~Celeste~
Sakit kali ini lebih tidak tertahankan dari biasanya. Ini pasti karena stres. Begitu banyak yang terjadi dalam beberapa hari saja. Pertunangan, persiapan pernikahan, kebingungan atas perasaanku kepada Jonah, penculikan, pernikahan yang gagal, lalu sekarang aku bertunangan dengan pria yang berbeda. Apa aku tidak bisa bernapas lega sebentar saja?
Kakak sudah memeriksa keadaanku dan memberi obat, tetapi aku tidak mau meminumnya. Sebisa mungkin aku tidak mengonsumsi bahan kimia apa pun untuk masuk ke tubuhku. Hasilnya, aku hanya bisa duduk lemas di sofa sambil berusaha menikmati siaran televisi yang aku pilih.
Aku menghindari siaran berita karena media masih fokus menjelek-jelekkan aku yang gagal menikah dengan Jason. Mereka bahkan menggunakan foto dengan wajah seriusku untuk menunjukkan berapa tidak pantasnya aku yang miskin ini untuk berdampingan dengan pria kaya itu. Padahal wajahku tetap saja terlihat cantik di layar.
Aku melirik jam digital
~Jonah~ Aku lupa dengan hari ini. Hari pertama aku mengetahui bahwa dia selalu kesakitan setiap kali menstruasi. Tidak tahu mengapa Nevan menghubungiku dan memintaku untuk mampir sebentar ke rumah sakit, tetapi aku sangat berterima kasih kepadanya. Karena Celeste pernah memberitahuku bahwa dia semakin meyakini perasaannya kepadaku ketika aku datang pada hari ini. Aku datang ke rumahnya untuk menolongnya. Ingin segera mendapatkan bonus yang Ayah janjikan, aku mendorong para karyawan yang berada di stan kami di setiap mal untuk tidak segan menawarkan sisa unit apartemen kepada siapa pun yang datang melihat-lihat atau bertanya kepada mereka. Aku bahkan meminta mereka untuk membuat postingan di akun media sosial mereka masing-masing. Dalam perjalanan menuju mal dari rumah Celeste, Fabian meneleponku. Seorang pria membeli satu unit apartemen terakhir tersebut. Aku bisa mendengar sorakan bahagia di belakangnya. Pasti mereka sedang merayakannya bersama. Bagus. Satu
Ayah sendiri yang ingin menjebak Om Bisma? Hal ini tidak pernah terungkap pada kehidupanku yang sebelumnya. Bagaimana fakta ini bisa terlewat begitu saja dan baru ditemukan sekarang? Aku tidak percaya dengan apa yang baru saja aku dengar. Tetapi hanya itu alasan yang masuk akal sehingga asisten Ayah menemui penipu itu. Ayah tidak mungkin membutuhkan investasi darinya. “Terima kasih. Informasi ini sangat penting untukku.” Aku menutup surel dan mematikan laptopku. “Aku harap semua yang kita bicarakan ini tidak sampai ke telinga siapa pun.” “Ini hanya di antara kita berdua, Pak. Saya tidak akan mengkhianati Bapak,” ucap pria itu berjanji. Aku tahu bahwa Agam akan setia kepadaku. Aku tidak sengaja menolong istrinya yang berniat bunuh diri bersama anak dalam pelukannya. Sejak hari itu, dia bahkan rela memberikan nyawanya untukku. Pria yang aneh, tetapi aku memenuhi permintaannya dengan melibatkan dia dalam setiap rencana balas dendamku. Karena hanya pekerjaan ini yang bay
Dua jam penerbangan, akhirnya kami tiba di Pulau Dewata. Mobil dari tempat kami menginap sudah datang, siap mengantar kami menuju hotel. Teman-teman Celeste tidak berhenti bergumam kagum sejak dari bandara Soekarno-Hatta. Kalau bukan karena tunanganku ikut dalam perjalanan ini, aku tidak akan sudi menaikkan kelas penerbangan mereka dan memindahkan tempat penginapan mereka. Aku tidak mau dia merasa tidak nyaman dalam liburannya ini. Apa gunanya aku menjadi tunangannya bila memberinya fasilitas selama berlibur saja tidak sanggup? Keempat sahabatnya itu tiba di kamar mereka lebih dahulu sebelum kami sampai di kamar kami. Dan aku sudah siap menghadapi protesnya saat dia tahu bahwa kami tidur dalam satu kamar. Tentu saja tidak satu tempat tidur. Walaupun keadaan ini tetap sama besar godaannya bagiku. “Papa tidak percaya kepada anak Papa sendiri. Bagaimana bisa Papa lebih percaya kepada orang lain?” protes Celeste yang sedang bicara dengan Om Bisma melalui ponselny
“Pada hari di mana aku seharusnya menikah dengan Jason, sekelompok orang menahanku di sebuah gudang yang sudah lama tidak digunakan lagi. Mereka menculikku saat aku dan keluargaku dalam perjalanan pulang dari acara makan malam bersama keluarga besar kami.” Celeste memulai cerita penyebab dia tidak menikah dengan kakakku. “Kakak, Jonah, dan beberapa pria menolongku, tetapi kami terlambat tiba di lokasi pernikahan. Jason dan Jovita sudah resmi menikah.” Dia mengakhiri ceritanya. Nola menatapnya tidak percaya. Dia tidak menghadiri pernikahan sahabatnya sendiri karena sedang fokus dengan skripsinya. Itulah sebabnya dia tidak tahu penyebab pernikahan tidak berjalan seperti yang direncanakan. “Kamu diculik dan kamu tidak mengatakan apa pun kepadaku?” tanyanya menahan suaranya. “Cel! Aku sahabatmu dan tidak seharusnya kamu menanggung masalahmu sendiri. Mengapa kamu tidak menceritakan apa pun kepadaku? Jangan katakan bahwa kamu tidak mau mengganggu persiapanku mengikuti sida
Hal pertama yang aku lakukan adalah kembali ke restoran dan memberitahu Nola serta teman-temannya bahwa aku dan Celeste akan ke kamar lebih dahulu. Jadi mereka tidak perlu menunggu terus di sana. Aku tidak kesulitan menemukan di mana dia berada karena dia sudah memakai kalung pemberianku. Dari sinyal yang diberikan oleh kalungnya, dia masih ada di sekitar hotel. Aku segera ke resepsionis dan meminta nomor kamar Dhanva juga teman-temannya. Tentu saja mereka menolak permintaan tersebut. Sekalipun aku datang dari keluarga yang punya pengaruh besar, Dhanva juga bukan orang sembarangan. “Segera minta bagian keamanan untuk memeriksa rekaman CCTV dekat toilet wanita selama tiga puluh menit terakhir. Seorang gadis sedang dalam bahaya. Aku pastikan bahwa hotel ini akan mendapat masalah besar jika terjadi hal yang buruk kepada tunanganku.” Gertakan itu berhasil karena dia segera menyebut nomor kamar yang aku minta. “Aku butuh beberapa orang keamanan untuk menemaniku.”
“A-apa? Dasar berengsek,” umpatnya. “Ini semua gara-gara kamu. Kalau kamu tidak menghalangiku di kolam tadi, aku sudah berhasil memberinya pelajaran.” “Mana yang lebih baik? Memberinya pelajaran karena melecehkanmu dengan kalimat yang dia ucapkan atau memenjarakannya karena perbuatan yang dia lakukan yang bisa dibuktikan?” tanyaku. Dia berpikir sejenak. Amarahnya segera berkurang. “A-apakah dia berhasil ….” Dia memegang bagian depan piyamanya, melindungi dirinya sendiri. “Tidak. Mereka belum sempat melakukan apa pun kepadamu.” Aku menenangkannya. “Dokter sudah memeriksa keadaanmu.” Dia mengangguk pelan. “Apakah dia sedang berada di penjara?” “Iya. Bersama ketiga temannya.” “Semoga saja mereka bisa ditahan cukup lama supaya jera dan tidak melakukan hal yang sama lagi.” Dia merapikan rambut dengan tangannya. “Jason berengsek dan suka tidur dengan perempuan mana saja, tetapi setidaknya dia tidak memaksakan kehendaknya. Pria ini gila. Aku
Kepalaku panas dengan emosi, tetapi aku tidak bisa mengonfrontasi Jason lewat telepon. Aku harus menunggu sampai kepulanganku nanti untuk bicara dengannya. Dan kami harus bicara dengan sangat serius. Keputusan bodohnya itu telah membawa Jovita, sumber masalah sebenarnya, ke dalam keluarga kami. Bukan hanya nyawanya, kini nyawaku, Celeste, dan Yosef pun ada dalam bahaya. Dan aku tidak tahu bagaimana urutan kejadiannya nanti karena segalanya telah berubah total sekarang. Bagaimana aku bisa lahir dalam keluarga yang tidak bisa aku pahami ini? Untuk membuang amarah, aku memutuskan untuk berenang. Sudah akhir pekan, jadi aku tidak terkejut saat berdesakan dengan orang banyak di elevator. Ketika pintu tiba di lantai dasar, orang-orang berebutan untuk keluar. Aku menunggu di belakang. Saat orang dari luar mulai masuk, aku terkejut melihat satu wajah yang aku kenal. Dia tidak seharusnya berada di sini. Dia tidak sendiri melainkan bersama dua orang yang tidak aku kena
Sejak kapan dia pandai bersandiwara dan bersikap tidak terjadi apa-apa selama kami makan malam? Aku pikir dia sama sekali tidak menyadari kehadiran laki-laki itu di sana. Ternyata dia melihatnya. Baiklah. Ini akan menjadi malam yang panjang bagi kami berdua. “Akan aku jelaskan.” “Kamu tidak perlu menjelaskan apa pun.” Dia mundur saat aku mencoba untuk mendekatinya. “Dia bahkan menatapku dengan senyum penuh kemenangan. Aku kecewa kepadamu, Jonah.” Dia mendekati kopernya, mengambil pakaian tidurnya, dan masuk ke kamar mandi. Aku memilih untuk menonton televisi di ruang depan dan membiarkan dia sendiri di kamar. Ketika dia tidak bisa tidur karena terlalu emosi, dia akan datang sendiri dan bergabung bersamaku. Celeste tidak pernah mengecewakanku. Dia begitu mudah dibaca. Setelah beberapa menit berada di dalam kamar, berbaring di tempat tidurnya, dia keluar dan menatapku yang sedang duduk santai. Tanpa menoleh ke arahnya, aku menepuk permukaan sofa di sisi