Share

Mantan Terindah

Author: Stary Dream
last update Last Updated: 2025-02-12 09:37:54

"Aku dengar Mikha kembali ke Jakarta."

Bisikan itu terdengar meskipun diselimuti oleh suara anak-anak yang bergema sedang asyik bercengkrama.

Alan tak menunjukkan ekspresi apapun. Wajahnya datar saja. Meskipun informasi yang baru saja didapatkan ini mengenai mantan terindahnya.

"Dia baru saja bercerai dari suaminya. Ternyata suaminya itu suka memukulnya." Sambung Sarah lagi.

Puri mendekatkan tubuhnya lagi untuk mendengarkan cerita lengkapnya.

"Kasihan sekali Mikha.."

"Akibat perjodohan orang tua." Sahut Sarah.

"Andai saja waktu itu Papanya Mikha mau merestui hubungan anaknya dengan Alan. Sudah bisa dipastikan mereka hidup bahagia sekarang."

Mata Sarah melotot kepada ibunya. Bisa-bisanya Puri malah mengungkit masa lalu.

Alan berdeham. "Yang lalu biarlah berlalu, bu. Sekarang hidupku sudah bersama Aline."

Puri menampilkan ekspresi wajah yang tak enak dan Sarah merasa bersalah karena membahas mantan kekasih kakaknya tadi. Tak seharusnya dia melakukan itu.

Selesai acara, Alan pulang ke rumah bersama tiga jagoannya.

Mereka disambut dengan rumah yang rapi dan bersih. Begitu juga Aline yang tampak segar karena baru saja mandi.

"Mereka menyusahkan mas tadi?" Tanya Aline sambil meraih Envier dalam gendongan suaminya.

"Tidak."

Alan melewati istrinya begitu saja dan masuk ke kamar. Aline mengikuti.

"Mas mau mandi? Aku siapkan air dan baju ganti."

Alan hanya berdeham dan masuk ke kamar mandi.

Setelah Alan masuk ke kamar mandi, Aline hanya menghela nafas. Sikap suaminya tak berubah. Masih saja begitu dingin. Dia mendekati Aline jika ada maunya saja. Aline bahkan sudah hapal tingkah laku suaminya itu.

***

"Ervin!!"

Astaga. Aline mengelus dada lagi melihat tingkah laku anak keduanya ini.

Ervin masuk ke ruang kerja ayahnya yang sedikit terbuka. Tadi Alan memang baru disana dan sepertinya tidak terlalu rapat menutup pintu.

Alhasil Ervin masuk kesana dan bermain.

Masalahnya jika ruang ini berantakan atau ada berkas yang hilang, bukan Ervin yang akan dimarahi. Tapi ibunya Ervin.

Aline meraih Ervin dengan paksa karena anak tiga tahun ini malah naik ke kursi kerja dan mengotak-ngatik laptop.

"Jangan, Ervin. Nanti ayahmu marah!" Kesal Aline.

Dia lalu menurunkan Ervin dari gendongannya dan mendorong punggung Ervin pelan agar anak kecil ini segera keluar. Untung saja anak itu mengerti dan langsung menyelamatkan diri.

Baru saja Aline ingin melangkah, ia melihat layar laptop menyala akibat disentuh oleh Ervin tadi. Alan lupa mematikan laptopnya.

Aline mendekat dan meraih mouse. Ia ingin mematikan laptop. Namun Aline menjadi bingung dengan isi layar yang ada disana.

Sebuah folder yang dinamai "AM."

Dahi Aline mengkerut. Karena penasaran, Aline mengklik folder tersebut hingga terlihatlah isinya.

Patah hati Aline rasanya. Isi folder tersebut foto-foto milik Mikha. Selain ada foto Mikha juga terdapat foto Mikha bersama Alan saat mereka masih berpacaran dulu.

Senyum Alan, pancaran mata itu tak bisa berbohong. Keduanya begitu saling mencintai.

Segera Aline menutup folder tersebut dan mematikan laptop. Semakin dilihat malah semakin membuat hatinya sakit.

"Ternyata tadi dia kesini untuk membuka foto ini." Aline tersenyum sedih.

Rupanya diam-diam suaminya masih suka mengenang mantannya di ruangan ini. Buktinya dengan foto-foto yang Aline temukan di laptop suaminya.

Mantan terindah.

Alan dan Mikha berpacaran selama satu tahun sampai akhirnya hubungan itu harus kandas karena papa Mikha tidak menyetujui hubungan mereka.

Mikha dijodohkan dengan anak koleganya. Tak lama dari keduanya putus, Mikha akhirnya menikah.

Alan sempat tenggelam karena kesedihan. Jika bukan Sarah yang menyemangati mungkin dia tidak bisa bangkit. Sampai akhirnya dia bertemu dengan Aline melalui proses perjodohan antar teman.

Karena merasa cocok, Alan meminang Aline. Tak butuh waktu lama. Hanya 3 bulan saling mengenal mereka memutuskan untuk menikah.

Alan bertekad melanjutkan hidupnya. Benar! Melanjutkan hidup.

Karena sampai detik ini, Aline tak pernah mendengar kata cinta dari suaminya.

Alan tidak romantis. Sehingga Aline lah yang terus-terusan menghujaninya dengan cinta. Merayunya. Menggunakan bahasa cinta yang kadang Aline sendiri geli.

Aline terus berjuang mendapatkan hati suaminya.

Ya, suaminya memang kaku. Tak pernah marah apalagi bermain fisik.

Tapi Aline juga ingin dibalas dengan hal yang sama.

Kini, Aline mengerti apa alasannya. Cinta Alan sudah terhenti. Semuanya sudah habis untuk Mikha.

***

Alan dinas di luar hari ini karena akan menghadiri rapat di sebuah restoran.

Kurang lebih satu jam, rapatpun selesai.

Alan melirik jam. Sudah pukul 11 siang. Ia ingin pulang, tapi sepertinya nanti saja. Rumah pasti berantakan karena ulah anak-anak.

Lebih baik pulang setelah makan siang atau sore saja. Rumah pasti sudah rapi, anak-anak sudah tidur dan Aline sudah wangi.

Sungguh, bukan Alan ingin menggerutu. Kadang-kadang rasa lelahnya bekerja bertambah menjadi berkali-kali lipat ketika melihat kondisi rumah yang mengerikan.

Mainan berserakan, makanan berceceran, anak-anak yang berteriak sesahutan dan satu lagi.. Aline yang terlihat menyedihkan.

Alan mengerti kondisi Aline yang pasti kerepotan mengurus ketiga buah hatinya sambil mengerjakan pekerjaan rumah. Oleh sebab itu, dia tak mau mengadu. Ia takut menyinggung perasaan Aline.

Walau Alan orang yang kaku. Tapi dia sedikit peka pada perasaan istrinya meski tak ia ungkapkan.

Karena masih siang. Alan memutuskan kembali ke kantor saja dan beristirahat disana. Toh, dia juga baru makan siang.

Namun saat akan keluar dari restoran. Alan tertegun melihat seorang wanita yang baru saja datang dari luar.

Wanita cantik dengan rambut tergerai sedada. Menggunakan gaun berwarna hitam selutut. Tak lupa make up tipis yang ia pakai membuatnya semakin elegan.

Keduanya tertegun dan saling memandang. Seolah tak percaya apa yang ada di hadapannya.

"Mikha...."

"Mas Alan..."

Kedua mata itu saling menatap dengan penuh kerinduan.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Mengejar Cinta Pertama Suami   Setia Menunggu

    Tidak ada jalan untuk kembali. Aline sudah memantapkan diri melangkah maju ke depan. Meninggalkan semua rasa sakit hati yang diterimanya.Ucapan Mikha dan Puri memang terngiang-ngiang di kepalanya. Namun, tetap membuat hatinya tetap tak bergeming. Aline teguh pada pendiriannya.Cukup satu kali Aline merasakan pahitnya pernikahan. Ia tak mau mengulanginya lagi. Apalagi jika itu bersama orang yang sama.Fokus Aline sekarang untuk anak-anaknya saja.Aline masih terpekur disana. Di tempat yang sama ketika Puri menangis dan memohon tadi.Sambil menghela nafas, Aline bangkit dari duduknya. Dia harus bersiap karena pagi ini juga dia pulang ke kampung tempat dia berasal.Setelah mengemasi barang-barangnya. Aline memandang sekeliling. Ruang keluarga yang menyatu dengan ruang makan. Di pojok sana ada dapur dan teras belakang. Aline seperti menonton film dimana ada adegannya bersama anak-anak. Seharian dihabiskan mengasu

  • Mengejar Cinta Pertama Suami   Tebus Dosa Mertua

    Berapa besar Mikha meyakinkan Aline tapi wanita ini tetap pada keyakinannya. Apa yang dikatakan Mikha hanya sekedar untuk meluaskan hatinya saja.Bagi Aline, cinta Alan hanya bualan. Dia tak bisa mempercayai Alan soal perasaan. Mungkin rasa sakit ini begitu berbekas sehingga Aline selalu enggan jika bersinggungan dengan mantan suaminya.Hubungan mereka saat ini tak lebih dari orang tua anak-anak saja. Walau ketiga jagoannya belum mengerti apa yang terjadi pada ayah dan ibunya. Namun, Aline berjanji akan menjelaskan secara perlahan.Hari mulai malam. Aline sebenarnya bimbang. Pikirannya ingin menginap di hotel saja. Tapi hatinya ingin kembali ke rumah yang pernah ia tempati dulu. Sudah lama tidak berkunjung. Terlebih tiga bulan ini ditinggal pemiliknya.Aline jadi penasaran akan keadaan rumah yang sekarang tak berpenghuni itu.Sampai di rumah, hanya lampu teras saja yang hidup. Aline lalu membuka kunci pintu dan menghidupkan sake

  • Mengejar Cinta Pertama Suami   Fakta Sesungguhnya

    Aline memutuskan untuk pulang kembali ke kampung halamannya. Itu karena acara peluncuran novel Mikha dilaksanakan esok lusa.Sungguh, Aline masih terkejut atas pertemuan mereka tadi. Tak menyangka jika penulis yang ia temui adalah pujaan hati mantan suaminya."Ibu!!" Seru Envier masuk ke kamar Aline."Ada apa Envier?""Telpon ayah, bu. Envier kangen!""Memang ayah nggak nelpon kamu hari ini?"Envier menggeleng. "Nggak."Aline menghela nafas. "Mungkin ayah sibuk, nak.""Envier kangen, bu." Envier cemberut."Sama nenek aja, ya.." ucap Aline. Dia sendiri tak mungkin menghubungi mantan suaminya. Selain karena telah menghapus nomor ponsel Alan. Aline juga tak ingin berhubungan lagi dengan mantan suaminya.Sambil menghentakkan kaki, Envier keluar dari kamar ibunya dan memburu sang nenek. Tak lama, Emma datang ke kamarnya."Aline! Anak-anakmu ini r

  • Mengejar Cinta Pertama Suami   Bertemu Penulis

    Hampir 3 bulan Alan pindah. Selama itu juga tak ada lagi komunikasi antar mereka. Alan hanya bisa menghubungi anak-anaknya melalui mertuanya saja. Itu karena Aline yang sepertinya tak ingin lagi berhubungan dengan mantan suaminya.Sebenarnya bukan tak ingin berhubungan. Lebih tepatnya menghindar.Aline tak menyangkal jika rasa sakit hati itu masih ada.Aline bagaikan pelarian bagi Alan saat pria itu ditinggalkan cinta pertamanya. Selama tujuh tahun hanya Aline yang cinta sendirian. Rasanya sudah seluruh bahasa cinta diberikannya tapi Alan tak bergeming.Ujungnya, Alan mengaku masih mencintai wanita lain. Apa tidak sakit hati Aline mendengarnya.Dicoba untuk ikhlas, merelakan Alan menikah dengan cintanya agar Aline bisa dianggap oleh keluarga Alan. Rupanya malah menjadi bumerang untuk dirinya. Keluarga Alan terutama Puri tetap mencemoohnya. Menghinanya. Mengganggap Aline sebagai benalu di hubungan Alan dan Mikha.Seringk

  • Mengejar Cinta Pertama Suami   Pindah Tugas

    Untuk sesaat sepasang mata itu saling memandang. Rasa keterkejutan, rindu yang membuncah tersimpul dalam tatapan mata yang dalam memandang.Aline yang sudah satu tahun tak ditemuinya. Kini telah menjadi wanita matang yang mempesona. Tubuhnya lebih berisi. Kulit putihnya kontras dengan pipinya yang merah.Alan masih ingat dulu dia mempersunting Aline saat masih berusia 23 tahun. Kini wanita ini sudah masuk ke awal usia 30 tahunan yang membuatnya begitu menawan.Sedangkan Aline, ada percikan rasa penasaran dalam hatinya. Benarkah itu Alan mantan suaminya? Sepertinya dia kehilangan banyak berat badan. Tubuhnya layu dengan sorot mata yang sayu. Seperti ada beban berat yang dipikulnya.Emma perlahan menyingkir untuk memberi ruang kepada Alan dan Aline untuk berbincang sebentar.Tak lama ia muncul kembali dengan membawa dua buah cangkir teh ke teras. Kebetulan Aline tidak mengajak Alan masuk ke rumahnya. Hanya sebatas di teras rumah k

  • Mengejar Cinta Pertama Suami   Anonim

    Aline menepuk pinggangnya yang mulai terasa pegal. Sudah tiga jam dia duduk di depan canvas memainkan kuasnya. Lukisannya baru setengah jalan. Sesuai pesanan, pemesan ingin besok pagi lukisannya dikirim."Semangat, Aline!" Gumam Aline menyemangati dirinya sendiri.Pesanan dari anonim untuk ke empat kalinya.Awalnya Aline iseng memasukan hasil karyanya di situs penjualan online. Lukisan abstrak dan juga lukisan surealis. Butuh waktu dua bulan, lukisannya di notis. Akhirnya, ada yang memesan lukisannya.Namun yang memesan, memberi namanya sendiri "Anonim". Aline sempat ragu, takutnya ia ditipu. Tapi setelah si anonim membayar lukisannya. Aline jadi tak ragu lagi.Pembayaran juga melalui situs penjualan online tersebut. Jadi gaji Aline hasil menjual lukisan di transfer oleh situs tersebut. Jadi, ia tak tahu siapa nama asli si Anonim sebenarnya. Tugasnya hanya menerima pesanan dan menjual seperti request pembeli.

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status