Share

Bab 45

Penulis: Beatarisa
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-16 19:05:09

Malam itu, GreenHouse Hotel memancarkan kemegahan yang tak tertandingi. Aula utama telah disulap menjadi sebuah pentas yang memukau. Lampu kristal raksasa menggantung dari langit-langit tinggi, memancarkan cahaya keemasan yang memantul pada lantai marmer yang dipoles sempurna dan dekorasi bunga-bunga segar yang berlimpah. Aroma bunga mawar bercampur dengan wangi parfum mahal, memenuhi udara. Musik orkestra klasik mengalun lembut dari sudut ruangan, menambah kesan eksklusif dan kemewahan.

Para tamu, yang sebagian besar adalah pebisnis terkemuka di Levin, politisi berpengaruh, dan mitra-mitra penting Lewis Group, mengenakan pakaian terbaik mereka, menciptakan pemandangan yang berkilau dan penuh wibawa. Suasana awal terasa begitu meriah, penuh canda tawa dan obrolan ringan, seolah tak ada bayangan intrik yang mengintai di balik setiap senyuman dan sapaan.

Nyonya Lewis berdiri anggun di sisi podium yang telah disiapkan, dengan senyum lebar terukir di wajah
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Menantu Paling Luar Biasa   Bab 54

    Tommy mematikan ponselnya dengan senyum tipis. Rencananya berjalan sempurna. Tiffany, yang awam soal kendaraan, pasti akan percaya bahwa BMW Seri 7 yang sudah disulapnya menjadi Seri 5 itu memang benar-benar Seri 5. Ia tahu Tiffany tak akan curiga, karena baginya, semua BMW terlihat mahal. Ia hanya ingin Tiffany merasa nyaman, bukan terbebani oleh harga sebuah mobil.Perjalanan Tommy terasa lebih ringan. Sebentar lagi, ia akan melihat ekspresi terkejut istrinya. Itu adalah hadiah kecil yang ia siapkan untuk sang istri yang selama ini selalu mendukungnya. Dalam hatinya, ia membayangkan bagaimana Tiffany akan merengek tentang betapa borosnya dia, tapi ia tahu itu hanya bentuk perhatian Tiffany.Setibanya di depan lobi Lewis Group, Tommy bersandar santai di pilar, sesekali menyeruput rokoknya. Tak lama, sosok Tiffany muncul dari pintu kaca, memancarkan aura profesionalisme yang selalu membuatnya bangga."Tom, apa kamu sudah memesan taksi untuk kita pulang?" t

  • Menantu Paling Luar Biasa   Bab 53

    Setelah meninggalkan showroom Mercedes Benz dengan senyum dingin, Tommy langsung melangkahkan kakinya ke showroom di sebelahnya: BMW. Ia tidak menyia-nyiakan waktu. Pramuniaga wanita dari Mercedes Benz yang tadi meremehkannya masih mengawasi dari balik kaca, dengan tatapan mengejek. Namun, begitu Tommy memasuki showroom BMW, ia disambut dengan suasana yang berbeda.Di pintu masuk, seorang pramuniaga muda—wajahnya menunjukkan bahwa ia baru saja diterima bekerja—menghampiri Tommy dengan senyum ramah dan tulus.."Hey, dia hanya pria miskin yang sok punya uang untuk melihat mobil, abaikan saja dia!" teriak pramuniaga sombong dari showroom Mercedes Benz, suaranya melengking menembus kaca.Pramuniaga BMW itu sejenak menoleh ke arah sumber suara, namun ia segera mengabaikannya. Matanya kembali menatap Tommy dengan senyum profesional. "Selamat siang, Tuan. Apakah Anda datang untuk melihat-lihat mobil di tempat kami? Ada yang bisa saya bantu?" tanyanya lembut.Tommy

  • Menantu Paling Luar Biasa   Bab 52

    Pagi di rumah sederhana keluarga Tommy di pinggir kota Levin dimulai dengan riang. Aroma masakan sarapan yang disiapkan Tommy memenuhi udara, berpadu dengan gelak tawa Tiffany dan Sabrina yang sudah akrab kembali. "Wah, harum sekali!" seru Sabrina, melangkah ke meja makan tempat Tommy sedang menata piring. Rambutnya sudah tertata rapi, dan pakaian kerjanya menunjukkan kesiapan penuh. "Oh, kamu sudah bangun, Sabrina? Kenapa pagi sekali?" tanya Tommy, menyunggingkan senyum hangat. Ia meletakkan sepiring roti panggang dan telur di hadapan Sabrina. "Ya, ini hari pertama bekerja, Tom, jadi aku harus lebih awal memulai hari," jawab Sabrina, matanya berbinar penuh semangat. Ia menyesap teh yang disajikan Tommy. "Selamat pagi, Sabrina, selamat pagi, Tom," sapa Tiffany, muncul dari kamarnya dengan wajah cerah, mengenakan setelan kantor yang rapi. "Selamat pagi, Sayang," balas Tommy, senyumnya melunak. Tiffany mengambil tempat duduk di samping Sabrina. "Bagaimana tidurnya, Bri? Nyeny

  • Menantu Paling Luar Biasa   Bab 51

    Pagi itu, rumah sederhana Tiffany dipenuhi dengan aura kegembiraan yang meluap. Aroma kopi dan roti panggang berpadu dengan tawa renyah Tiffany yang baru saja melompat dari pelukan sahabat lamanya, Sabrina White. Sabrina tiba tepat waktu, diantar sebuah taksi mewah. Penampilannya elegan namun praktis, memancarkan aura seorang wanita karir yang percaya diri, jauh berbeda dari gadis kecil yang Tiffany ingat. Rambut cokelat gelapnya tergerai rapi, dan senyumnya cerah, namun ada kilatan ambisi di matanya."Sabrina! Ya ampun, aku tidak percaya ini!" Tiffany berseru, matanya berkaca-kaca saat memeluk Sabrina erat. "Kau benar-benar di sini! Rasanya sudah berabad-abad!"Sabrina tertawa kecil, membalas pelukan itu tak kalah hangat. "Tentu saja, Tiff! Aku sudah bilang aku akan datang, kan? Lihat dirimu! Kau semakin cantik saja, dan sekarang direktur! Aku bangga sekali padamu!"Gerald dan Nathalia segera menghampiri, senyum lebar menghiasi wajah mereka. "Sabrina, Say

  • Menantu Paling Luar Biasa   Bab 50

    Malam itu, setelah hari-hari penuh gejolak di Lewis Group mulai menunjukkan stabilitas berkat campur tangan tak terlihat Tommy, suasana di rumah sederhana Tiffany terasa lebih tenang. Tiffany, meski masih sibuk dengan tugas barunya sebagai direktur proyek Jowstone, kini membawa pulang senyum yang lebih tulus. Beban di pundaknya sedikit terangkat, dan ia merasa ada secercah harapan baru.Tiffany duduk di sofa ruang tamu, jari-jemarinya asyik berselancar di layar ponsel, menggeser-geser lini masa Instagram. Sesekali ia tertawa kecil melihat video lucu, sesekali mengangguk membaca berita ringan. Tommy sedang menyiapkan teh hangat di dapur, aroma melati memenuhi udara. Sementara itu, Gerald tenggelam dalam koran sorenya, sesekali bergumam mengomentari berita ekonomi, dan Nathalia dengan tekun merajut syal musim dingin di sudut ruangan, benang-benang warna biru tua dan putih melilit di jemarinya. Sebuah pemandangan keluarga yang hangat dan akrab.Tiba-tiba, senyum lebar

  • Menantu Paling Luar Biasa   Bab 49

    Pagi-pagi sekali, jauh sebelum fajar menyingsing di Levin, saat Tiffany masih terlelap lelah setelah hari yang penuh gejolak, Tommy sudah terjaga. Ia menyelinap keluar dari kamar, menuju sebuah ruangan kecil di sudut rumah yang jarang terpakai. Bukan untuk latihan fisik berat seperti bela diri yang ia anggap tak lagi relevan, melainkan untuk sebuah ritual kuno yang kini menjadi bagian tak terpisahkan dari dirinya: bertapa. Giok Lu Bu, yang kini terukir samar di punggung tangannya, berdenyut lembut, memanggilnya. Tommy duduk bersila di lantai, memejamkan mata. Ia mulai mengatur napas, menarik udara masuk dengan perlahan, merasakan energi kosmis mengisi paru-parunya. Fokusnya adalah menyeimbangkan energi Yin dan Yang dalam tubuhnya, sebuah proses esensial untuk menguasai kekuatan giok sepenuhnya. Selama bertapa, tubuhnya tidak bergerak, namun di dalam, pusaran energi berputar, menguatkan setiap sel dan saraf. Ia merasakan peningkatan kekuatan fisik yang luar biasa, seolah setiap otot

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status