Share

5. Sial!

Penulis: Vhiaraya
last update Terakhir Diperbarui: 2024-07-17 21:29:11

Ikosagon menyadari akan kebodohannya. Seharusnya ia langsung melepaskan Theona, alih-alih terpana akan kecantikan wajah tanpa perona itu.

"Terima kasih," kata Theona sambil mengulas senyuman.

"Lain kali hati-hati. Kalau kau sampai jatuh ke bawah bagaimana," balas Ikosagon sambil mengedip-ngedipkan mata berusaha mengalihkan kecanggungan.

Pria itu melangkah menuruni anak tangga lebih dulu. Ia tidak ingin terus berada di dalam kecanggungan menuruti detak jantungnya yang bodoh.

"Iya. Lain kali aku akan lebih berhati-hati."

Theona tersenyum dengan hati yang berbunga-bunga. Tentu saja karena ia mendapat perhatian dari Ikosagon. Kemudian, ia melangkah cepat untuk mensejajarkan langkahnya dengan pria itu. Namun lagi-lagi, kakinya menginjak anak tangga tidak benar dan hampir terjatuh.

"Aww!" pekik Theona kesakitan. Beruntung tangannya bereaksi cepat dengan memegang gagang besi penjagaan. Kalau tidak mungkin ia akan jatuh di punggung Ikosagon.

"Belum ada satu menit kau sudah mau jatuh lagi. Dasar ceroboh!" ujar Ikosagon sambil menggelengkan kepalanya pelan.

"Kalau aku jatuh 'kan masih ada kau yang akan menolongku," balas Theona enteng.

Entah mengapa, Theona merasa nyaman berbicara santai dengan Ikosagon. Mungkinkah karena sikap sang suami tidak sedingin sebelumnya?

"Jangan menjadi wanita yang mudah bergantung pada laki-laki. Aku paling tidak suka wanita lemah," ujar Ikosagon seolah memberi petunjuk pada Theona.

"Benarkah kau tidak suka wanita yang mudah bergantung pada laki-laki?" Theona memiringkan kepalanya menata Ikosagon meminta jawaban, "Bukankah setiap laki-laki menginginkan wanitanya bergantung padanya?" imbuh Theona karena tak mendapat jawaban.

Dulu ketika ia belajar mandiri, sang kekasih melarangnya keras. Pria itu ingin Theona bergantung padanya. Ingin agar Theona selalu mengatakan apa pun padanya hal sekecil apa pun yang Theona butuhkan.

"Ya, aku pun begitu," balas Ikosagon menghentikan langkahnya dan menatap Theona sekilas. Kemudian, ia kembali melanjutkan langkahnya menuju dapur.

"Sebenarnya kau suka wanita mandiri atau tidak?" tanya Theona dengan nada mengeluh.

"Aku suka wanita mendiri, tetapi aku tidak suka jika wanita itu wanitaku. Aku ingin wanitaku selalu bergantung padaku. Berhubung kau bukan wanitaku, jadi aku ingin kau menjadi wanita mandiri," jelas Ikosagon serius.

Ia pikir, apa gunanya memiliki seorang wanita jika ia tidak dibutuhkan. Segala sesuatunya dilakukan sendiri dan ia tidak bisa melakukan apa pun untuknya.

Theona menghela nafas berat dan menunjukkan wajah murung. Bahkan Ikosagon bisa melihat dengan jelas raut kekecewaan di wajah wanita itu.

"Tidak bisakah wanita itu aku? Aku akan menjadi istri yang baik untukmu," pinta Theona dalam hati. Ingin sekali ia mengatakan hal itu. Namun, hanya sampai di tenggorokannya saja dan lidahnya langsung terasa kelu.

"Kenapa? Apa kau keberatan?" tanya Ikosagon sambil menarik kursi meja makan.

"Tidak," sahut Theona lesu.

Wanita itu lekas mencari sesuatu di lemari pendingin. Ia hanya melihat beberapa botol air mineral dan beberapa butir telur di dalamnya, lalu beralih mencari di setiap lemari penyimpanan. Ia berharap ada mie instan di dalamnya.

"Ini dia," ujar Theona berbinar.

Mendengar suara Theona yang cukup mengejutkannya membuat Ikosagon menoleh. Ia melihat wanita itu kesulitan meraih mie instan. Kemudian, ia meletakkan ponselnya di meja. Ia lekas beranjak berdiri dan melangkah mendekat.

"Astaga! Kenapa sulit sekali diambil?" gumam Theona.

Tiba-tiba, ia melihat tangan kekar melintas dan meraih mie instan. Ia menoleh ke belakang dan menatap Ikosagon lekat. Tingginya yang sebatas bahu sehingga wajahnya menempel pada dada bidang pria itu.

"Dasar pendek! Ambil barang setinggi ini saja tidak bisa," kata Ikosagon sambil menepuk lembut puncak kepala Theona.

"Bukan aku yang pendek, tapi kau yang terlalu tinggi," sanggah Theona tidak terima.

Tinggi badan Theona sekitar seratus enam puluh sentimeter, sedangkan Ikosagon sekitar seratus delapan puluh lima sentimeter. Jadi, tinggi badan Theona sebatas bahu hingga leher Ikosagon.

"Ngeles saja bisanya." Ikosagon mengulurkan tangannya menyodorkan dua bungkus mie instan.

"Dasar bawel!" umpat Theona.

"Berani?" Wajah Ikosagon memerah sambil menggertakkan giginya.

"Tidak. Sudah sana duduk," sahut Theona sambil mendorong tubuh Ikosagon ke arah meja makan.

Ikosagon pun kembali duduk dan memainkan ponselnya. Ia sama sekali tidak sadar ada yang sibuk memperhatikannya. Tentu saja karena pria itu sibuk menggulir pesan masuk di emailnya. Banyak sekali pekerjaan yang sekretarisnya kirim. Jadi, ia tidak tahu ada yang memperhatikan dan hanya fokus memeriksa laporan dan menandatanginya.

"Mie instan ala Theo sudah jadi," kata wanita itu sambil meletakkan dua mangkuk di meja.

Aroma mie instan dipadukan dengan telur menyeruak di indera penciuman Ikosagon. Entah sudah berapa lama ia berkecimpung dengan pekerjaannya sampai-sampai tidak sadar bahwa Theona sudah selesai memasak.

"Kenapa hanya dilihat? Kenapa tidak langsung dimakan?" tanya Theona heran.

Ikosagon menelan salivanya melihat Theona menyeruput mie panjang. Sontak, ia lekas menarik mangkuk mie instan miliknya dan langsung menikmatinya.

"Sayang sekali tidak ada sawi dan cabai. Pasti rasanya akan sangat enak," gumam Theona mengeluh.

"Apa kau tidak menyukainya?" tanya Ikosagon dengan raut yang tidak bisa dijelaskan.

Belum sempat menjawab, Ikosagon sudah merebut mangkuk mie Theona. "Hei! Itu milikku dan aku baru memakannya beberapa suap saja," protes Theona.

"Aku sangat lapar dan kau bisa membuatnya lagi," sanggah Ikosagon memakan mie instan milik Theona dengan lahap.

"Tapi aku sudah memakannya." Theona menatap mangkuk kosong milik Ikosagon.

Ia tidak berpikir Ikosagon akan memakan makanan yang sudah ia makan. Terlebih pria itu menggunakan sendok yang sudah ia gunakan. Padahal yang ia tahu, orang kaya selalu lebih higienis, dan tidak pernah memakan makanan sisa orang lain.

"Tidak apa-apa. Bukankah kita sudah berciuman? Jadi, untuk apa aku merasa jijik?" sanggah Ikosagon membuat Theona membeku.

Mengingat adegan ciuman panas sebelumnya membuat pipi Theona memanas. Apalagi pemikiran pria itu yang tidak keberatan memakan makanan miliknya dan menggunakan sendok yang telah ia gunakan. Namun, kebahagiaannya seketika hancur mengingat sang suami tidak mencintainya melainkan mencintai wanita lain.

"Kenapa? Apa kau marah aku memakan mie instan milikmu?" tanya Ikosagon dengan mulut penuh makanan.

"Ah, tidak. Kau boleh menghabiskannya dan aku akan membuat lagi," balas Theona terkejut dari lamunannya.

"Baiklah."

Ikosagon melanjutkan aktivitasnya dan Theona beranjak berdiri. Wanita itu mengedarkan pandangan terlihat sedang mencari sesuatu.

"Apa yang kau cari?" tanya Ikosagon penasaran.

"Tidak ada," sahut Theona. Wanita itu meraih bangku dan meletakkannya tepat di bawah lemari penyimpanan mie instan.

"Apa yang kau lakukan, Theo?" tanya Ikosagon lagi, tetapi tak mendapat balasan.

Ia hanya melihat Theona mulai naik bangku itu dan sudah bisa menebak apa yang akan istrinya lakukan. Ia menuang air minum dan meneguknya perlahan, lalu mendekat ke arah sang istri.

"Kenapa kau tidak meminta bantuanku saja?" tanya Ikosagon heran.

"Astaga!" Theona cukup terkejut dan menoleh ke belakang.

Pijakan kaki Theona tidak benar dan terjatuh. Beruntung Ikosagon langsung menangkapnya. Namun, manik mata mereka berdua kembali bertemu seperti kecelakaan sebelumnya. Debaran-debaran aneh pun kembali menyergap keduanya.

"Sial! Sebenarnya ada apa denganku?" batin Ikosagon mengumpat.

Pria itu kembali dilanda kebingungan. Bertanya-tanya pada dirinya sendiri tentang apa yang membuat jantungnya begitu tidak terkendali setiap kali di dekat Theona.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Mengejar Cinta Istri yang Kusia-siakan   69. Akhir Kisah

    Satu bulan kemudian, Theona merasa ada yang aneh pada tubuhnya. Berat badannya tiba-tiba naik dan nafsu makannya kian bertambah. Terkadang, ia sampai lupa berapa kali sehari ia makan karena terlalu sering."Sepertinya aku harus diet," celetuk Theona."Untuk apa? Aku suka kau yang lebih berisi seperti ini." Ikosagon semakin mengeratkan pelukannya."Tapi aku tidak suka. Aku terlihat seperti ibu-ibu yang sedang menyusui. Astaga! Apa aku hamil?" Theona terkejut teringat bagaimana kondisi tubuhnya ketika sedang mengandung putra pertamanya."Apa benar kau hamil?" tanya Ikosagon berbinar.Tidak bisa dibayangkan betapa bahagianya Ikosagon saat ini. Kabar baik itu memang belum pasti, tetapi kebahagiaannya langsung membuncah begitu saja."Aku tidak tahu, tapi dulu ketika hamil Alpha nafsu makanku meningkat dan berat badanku pun semakin bertambah," jelas Theona."Ini, sih, sudah jelas kalau kau hamil. Bukankah kita sudah bekerja keras selama ini? Jadi, kita hanya perlu memetik hasilnya," kata Ik

  • Mengejar Cinta Istri yang Kusia-siakan   68. Serahkan Suamimu Padaku!

    "Tidak-tidak. Kalau Alpha tiba-tiba ke sini mencari kita bagaimana?" tolak Theona khawatir."Itu mudah. Aku akan menelepon Mbak Santi untuk tidak datang ke sini. Bagaimana?" balas Ikosagon membujuk.Theona terlihat sedang berpikir. Raut wajahnya terlihat sangat ragu dan tidak setuju dengan ide suaminya. Bagaimana kalau ayah, ibu tiri, atau Sherly yang masuk ke dalam. Bisa saja pintu dikunci, tapi akan sangat tidak enak rasanya kalau ada yang mengetuk pintu dan memanggilnya."Apa kita perlu menginap satu malam agar kita bisa main-main di kamar ini?" tawar Ikosagon tidak menyerah."Ya sudah sekarang saja, tapi kalau ada yang datang ke sini bagaimana?" kata Theona memutuskan, tetapi masih khawatir."Abaikan saja. Jadi, bisakah kita memulainya sekarang?" tanya Ikosagon yang kemudian diangguki oleh Theona.Sebelum benar-benar melakukannya, Ikosagon melompat turun dan mengunci pintu. Kemudian, ia kembali dan mulai melancarkan aksi membuat kenangan di kamar itu. Melucuti pakaian istrinya hin

  • Mengejar Cinta Istri yang Kusia-siakan   67. Dasar Mesum!

    Saat ini, Ikosagon sudah berada di rumah ayah mertuanya bersama Theona dan Alphagon. Mereka baru saja sampai dan duduk di sofa. Berhubung Ikosagon ingin membuat kejutan, jadi ia meminta pengasuh yang baru ia sewa untuk mengajak putranya bermain."Apa kau ingin aku membalaskan perbuatan mereka pada Petraeus?" tanya Ikosagon dengan sudut bibir yang dinaikkan sebelah. Tangan kanannya senantiasa bergerak memainkan rambut istrinya yang tergerai cantik."Kenapa kau diam saja? Kau ingin aku melakukan apa pada mereka?" tanya Ikosagon lagi karena tak mendengar jawaban apa pun.Ikosagon sengaja bertanya pada sang istri dengan suara yang cukup keras. Tatapan matanya fokus menatap ayah mertuanya dan Merry bergantian. Mendengar pertanyaan yang Ikosagon lontarkan membuat sepasang suami istri itu menegang. Tidak lama kemudian, tubuh mereka berdua bergetar ketakutan."Kau tidak perlu khawatir karena aku memiliki bukti konkrit. Jadi hanya dengan menyerahkan bukti itu ke polisi, mereka akan langsung m

  • Mengejar Cinta Istri yang Kusia-siakan   66. Jantung Ini Milik Mendiang Kekasihmu

    Setelah melakukan ritual malam pertama setelah enam tahun berlalu, kini Theona dan Ikosagon bermalas-malasan di atas tempat tidur tanpa berencana untuk membersihkan diri."Sebenarnya, ini luka bekas apa?" tanya Theona sambil mengusap bekas luka di bagian dada kiri Ikosagon.Sejak dulu, Theona begitu penasaran dan sempat bertanya. Namun sayangnya, Ikosagon tidak mau menjawab. Dan pada kesempatan kali ini, di saat hubungannya sudah benar-benar membaik, ia berharap Ikosagon mau mengatakannya."Sebenarnya, ini luka bekas operasi tranplantasi jantung," sahut Ikosagon. Tiba-tiba raut wajahnya berubah tidak enak."Memangnya ada apa dengan jantungmu?" tanya Theona penasaran."Sejak lahir, aku mengalami kelainan jantung dan tiga bulan sebelum kita menikah, aku melakukan tranplantasi," jelas Ikosagon sambil menatap kosong langit-langit kamar."Tapi, sekarang kau sudah baik-baik saja, 'kan?" tanya Theona khawatir."Tentu saja aku baik-baik saja. Apalagi ada kau di sisiku. Hanya saja ..." Ikosag

  • Mengejar Cinta Istri yang Kusia-siakan   65. Ayo Kita Buat Adik Kembar!

    "Sayang, bangun. Ayo kita pindah ke kamar!" Ikosagon merengek sambil mengecupi telinga istrinya. Berkali-kali ia berusaha membangunkan, tetapi sang istri tak kunjung bangun dan justru terlihat sangat pulas."Yang? Sayang?" rengek Ikosagon.Sambil menguap dan merentangkan kedua tangannya, perlahan Theona membuka mata. "Alpha sudah tidur?" tanyanya pada sang suami."Sudah. Ayo kita ke kamar!" balas Ikosagon bersemangat."Alpha bagaimana?" tanya Theona tidak tega meninggalkan putranya sendirian."Nanti kalau sudah selesai, kita balik lagi ke sini," sahut Ikosagon bersemangat.Theona mengangguk berencana untuk bangun dan turun. Akan tetapi, Ikosagon tidak membiarkannya begitu saja. Pria itu langsung bergerak cepat dengan mengangkat tubuh rampingnya ala pengantin. Kemudian, ia lekas membawa Theona keluar dan menuju kamarnya."Apa kau sudah benar-benar sembuh?" tanya Theona khawatir. Pasalnya, ia merasakan suhu tubuh suaminya yang masih lumayan panas."Iya. Aku hanya butuh waktu berdua deng

  • Mengejar Cinta Istri yang Kusia-siakan   64. Bermain-main di Bawah Selimut

    Theona menatap Ikosagon sendu. Mengingat kisah yang ibu mertuanya ceritakan membuatnya sedikit tidak percaya. Bagaimana bisa pria seperti Ikosagon bisa menjadi hancur hanya karena kehilangannya?"Kenapa? Apa kau tidak mau memberiku kesempatan?" Ikosagon mengangkat kepalanya menatap Theona serius."Tidak. Aku akan memberimu satu kesempatan lagi untuk memperbaiki segalanya. Jadi, seandainya sikapmu masih seperti yang dulu. Maaf, aku tidak bisa terus-menerus berada di sampingmu dan terpaksa harus pergi seperti sebelumnya," balas Theona menggebu."Apa kau serius?" tanya Ikosagon tidak percaya."Ya, sangat-sangat serius," sahut Theona mantap.Mendengar jawaban yang Theona lontarkan membuat Ikosagon berlari dan mendekap tubuh istrinya erat. Ia merasa, kebahagiaannya kali ini terasa lebih lengkap."Terimakasih banyak, Sayang, terimakasih. Aku janji tidak akan pernah menyakitimu lagi. Aku janji akan selalu membahagiakanmu," ujar Ikosagon tersenyum bahagia sekaligus lega."Hentikan, Osa! Aku b

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status