Share

Lembur

Author: Husna idris
last update Last Updated: 2023-11-19 09:55:02

Najma memandang ke arah Gangsa, lalu dia berjalan ke arah pintu, untuk mengusir Gangsa dari rumah nya saat itu juga.

"Pergilah dari rumahku!" Usir Najma.

Gangsa tidak bergeming, dia tetap di tempatnya.

Najma dengan kesal, menarik tangan Gangsa dengan kuat, menyeret Gangsa agar keluar dari rumahnya.

Tapi usahanya sia-sia, Gangsa bahkan tidak sedikitpun bergeser, karena tubuh Gangsa dua kali lipat besarnya dari tubuh Najma.

"Kamu!" Bentak Najma marah.

Najma ingat tentang sapu yang dia pegang sebelumnya, Najma pun segera mengambilnya, lalu mengayunkan sapu itu pada Gangsa, berharap Gangsa akan segera keluar dari rumahnya.

"pergi kamu dari rumahku!" Teriak Najma.

"Pergi!" Teriak Najma lagi.

Nuri yang sedang berada di kamar, segera keluar mendengar keributan yang di sebabkan oleh suara kakaknya.

Nuri melotot saat melihat Najma bertingkah seperti sedang mengusir seseorang dari dalam rumah dengan sapu.

"Kakak berhenti!" Teriak Nuri.

Nuri berjalan ke arah Najma lalu merebut sapu dari tangan Najma.

"Sapu ini bisa patah, ka!" Bentak Nuri.

"Kakak mau mengusir dia!" Jawab Najma sambil menunjuk ke arah Gangsa.

"Dia? Dia? Dia siapa sih ka. Di sini tidak ada orang, lihat!" Ucap Nuri dia menendang dan memukul ke arah Gangsa, tapi tidak ada satupun tendangan atau pukulan Nuri yang mengenai Gangsa.

Bahkan saat ini Nuri sedang berdiri di mana Gangsa berdiri.

Najma langsung menutup wajahnya melihat hal itu, Najma langsung menarik tangan Nuri, agar ikut berlari masuk ke dalam kamarnya, lalu menutup pintu kamarnya rapat-rapat.

Nuri melihat ke arah kakaknya yang terlihat ketakutan, wajahnya terlihat sangat pucat.

"Kaka! Kakak!" Teriak Nuri sambil menggoyangkan tubuh Najma.

Najma melihat ke arah Nuri, lalu memeluk Nuri erat-erat.

Gangsa yang mendengar semua itu dari balik kamar merasa sangat bersalah, dia terduduk lemas di lantai.

***

Setelah sekian lama, Najma akhirnya melepaskan pelukannya pada Nuri, dia beranjak dari duduknya lalu perlahan membuka pintu kamarnya, berharap apapun yang tadi dia lihat sudah tidak ada di sana.

Najma menarik nafas lega, saat dia tidak lagi melihat siapapun di rumahnya.

Najma pun segera melangkah lebih maju keluar dari kamarnya.

Najma menutup mulutnya agar tidak berteriak, saat melihat seseorang sedang duduk di lantai sambil memeluk kedua lututnya.

Pria itu melirik ke arah Najma, dengan pandangan mata yang sedih, mereka saling bertatapan dalam jangka waktu yang lama.

Najma benar-benar melihat kesedihan di mata

pria itu.

"Apa dia setan? Tapi wajahnya tampan dan juga tidak menyeramkan," batin Najma.

"Kamu siapa? Kenapa ada di sini?" Tanya Najma akhirnya, dengan suara gemetar.

Gangsa melepaskan pelukan tangannya pada kedua lututnya, lalu perlahan berdiri dari duduknya.

Najma yang waspada bergerak mundur ke belakang agar sedikit menjauh dari Gangsa.

"Ku mohon jangan takut padaku, aku bukan setan!" Ucap Gangsa.

"Lalu apa? Kenapa Nuri tidak bisa melihat kamu?"

"Aku hanya sebuah roh, jasadku masih terbaring koma di rumah sakit, di mana kamu bekerja," jelas Gangsa.

"Lalu kenapa kamu, ada di sini?" Tanya Najma.

"Karena hanya kamu yang bisa melihat dan bicara denganku, sedangkan orang lain bahkan kedua orang tuaku juga tidak," jelas Gangsa.

"Kenapa bisa begitu?" Tanya Najma lagi dengan penuh heran.

"Aku sendiri tidak tahu," jawab Gangsa.

Najma terkejut mendengar itu, sejak kapan dia bisa melihat roh, apa mungkin pria yang ada di hadapannya ini, sedang berbohong, batin Najma.

"Jika kamu tidak percaya, kamu bisa membuktikan di rumah sakit," ucap Gangsa seperti tahu apa yang menjadi pertanyaan Najma.

Najma menatap Gangsa tajam, tidak ada rona jika dia sedang berbohong.

"Katakan padaku, apa yang sebenarnya terjadi?" Tanya Najma akhirnya.

Gangsa pun akhirnya bercerita kenapa dia sampai koma, dan rohnya terlepas dari raganya.

Najma yang tidak mengerti hal ini hanya diam.

"Lalu aku harus apa?" Tanya Najma akhirnya.

"Aku sendiri juga tidak tahu, tapi aku mohon temani aku menjalani semua ini, aku tidak ingin sendirian menjalani semua ini, kamu bisa bayangkan aku sendirian tanpa ada yang bisa aku ajak bicara dan bingung harus apa dan bagaimana," cerocos Gangsa.

Najma terdiam, dia melihat ke arah Gangsa. Masa iya dia harus berteman dengan ruh, Najma bergidik ngeri.

"Siapa namamu?" Tanya Najma.

"Gangsa,"

"Aku Najma, aku tinggal di rumah ini hanya berdua dengan adikku, kami yatim piatu, kedua orang tua kami baru saja meninggal setahun yang lalu," jelas Najma memperkenalkan dirinya.

Gangsa terdiam mendengar penjelasan Najma.

Malam itu Najma dan Gangsa saling bercerita tentang satu sama lain, entah mengapa itu bisa terjadi, biasa Gangsa sangat sulit mengatakan apapun tentang hidupnya pada orang lain, apalagi orang yang baru di kenalnya seperti Najma.

Namun bersama Najma sekarang dia begitu lancar mengatakan semuanya.

Keesokan harinya, Najma terbangun dengan malas, karena semalaman dia tidak tidur.

Najma pergi ke rumah sakit, setelah mengantar adiknya Nuri ke sekolah.

"Kakak baik-baik saja kan?" Tanya Nuri sedikit khawatir melihat wajah kakaknya yang sedikit pucat.

"Iya kakak baik-baik saja, kakak hanya sedikit mengantuk!" Jawab Najma.

Setelah melihat Nuri masuk ke dalam sekolah, Najma langsung mengemudikan motornya ke arah rumah sakit.

Sampai di rumah sakit, Najma melihat Gangsa di lobby, Najma bersikap seperti tidak melihat apapun, dia mengabaikan Gangsa yang terus mengikutinya.

Najma seperti biasa begitu tiba, langsung menuju loker nya, mengambil alat-alat nya, lalu segera berkeliling.

Gangsa masih saja mengikutinya, Najma berhenti di sebuah kamar, di mana ada tubuh Gangsa yang terbaring, Najma akan membuktikan jika apa yang di katakan Gangsa adalah benar.

Najma membuka pintu perlahan, lalu masuk ke dalam kamar tersebut.

Najma melihat ada sepasang suami istri sedang terduduk dengan wajah sedih.

"Mereka Ayah dan Ibuku," ucap Gangsa.

Najma setelah menyapa, kedua orang tua Gangsa, dia berjalan menuju tempat tidur pasien atau Gangsa tanpa hambatan, karena dia seorang perawat, walau Gangsa bukan pasiennya.

Najma memperhatikan wajah Gangsa, apa yang di katakan Gangsa memang benar, yang terbaring koma adalah dia.

Najma tidak bisa berkata apapun, dia pun keluar dari kamar itu.

"Apa kamu percaya padaku, sekarang?" Tanya Gangsa.

Najma tidak menjawab, dia tidak mungkin menjawab Gangsa sekarang.

"Apa kamu tahu, bagaimana caranya biar aku cepat bangun dari koma?" Tanya Gangsa lagi.

Najma pun masih menutup mulutnya rapat-rapat.

"Kamu pasti tahu caranya, kamu kan seorang perawat!" Ucap Gangsa lagi

Najma mengentikan langkahnya, melihat ke kanan dan ke kiri, melihat apakah ada orang di sana dan ternyata sepi.

"Perawat bukan tuhan!" Ucap Najma.

"iya kau tahu, tapi setidaknya kamu tahu apa yang harus di lakukan," cerocos Gangsa.

"Aku akan bertanya pada dokter yang bertugas menangani kamu," jawab Najma.

Gangsa terdiam mendengar ucapan Najma.

"Najma!"

Najma berhenti melangkah, saat mendengar namanya di panggil.

"Ada apa Rat?" Tanya Najma pada Ratih rekan kerjanya.

"Bisa gantikan aku lembur malam ini?" Tanya Ratih.

Najma langsung tersenyum mendengar itu, tentu saja dia mau.

"Ok, siap!" Jawab Najma cepat.

"Terimakasih ya,"

"Sama-sama," jawab Najma.

Najma meneruskan langkahnya, dengan gembira, karena ada tambahan uang masuk lagi, untuk bulan ini.

Gangsa merasa heran, ada orang yang begitu senang harus kerja ekstra seperti Najma.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Menemukan Cinta di Saat Koma   Pernyataan Cinta

    Gangsa yang hapal banget suara milik siapa itu segera terbangun dan turun dari tempat tidur, lalu menarik Najma agar berlindung di belakang nya.Mata Gangsa langsung menatap tajam ke arah seorang pria tua yang ada di depan pintu, saat merasa Najma aman bersamanya."Kamu tidak boleh membawanya!" Bentak Gangsa. Pria itu menatap tajam ke arah Gangsa, "Memangnya kamu bisa mencegah ku? Jika aku menginginkan hal itu!" Balas pria tua itu.Gangsa terdiam, dia makin merapat kan Najma dengan dirinya. Kedua mata Gangsa pun tidak pernah lepas dari pria tua itu setiap gerakan menjadi perhatian nya."Tenang saja, kalian sudah lolos dengan ujian cinta kalian, kalian bisa bersama selamanya mulai saat ini. Aku kesini hanya ingin memberi kabar baik untuk kalian berdua." Jawab pria itu.Gangsa dan Najma yang kini sedang berpelukan saling menatap, lalu menatap bingung ke arah pria tua yang selalu membuat jantung mereka berdua berdetak cepat setiap kedatangan nya."Dalam perut nya, kini sudah ada sebuah

  • Menemukan Cinta di Saat Koma   Janji

    "Sepertinya waktu kita bersama sudah selesai," Ucap Najma menjawab kebingungan Gangsa.Gangsa menatap Najma, tidak Najma tidak boleh pergi kemanapun. Batin Gangsa berontak. Gangsa lebih memperkuat pegangan tangan nya pada Najma."Aku hitung sampai tiga, jika dalam hitungan ke tiga aku akan membawa mu paksa." "Tidak! Tidak ada yang boleh ikut denganmu!" Teriak Gangsa lagi."Dengar dalam hitungan ke tiga mendekatkan, atau sesuatu akan,"Najma makin ketakutan mendengar itu, dia mencoba melepaskan tangannya dari genggaman Gangsa. Namun genggaman tangan Gangsa begitu erat, hingga dia tidak bisa melepaskan nya."Satu!" Teriak Pria tua itu mulai menghitung."Dua!" Najma mencoba menarik kuat tangannya dari genggaman tangan Gangsa sekali lagi, "Lepaskan aku!" Pinta Najma dengan wajah ketakutan dan memelas pada Gangsa."Tidak! Aku tidak akan pernah membiarkan kamu pergi dengannya!" Ucap Gangsa dengan tegas."Tidak! Ini demi kita berdua." Melas Najma lagi."Dengar jika salah satu dari kita tid

  • Menemukan Cinta di Saat Koma   Perpisahan

    Keesokan harinya Gangsa dengan cepat bangun dan turun dari tempat tidur, secara diam-diam.Gangsa melirik jam di tangannya lalu melirik ke arah Najma yang masih nyenyak tidur."Dia pasti kelelahan," ucap Gangsa sambil tersenyum lebar. Teringat apa yang telah dia lalui semalam bersama Najma di atas tempat tidur nya.Gangsa kemudian mengambil handphonenya lalu menghubungi seseorang. Setelah itu dia turun ke lantai satu untuk bertemu dengan kedua orang tuanya."Ada apa?" Tanya Surya."Aku berencana liburan bersama Najma, karena Genta tidak ada di sini, terpaksa aku meminta ayah untuk bekerja di perusahaan ku," jawab Gangsa."Tentu saja," Jawab Surya cepat."Ibu tunggu kabar baik dari kamu dan Najma juga, rasanya ibu sudah tidak sabar menimang cucu dari kamu dan Genta." Ucap Nurma.Gangsa memeluk ibunya, mendengar itu, "Semoga keinginan ibu segera terkabul." Setelah bicara dengan kedua orang tuanya, Gangsa segera kembali ke kamarnya lagi, dia ingin menjadi orang pertama yang di lihat Naj

  • Menemukan Cinta di Saat Koma   Malam Pertama

    Pernikahan Genta dan Saras pun berlangsung meriah dan juga penuh kebahagiaan. Genta pun langsung membawa Saras keluar negeri untuk bulan madu.Genta memang konyol, katanya dia sengaja berbulan madu di tempat yang jauh, agar bisa berkonsentrasi membuat anak, karena dia ingin segera mempunyai anak laki-laki. Gangsa memeluk Najma yang sedang berdiri di atas balkon dari belakang."Bagaimana keadaan mu sekarang?" Tanya Gangsa, sambil mengecup pipi Najma dengan lembut."Makin membaik, sudah tidak terlalu sakit untuk di gerakan." Jawab Najma."Cepatlah sembuh, aku ingin kita berlibur."Najma tersenyum lebar mendengar itu. Mereka pun berpelukan sepanjang pagi itu, di atas balkon.Sebulan kemudian.Najma pun kini sudah benar-benar pulih, dia sudah bebas bergerak. Tidak ada lagi rasa sakit di dada nya.Najma menatap Gangsa dengan penuh rasa cinta. Kini dia benar-benar merasa beruntung karena bisa bersama dengan pria yang sangat dia cintai."Apa ada yang aneh di wajahku?" Tanya Gangsa, membu

  • Menemukan Cinta di Saat Koma   Menikah.

    Namun Genta seperti tidak mendengarkan apa yang di katakan Saras padanya, walaupun Saras mengatakan itu dengan kalimat yang jelas."Tunggu! Aku belum selesai bicara!" Cegah Saras lagi. Namun Genta tetap tidak ingin mendengarkan karena dia merasa yakin tahu kelanjutan kalimat Saras yang akan di ucapkan padanya."Aku hanya ingin mengatakan, aku tidak mungkin bisa menolak keluarga ini dan juga kamu!" Ucap Saras sambil tertunduk lesu.Genta menghentikan langkahnya mendengar ucapan Saras barusan. Genta mematung di tempatnya, lalu membalikkan tubuhnya perlahan menghadap Saras yang tertunduk lesu."Coba ulangi apa yang kamu katakan barusan!" Seru Genta.Saras mengangkat kepalanya menatap ke arah Genta. Dia tersenyum dalam hati melihat Genta ternyata mendengar ucapannya."Cepat ulangi!" Sentak Genta."Aku tidak mungkin bisa menolak keluarga ini dan juga kamu." Ulang Saras pelan."Aku tidak dengar, ulangi sekali lagi dengan suara yang keras." Pinta Genta."AKU TIDAK MUNGKIN BISA MENOLAK KELUARG

  • Menemukan Cinta di Saat Koma   Para penakut wanita

    Genta berdiri di tempatnya melihat Gangsa meninggalkan nya sambil tersenyum mengejek padanya.Genta terduduk lemas di atas sofa, bagaimana dia harus melamar Saras, saat ini. Apa Saras mau menerima lamarannya.Genta merasa tiba-tiba kepala menjadi pusing memikirkan hal ini, apalagi saat ini dia sudah melihat Saras turun ke bawah."Ada apa? Kata Gangsa kamu memanggil ku?" Tanya Saras saat mereka bertemu."Sial! Ku balas nanti." Umpat Genta pada Gangsa.Genta melihat wajah Saras, memastikan jika sekarang adalah waktu yang tepat untuk melamar."A_aku," Genta menghentikan ucapannya, entah mengapa mulutnya kaku sekali saat ini."Kamu kenapa?" Potong Saras cepat melihat Genta menghentikan ucapannya.Genta berjalan lebih mendekat ke arah Saras. Menarik Saras masuk ke dalam pelukannya, berharap dengan melakukan itu dia bisa mendapatkan kekuatan dari Saras, agar bisa mengatakan maksudnya pada Saras."Benar kan, ayah. Si bodoh itu tidak akan bisa mengungkapkan keinginan nya pada Saras, dia itu

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status