Share

17. Kesaksian Marco

Penulis: Yanti Soeparmo
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-27 22:18:47

Marco datang memenuhi panggilan Polrestabes Bandung. Statusnya sebagai saksi. Inspektur Ekky Wahyudi tadinya mengira Marco bakal datang bersama pengacara, karena Marco adalah putra dari seorang pengusaha kaya yang sanggup membayar jasa pengacara terkenal. Ternyata Marco datang sendiri.

“Apakah Anda tahu, kalau jus beracun itu kemungkinan besar ditujukan kepada Anda? Tapi salah sasaran malah diminum oleh Raymond.” tanya Inspektur Ekky, sang penyidik.

“Saya tidak tahu.” jawab Marco.

“Menurut info yang kami dapat dari beberapa mahasiswa, Anda pernah berselisih paham, bertengkar, bahkan berkelahi dengan orang lain, kan?”

“Ya, tapi kejadiannya sudah lama.”

Inspektur Ekky menatap tajam pada Marco. “Ceritakan saja, kapan, di mana, dengan siapa, dan karena masalah apa, Anda berkelahi!”

Dengan berat hati, akhirnya Marco bercerita tentang perseteruannya dengan beberapa orang. Semuanya berkisar pada pembentukan Adventure, organisasi pencinta alam kampus. Kisah yang dituturkannya kurang lebih sam
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Mencintai Seorang Climber   bab 270. Kembali Bersama

    Marco masih bicara dengan Tante Erna lewat telepon.“Karena aku, Tante jadi berhenti kerja di butik.”“Begini Marco, dulu tante kerja di butik, karena mamamu yang minta. Dulu itu beberapa orang manajer di butik mamamu, terindikasi korupsi, jadi mamamu meminta tante kerja di butik untuk turut mengawasi para manajer. Sekarang sudah tidak ada lagi yang bisa korupsi, karena sistem kerja sudah dibenahi. Tante juga sudah berpikir untuk resign, karena capek juga, sering lembur. Ternyata keinginan resign dipercepat, ya nggak apa-apa. Sekarang tante bisa lebih banyak waktu untuk mengurus suami, dan main sama cucu.”“Iya Tante, maafkan aku ....”“Sebenarnya mamamu marah pada papamu yang kawin lagi, tapi nggak mungkin ngajak bertengkar sama papamu yang lagi sakit. Jadi mamamu marah sama semua orang, termasuk sama kamu, dengan alasan nggak setuju terhadap wanita yang jadi istrimu. Padahal dulu kan, mamamu sudah setuju kamu nikah sama Maryam. Lucu sekali perilaku mamamu itu kalau lagi ngambek.”“K

  • Mencintai Seorang Climber   bab 269. Sebuah Rekaman

    Semua perdebatan antara Marianne dan Erna disimak oleh Sabrina, dari ponselnya. Ternyata Bu Marianne lupa menutup aplikasi telepon, sehingga tanpa disadarinya nomornya masih terhubung dengan kontak terakhir, yaitu Sabrina. Tadinya Sabrina mau menutup telepon, namun dia mendengar ucapan Tante Erna tentang alasannya menghadiri pernikahan Marco. Sabrina terus menyimak, dan dia kaget saat mendengar kalimat-kalimat yang keluar dari mulut Bu Marianne.“Oh, shame on you ....” desis Sabrina. Dia berhasil merekam beberapa kalimat terakhir Bu Marianne, sebelum kontak antarnomor itu terputus.Sabrina mencari ibunya untuk memperdengarkan rekaman itu. Pada mulanya, sang ibu tak paham apa yang menjadi topik bahasan dari wanita yang pembicaraannya direkam oleh Sabrina itu. Setelah Sabrina menjelaskan, ibunya mengernyit, cukup kaget.“Jadi itu suara Bu Marianne? Dia membahas suaminya yang selingkuh?”“That’s right.”“Astaga! Memalukan sekali, sampai segitunya ....”Ibu dan anak itu terdiam sejenak,

  • Mencintai Seorang Climber   bab 268. Aib Suami

    Sabrina menatap postingan di akun sosmed milik Marco, yang masih dia ikuti. Hatinya sungguh kecewa dan merasa sia-sia, melihat Marco dan Maryam berpoto dengan latar ruang front office KUA, di mana dalam postingan terlihat jelas tulisan Kantor Urusan Agama dari sebuah wilayah di Kota Cirebon. Dalam foto itu, Maryam mengenakan gamis dan kerudung putih, tangannya yang satu menggenggam buket bunga mawar putih dan pink, yang satu lagi memegang buku nikah. Marco berdiri di sisinya, mengenakan baju koko warna putih, dan juga memegang buku nikah.“Alhamdulillah, sah.” Itu tulisan Marco pada postingannya yang dibanjiri ucapan selamat dari rekan-rekannya. Pada akun milik Maryam juga ada foto seperti itu, dengan pose yang agak berbeda.Sabrina menghubungi Bu Marianne, lantas memberi tahu postingan Marco.“Tante nggak menganggap pernikahan itu ada. Tante nggak akan pernah menerima perempuan itu sebagai menantu.” Itu jawaban Bu Marianne.“Aku kira keluarga Tante sudah merestui, karena Tante Erna a

  • Mencintai Seorang Climber   bab 267. Isbat Nikah

    Sore itu, Marco mengajak Maryam ke butik yang ada di lingkungan sebuah pesantren. Karena tidak bisa memakai busana pengantin, Marco ingin membelikan gamis putih buat Maryam.Pegawai butik busana muslimah itu menunjukkan koleksi gamis putih. Maryam menyentuh beberapa gamis untuk merasakan bahannya. Ternyata beberapa gamis memakai bahan yang sama dengan gamis putih yang dijual di butik milik Bu Marianne. Hanya saja, butik Bu Marianne berada di kawasan elit Kota Bandung, ditambah lagi butik itu sudah punya nama yang cukup dikenal, sehingga harga busana di situ cukup tinggi untuk ukuran Maryam. Sedangkan butik muslimah di lingkungan pesantren itu hanya toko kecil di antara beberapa toko yang jadi tempat usaha milik pesantren. Busana berbahan yang sama dengan barang di butik kelas atas, dan kwalitas jahitan yang cukup baik, dihargai lebih terjangkau oleh kalangan menengah.Pegawai butik itu bicara, “Beberapa orang memilih beli gamis putih buat akad nikah. Katanya supaya baju akad nikah mas

  • Mencintai Seorang Climber   bab 266. Panggilan Kerja Lagi

    Marco tak mau berdebat dengan mamanya, maka dia tak bicara lagi. Dia membuka sebuah boks plastik ukuran besar yang berisi peralatan panjat tebing. Dia mengamati apakah masih komplet, lantas menutup lagi box itu. Diambilnya ransel yang biasa buat naik gunung, juga matras dan sleeping bag.“Permisi Ma, aku pamit.” Marco mendekati mamanya, lantas mencium kening sang mama. Bu Marianne diam saja, kecewa. Marco menemui papanya di ruang kerja.“Aku pamit ya Pa, besok mau ke Cirebon.”“Sudah ngomong sama mamamu?”“Sudah Pa.”Marco memeluk bahu papanya, mencium kening. Marco berjalan dengan membawa banyak barang. Pak Ardi mengikuti putranya, tadinya mau bertanya soal reaksi Bu Marianne. Namun, dilihatnya Marco tidak memasukkan barang-barangnya ke bagasi mobil. Marco malah mengeluarkan motornya dari garasi, lalu diparkir di halaman. Dia menaikkan boks ke atas jok motor, sleeping bag dan matras ditaruh di atas boks, lantas mengikatnya dengan tambang plastik. Ransel besar ditaruh di bagian depa

  • Mencintai Seorang Climber   bab 265. Dia Tidak Selevel

    Marianne menatap adik iparnya dengan raut wajah disarati emosi.Erna, sang ipar, lanjut bicara, “Keluarga kami adalah ningrat Sunda. Leluhur kami banyak yang menjadi pejuang kemerdekaan, mengangkat senjata melawan penjajah Belanda. Leluhur kami banyak yang ditangkap oleh Belanda, dan dibuang ke tempat yang sangat jauh dari tanah Sunda, mereka meninggal di sana dalam kondisi sengsara. Lantas tiba-tiba saja Kang Ardi membawa seorang wanita Belanda sebagai istri. Atas dasar apa kami harus menerima dirimu, masuk ke dalam keluarga Wiratama?”“Tapi kalian menerima aku?” Bu Marianne tergagap.“Mulanya tidak, tapi Kang Ardi selalu meyakinkan seluruh keluarga, terutama ayahku, bahwa kamu adalah jodoh sejatinya. Kang Ardi memperjuangkan dirimu untuk bisa diterima sepenuhnya menjadi anggota keluarga Wiratama. Terus, sekarang kamu dengan semena-mena menganggap wanita pilihan Marco tidak selevel dengan dirimu? Ingat lho, pada mulanya kamu juga tidak selevel dengan kami! Kamu berasal dari bangsa pe

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status