Pulang dari liburan tiba-tiba dirinya dijodohkan dan menjadi ibu tiri bagi seorang anak berumur 5 tahun!! Situasi macam apa ini? Yuk ikuti cerita bagaimana kehidupan Dena setelah menjadi ibu tiri!!
View MoreDena Inggit Rafassya biasa dipanggil Dena. Putri kedua dari pasangan Galih Ferdhi Rafassya atau Papi Galih dan Anggun Dale Rafassya atau Mami Anggun.
Dia mempunyai satu orang Kakak laki-laki Amaar Haris Rafassya,, Kak Amaar begitulah sebutannya. Jika biasanya dia kocak dan banyak tingkah saat ini dia dibuat mati kutu se kutu-kutunya. Bagaimana tidak saat ini Dena tengah berada di situasi yang tidak masuk di akal sehatnya, di luar nalar. Di depannya telah duduk pasangan suami istri paruh baya dan putra tunggal mereka. Pasangan suami istri itu bernama Kumalasari Tria Zibrano atau Mama Kumala dan Daris Yusri Zibrano atau Papa Daris. Sedangkan anak mereka bernama Deva Ishan Zibrano,, dia disuruh untuk memanggilnya Mas Deva. Itu terpaksa ya! Sebenarnya tak ada yang aneh dengan dinner malam ini yang aneh adalah pembicaraan mereka. Kalian mau tau? "Bagaimana Nak Dena kamu setujukan menikah dengan anak kami Deva?" Yapp,, kalian gak salah dengar memang itulah perkataan yang keluar dari bibir wanita paruh baya di depannya. Itulah yang sedari tadi menjadi pembahasan yang mereka diskusikan. Dena sendiri tak tahu harus menjawab apa alhasil dia hanya diam membeku dengan tatapan kosong, bengong istilahnya. Mami Anggun alias Maminya Dena menyenggol lengan anak bungsunya wajahnya berusaha memaksakan senyum padahal di dalam hati pasti beliau amat kesal. Hafal di luar kepala kelakuan Mami satu-satunya ini. Yahh memang satu masa dua. Jangan dong kebanyakan. "Dena jawab!!" ucap Mami Anggun dengan suara tertahan. "Itu,," "Iya Jeng Dena sudah setuju" potong Mami gadis itu. Sontak Dena menoleh ke sang Mami,, "Hah apa?" "Kamu kelamaan" ucapnya tanpa membuka mulutnya. "Wahh baiklah pernikahannya harus disegerakan pokoknya. Gak sabar banget mau punya menantu" ucap Mama Kumala riang gembira. "Hahaha,," sedangkan dia hanya bisa tertawa garing di dalam hati menangis sejadi-jadinya. Pasti dia mimpi ini,, kenapa tiba-tiba jadi menikah sih perasaan dia baru pulang liburan tadi pagi. Flashback pagi. "Mbak sudah siap?" "Sudah Non" jari jempol asisten rumah tangga di kediamannya terangkat mengisyaratkan tugas yang Dena berikan sudah beres asisten rumah tangganya itu laksanakan. Dena mulai melangkah melenggak-lenggokkan pinggul ke kanan dan ke kiri di atas terpal berwarna biru. Kalian tau terpal kan? kalau gak tau yaudah. Ini semua sebab di rumahnya tak ada karpet merah jadi dia menyuruh asisten rumah tangganya membentangkan terpal tersebut. Biar kelihatan ala-ala princes memasuki istana gitu. Memang ada-ada saja kelakuannya kan? jangan ilfil ya saudara-saudara. "I'm home Mami, Papi, Kakak. Adek pulang ada yang kangen aku gak?!" Dena riang gembira memasuki rumah mewah seraya menyeret koper di tangan. Dia telengkan kepalanya ke kanan sambil bergumam,, "Hmm kenapa gak ada jawaban?" seraya alisnya bertaut. "Mami, Papi anak kalian yang paaaling cantik sedunia sudah pulang nih gak ada yang nyambut nih ceritanya?" "Keterlaluan sekali mereka" secepat kilat dia menginjak raut wajahnya berubah menjadi cemberut level max. Terlarut dengan kekesalan tiba-tiba tanpa Dena sadari dari arah dapur suara ketiga orang yang sangat dia cintai terdengar,, "Selamat datang kembali Princess!!" "Ahh,, kalian,,?" kagetnya. Mereka bertiga datang dengan sang Mami membawakan kue serba ungu di tangan,, warna kesukaannya "Ihh aku kira gak bakalan ada yang nyambut" "Mana ada,, Princes kita pulang masa gak ada yang menyambutnya sih" "Ahh makasih" "Ayo-ayo kita makan kue bersama-sama" mereka berempat termasuk dirinya berlalu menuju ruang keluarga untuk memakan kue bersama-sama. Sungguh keluarga yang harmonis ya? jangan iri kawan. ... "Astaga anak gadis jam segini belum mandi,, Dena sana pergi mandi buruan!!" teriak my Mami begitu memasuki kamarnya. Sontak Dena yang asik selonjoran di atas kasur seraya memainkan ponsel reflek berdiri melemparkan ponselnya asal, entah kemana itu ponselnya. "Iya Mi" jawabnya malas. Apa mandi itu? manfaatnya apa? toh meskipun gak mandi dirinya tetap cantik. Seraya mengibaskan rambut panjang hitam legamnya. Percaya diri gak apa-apa kan? "Buruan ya kita sebentar lagi bakal ada tamu penting,, dandan yang cantik pakai gaun yang cantik juga" Seketika Dena tersadar dalam imajinasinya,, "Hah emang siapa sih Mi yang mau datang penting banget memangnya?" "Husstt,, udah jangan banyak omong BURUAN DENA!!" "Iya Mi" teriakan sang Mami sudah terdengar menggelegar itu tandanya dia harus buru-buru sebelum kena ceramah tujuh hari tujuh malam. Kan gak enak ya kupingnya panas nanti. ... Sesuai perintah sang kanjeng ratu Dena sudah mandi,, wangi,, dandan cantik dan pakai gaun cantik juga secantik wajahnya. Pasti orang yang melihat dia akan tersepona ehh tidak terpesona. Dena lantas turun ke lantai bawah langsung berlalu ke dapur karena dia mencium aroma-aroma yang sedaaap, menggugah selera. Tatapannya terpanah melihat berbagai macam hidangan lezat tersaji di atas meja makan,, "Wahh ada makanan enak nihh" dia segera mengulurkan tangan ingin mencomot makanan di atas meja. Plak,, "Dena cuci tangan dulu jangan main asal comot begitu saja!!" perintah Mami Anggun. "Ishh Mami sakit tau" bibirnya manyun tanda bahwa dia tengah kesal. "Gak usah manyun jelek!" "Apaan sih aku cantik gini mana ada jelek-jeleknya" Mami kayaknya rabun,, lanjutnya bicara dalam hati. Mana berani dia berbicara seperti itu langsung bisa kena tabokan maut. "Dena mendingan kamu duduk diam sebentar lagi tamunya akan datang" Flashback end. Begitulah kejadiannya sebelum dia duduk di kelilingi para orang tua dan pria yang sedari tadi bertahan dengan wajahnya dinginnya itu. Yang Dena lakukan hanya plonga-plongo tak tahu apa-apa dan tiba-tiba ia harus menikah karena perjodohan. Sebenarnya hari ini hari apa sih? kok kayaknya dia sial. Kedua wanita paruh baya itu sibuk membahas pernikahan dan ekspresi Dena tetap sama cuman melongo saja. Rasanya tak mau percaya terlalu mengejutkan fakta yang barusan dia dengar. Masa dirinya harus menikah dengan duda anak satu sih? Yahh Deva itu seorang duda dengan satu anak,, anaknya gak ikut memang saat ini entah katanya lagi kemana gitu. Sampai akhirnya keluarga itu pulang Dena masih bertahan dengan ekspresi melongonya. "Dena kamu kenapa sih dari tadi Mami perhatiin kayaknya kamu bengong aja?" "Hah apa Mi?" kagetnya. "Kamu itu lohh kenapa?" "Hah aku di mana ini? aku kenapa?" Mami Anggun memutar bola matanya malas,, pasti putrinya itu mau drama. "Mami!!" panggil Dena dengan menampilkan puppy eyes. Srottt,, suara dari Dena yang menarik ingus. Wajah Mami Anggun sontak menatap jijik ke arah putrinya itu. "Mami jahat!! Mami udah gak sayang aku lagi. Sebenarnya aku benar anak Mami bukan?" Dena bersimpuh ke lantai tangannya menyangga tubuh. "Aku ternoda!!" Sungguh Mami Anggun tak tahan dengan drama sang putri kali ini,, pusing dia. Alhasil Mami Anggun berbalik meninggalkan putrinya itu sendiri,, biarkan jika dia masih mau main drama. Lagian apa hubungannya perjodohan ini dengan dia ternoda,, gak nyambung.Untuk kedua kalinya Elora datang ke rumah Deva dan Dena tanpa sepengetahuan pria itu tentunya."Lohh Elora kenapa ada di sini? mau ketemu suami saya tapi Mas Deva lagi gak ada, lagi ada di kantor" "Gak kok saya ke sini mau bertemu dengan kamu" "Bertemu saya? ada apa? mau ngomongin bisnis? hahaha, kan gak mungkin saya gak ngerti masalah begituan" "Boleh kita berbicara di dalam saja?" wajah Elora tetap serius tak terpengaruh oleh candaan Dena."Ohh boleh,, ayo silakan masuk" Dena pun akhirnya tak lagi bercanda melihat wajah serius Elora.Dena pun berjalan masuk diikuti Elora di belakangnya, "Silakan duduk dulu biar saya ambilkan minum" "Iya,," Tak berapa lama Dena kembali dengan teh di tangannya menaruhnya di atas meja, "Silakan diminum dulu tehnya" "Iya terima kasih,," Elora mengambil cangkir teh tersebut menyeruputnya sedikit.Lantas Dena duduk di sofa tepat di depan Elora, menunggu Elora selesai meminum teh buatannya.Melihat Elora kembali menaruh cangkir tehnya baru Dena mem
Mobil sedan hitam Deva berhenti di depan lobby perusahaan. Deva turun dari mobil setelah Yono sang asisten pribadi membukakan pintu mobil untuknya.Deva berjalan lebih dulu diikuti Yono di belakangnya, "Pak siang ini anda ada meeting dengan Bu Atika" beritahu Yono.Seketika Deva menghentikan langkahnya, "Atika?" gumamnya pelan, amat pelan sampai hanya dia sendiri yang bisa mendengarnya."Sekedar info saja siapa tau anda tidak mau bertemu dengan beliau"Hmm sungguh pengertian sekali ya Yono ini. Deva membalikkan badan sembari mengerutkan kening, "Kok Atika?" "Begini Pak,, Pak Riyan telfon saya beliau bilang gak bisa menghadiri meeting dengan Bapak karena sedang ada di luar kota karena tiba-tiba ada keperluan mendadak. Tapi, sebagai gantinya Bu Atikah lah yang akan menggantikan beliau" "Kenapa dia gak bilang sendiri kepada saya?" "Untuk masalah itu saya tidak tahu-menahu Pak" "Baiklah, tolong bilang sama Neny untuk menggantikan saya meeting dengan Atika" "Baik Pak" ucap Yono sem
Pagi hari."Sebenarnya kapan kamu bisa membuat Deva dan istrinya bercerai? Mama sudah gak sabar mau Deva menjadi menantu Mama lagi" tiba-tiba Mama Atika itu berucap saat Atika baru sampai di lantai bawah."Ma Tika mau ngomong sesuatu sama Mama,,""Kenapa? ahh sudahlah Mama gak mau dengar apapun pokoknya kamu harus bisa membuat dia bercerai dari istrinya itu dan menjadikan dia menantu Mama lagi. Mama hanya mau dia yang menjadi menantu Mama bukan orang lain apalagi mantan pacar kamu yang mokondo itu!" "Tapi Ma,," "Gak ada tapi-tapian. Mama harap kamu segera mewujudkan harapan Mama itu!" "Iya Ma," Atika lantas menoleh ke Sherly yang sedari tadi menatap dia tajam, menaikkan kedua bahunya.Sherly langsung melengos begitu saja membuat Atika menghela nafas kasar.Sialan kenapa gue jadi terjebak diantara posisi yang sulit begini sih,, umpatnya."Baiklah kalau begitu Mama mau siap-siap pergi arisan dulu kamu harus segera bergerak cepat!""Baik Ma,," Melihat keberadaan sang Mama yang tak la
"Ma aku pulang!" seru seorang wanita sembari menggeret koper memasuki rumah. "Ngapain lo pulang merusak pemandangan aja" sahutan ketus seseorang dari ruang keluarga. "Lo gak suka lihat gue balik?" "Iyalah," "Kalau begitu buang saja mata lo biar gak bisa lihat gue" "Lo,," "Apa?" "Ada apa sih ini Atika, Sherly, kenapa ribut-ribut?" "Dia duluan Ma" yahh begitulah mereka selalu seperti tom and jerry kalau bertemu, selalu ribut. "Sudahlah kalian jangan ribut terus pusing Mama dengarnya! Atika kamu baru pulang nak, bagaimana lancar kerjaannya?" "La-lancar Ma,," ekspresi Atika terlihat aneh, seperti ketakutan dan dia bahkan tak berani menatap mata sang Mama. "Baiklah kamu istirahat sana gihh jangan lupa mandi!" "Ba-baik Ma,," gegas Atika menaiki tangga, menggeret koper bersamanya. Pintu kamar dia tutup sontak Atika menyandarkan punggungnya di pintu menghela nafas lega. Kalian percaya kalau dia keluar kota karena pekerjaan? tentu saja itu bohong. Dia keluar
Elora mengendarai mobilnya tak tentu arah, tak ada tujuan. Yang jelas dia tak ingin pulang ke rumah.Sampai akhirnya Elora melihat suatu taman. Banyak pohon tumbuh di sana membuat pemandangannya begitu asri, bunga warna-warni dan ada juga permainan bagi anak kecil.Lantas dia membelokkan setir memilih singgah di taman tersebut. Turun dari mobil Elora langsung berjalan mencari bagian sudut yang tak terjamah oleh orang. Duduk di sebuah bangku panjang, muat untuk sekitar 3 orang dewasa. Tamannya lumayan ramai, banyak keluarga kecil yang berkumpul dan bermain bersama di taman itu.Matanya berkaca-kaca melihat para orang tua dan anak-anak mereka tengah bermain, "Tanpa sadar aku baru saja hampir merusak keluarga kecil orang lain, aku baru saja hampir merusak kebahagian sebuah keluarga" "Aku wanita jahat" diapun menangis di bangku itu. Hatinya begitu merasa bersalah karena menyukai pria beristri. Pasti istrinya sakit hati kalau tau aku menyukai suaminya. Tanpa sadar aku menyakiti wanita l
Weekend."Ini Mas teh di minum dulu" ucap Dena sembari meletakkan secangkir teh di hadapan sang suami yang tengah fokus pada berkas-berkasnya."Terima kasih ya" pria itu mengambil teh yang dibawakan sang istri menyeruput sedikit lalu kembali meletakkan di atas meja."Kamu lagi banyak kerjaan ya Mas sampai weekend juga harus kerja, yahh walaupun kerjanya di rumah sih?" "Iya bentar lagi ada proyek baru jadi banyak banget kerjaan, maaf ya" Dena berjalan mendekati sofa di ruang kerja sang suami duduk di atasnya, "Ngapain juga minta maaf" gumamnya."Kalau kamu mau keluar bersama Darren gapapa, pakai kartu kredit aku, belanja apapun yang kamu dan Darren mau" "Gak mau ahh. Kamunya kerja capek-capek masa aku belanja terus" "Iya gak masalah orang aku kerja kan memang buat kalian berdua" "Gak mau ahh,," setelah itu Dena terdiam sejenak, lanjut berkata,, "Mas kalau capek istirahat dulu saja jangan dipaksakan nanti sakit" "Iya Mas ngerti" Lalu Dena berdiri, "Kalau begitu aku ke bawah dul
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments