“Selamat siang Nyonya !” Sambut seorang gadis yang bertugas dibagian penerima tamu kepada Mirna yang baru saja memasuki kantor Kasandra.
“Selamat siang juga.” Jawab Mirna sumringah. Gadis yang tadi menyambutnya heran melihat perubahan besar yang terjadi pada diri Mirna yang tidak seperti biasanya Mirna selalu ketus dan bermuka masam.“Dimana aku bisa bertemu menantuku ?” Tanya Mirna selanjutnya dengan ramah menanyakan keberadaan Kasandra.“Ibu Kasandra masih berada diruang rapat Nyonya, kalau Nyonya mau, Nyonya bisa menunggu diruang kerja Ibu Kasandra.” Jawab gadis itu merasa senang melayani Mirna.“Baiklah, saya akan kesana. Terima kasih !” Ucap Mirna lalu berlalu menuju ruang kerja Kasandra. Ditangan kanan Mirna terlihat ia menenteng sebuah tas plastik yang sepertinya berisi rantang makanan.Siang itu Kasandra baru saja selesai memimpin rapat dengan beberapa orang klien. Ia melirik jamDevano melangkah meninggalkan kantor lawyer tempat pengacara Fahri bergabung. Disana ada puluhan pengacara yang bernaung disebuah payung perkumpulan advokad yang dikepalai oleh seorang pengacara kondang bernama Ruslan Sirait. Dari namanya jelas pengacara yang tak muda lagi itu berasal dari tanah Batak. Ia terbiasa menangani kasus-kasus besar seperti pelecehan dan pemerkosaan serta pembunuhan berencana. Ruslan Sirait biasanya akan berdiri dipihak korban dan menuntut pelaku dengan seberat-beratnya. Ia tidak peduli apakah pelaku orang besar, ternama, bahkan pejabat dan keluarganya. Ruslan Sirait juga tidak memandang korban yang dibelanya apakah orang kaya atau orang miskin. Ia memang ingin mewujudkan keadilan dimuka bumi. Oleh karena itu nama Ruslan Sirait sangat ditakuti didunia peradilan.Devano hampir saja bertabrakan dengan lelaki setengah baya yang terlihat agak terburu-buru memasuki kantornya yang cukup megah. Devano dan lelaki yang tak lain adalah Ruslan Sirait itu berpanda
Siang itu Devano kembali ke Jakarta setelah seminggu lebih berada di Surabaya. Ia mempersiapkan mentalnya untuk menghadapi secara nyata sebuah kenyataan pahit yang sudah ia ketahui.Istrinya sudah berselingkuh dan hamil hasil dari perselingkuhannya itu. Ya... Kasandra sudah membagi cintanya kepada Dendi sahabatnya sendiri.Sakit ? Tentu sangat sakit. Tapi Devano berulang kali mengingat nasehat Dr. Silva sahabatnya, bahwa ia harus bertahan demi kenyamanan kedua orang tuanya yang sudah sangat berharap kehadiran seorang cucu yang tidak akan mungkin ia wujudkan walau ia menikahi wanita manapun.Kenyataannya Devano adalah lelaki mandul !Pura-pura tidak tahu ditengah kelukaan hati yang dalam ? Yah, itulah yang harus dilakoni lelaki dan suami malang itu.“Sudah sampai kamu Den ?” Tanya Devano kepada Dendi yang telah menunggunya di teras kedatangan bandara Soekarno Hatta Jakarta. Tak lupa Devano melemparkan senyum manisnya kepada Dendi sahabat pengkhian
Seketika kedua lelaki itu nampak menikmati rokok dan menerawang dengan pikiran masing-masing. Tiba-tiba ponsel Devano berbunyi dan ternyata Kasandra yang menelponnya.Hati Devano merasa malas menjawab panggilan telepon dari Kasandra, namun karena ada Dendi bersamanya, tidak mungkin ia tidak mengindahkan panggilan Kasandra. Karena Dendi sempat melirik layar ponsel Devano yang tergeletak diatas meja tempat mereka berdua duduk berhadapan. Devano tidak mau Dendi mencium ketidakharmonisan dirinya dengan istrinya. Devano masih ingin mengorek banyak keterangan dari Dendi dan untuk itu ia harus menjaga sikapnya.“Halo sayang !” Devano menjawab telepon dari Kasandra dengan hati kelu. Kata sayang yang ia ucapkan tidak lagi tulus keluar dari hatinya. Ia merasa seakan tidak sedang berbicara dengan istrinya.“Dev, kamu dimana ? Aku baru saja mengantar Mami kerumah sakit. Mami pingsan dan belum siuman.” Suara Kasandra terdengar risau diseberang sana.“Apa ? Mami masuk rumah saki
"Apa yang kamu lakukan Mas ?” Dina menegur Fahri suaminya yang tengah asyik memandangi foto pernikahan dirinya dengan Dr. Silva digaleri ponselnya. Perempuan itu berjalan mendekati Fahri dengan memegang perutnya yang mulai membesar.“Buat apa lagi kamu memikirkan perempuan jalang itu ?” Ucap Andini setengah berteriak begitu mengetahui kalau suaminya tengah memandangi foto mantan istrinya yang baru beberapa hari diceraikannya itu“Silva bukanlah perempuan jalang. Dia tidak bersalah.” Sahut Fahri seakan menyesali diri dan membela Dr. Silva.“Tidak jalang bagaimana ? Sudah jelas-jelas dia tidur dengan lelaki yang tengah bertelanjang bulat dikamar itu. Lalu kamu mengatakan itu tidak jalang ?” Dina semakin marah dan menghempaskan pantat duduk disofa yang berhadapan dengan Fahri. Wajahnya terlihat sangat kesal mendengar suaminya memuji perempuan yang baru ia jatuhkan talak beberapa hari yang lalu.“Kamu jangan ikut
Hari minggu pagi sudah terlihat kesibukan di kediaman Kasandra dan Devano. Walaupun hari libur mereka memang terbiasa bangun pagi.Kasandra menyiapkan sarapan, Dendi dan Devano terlihat mengobrol dimeja makan. Sekilas dua keluarga yang bergabung dalam satu rumah itu terlihat sangat harmonis. Dendi dan Devano mengobrol tentang banyak hal dan sekali-kali terdengar suara tawa mereka.Tak lama kemudian Andini keluar dari kamar yang berukuran kecil yang terletak disamping dapur dan ruang makan. Kamar itu sebenarnya untuk tempat tinggal pembantu rumah tangga. Namun karena Kasandra merasa tidak memerlukan seorang pembantu atau asisten rumah tangga, maka kamar itu selama ini kosong. Andini terpaksa menempati kamar tersebut karena Dendi suaminya tidak bersedia tinggal bersamanya dalam satu kamar yang ditempati Dendi dilantai atas bangunan berlantai dua tersebut.“Lho, Andini kok tidur dikamar pembantu ?” Devano kaget begitu melihat Andini keluar dari kamar it
Senin pagi adalah hari yang ditunggu-tunggu oleh Andini. Bagaimana tidak, hari itu ia adalah hari dimana ia akan diserahi jabatan penting di perusahaan Devano yang nota bene tercatat sebagai salah satu perusahaan besar di Indonesia raya.Kepala keuangan alias accounting manager. Woow... Sebuah jabatan yang sangat elok. Berurusan dengan duit dan duit. Andini sudah membayangkan kalau ia bisa membeli apapun yang ia inginkan. Masalah duit ? Alaah..tinggal pakai uang perusahaan aja dulu. Urusan bisa diselesaikan belakangan. Apa lagi sekarang Devano telah memperlihatkan perhatian yang cukup besar kepadanya. Kira-kira demikian pikiran Andini.“Jangan-jangan Dev sudah mulai jatuh cinta padaku ??? Ooh indahnya.. dicintai seorang Devano yang tampan dan kaya raya..” Andini menari-nari didalam kamarnya.Ia kemudian mulai memilih pakaian yang cocok untuk ia kenakan besok. Tidak mungkin ia memakai baju murahan sedangkan jabatan yang akan ia emban bukanlah jabatan kaleng
Hari senin yang ditunggu-tunggu Andini akhirnya datang juga. Agak lama ia mematut penampilannya didepan cermin. Blezer warna coklat tua dengan model terbaru yang agaknya masih trend dikalangan artis papan atas saja. Untuk turun ke rakyat jelata mungkin harus melewati musim duren dan musim manggis agak tiga putaran dulu. Tapi hari ini seorang Andini telah mengenakan busana itu. Sangat pas dan sangat indah. Pinggul Andini yang memang lebih padat dan berisi makin mendongkrak penampilan calon ibu manager itu.Andini masih belum puas berputar-putar memastikan kesempurnaan penampilannya. Devano dan Kasandra sudah keluar dari kamarnya yang kini berdampingan dengan kamar Andini. Dendi seperti biasa sudah siap dibelakang kemudi layaknya seorang sopir pribadi.Devano mengenakan hem biru muda dan jas berwarna agak dongker. Dasi warna senada dari kain sutra melengkapi kegagahan Devano. Dengan penuh percaya diri Devano melenggang merangkul bahu Kasandra. Namun Devano menghentikan
Rapat kali ini agak luar biasa. Karena ada perubahan tatanan strukturisasi yang sangat mendasar.Danu yang telah menjadi manager keuangan dua tahun lebih akan digeser posisinya. Sebelum rapat dimulai Danu dipanggil Devano keruangannya. Devano telah memberi tahu lelaki separo tua itu bahwa jabatannya akan digantikan oleh Andini. Selain itu ada beberapa bisikan panas kepada Danu yang saat ini belum boleh dibocorkan kepada pembaca.😀Danu yang sudah sangat berpengalaman mengangguk-angguk mengerti akan tugas baru yang dititahkan oleh putra bosnya terdahulu yang kini telah menjadi bosnya. Yah, Danu adalah manager keuangan sejak era Hamdani memimpin perusahaan itu dan sampai saat ini baru akan diganti.“Siap Pak ! Saya mengerti apa yang harus saya lakukan.” Jawab Danu sembari bersalaman dengan Devano. Danu sangat dekat dengan Devano. Ia sudah menganggap anak dibathinnya terhadap Devano yang memiliki kepribadian yang baik.Devano memang sangat dicintai oleh se