Mengejar Cinta Pertama Suami

Mengejar Cinta Pertama Suami

last updateHuling Na-update : 2025-05-11
By:  Stary DreamIn-update ngayon lang
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
Hindi Sapat ang Ratings
27Mga Kabanata
199views
Basahin
Idagdag sa library

Share:  

Iulat
Buod
katalogo
I-scan ang code para mabasa sa App

Sepertinya hanya dalam mimpi untuk Aline bisa mendapatkan cinta suaminya. Terbukti dari 7 tahun pernikahan hingga menghasilkan 3 buah hati tetap saja tak membuat Alan bisa melupakan cinta pertamanya yang indah. Apalagi sang mertua yang selalu menghina dirinya sebagai istri yang tak berguna. Tanpa memikirkan perasaan menantunya, ia malah berniat menjodohkan Alan dengan calon menantu idamannya kembali.. Sanggupkah Aline bertahan dalam pernikahan yang penuh penderitaan ini? Lalu bagaimana nasib ketiga anaknya jika Aline menyerah?

view more

Kabanata 1

Istri atau Pembantu ?

Pintu rumah diketuk dengan tidak sabarnya. Aline sudah tahu siapa yang dari tadi mengetuk.

Wanita ini masih bergelut mengurusi kedua anaknya dan satu lagi anak mertua yang sedang menyantap sarapan. Sepertinya suara ketukan keras itu tak membuatnya bergeming.

"Ervin! Jangan diambil seperti itu!"

Aline segera mengambil tangan mungil anaknya yang berusia 3 tahun itu. Ervin mulai lagi mengacak-ngacak sarapan.

Saat tangannya diambil, maka Ervin memprotes. Belum lagi Edwin yang tak sabar untuk berangkat ke sekolah. Mana makanan dalam kotak bekal yang sudah disusun oleh Aline malah tumpah berceceran karena ulah Ervin.

Aline menghela nafas. Ia berusaha tetap tenang. Ia tidak boleh menjadi gila hanya karena hal seperti ini.

Segera ia memisahkan kedua anaknya dan menyusun kembali isian di kotak bekal Edwin sambil sesekali melayani suaminya di meja makan.

Pintu diketuk lagi.

Ya, Tuhan! Aline sampai lupa membuka pintu saking repotnya. Sudah bisa ditebak wajah menyeramkan seperti apa yang muncul ketika pintu dibuka nanti.

Aline setengah berlari membuka pintu rumah.

"Wa'alaikum salam. Masuk, bu." Aline masih terengah.

Puri mendesis kesal. Kuku tangannya sampai memerah gara-gara menantunya ini begitu lama membuka pintu.

"Lama sekali!" Gerutunya kesal.

"Maaf, bu.." Aline jadi tak enak hati.

Baru saja ingin menyauti permintaan maaf Aline sudah terdengar lengkingan suara menangis.

Aline kembali tergopoh-gopoh masuk ke kamarnya. Ternyata anaknya yang bungsu, Envier menangis karena terkejut tangannya digigit oleh Ervin.

"Ini rumah atau kapal pecah!!"

Aline bisa mendengar teriakan itu. Tapi mana bisa ia meladeni celotehan mertuanya di luar. Dia harus mengurusi Envier dulu. Tangannya memerah akibat gigitan Ervin.

"Sarapan, bu." Tawar Alan dengan wajah datar. Dia sudah terbiasa dengan kehidupannya yang diwarnai oleh tiga anak laki-laki yang aktif.

"Gak nafsu!" Puri mendengkus.

Bagaimana mau makan jika meja makan berantakan. Makanan bekas Edwin tadi masih berceceran. Belum lagi yang di atas meja akibat Ervin mengelap bekas makanan sembarangan.

Alan bangkit dari duduknya. Mengambil tas dan kunci mobil.

"Edwin, Ayo!" Serunya pada si sulung. "Aku berangkat dulu, bu."

Alan menghampiri ibunya dan menyaliminya dengan takzim.

Ia lalu ke kamar berpamitan dengan istrinya.

Setelah Alan dan Edwin pergi. Rumah sedikit tenang.

Envier yang masih berusia satu tahun itu didudukan di playmate ruang TV. Ervin juga. Tapi tetap diawasi karena kakak keduanya ini suka kumat jahilnya.

"Ibu mau sarapan? Aku ambilkan, ya.." tawar Aline ramah padahal dia sudah kelelahan. Tenaganya terkuras habis di pagi hari.

"Nggak usah, lah." Puri mengibaskan tangan.

"Ibu kesini cuma mau bilang hari minggu nanti ulang tahun anaknya Sarah."

"Oh, ya? Dimana bu?"

"Di restoran cepat saji. Anak-anakmu di undang."

"Baik, nanti mereka akan datang." Jawab Aline.

"Ingat! Cuma anak-anakmu saja yang di undang." Puri kembali menegaskan.

Aline mengangguk.

"Baik, bu. Aku mengerti." Aline mencoba tersenyum walau hatinya tercabik.

Sudah 7 tahun pernikahan. Tapi, Aline merasa dirinya belum diterima sepenuhnya oleh keluarga suaminya.

Setiap ada acara keluarga, Aline tak pernah di undang. Yang diundang pasti hanya anak-anak. Entah itu acara pernikahan, ulang tahun, sunatan. Pokoknya Aline tidak diundang.

Jikapun diundang, kehadiran Aline tak pernah dianggap.

Awalnya Aline merasa rendah diri, tapi kelamaan dia jadi terbiasa. Apalagi Alan suaminya terkesan tak pernah membelanya.

"Ooeekk!" Aline menutup mulut.

Astaga. Dia mual sekali.

Aline berlalu ke kamar mandi dan memuntahkan isi perutnya. Ah, ini ulah asam lambungnya yang naik. Pagi ini karena sibuknya mengurus anak dia belum sarapan dan baru meminum kopi sedikit. Pantas saja jika sakit maagnya kumat.

"Kamu hamil lagi?" Puri menatap Aline curiga.

Aline menyeka bibirnya dengan tissue.

"Tidak, bu."

"Awas ya kalau kamu hamil lagi! Lihat si Envier aja baru bisa berjalan. Masa mau kebobolan terus? Mau sampai kapan?" Puri mulai berceramah lagi.

Dua tahun sekali pasti menantunya ini hamil. Dan yang keluar selalu calon pemain bola. Makanya rumah seperti kapal pecah dibuatnya.

"Iya, bu." Aline hanya tertunduk. Dia jadi tak enak hati.

"Pikirkan juga masa depan mereka. Kalau kamu hamil lagi, bayangkan pengeluaran mereka di masa depan. Biaya hidup, sekolahnya, kuliahnya itu semua menggunakan uang. Apalagi hanya Alan yang bekerja sendirian." Sambung Puri yang belum selesai berceramah.

"Satu lagi.. pakai baju bagus walaupun cuma di rumah. Rambutnya di sisir rapi. Jangan asal cepol. Sumpah, ibu pikir tadi pembantu! Ternyata itu kamu."

Ingin menangis saja rasanya Aline. Entah sindiran atau nasehat rasanya tetap saja hati Aline tercabik. Tapi ia tahan perasaannya seraya menggigit bibir.

"Baik, bu. Terima kasih sudah mengingatkan." Suara Aline tergetar.

"Sudah, ibu pulang dulu."

Puri bangkit dari duduknya. Menghampiri kedua cucunya dan mengecup keduanya dengan penuh kasih sayang.

"Ervin, jaga adikmu. Jangan kamu jahili terus!"

"Siap, eyang!" Ervin tersenyum manis.

Selanjutnya giliran Aline yang menyalimi mertuanya dengan takzim.

"Hati-hati dijalan, bu."

Puri hanya berdeham.

Hari minggu tiba, ketiga jagoan Aline sudah siap berangkat ke pesta ulang tahun. Hari ini mereka memakai pakaian yang senada berwarna merah dengan telah memegang satu masing-masing kado.

Kurang lebih, Aline mengerti sikap keluarga dari suaminya yang memang menyukai kemewahan dan suka hidup berlebih-lebihan.

"Sudah siap?" Tanya Alan kepada tiga jagoannya.

"Siap!" Edwin dan Ervin menjawab serempak.

"Kamu serius gak ikut?" Alan beralih kepada istrinya.

Aline menggeleng sambil tersenyum.

"Kalian saja. Aku mau beres-beres rumah."

Alan mengangguk.

"Jangan merepotkan. Jangan menyusahkan. Edwin, jaga adik-adikmu ya!" Titah Aline kepada para jagoan.

Keempatnya berlalu meninggalkan rumah untuk merayakan pesta ulang tahun.

Ya, ini kesempatan untuk Aline membereskan rumah yang seperti baru kalah berperang. Sesuai kesepakatan dengan Alan. Mereka memang tidak menyewa asisten rumah tangga. Jadi semua pekerjaan di handle oleh Aline.

Setelah berberes, dia bisa menarik pinggangnya sedikit untuk rebahan. Sebelum ketiga jagoannya pulang dan kembali berperang.

Sampainya di restoran cepat saji. Edwin dan Ervin langsung bergabung bersama sepupunya yang lain sedangkan Envier diambil alih Puri.

Alan bertegur sapa dengan keluarganya yang hadir.

"Aline gak datang?" Tegur Sarah yang punya acara.

"Aline sibuk di rumah." Jawab Alan seadanya.

"Padahal semua keluarga kumpul disini. Kenapa dia gak pernah ikut?"

"Aline memang begitu." Jawab Alan lagi yang tidak mau memperpanjang masalah.

Padahal Alan tak tahu saja kalau istrinya ini ingin sekali ikut bergabung di acara keluarga suaminya.

Tapi apa daya, inilah nasib dari istri yang tak diinginkan..

Palawakin
Susunod na Kabanata
I-download

Pinakabagong kabanata

Higit pang Kabanata

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Mga Comments

Walang Komento
27 Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status