Share

Bab 63: Rahma Syok…!

Penulis: mrd_bb
last update Terakhir Diperbarui: 2025-09-16 11:43:57
Rahma tidak berminat seperti Eni yang ingin menyambut sang CEO baru, baginya cukup saksikan lewat TV yang ada di ruangannya saja.

Ajakan Eni untuk sambut sang CEO di lobby kantor di tolaknya dan bilang malas keluar ruang kerjanya yang dingin dan rapi ini.

Puluhan karyawan dan manejer yang agaknya bakalan selamatkan diri masing-masing bersiap ‘menjilat’, terlihat sudah berjejer berdiri menyambut sang CEO di lobby kantor perusahaan ini.

Tak berselang lama datang-lah sebuah SUV hitam bongsor berharga 4 miliaran dan sebuah mobil SUV lainnya tapi nilainya lebih murah, tapi tetap berharga mehong.

Tak lama keluarlah Raymond, sang CEO Razak Group, bersama dua orang yang menjadi pengacara dan notarisnya, di mobil yang satunya.

Penampilan Raymond sudah bikin puluhan karyawan wanita klepek-klepek dan terkagum-kagum. Tampan, wangi dan higtclass, siapa yang ngga leleran melihat sang CEO muda ini.

Saat Raymond turun dari mobil mewahnya, Rahma tidak melihat ke layar kaca, dia masih konsen dengan peke
mrd_bb

BERSAMBUNG

| 1
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Membagi Jatah Untuk Ipar dan Mertua    Bab 117: Mulai Curiga dengan Rahma

    “Ssstt...kamu diam-diam saja, segera siap-siap berangkat dengan Mamon ke Bandung, nanti akan di antar Mang Amir sopir keluarga kita dan di kawal Iman, pengawal pribadi Abang. Serahkan persoalan ini ke Abang, Insya Allah semua kelak akan terjawab misteri ini,” sahut Raymond, hingga adiknya tak mau menunda – nunda lagi.Dia juga ikut susun baju Mamon dan si keci ini iya—iya saja akan di ajak ‘liburan’ ke Bandung, dia masih terlalu kecil untuk paham dunia orang dewasa, beda dengan Gracia yang kini sudah 14 tahun usianya.Raymond kini mulai tenang, apalagi setelah dia menelpon ibunya dan minta adiknya dan Mamon d iawasi terus.Lilis dan suami keduanya dan juga adik-adik tirinya sudah Raymond belikan rumah mewah, yang berdampingan dengan rumah yang di tempati Gracia di Bandung.“Iya kamu juga hati-hati, ibu lupa bilang, kalau selama hidup, banyak yang iri dan dengki dengan kakek, nenek dan ayahmu itu. Agaknya setelah warisan itu menurun ke kamu, mereka kembali bikin ulah.”“Iya bun, aku ak

  • Membagi Jatah Untuk Ipar dan Mertua    Bab 116: Kiriman Santet dari Masalalu

    “Saat ibumu sakit keras itu, aku yang sudah berusia 20 tahunan sempat menjenguknya, dan dia bilang…pelakunya adalah mantan calon suaminya dan dua istri kakekmu. Mereka semua marah dan iri dengan nenekmu, kalau mantan calon suami nenekmu merasa di tipu, dan kedua istri kakekmu takut warisan di ambil nenek kamu itu, lalu jatuh ke kamu sebagai cucu satu-satunya kakekmu tersebut!”“Untung saja kakek saat sakit agaknya tahu itu semua, kemudian menjual semua aset perusahaan, lalu menyimpannya dalam bentuk bilyet giro..!” batin Raymond lagi menebak - nebak.Nenek Dayang Sumbi kini terlihat sedih, teringat saat-saat terakhir mendampingi bibinya tersebut, yang juga nenek Raymond.Lalu tanpa ragu Nenek Dayang Sumbi sebut dua nama yang bikin Raymond tidak kaget lagi, yakni Paman Balak dan Kakek Bulay.“Dua sahabat kakekmu itu sempat datang dan mengobati ibumu, namun usaha itu gagal! Pengirim santet itu sangat hebat dan akhirnya ibumu meninggal dunia dan pesan agar si Mante di nasehatin untuk tob

  • Membagi Jatah Untuk Ipar dan Mertua    Bab 115: Sejarah Keluarga Razak

    “Ray, kakekmu yang bernama Ali Akbar Razak aslinya keturunan Arab di Samudera Pasai, kakekmu itu seorang turunan ulama dan juga punya trah dengan kerajaan di Aceh sono.“Waduhhh…ulama, buyutnya malah kelakuan kayak setan, suka maksiat,” batin Raymond kontan malu hati.Nenek Iyang lanjutkan kisahnya…Saat remaja Ali Akbar suka merantau dan berdagang, akhirnya menetap di Bandung lalu kenal dengan pejabat-pejabat penting di republik ini di jaman itu, itulah yang jadi cikal bakal Ali Akbar Razak bikin sebuah perusahaan perminyakan.Makin berkibar lagi setelah kenal dengan bos plat merah bernama Ibnu Sutowo, yang memang sedang jaya-jayanya di jaman tersebut, setelah booming minyak dan gas, hingga bikin negeri penghasil minyak kaya raya, macam kerajaan di Timteng sono.Namun sukses di usaha, tak di imbangi dengan keluarga, 2X menikah, ke dua istrinya tersebut tak juga peroleh keturunan seperti yang diinginkan Ali Akbar Razak.Hingga suatu hari Ali Akbar meninjau sebuah SPBU miliknya dan saat

  • Membagi Jatah Untuk Ipar dan Mertua    Bab 114: Nenek Dayang

    Perjalanan menuju ke rumah nenek Iyang atau nenek Dayang lumayan jauh, bedanya jalan menuju ke tempat ini sudah nyaman dan beraspal.Tempat ini sudah masuk ke kecamatan Daha, sebuah daerah yang terletak di pinggir sungai besar, yang penuh sejarah panjang dan di namakan Sungai Negara, yang di ambil dari nama kerajaan tersebut, yakni Kerajaan Negara, sebuah kerajaan Hindu kuno sebelum akhirnya berubah jadi kerajaan Islam.Sebab di sinilah cikal bakal adanya Kerajaan Banjar di Kalsel yang di bubarkan Hindia Belanda, saking alot dan nekatnya perjuangan kerajaan ini, dengan motto ‘Haram Manyarah, Waja Sampai Ka Puting”Atau ‘pantang menyerah dalam memperjuangkan tujuan hingga akhir, dengan tekad yang kuat seperti baja, tanpa kenal lelah sampai titik penghabisan’. Semboyan ini juga mencakup nilai-nilai kerja keras, ketekunan, dan semangat kebangsaan.“Padat juga yaa kota kecil ini,” puji Loli sambil asyik menatap aktivias warga lokal di daerah ini dan puji kepala daerahnya yang terdahulu, ya

  • Membagi Jatah Untuk Ipar dan Mertua    Bab 113: Ngetes Ramuan

    “Tak apa kan Bang sesekali tidur di hotel kelas melati,” Loli menatap Raymond yang kini melepas jaket dan kaosnya, lalu sepatu ketsnya.Loli sadar, pria di depannya ini seorang CEO yang berharta lebih dari 50 triliunan dan kini terus bertambah besar, seiring mengguritanya perusahaan miliknya.Sehingga dai rada khawatir, kalau Raymond kurang nyaman tidur di hotel kelas melati ini. “Tak apa, yang penting kita tidur nyaman malam ini,” sahut Raymond sambil lepas jeansnya dan menuju ke toilet untuk cuci muka sekalian sikat gigi, kebiasaan sejak masih mahasiswa yang jadi rutitasnya hingga kini.Loli juga ikut masuk, toilet ini lumayan luas dan ada juga air panas dinginnya.“Bagus hotelnya, ini sudah masuk kok kategori bintang 2 kok,” cetus Raymond sambil sikat gigi lalu melirik Loli dengan gaun tidurnya yang tipis, hingga dalemennya terlihat jelas.Mendengar ini Loli lega, tapi berbalik senyum kecil melihat mata biawak Raymond yang menatap dalemannya dan terlihat rumput tebal miliknya yang

  • Membagi Jatah Untuk Ipar dan Mertua    Bab 112: Ramuan dari Acil Nurbaya

    “Loli bangun, kita sudah sampai di depan rumah Acil-nya si Maskur, yang bernama Acil Nurbaya."Raymond towel bahu Loli yang nyenyak sekali tidurnya, sampai leleran segala dan bikin si cantik ini gelagapan membersihkannya dengan tissue, sekaligus malu jadinya.Tapi setelahnya tertawa dan bilang justru dengan Raymond di sisinya, dia malah tenang hingga sangat lelap tidurnya.Loli sesaat mengeliat sambil angkat kedua tangannya, hingga ketiak mulusnya terlihat dan bikin pikiran Raymond sesaat melalang buana.“Udah yuks, cuci tu muka dengan air mineral, biar segar,” tegur Raymond lagi senyum sendiri dan sempat mengumpat dalam hati, di saat banyak masalah, terutama dengan Rahma dan musuh-musuhnya, otaknya sempat - sempatnya piknik ke sana kemari.Keluarganya yang bisa ‘mempagar’ atau melindungi dari pengaruh jahat ini menatap Loli, tapi justru paling lama menatap wajah Raymond yang terlihat tenang – tenang saja, seolah tak ada beban.Si Acil Nurbaya terlihat asyik mengemil daun sirih dengan

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status