Share

Fakta yang Terkuak

Penulis: Rearakaa
last update Terakhir Diperbarui: 2023-08-01 01:39:58

Sebuah mobil Rolls Royce memasuki pekarangan mansion Hugo. Ternyata itu adalah mobil George dan Melda–orang tua Hugo. Mereka datang berkunjung karena ada urusan yang cukup penting.

Setelah memarkirkan mobil, George dan Melda berjalan masuk ke dalam mansion. Namun, perjalanan mereka berhenti di ruang tengah. Di sana, sudah terlihat Hugo duduk di sofa bersama Chloe.

"Ada urusan apa kau memanggil kami berdua ke sini, Nak? Dan di mana Elea?" tanya Melda beruntun. Pertanyaannya barusan membuat wajah Hugo dan Chloe mendadak muram.

"Cepat panggilkan Elea!" perintah Chloe pada seorang pelayan. Sesaat setelah itu, tidak ada yang membuka pembicaraan lagi. Sampai akhirnya, pelayan yang diutus oleh Chloe tadi kembali.

Wajah pelayan itu terlihat sangat pucat. "Nona Elea tidak ada di kamarnya, Nyonya. Saya sudah mencari ke seluruh ruangan, tapi saya tidak menemukan apa pun," ujarnya sambil mengatur napas. Semua orang yang ada di ruang tengah pun langsung terlonjak.

"Ke mana dia pergi? Oh, atau jangan-jangan... dia sudah kabur bersama selingkuhannya?!" pekik Chloe tiba-tiba.

Kening Melda pun berkerut. "Apa maksudmu? Selingkuhan apa?!" bentaknya.

"Honey, tenangkan dirimu. Tidak baik jika kau emosi seperti ini," timpal George yang sedari tadi diam saja. Pria paruh baya itu mengelus pelan pundak istrinya.

"Elea sekarang sedang hamil dan dia terbukti berselingkuh dengan mantan pengawal mansion ini. Ada seseorang yang mengirimiku fotonya tidur tanpa busana bersama pria itu," terang Chloe. Dia mencoba memengaruhi pikiran semua orang yang ada di sana.

Namun sayang, tanpa dirinya sadari, Hugo sudah lebih dulu mengutus orang untuk menyelidiki soal foto yang ditunjukkan padanya tadi. Dirinya tidak berniat untuk menuduh Elea. Namun sayang, sikap yang ditunjukkannya tadi membuat sebuah kesalahpahaman.

Rahang Hugo mengeras. Dengan langkah lebar, dia mendatangi kamar Elea dan mengabaikan Chloe yang mencoba mencuci otak orang tuanya. Sesampainya di sana, pria itu mulai mengobrak-abrik isi kamar istri keduanya.

"Elea!" panggil Hugo dengan lantang. Namun sayang, tidak ada siapa pun yang menjawab.

Kemudian, Hugo menghubungi seseorang lewat ponselnya untuk meminta bantuan mencari Elea. Setelah selesai, dia pun kembali ke ruang tengah. Netra hitam legamnya melihat sang asisten–Jay yang membawa sebuah amplop cokelat.

"Tuan, ini adalah dokumen yang kau minta. Di sana juga sudah ada flasdisk yang berisi rekaman video," ujar Jay sambil menyerahkan bawaan yang dibawanya.

Hugo menerima amplop tersebut dan mulai membukanya. Matanya seketika membelalak saat melihat isi dokumen. Di sana ada bukti chat Chloe dengan seseorang. Wanita itu meminta tolong untuk mengedit foto mantan pengawalnya tidur bersama Elea. Padahal dalam foto aslinya itu bukanlah Elea, melainkan wanita lain.

Otak Chloe seketika blank. Dia pun menjadi panik. Kepanikannya itu bertambah sepuluh kali lipat saat Jay menancapkan flasdisk ke televisi. Layar pun mulai menyala dan memutar adegan di mana Chloe menyiksa Elea.

Dia bahkan melemparkan kesalahan yang dilakukannya pada wanita tak berdosa itu. Tak sampai di situ saja, Chloe menebar fitnah mengenai Elea pada seluruh penghuni mansion. Alhasil, wanita itu pun dibenci dan tak pernah diperlakukan dengan baik.

Sementara itu, Melda langsung menitikkan air matanya. Hatinya seperti tersayat belati saat melihat Elea disuruh melakukan pekerjaan pelayan. Jika tidak becus dalam pekerjaannya, maka Chloe beserta pelayan yang lain akan menyiksanya. Dipukuli, ditampar, disiram air, bahkan sampai tidak diberi makan.

Tangan Hugo langsung mengepal kuat. Tatapannya pun beralih pada Chloe yang berdiri seperti kutu mati. Wajah wanita itu pucat pasi.

"Ti–tidak, ini adalah kesalahan. Kau tahu, dia sela–" (ucapan Chloe terpotong karena seseorang menyerobotnya).

"Dia apa?! Dia yang selalu kau pukuli dan kau fitnah begitu?!" bentak Hugo cepat. Seumur hidup, baru kali ini dia memarahi wanita yang dicintainya. Ah, sekarang mungkin tidak.

Hugo mengusap wajahnya kasar. "Aku selalu memercayaimu, Chlo. Tapi, mengapa? Mengapa orang yang kucintai tingkahnya malah seperti iblis?!" imbuhnya lagi.

Sebelum Chloe menjawab, tiba-tiba saja Melda langsung menghampirinya dan menampar pipinya kuat. Kesabaran wanita paruh baya itu sudah habis karena amarah. Sedari awal, Melda sebenarnya tidak terlalu setuju jika Hugo dan Chloe menikah. Namun, untuk menghargai keputusan sang putra, dia rela merestuinya.

"Dasar pelacur! Sedari awal aku tidak setuju jika putraku harus menikahi orang picik sepertimu! Dan sekarang, semuanya sudah terbukti. Cepat kau pergi dari sini dan bercerailah dengan Hugo!" bentak Melda.

Chloe langsung menangis sesenggukan. Dia kemudian bersimpuh dan memohon di bawah kaki mertuanya. Namun, Melda langsung menendang wanita itu sampai dirinya terduduk di lantai.

"Kumohon, Hugo. Kau mencintaiku, kan? Kau tidak akan menceraikanku, kan? Aku janji akan jadi istri yang baik untukmu setelah ini," lirih Chloe.

Hugo hanya bergeming tak menjawab. Keterdiamannya itu malah membuat senyum sinis terukir di bibir istrinya. Chloe pun langsung terkekeh sambil menangis.

"Atau jangan-jangan kau sudah cinta pada orang kampungan itu? Jawab aku, Hugo!" imbuh wanita itu kembali.

"Kalau iya memangnya kenapa?!" balas Hugo yang sudah jengah. Dia kemudian melenggang pergi untuk mencari Elea.

Namun sebelum Hugo pergi, pria itu kembali berkata, "Ketika aku kembali ke mansion ini nanti, pastikan wajahmu sudah tak terlihat lagi di tempat ini."

Setelah kepergian sang suami, tangan Chloe langsung terkepal kuat. Hatinya sudah diselimuti oleh api kebencian yang membara. Dia membenci semua orang, termasuk Hugo dan juga Elea. Dirinya juga bertekad untuk menghancurkan mereka semua suatu saat nanti.

***

"Ah, sial!"

Hugo mengumpat saat melihat lampu lalu lintas berubah menjadi merah. Namun, pria itu memilih untuk tidak peduli dan malah menerobosnya.

Saat ini, hati dan pikirannya sangat tidak tenang. Dia marah, sedih, kecewa, sekaligus khawatir. Satu-satunya tujuan yang ada di pikirannya sekarang hanyalah rumah Elea dulu.

Setelah sampai, Hugo langsung menerobos masuk tanpa memberikan salam apa pun. "Elea! Elea!" panggilnya sambil berteriak.

Namun yang keluar bukanlah Elea, melainkan seorang gadis cilik yang mirip sekali dengan Elea kecil. Dia adalah adik kandung Elea.

"Paman mencari siapa? Kak Lea sudah tidak pulang beberapa minggu ini. Kata ayah, kakak sedang bekerja di luar kota," ujarnya.

Mendengar itu, Hugo langsung mendesah kasar. Dia tidak menjawab perkataan tersebut dan malah langsung pergi. Sungguh, dirinya tidak tahu tempat yang sering disinggahi Elea, mengingat dia tidak pernah dekat dengan wanita itu. Selama ini, Hugo hanya menganggapnya sebagai bayangan. Sekarang, hanya ada penyesalan di dalam hatinya.

"Sampai kapan pun, aku tidak akan pernah berhenti mencarimu, El. Aku akan mengarungi seluruh dunia sekalipun untuk menemukanmu," tekad Hugo dalam hati.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Melahirkan Pewaris Kembar untuk sang CEO Kejam   Larangan

    “Mommy! Mommy!”Angel berteriak sambil menangis karena tak melihat keberadaan Elea sama sekali di kamar. Teriakannya tersebut berhasil membuat Axel ikut terbangun. “Hei, ada apa denganmu?” tanya Axel yang masih mencoba mengumpulkan kesadarannya. Angel mengusap air matanya kasar. “Mom–Mommy tidak ada, Kak. Apa Mommy meninggalkanku?” balasnya, tapi malah balik bertanya.Axel pun berdecak pelan dan turun dari ranjang. Anak tersebut mencoba untuk mencari keberadaan Elea di luar. “Tunggu di sini dan jangan ke mana-mana! Aku akan segera kembali,” pinta Axel pada sang adik. Lantas, Angel pun membalasnya dengan anggukan kecil. Axel membuka pintu dengan perlahan dan mulai keluar dari kamar. Dia kemudian celingak-celinguk seperti orang kebingungan. Ya, bagaimana tidak kebingungan, kalau di sekitar kamar mereka ada 7 pintu lain yang tertutup rapat. “Ck, ini rumah atau hotel sebenarnya? Kenapa pintu kamarnya banyak sekali?” gerutu Axel dalam hati. Namun, anak laki-laki tersebut tetap melanj

  • Melahirkan Pewaris Kembar untuk sang CEO Kejam   Negosiasi

    “Di mana Elea?” Hugo berjalan mendekat ke arah Aria yang hendak pergi ke dapur. Kemudian, wanita itu memberi salam dan membungkuk dengan hormat pada tuannya. “Nyonya Elea sedang berada di kamar bersama anak-anak. Tadi saya sudah mengatakan bahwa beliau akan berada di satu kamar bersama Anda. Namun, nyonya menolaknya,” jelas Aria. Mendengar itu, Hugo hanya mengangguk pelan. Lalu, dia pun berlalu dari hadapan sang pelayan tanpa mengatakan apa pun. Baginya, hal tersebut tidaklah penting dan buang-buang waktu. Setelah berjalan beberapa saat, akhirnya Hugo sampai di depan kamar anak-anak Elea. Tanpa berpikir panjang, pria itu langsung menyelonong masuk. Elea yang sedang menata barang pun sontak terlonjak. Mata ambernya seketika menatap tajam ke arah Hugo. “Apa kau tidak bisa mengetuk pintu terlebih dahulu?” tanya Elea dengan kesal. Namun, Hugo tak menjawab pertanyaan tersebut. Dia malah balik bertanya. “Kenapa kau tidak mau tidur denganku?” serobotnya. Mulut Elea seketika menganga s

  • Melahirkan Pewaris Kembar untuk sang CEO Kejam   Sama Saja

    “Halo, bagaimana? Apa Elea sudah di mansion sekarang?” Hugo bertanya pada seseorang yang ada di seberang telepon. “Sudah, Tuan. Saya sudah menyuruh Tores untuk menjemput mereka tadi,” jawab Jay.Setelah mengatakan itu, tanpa aba-aba Hugo langsung menutup panggilannya. Pria tersebut lantas menyandarkan punggungnya ke kursi seraya menghela napas kasar. Sebenarnya, dia tadi ingin sekali menjemput Elea dan kedua anaknya. Hugo merasa rindu dengan mereka. Namun, ego dan dirinya sudah menyatu layaknya batang dengan akar. Sangat susah untuk terpisah. Di tengah kekalutannya, tiba-tiba ada seseorang yang mengetuk pintu ruangan. Hugo langsung mengatur posisi menjadi siap sambil berkata, “Masuk!”Akhirnya, pintu pun terbuka dan menampilkan sosok Beatrice Migelda–sekretaris Hugo. Wanita itu mulai melangkahkan kaki jenjangnya untuk memasuki ruangan. Pakaian yang dikenakannya hari ini sangatlah tidak menunjukkan kesopanan sama sekali. Bagaimana bisa dia pergi ke kantor dengan mengenakan mini dres

  • Melahirkan Pewaris Kembar untuk sang CEO Kejam   Semua Karena Ego

    “Ayo, pulang. Ini sudah larut malam.”Hugo mengajak Elea dan Axel untuk meninggalkan rumah sakit dan pergi ke mansion. Kebetulan, Angel juga sudah tidur. Namun, Elea malah pergi ke sofa sambil menggendong Axel. Dia tidak menghiraukan ucapan Hugo barusan. Hal ini membuat mood pria itu semakin bertambah buruk. “El …” panggil Hugo pelan. Namun, sang empunya yang dipanggil masih tidak menjawab. “Jika kau tidak mau pulang, terserah! Tapi, biarkan aku membawa Axel untuk pu–“ ucapan Hugo terpotong karena Elea tiba-tiba menatapnya dengan tajam. Wanita itu menaruh sebentar Axel yang sudah pulas ke atas sofa. Setelah itu, dia berjalan mendekat ke arah Hugo dengan langkah tegas. “Kenapa kau yang malah jadi sibuk sendiri dengan anak-anakku? Aku ibunya! Jangan berlagak sok jadi ayah ketika kau sendiri sebenarnya tidak mau menerima putra dan putriku!” sembur Elea. “Hentikan sandiwaramu sekarang juga!” imbuhnya lagi. Mendengar hal tersebut, rahang Hugo pun mengeras. Dia mengepalkan tangannya e

  • Melahirkan Pewaris Kembar untuk sang CEO Kejam   Rencana Besar

    “Kemarilah, ikut aku!”Elea menggeret tangan Hugo dengan paksa. Dia kemudian membawa pria itu menuju ke luar ruangan supaya anak-anaknya tidak melihat hal yang tidak seharusnya mereka lihat. Sesampainya di tempat yang aman dan cukup sepi, barulah Elea meledakkan seluruh emosinya yang sempat tertahan. “Kenapa bisa aku sampai tertangkap oleh paparazi begitu?! Apa kau tidak memerintahkan pengawalmu dengan benar?!” berang Elea. Namun, kening Hugo malah mengernyit. Dia tidak tahu, kenapa wanita itu protes seperti tak terima begini? “Memang apa salahnya? Kau istriku,” balas Hugo singkat. Mendengar itu, emosi Elea semakin bertambah besar. Dia bahkan memukul lengan Hugo dengan keras tanpa sadar. Ya, meski itu tidak akan memberi efek apa pun padanya. “Aku bukanlah istrimu! Aku hanyalah wanita yang menjadi tawananmu!” sergah Elea. Lantas, wanita itu maju selangkah dan mengatakan sesuatu kembali, tepat di depan wajah Hugo. “Jikalau kau tidak mengancam dengan menggunakan anak-anakku, maka ak

  • Melahirkan Pewaris Kembar untuk sang CEO Kejam   Skandal Baru

    “Putra? Kau!” Tanpa aba-aba lagi, George langsung melayangkan pukulan pada pipi kanan putranya. Sementara itu, Hugo yang tidak siap pun langsung tersungkur ke lantai. “George! Apa yang kau lakukan? Hentikan!” teriak Melda, lalu segera menghampiri sang putra yang tengah terduduk di lantai. Wanita itu pun membantunya untuk berdiri. Axel hanya bergeming saja melihat kejadian barusan. Lalu, netra ambernya tak sengaja bersitatap dengan netra hijau George. Anak tersebut tiba-tiba langsung berlari dan bersembunyi di balik punggung Hugo. “Hei, ada apa?” tanya Hugo kebingungan. “Aku takut …” cicit Axel pelan. Mendengar itu, Hugo jadi merasa tak enak sendiri. Akhirnya, dia pun berdiri dan langsung meraih sang putra ke dalam gendongannya. Pemandangan tersebut tak luput dari sorotan kedua orang tua Hugo. “Baiklah, mari kita pergi dari sini. Kita akan menjenguk adikmu ke rumah sakit,” ajak Hugo pada Axel, tapi masih bisa terdengar oleh telinga Melda. Wanita itu segera mencegat langkah Hugo

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status