Menggapai Cinta Ayana

Menggapai Cinta Ayana

By:  Miss Yuka 85  Ongoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
19 ratings
8Chapters
1.3Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Aku akan menunggumu sampai kau benar-benar siap untukku. Aku pun tak peduli dengan statusmu, yang ku yakini hanyalah aku mencintaimu hari ini dan seterusnya. - Ammar Bagiku kebahagiaanku tidaklah penting yang ku pikirkan sekarang adalah putraku bagaimana aku harus mendidiknya dengan baik agar menjadi orang yang Sholeh dan bertanggung jawab nantinya. - Ayana

View More
Menggapai Cinta Ayana Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments
user avatar
Sepenuhnya.Manusia
Semangat kak nulisnya! Semoga banyak yg baca, Amin...
2022-03-18 20:27:24
0
user avatar
Cadburry♥
Seru kakak! Semangat Up nya ya!
2021-09-25 22:15:41
1
user avatar
Ryuzy_hdr
semangat kak! ditunggu upnya
2021-09-23 15:56:46
1
user avatar
Andi Sasa
Amazing.. n. Good luck ya brother
2021-09-21 07:31:33
1
user avatar
niandez
ceritanya bagus... lanjut kak
2021-09-21 01:42:51
1
user avatar
Evhae Naffae
Keren kak, semangatt
2021-09-21 01:13:11
1
user avatar
Senja99
Sangat penasaran dengan kelanjutannya kak
2021-09-20 08:48:46
1
user avatar
Penulis Lepas
Keren kak lanjutkan lagi ya
2021-09-20 04:50:11
1
user avatar
Biru Tosca
Bagus... semangat ya ...
2021-09-19 22:10:50
1
user avatar
A.R. Ubaidillah
Aku menunggumu, Thor....
2021-09-12 13:40:36
1
user avatar
Anisya Dhanoewinoto
ku tunggu up nya ya kak
2021-09-11 17:24:25
1
user avatar
Ra_ca
plis lanjut thor
2021-09-10 23:32:42
1
user avatar
Sasakiya
Semangat, kak ^^ seru ceritanya ......
2021-09-10 22:12:19
1
user avatar
Putkerr
Jangan lupa up ya!
2021-09-10 22:10:01
1
user avatar
Quin
Ini. Asli keren banget! Lanjutkan kak!
2021-09-10 21:12:11
1
  • 1
  • 2
8 Chapters
Keinginan
Ayana mempercepat langkahnya menuju parkiran basement kantornya, dia sudah terlambat menjemput anak lelakinya Aziz. Anak lelaki yang sangat manja dengan Ayana, anak laki laki kebanggaan Ayana. Karena hanya Aziz lah yang selalu menemaninya selama ini. Obat dari segala kegundahannya semenjak kepergian suaminya Daniyal zhacry. Laki laki yang menikahinya slama ini. "Hallo, Assalamualaikum..." Ayana membuka mobilnya dengan kesusahan karena di tangan kirinya memegang berkas rancangan butiknya sembari mengapit ponselnya."Waalaikumussalam,... Dimana Ibu sekarang? Kenapa belum juga sampai? Aku sudah lelah Ibu" rengek Aziz di seberang sana."Tunggulah sebentar Ibu baru akan kesana, maaf tadi ada rapat mendadak" sesal Ayana karena tak bisa memberi tahukan putranya perihal rapat dadakan untuk acara pemotretan produk Khimar terbarunya."Aku tunggu disini Ibu jangan lama - lama. Assalamualaikum" klik Aziz dengan cepat mematikan sambungan teleponnya tanpa
Read more
Ketidaksegajaan
"Kak, apa kau sudah menemui ayah?" Seru Fadli. "Aku belum mengatakan apapun. Entahlah, apa bisa melawan kemauan ayah sedangkan apa beliau harus kita turuti. Aku bingung sendiri dan lagi nanti malam gadis yang akan dijodohkan denganku akan datang ke rumah"  "Apa kau punya solusi untukku?" Lanjut Ammar memijat pelipisnya yang mendadak berdenyut nyeri. "Aku... Kak, apapun keputusanmu aku akan mendukungmu. Pikirkanlah dengan baik aku tak mau kau kecewa untuk kedua kalinya" ujar Fadli menepuk bahu sang kakak sebelum akhirnya keluar dari ruangan Ammar.  *** Kantor Ayana "Mbak, kau datang lebih awal apa Aziz tidak ke sekolah?" Seru Rahma.  "Eoh, dia dijemput mas Ikhsan jadi aku bisa datang lebih awal. Apa kita jadi bertemu klien hari ini?" Seru Ayana menatap tumpukan gambar sketsa gaun pengantin.  
Read more
Fakta
"Om, apa ibuku baik baik saja?"Ammar dan Fadli menoleh ke arah sumber suara."Om, apa ibuku baik baik saja?" "Kau,....?""Aku Aziz om, anaknya ibu yang kecelakaan tadi? Bagaimana keadaan ibu ku om?" "Dia ada di dalam sedang melewati masa kritisnya. Doakan yang terbaik untuknya ya!" "Apa ibuku akan baik baik saja?" "Tentu saja"Ara dan Raka datang menyusul Aziz lari tergopoh gopoh. "Mas, Tante gimana? Apa sudah sadar?"  "Belum Ra, ibu belum sadar"  "Sabar Ziz, ibu mu pasti baik baik saja" Ammar menatap ketiga anak muda yang datang berbeda waktu itu bergantian.  "Di mana ayahmu? Kenapa tak datang bersamamu?" Seru Ammar menatap Aziz. "Ayah ga ada om, sudah meninggal" ucap Aziz. "Nanti Papa Ikhsan akan kesini buat nemenin. Sabarlah mas!"ucap Ara.&n
Read more
Berharap
"Benarkah, nanti biar papa tanyakan pada Om Robert." sahut Bram. "Bener ya Pa?" Dinda meyakinkan ucapan Bram. "Tentu saja, kapan papa bohong sama anak sendiri?" Bram menatap lekat lekat pada Dinda. "Papa memang yang terbaik." Dinda mengacungkan dua jempolnya pada Bram. "Best lah pokonya." tambah Dinda. **** "Nak, kau sudah bangun?" Salma menata sarapan di meja makan apartemen Ammar. "Ibu kapan kesini? Kok aku ga tahu?" Ammar menyeruput kopi buatan Salma.  "Sudah dari jam tujuh ibu di sini kak, beliau khawatir tentang keadaan kakak apalagi dengan kejadian semalam. Ibu terus kepikiran makanya nyuruh aku nganter ke sini." ngomel Fadli. "Memangnya ada apa semalam Bu? Perang dunia ke tiga atau keempat?" Ammar terkekeh. "Kau ini kak, ibu khawatir karena ayah bersikeras mau jodohin kakak sama Dinda.
Read more
Permintaan Aziz
"Raka... Tahu ga di mana Aziz dah hampir seminggu ga berangkat sekolah?" Tanya Husna setibanya di ruang kelas Aziz. "Memang dia ga kasih tahu kamu kalau ibunya masuk rumah sakit?" Sahut Raka. "Dia ga ngabarin soal itu hanya bilang dia lagi g pengen diganggu gitu aja sih" ucap Husna. "Ya udah kalau itu pesennya jangan dihubungi untuk sementara waktu atau datang aja ke rumahnya nanti sore bareng aku. Ibunya siang ini dah balik kok dari rumah sakit"  "Beneran ya, nanti aku ditungguin loh jangan ditinggal" pinta Husna. "Oke. Tapi jangan lupa uang bensinnya yaa!" Sahut Raka. "Nah anak orang kaya kok g ada bensin ga modal banget" ketus Husna. "Lah kan aku sopir kamu penumpang tetap bayar ongkos yaa...ya..!" Sahut Raka. "Oke deh buat Aziz apa sih yang enggak buat dia" Husna tersenyum seketika wajahnya berbinar.&
Read more
Ancaman Dinda
Ayana apa boleh aku menanyakan sesuatu yang pribadi padamu?" Ucap Ammar hati hati. "Boleh memangnya ada apa?" Ayana menatap Ammar sekilas. "Apa kau tidak berencana untuk menikah lagi?" Suara Ammar pelan. Ayana tercengang mendengar pertanyaan Ammar namun dengan segera dia menguasai perasaannya."Menikah? Dengan siapa? Memangnya masih ada yang mau menerimaku dengan status janda beranak satu" Ayana terkekeh. "Jika kau mau pastinya banyak yang mau sama kamu. Kamu masih cantik dan menarik" komentar Ammar membuat Ayana tercengang untuk kedua kalinya. "Jangan melawak tidak lucu sama sekali" sahut Ayana menata perasaannya karna dalam hatinya pun tak menampik bahwa dia masih terlihat seperti gadis berusia dua delapan tahun padahal sudah kepala tiga. "Kau tidak percaya dengan ucapanku?" Ammar menatap lekat wajah Ayana. "Kau ada ada saja" gur
Read more
Pernikahan Ayana
Ibu, kapan sampai? Kok ga ngabarin Ammar kalau mau datang kan bisa Ammar jemput." Rengek Ammar khas manjanya anak kecil. "Ibu telpon kamu ga diangkat ya sudah Fadli yang antar kesini tadi. Kok tumben pulang sore banget biasanya jam enam dah balik?" Salma menatap Ammar lekat-lekat. "Kapan kamu mau nganter itu calon istri kamu? Mama ingin cepat-cepat ketemu."  "Sabar Bu, Ammar lagi atur kembali jadwalnya biar bisa ketemu dengannya lebih lama jadi lebih puas ngobrol dengannya. Memangnya ada apa bu, kok Ibu buru-buru gitu?"  "Ayah kamu, sudah nentuin tanggal pernikahan kamu sama Dinda."  Deg! "Secepat itu? Oke bu, besok aku bicara sama ayah agar tidak usah mengatur segala sesuatunya. Karena aku sudah memiliki calonnya." Ammar menyerahkan ponselnya pada Salma dan Salma pun terhenyak melihat siapa yang ada di ponsel anaknya itu.&
Read more
Malam yang indah
"Aku sangat bahagia hari ini, terima kasih." Ammar mencium kedua tangan Ayana berkali kali. "Justru aku yang harusnya berterima kasih karena sudah menerima ku dengan segala kekuranganku." Ayana tersenyum simpul membuat Ammar semakin gemas terhadapnya.  "Apakah boleh aku memintanya?"  "Tentu saja, lakukanlah."  Ammar mencium kening Ayana sembari berucap doa, Ayana memejamkan matanya saat kedua daging kenyal tersebut menyentuh bagian keningnya. Ammar melepaskan Khimar instan yang dipakai oleh Ayana. "MasyaAllah kau cantik sekali."  Ayana menunduk malu pada Ammar, dengan cepat Ammar meraih dagu Ayana dengan tangan kirinya dan melahap bibir tipisnya dengan lembut. Bibir inilah yang selalu menganggu pikiran Ammar membuatnya tak fokus saat bekerja di kantor. Tangan kanannya bebas mengekplor tubuh Ayana dengan bebasnya.
Read more
DMCA.com Protection Status