pusat perbelanjaan.Perempuan yang dipanggil Ratna menoleh, namun tak terkejut dengan siapa berhadapan kini."Mira, lalu apa bedanya aku sama kamu!? Kamu juga sering bertemu dengan laki laki itu bukan!?" sahut Ratna."Kita berbeda Ratna! Kamu sengaja meninggalkan suamimu yang lumpuh demi kepuasan, sedang aku ditinggalkan suamiku demi sebuah keturunan. Jadi jangan samakan aku denganmu!" dengan kesal Mira menunjuk wajah Ratna."Siapa perempuan ini sayang?" tanya laki laki disamping Ratna."Oh dia, hanya perempuan yang menjadi gila karena ditinggal suaminya menikah lagi!" sahut Ratna sambil tersenyum mencibir."Pergi kau, jangan ganggu istriku!" hardik laki laki itu pada Mira.Mira yang mendengarnya tentu saja terkejut, tak menyangka dengan jawaban laki laki itu."Istri anda bilang!? Dengarkan ya, Ratna ini kakak iparku.

  • Mantan Terindah   Bertemu Damar

    "Sudah lama nunggunya?" sapa Mira pada Damar yang sedang duduk di sebuah cafe, seperti kesepakatan mereka kemarin."Gak juga, baru aja aku datang. Biasanya kamu yang lebih awal, tapi ternyata aku yang datang lebih dulu. Oya, mau minum apa buat aku panggil pelayan?" tanya Damar pada Mira."Apa saja boleh, orange jus aja deh! Sepertinya lebih segar, maklum cuacanya panas dan ingin minum yang segar segar," jawab Mira, dan tak lupa senyum manis menghiasi bibir wanita cantik itu.Damar setuju, lalu memanggil pelayan dan memesan apa yang Mira inginkan. Tak lama minuman yang dipesan Mirapun datang, wanita itu menyeruput sedikit jus orange dalam gelas besar itu."Segar sekali," gumam Mira lirih."Oya, tak seperti biasanya kamu terlambat. Ada kendala di jalan?" tanya Damar khawatir."Gak kok, hanya saja ban motorku sedikit kempes jadi berhenti dulu untuk menambah angin. Takut bocor," jawab Mira sambil kembali menyeruput jus orangenya."Oh, aku kira kenapa. Bagaimana kabar suamimu juga istrinya

  • Mantan Terindah   Bertemu Mas Ramlan

    Mira menepati janji untuk bertemu Mas Ramlan hari ini, dari pagi aku sudah bersiap untuk ke rumahnya.Mira melajukan motornya perlahan, menuju rumah kakak iparnya yang berjarak empat puluh lima menit dari rumahnya itu.Namun tak disangka, saat di traffic light Mira bertemu dengan Damar. "Hei mau kemana?" tanya Damar pada Mira.Sontak Mira menoleh, dan senyum menghiasi bibirnya saat tahu siapa yang menyapanya."Damar!? Mau kemana!?" sapa Mira pada teman sekolahnya itu."Mau survey job baru, kamu sendiri mau kemana sepagi ini?" sahut Damar sambil menepi ke trotoar agar tak mengganggu pengendara yang lain.Mira mengikuti apa yang Damar lakukan, lalu mereka berdiri sejenak di bawah pohon pinggir jalan."Kakak iparmu? Apa istrinya yang kita temui di mall itu?" sahut Damar mengerutkan dahi."Yap betul! Tapi ini suaminya, lebih tepatnya kakak suamiku Bagas," ucap Mira dengan suara sedikit keras karena bisingnya lalu lintas pagi itu."Oh begitu, aku kira mau kemana. Ada kepentingan pergi kes

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status