Share

BAB 15

Lima bulan setelah pelariannya dan Raisa ke Norwegia, Liam mendapat kabar bahwa ayahnya sakit keras. Liam langsung terbang untuk kembali ke negara asalnya, meninggalkan Raisa yang dalam keadaan hamil besar. Bagaimana pun, Liam masih peduli dan selalu khawatir dengan kesehatan kedua orang tuanya. Sepanjang jalan, tak henti Liam berdo'a semoga dia tidak berakhir menjadi anak durhaka yang tidak ada di detik-detik terakhir kehidupan ayahnya. Namun begitu tiba di rumah, dia mendapati bahwa keadaan ayahnya baik-baik saja. Jelas, Liam marah besar karenanya.

"Aku terbang ke sini meninggalkan Raisa yang tengah hamil besar sehingga selalu membutuhkan kehadiranku di sisinya. Tapi kalian tega membohongiku seperti ini, uh?!" pekik Liam tertahan.

"Liam," panggil Tania pelan. Menghampiri Liam dengan penuh perhitungan.

"Aku tidak habis pikir kenapa kalian sampai melakukan ini," pungkas Liam.

Tania tersekat. "Tak habis pikir, katamu?" dia bertanya getir. "Kau mendadak kabur di hari pernikahan. Kau men
Locked Chapter
Ituloy basahin ang aklat na ito sa APP

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status